Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

D
DENGAN “SECTIO CAESAREA” DI RUANG PONEK KEBIDANAN
RSUD PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :
TIARA ANGRAINI MANALU
NIM. P07520521037

DOSEN PEMBIMBING :
MARIA MAGDALENA SARAGI, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.
NIP. 197410292010012003

POLTEKKES KEMENKES MEDAN


PRODI DIII KEPERAWATAN TAPANULI TENGAH
T.A 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan Judul :
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.D
DENGAN “SECTIO CAESAREA” DI RUANG PONEK KEBIDANAN RSUD PANDAN
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TAHUN 2022

Penyusun :

NAMA : TIARA ANGRAINI MANALU


NIM : P07520521037

Menyetujui :

Kaprodi D-III Keperawatan Dosen Pembimbing


Tapanuli Tengah

Ramlan,SKM.,M.Kes., Maria Magdalena Saragi, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.


NIP. 196507091986031005 NIP. 197410292010012003
PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DASAR
PRODI KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MEDAN

NAMA MAHASISWA : TIARA ANGRAINI MANALU


TEMPAT PRAKTEK : RSUD PANDAN
RUANG : PONEK KEBIDANAN
HARI TANGGAL : 03 OKTOBER 2022
MINGGU KE : KE-2
DIAGNOSA MEDIS : SECTIO CAESAREA

LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN KE :2
RUANGAN : PONEK KEBIDANAN

A.KONSEP DASAR MEDIS:

1.Definisi
Sectio cessarea merupakan suatu pembedahan untuk melahirkan anak lewat insisi pada dinding
abdomen dan uterus yang disebabkan oleh dua faktor indikasi yaitu faktor ibu dan faktor janin.
Faktor ibu seperti panggul sempit dan disosia mekanis. Pembedahan sebelumnya pada uterus,
riwayat SC, pendarahan dan toxemia gravidarum. Juga karena gawat janin, cacat atau kematian
janin sebelumnya, plasenta, malpresentasi, janin besar, infeksi virus dll.

2. Etiologi
a) Etiologi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak,primi para tua disertai kelainan letak ada,
disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin/panggul),ada sejarah kehamilan dan
persalinan yang buruk,terdapat kesempitan panggul,plasenta previa terutama pada
primigravida,gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dss).

b) Etiologi yang berasal dari janin


Fetal distress/gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin,prolapses tali
pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forceps ekstraksi
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang muncul sehingga memungkinkan untuk dilakukan tindakan
sectio caesarea adalah:
a. Fetal distress
b. His lemah / melemah
c. Janin dalam posisi sungsang atau melintang
d. Bayi besar ( BBL ≥ 4,2 kg )
e. Plasenta previa
f. Kalainan letak
g. Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala dan
panggul )
h. Rupture uteri mengancam
i. Hydrocephalus
j. Primi muda atau tua
k. Partus dengan komplikasi
l. Panggul sempit m.Problema plasenta

4. Patofisiologi
Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan persalinan normal tidak
memungkinkan dan akhirnya harus dilukan tindakan section caesarea, bahkan sekarang section
caesarea menjadi salah satu pilihan persalinan. Adanya beberapa hambatan ada proses persalinan
yang menyebabkan bayi tidak dapat dilahirkan secara normal, misalnya plasenta previa, rupture
sentralis dan lateralis, panggul sempit, partus tidak maju (partus lama), pre-eklamasi, distoksia
service dan mall presntasi janin,kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan
pembedahan yaitu section caesarea(SC). Dalam proses operasinya dilakukan tindakanyang akan
menyebabkan pasien mengalami mobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi
aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri sehingga timbul masalah deficit
perawatan diri. Kurangnya informasi mengenai proses pembadahan, penyembuhan dan
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu dalam proses
pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan
inkontinuitas jaringan, pembuluh darah dan saraf-saraf didaerah insisi. Hal ini akan merangsang
pengeluaran histamine dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri.
5. Pathway

Plasenta previa, rupture


sentralis dan lateralis, Section caesarea
panggul sempit, pre-
eklamsia, partus lama

Luka post operasi

Jaringan terputus Jaringan terbuka

Merangsang area Proteksi kurang


sensorik

Gangguan rasa Infasi bakteri


nyaman

Nyeri Resiko infeksi


6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
b. Pemeriksaan EKG
c. Sitologi vagina : indeks kariopiknotik meningkat (> 20%)
d. Foto Rontgen : melihat inti penulangan terutama pada os kuboid, proximal tibia dan
bagian distal femur
e. USG : menilai jumlah dan kekeruhan air ketuban, derajad maturitas palsenta, besarnya
janin, keadaan janin.
f. Kardiotografi : menilai kesejahteraan janin (raektif atau tidak reaktif) maupun CST aa9
negatif atau positif).
g. Amnioskopi : warAmnioskopi : warna air ketuban
h. Laboratorium
Secara rutin hematocrit diukur pada pagi setelah operasi tersebut dan harus segera di cek
kembali apabila ada kehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan lain yang
menunjukkan hipovolemia

7. Pentalaksanaan Medis
 Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi jumlah urine serta
jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus diperiksa

 Vesika urinaris dan usus


Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan paginya setelah
operasi. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari pertama setelah, pada hari kedua bising
usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali, pada hari ketiga.

