Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N.A.

DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT POST SECTIO CAESAREA
DI RUANG RAHMAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Di Susun Oleh :
Annisa Fitriani
A02020012

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N.A. DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT POST SECTIO CAESAREA DI RUANG
RAHMAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Telah Di Sahkan Pada tanggal :

Mengetahui :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(…………………………) (……………………….)
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Seksio cesarean (SC) merupakan persalinan buatan dengan janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan tujuan untuk menyelamatkan ibu
maupun bayi (Nilakesuma & Batavia, 2018). Sectio caesarea adalah prosedur pembedahan
yang digunakan untuk melahirkan bayi melalui sayatan yang dibuat pada perut dan rahim ibu.
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat dalam keadaan utuh serta berat
janin diatas 500 gram.
Sectio caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan sebuah irisan
pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk mengeluarkan satu bayi
atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran melalui vagina akan mengarah pada
komplikasi-komplikasi kendati cara ini semakin umum sebagai pengganti kelahiran normal
(Mitayani, 2012). Sectio caesarea merupakan suatu persalinan buatan yaitu janin dilahirkan
melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta bobot janin diatas 500 gram (Solehati, 2015).

B. Etiologi
Menurut Amin & Hardi (2013) operasi sectio caesarea dilakukan atas indikasi sebagai
berikut :
1. Berasal dari Ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, cevalo pelvik disproportion
(disproporsi janin/panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk,
ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang
parah, komplikasi kehamilan yitu pre eklampsia dan eklampsia berat, kehamilan
yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista
ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).
2. Berasal dari Janin
Fetal distress/gawat janin, mal persentasi dan mal posisi kedudukan janin seperti bayi
yang terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang,
kelainan tali pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa, solution plasenta,
plasenta accreta, dan vasa previa. Kegagalan persalinan vakum atau forseps
ekstraksi, dan bayi kembar (multiple pregnancy).
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis terbagi atas 4 bagian yaitu :
1. Pusing
2. Mual muntah
3. Nyeri sekitar luka operasi
4. Peristaltic usus menurun

D. Klasifikasi
Bentuk pembedahan sectio caesarea menurut Manuaba (2012), yaitu :
1. Sectio Caesarea Klasik, dibuat vertikal pada bagian atas rahim. Pembedahan
dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm.
tidak dianjurkan untuk kehamilan berikutnya melahirkan melalui vagina apabila
sebelumnya telah dilakukan tindakan pembedahan ini.
2. Sectio Caesarea Transparantionel Profunda, disebut juga low cervical yaitu sayatan
vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini dilakukan jika bagian
bawah rahim tidak berkembang atau tidak cukup tipis untuk memungkinkan dibuatnya
sayatan tranversal. Sebagian sayatan vertikal dilakukan sampai ke otot-otot bawah
rahim.
3. Sectio Caesarea Histerektomi, adalah suatu pembedahan dimana setelah janin
dilahirkan dengan sectio caesarea, dilanjutkan dengan pengangkatan rahim.
4. Sectio Caesarea Ekstraperitoneal, yaitu sectio caesarea berulang pada seorang
pasien yang sebelumnya melakukan sectio caesarea. Biasanya dilakukan di atas bekas
sayatan yang lama. Tindakan ini dilakukan dengan insisi dinding dan faisa abdomen
sementara peritoneum di potong ke arah kepala untuk memaparkan segmen bawah
uterus sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum.
E. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya karena ketidakseimbangan ukuran
kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, pre eklampsia, dan
eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian sebagian
kasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih dikenal plasenta previa, bati kembar,
kehamilan pada ibu yang berusia lanjut, persalinan yang berkepanjangan, plasenta
keluar dini, ketuban pecah dan bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah dan
sebagainya. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan
yaitu sectio caesarea (Sari, 2016).

Pathway

Presentasi bokong multigravida

Kesulitan proses persalinan

Dilakukan tindakan SC

Trauma Kelahiran anak Efek anesthesia


pembedahan/insisi spinal

Perubahan peran
Agen cedera efek Relaksasi otot
pembedahan
MK : Defisit
Pengetahuan Penurunan motilitas
MK : Nyeri Luka traklus
Akut gastrointestinal

Tempat masuk Menekan ujung saraf MK : Konstipasi


kuman

Penurunan
MK : Resiko
kekuatan/kelemahan
Infeksi
fisik

MK : Intoleransi
Aktivitas
F. Pemeriksaan Penunjang
1. EEG (Elektroensefalogram)
2. Pemindaian CT
3. MRI (Magneti Resonance Imaging)
4. Uji laboratorium
a. Hitung darah lengkap
b. Kadar kalsium darah
c. Kadar natrium darah
d. Kadar magnesium darah
e. Panel elektrolit