 Perawatan luka
Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif ringan tanpa banyak
plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat diangkat setelah hari ke empat
setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga post partum, pasien dapat mandi tanpa
membahayakan luka insisi.

 Perawatan payudara Pemberian ASI


dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak menyusui, pemasangan
pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi,
biasanya mengurangi rasa nyeri.

 Memulangkan pasien dari rumah sakit


Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bila diperbolehkan pulang dari rumah
sakit pada hari ke empat dan hari ke lima post operasi, aktivitas ibu seminggunya harus dibatasi
hanya untuk perawatan bayinya dengan bantuan orang lain .

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
 . Identitas klien: selain nama klien, asal kota dan daerah, jumlah keluarga.
 Keluhan: Pada umumnya pasien post sectio caesar mengeluh nyeri pada daerah
luka bekas operasi. Nyeri biasanya bertambah parah jika pasien bergerak.
 Riwayat penyakit sekarang : Riwayat kesehatan sekarang berisi tentang pengkajian
data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari dilakuakannya operasi sectio
caesarea seperti kelainan letak bayi (letak sungsang dan letak lintang), faktor
plasenta (plasenta previa, solution plasenta, plasenta accrete, vasa previa),
kelainan tali pusat (prolapses tali pusat, telilit tali pusat), bayi kembar (multiple
pregnancy), pre eklampsia, dan ketuban pecah dini yang nantinya akan membantu
membuat rencana tindakan terhadap pasien.
 Riwayat kesehatan keluarga : Riwayat kesehatan keluarga berisi tentang
pengkajian apakah keluarga pasien memiliki riwayat penyakit kronis, menular,
dan menahun seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, TBC, hepatitis dan
penyakit kelamin yang merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya pre
eklampsia dan giant baby, seperti diabetes dan hipertensi yang sering terjadi pada
beberapa keturunan
 Riwayat perkawinan : Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji adalah
menikah sejak usia berapa, lama pernikahan, berapa kali menikah, status
pernikahan saat ini
 Riwayat persalinan : sekarang Meliputi tanggal persalinan, jenis persalinan, lama
persalinan, jenis kelamin anak, keadaan anak.
 Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses memeriksa tubuh
pasien dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda
klinis dari suatu penyakit. (Dermawan,2012). Pada pemeriksaan kepala meliputi
bentuk kepala, kulit kepala, apakah ada lesi atau benjolan, dan kesan wajah,
biasanya terdapat chloasma gravidarum pada ibu post partum. Pada pemeriksaan
mata meliputi kelengkapan dan kesimetrisan mata,kelompok mata, konjungtiva,
cornea, ketajaman pengelihatan. Pada ibu post sectio caesarea biasanya terdapat
konjungtiva yang anemis diakibatkan oleh kondisi anemia atau dikarenakan
proses persalinan yang mengalami perdarahan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman/respon
individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan/ risiko masalah kesehatan
atau pada proses kehidupan. Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien post
sectio caesarea sebagai berikut :
A.Nyeri Akut b.d Agen Cidera Fisik ditandai dengan pasien mengeluh nyeri
B.Gangguan mobilitas fisik bd nyeri ditandai dengan nyeri saat bergerak
C.Resiko infeksi bd adanya luka insisi

3. INTERVENSI
N DIAGNOSA Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
O
1 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan A. Observasi
keperawatan 2X24 jam  Identifikasi lokasi,
Agen Cidera Fisik
diharapkan nyeri berkuran karakteristik, durasi,
ditandai dengan dengan Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas,
1. Keluhan nyeri intensitas nyeri
pasien mengeluh
menurun  Identifikasi skala nyeri
nyeri 2. Meringis menurun  Identifikasi respon nyeri
3. Sikap protektif non verbal
menurun  Identifikasi pengetahuan
4. Gelisah menurun tentang nyeri
5. Kesulitan tidur
menurun B. Terapeutik
6. Perasaan depresi  Control lingkungan yang
menurun memperberat rasa nyeri
7. Perenium terasa  Fasilitasi istirahat dan tidur
tertekan menurun
 Pertimbangkan jenis dan
8. Ketegangan otot
sumber nyeri dalam
menurun
pemilihan strategi
9. Frekuensi nadi
meredakan nyeri
membaik
10. Pola napas membaik C. Edukasi
11. Tekanan darah  Jelaskan penyebab, periode,
membaik dan pemicu nyeri
12. Pola tidur membaik  Jelaskan strategi meredakan
nyeri
 Anjurkan memonitori nyeri
secara mandir

D. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Resiko infeksi bd Setelah dilakukan tindakan  Observasi
Keperawatan 2x24 jam  Monitor tanda dan gejala
adanya luka insisi
Diharapkan tidak ada tanda infeksi local dan sistematik
tanda infeksi dengan Kriteria
Hasil :  Terapeutik
1. Nyeri menurun  Batasi jumlah pengunjung
2. Periode malaise  Berikan perawatan kulit
menurun pada area abdomen
3. Gangguan kognitif  Cuci tangan sebelum dan
menurun sesudah kontak dengan
4. Kadar sel darah putih pasien dan lingkungan
membaik pasien
5. Kultur merah
membaik  Edukasi
6. Kultur area luka  Jelaskan tanda dan gejala
membaik infeksi
7. Kultur feses menurun  Ajarkan cara mencuci
8. Nafsu makan tangan dengan benar
menurun
 Ajarkan memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
 Ajarkan meningkatkan
asupan nutrisi
 Ajarkan meningkatkan
asupan cairan

 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
imunisasi,jika perlu

3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan  Observasi


keperawatan selama 2X24  Identifikasi gangguan fungsi
mobilitas fisik bd jam, diharapkan pergerakan tubuh yang mengakibatkan
pasien meningkat dengan kelelahan
nyeri ditandai
kriteria hasil :  Monitor kelelahan fisik
dengan nyeri saat 1. Pergerakan  Monitor pola dan jam tidur
ekstremitas  Monitor lokasi dan
bergerak
meningkat ketidaknyamanan selama
2. Kekuatan otot melakukan aktivitas
meningkat
3. Rentang gerak  Terapeutik
meningkat(ROM)  Sediakan lingkungan
4. Nyeri menurun nyaman dan rendah
5. Kecemasan menurun stimulus
6. Kaku sendi menurun  Lakukan latihan rentang
7. Gerakan tidak gerak pasif dan/atau aktif
terkoordinasi  Berikan aktivitas distraksi
menurun yang menenangkan
8. Gerakan terbats
 Fasilitasi duduk di sisi
menurun
tempat tidur, jika tidak
9. Kelemahan fisik
dapat berpindah atau
menurun
berjalan

 Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
 Anjurkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan

 Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

4. IMPLEMENTASI
No DIAGNOSA IMPLEMENTASI Respon
1 Nyeri Akut b.d Agen 1. Mengkaji  Klien mengatakan
skala nyeri nyeri pada abdomen
Cidera Fisik ditandai
pasien secara bekas luka operasi.
dengan pasien kkomprehensif
2. Mengukur P : Faktor penyebab
mengeluh nyeri
TTV pasien nyeri, karena sayatan
3. Mengajarkan bekas operasi
pasien untuk
teknik Q : nyeri terus menerus
relaksasi nafas pada saat bergerak
dalam dibagian perut
4. Menjelaskan
penyebab R: daerah perut kuadran
nyeri bawah

S : nyeri dengan skala 5

T : nyeri tidak menentu


waktunya
2 Resiko infeksi bd 1. Mengukur ttv pada Klien mengerti dan dapat
pasien melakukan kebersihan
adanya luka insisi
2. Menganjurkan pasien vulva pada area operasi
untuk kebersihan
vulva / tubuh / area
operasi
3. membantu
memberikan obat
antibiotik
3 Gangguan mobilitas 1. Memantau pasien mengatakan belum
kemampuan pasien dapat membolak balikan
fisik bd nyeri ditandai
dalam beraktivitas badan karena nyeri
dengan nyeri saat 2. Membantu pasien dibagian operasi dan
untuk mobilisasi belum dapat beraktivitas
bergerak
secara bertahap sendiri, tampak di bantu
3. Memberikan keluarga saat beraktivitas.
pendidikan kesehatan
perihal tentang
pentingnya mobilisasi
post SC
4. Mengkaji skala nyeri
pada pasien
5. : Mampu berpindah
posis, berjalan, dan
bergerak mudah
6. EVALUASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA EVALUASI
1 Nyeri Akut b.d Agen Cidera Fisik S : klien mengatakan rasa nyeri pada daerah
abdomen sudah berkurang
ditandai dengan pasien mengeluh
nyeri O : Diperoleh hasil TTV
TD:120/80
RR:18 x/menit
T : 36,5 derajat celcius
V : 80 x/menit
Skala nyeri : 2

A : Masalah teratasi

P : Intervensi di berhentikan, pasien telah pulang


atas ijin dokter
2 Resiko infeksi bd adanya luka S : klien mengatakan sudah bisa melakukan
perawatan luka dengan sendiri/mandiri
insisi
O : tidak tampak nya adanya infeksi, klien tampak
tenang

A : masalah teratasi

P : intervensi di berhentikan
3 Gangguan mobilitas fisik bd nyeri S : klien mengatakan sudah bisa melakukan
pergerakan/ melakukan aktivitas dengan baik
ditandai dengan nyeri saat
bergerak O : klien mengatakan rasa nyeri saat bergerak
sudah berkurang

A :Masalah Teratasi

P : intervensi diberhentikan

DAFTAR PUSTAKA
https://digilib.ukh.ac.id/repo/disk1/33/01-gdl-mardhiasal-1613-1-mardhias-n.pdf.
Saifuddin dkk , 2002 dalam Aspiani , 2017. Jitowiyono & Weni, 2012
Anggorowati & Sudiharjani,2017. Potter & Perry, 2011.

Anda mungkin juga menyukai