G. Penatalaksanaan
1. Ruang pemulihan
a. Pantau jumlah perdarahan dari vagina
b. Palpasi fundus uteri
c. Pemberian cairan intravena
2. Ruang perawatan
a. Monitor tanda tanda vital
b. Pemberian obat-obatan
c. Terapi cairan dan diet
d. Pengawasan fungsi vesika urinaria dan usus
e. Ambulasi
f. Perawatan luka
g. Pemeriksaan laboratorium
h. Menyusui

H. Askep Secara Teori


1. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesarea, data yang ditemukan meliputi distres
janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps tali pusat,
abrupsio plasenta dan plasenta previa.
a. Identitas dan biodata klien : nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku
bangsa, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi, dan
diagnosa keperawatan.
b. Keluhan utama : Keluhan yang dirasakan klien pada saat ini dikumpulkan untuk
menentukan prioritas intervensi keperawatan, keluhan utama pada post operasi
SC biasanya adalah nyeri dibagian abdomen, pusing dan sakit pinggang.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang : Riwayat pada saat sebelum inpartus di
dapatkan cairan yang keluar pervaginan secara spontan kemudian tidak di
ikuti tanda-tanda persalinan.
2) Riwayat kesehatan dahulu : Didapatkan data klien pernah riwayat SC
sebelumnya, panggul sempit, serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit
yang lain dapatjuga mempengaruhi penyakit sekarang.
3) Riwayat kesehatan keluarga : Adakah penyakit turunan dalam keluarga
seperti jantung, HT, TBC, DM, penyakit kelamin, abortus yang mungkin
penyakit tersebut diturunkan kepada klien.

2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : biasanya terdapat konjungtiva yang anemis diakibatkan oleh kondisi anemia
karena proses persalinan yang mengalami perdarahan.
b. Payudara : Simetris kiri dan kanan, areola hitam kecoklatan, putting susu menonjol,
kedua payudara tegang, warna kulit tidak kemerahan, ASI belum keluar atau hanya
keluar sedikit.
c. Abdomen : Terdapat luka jahitan post op ditutupi verban, adanya strie gravidarum,
nyeri tekan pada luka, konsistensi uterus lembek/keras, bunyi redup, bising usus
menurun.
d. Genetalia : Pengeluaran darah bercampur lendir.
e. Ekstermitas : Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarkan uterus, karena pre eklamsia atau karena penyakitjantung atau ginjal.
3. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan tingkat nyeri
menurun
1) Keluhan nyeri (-)
2) Meringis (-)
3) Gelisah (-)
4) Kesulitan tidur (-)
Observasi :
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologis
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu, pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan teknik nonfarkamkologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik (jika perlu)

b. Resiko infeksi ditandai dengan kerusakan integritas kulit


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan tingkat infeksi menurun
1) Kemerahan (-)
2) Bengkak (-)
3) Nyeri (-)
Observasi :
1. Monitor karakteristik luka (mis. warna, bau, ukuran)
2. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik :
1. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
2. Bersihkan dengan cairan NaCl
3. Bersihkan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
4. Pasang balutan sesuai jenis luka
5. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
6. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
Edukasi :
1. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
2. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan toleransi aktivitas
meningkat
1) Keluhan lelah (-)
2) Perasaan lemah (-)
3) Nyeri (-)

Observasi :
1. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas tertentu
2. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yan diinginkan
3. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas
Terapeutik :
1. Fasilitasi fokus pada kemampuan, bukan defisit yang dialami
2. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis, dan sosial
3. Fasilitasi aktivitas fisik rutin
4. Libatkan keluarga dalam aktivitas, jika perlu
5. Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Edukasi :
1. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu
2. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih
3. Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan terapis okupasi dalam merencanakan dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai.
d. Defisit pengetahuan tentang Sectio Caesarea berhubungan dengan kurang terpapar
informasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan tingkat
pengetahuan meningkat
1) Perilaku sesuai anjuran (+)
2) Perilaku sesuai dengan pengetahuan (+)
3) Persepsi yang keliru terhadap masalah (-)
Observasi :
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Terapeutik :
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
1. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat

e. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas gastrointestinal


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan fungsi
gastrointestinal membaik
1) Toleransi terhadap makanan (+)
2) Nafsu makan (+)
3) Konsistensi feses (+)
4) Peristaltik usus (+)
Observasi :
1. Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
2. Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
3. Monitor buang air besar
Terapeutik :
1. Berikan air hangat setelah makan
2. Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi :
1. Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik usus
2. Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume feses
3. Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik, sesuai toleransi
4. Anjurkan pengurangan asupan makanan yan meningkatkan pembentukan gas
5. Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu
BAB II
TINJAUAN KASUS

Nama Pengkaji : Annisa Fitriani


Tanggal Pengkajian : 14 Juni 2022
Ruang : Rahmah
Waktu : 16.00 WIB
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. N.A
Umur : 23 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Mergosono, Buayan – Kebumen
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk Rs : 13 Juni 2022/08.00
Diagnosa Medik : G1P0A0H39+3 dengan Kala I lama

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. H
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Mergosono, Buayan – Kebumen
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta

C. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut disekitar area luka post sectio caesarea dengan
skala 5.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien datang Ke RS PKU Muhammadiyah Gombong diantar oleh keluarganya pada
tanggal 13 Juni 2022 jam 08.00, pasien dilakukan tindakan sc pada jam 16.00. Saat di kaji
pasien mengatakan nyeri dengan skala 5 rasanya hilang timbul nyeri seperti tersayat dan
menyebar keseluruh bagian perut, nyeri bertambah saat bergerak dan berkurang pada saat
istirahat, serta nyeri berlangsung sekitar 3 menit. Selain itu, pasien juga mengeluh mual
muntah terus menerus setelah operasi sc pada taggal 13 juni. Pasien tampak lemas dan
meringis. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil terdapat luka SC diperut
bagian bawah, luka bersih dan tidak terdapat rembesan darah, pemeriksaan TTV
didapatkan TD: 120/70 mmHg, N : 82x/menit, RR : 20x/menit, S: 36 , SPO2 : 99%.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien mengatakan beberapa bulan terakhir pasien tidak sakit
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Pasien mengatakan didalam anggota keluarganya tidak ada riwayat penyakit menurun
seperti Hipertensi, DM, TBC maupun Jantung
G. GENOGRAM

Keterangan :
Laki-laki
:Perempuan
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Pasien
: Tinggal satu rumah
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Pasien mengatakan pertama kali mengalami menstruasi pada usia 12 tahun, siklus haid
teratur, lamanya 8 hari. Pasien mengatakan 2-3 kali ganti pembalut saat haid. warna darah
haid merah encer. Dismenore pada hari sebelum haid dan hari pertama haid.
I. RIWAYAT KB
Pasien mengatakan ia belum pernah menggunakan KB
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
Tipe Keadaan Masalah
No Tahun Penolong JK BBL
Persalinan Bayi Waktu Kehamilan
1. - - - - - - -

K. Riwayat Kehamilan Saat Ini


Pasien mengatakan memeriksakan kandungan 3 bulan sekali selama hamil. Masalah
sewaktu hamil yaitu mual dan muntah pada saat hamil trimester pertama.
Masalah Kehamilan :

L. RIWAYAT PERSALINAN
Jenis Persalinan : Tindakan Sectio Caesarea Tanggal 13 Juni 2022
Jenis Kelamin Bayi : 2500gr/48 cm
Perdarahan :-
Masalah dalam persalinan : -

M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON


1. Pola persepsi – Managemen Kesehatan
Pasien mengatakan rutin melakukan kontrol ke bidan/puskesmas terdekat
2. Pola nutrisi – metabolic
Saat dikaji pasien mengatakan tidak nafsu makan karena mual dan muntah, makan dan
minum 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, sayuran dan lauk serta pasien minum 1-2
gelas dalam sehari sekitar 250 cc dengan porsi sedikit.
3. Pola eliminasi
Saat dikaji pasien mengatakan belum BAB dan sudah BAK warna kuning sebanyak
200cc , terpasang DC.
4. Pola latihan – aktivitas
Pasien mengatakan aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
Saat ini pasien mengatakan tidak banyak beraktifitas dikarenakan harus istirahat
terlebih dahulu.
5. Pola kognitif perseptual
Pasien mengatakan belum pernah dirawat di RS
6. Pola istirahat tidur
Pasien mengatakan saat hamil pasien tidur 7-8 jam sehari, dan dapat tertidur nyenyak.
Saat dikaji pasien mengatakan saat ini tidur 6-8 jam, tidak terlalu nyenyak karena
merasakan sakit didaerah perut bagian bawah dan harus menyusui bayinya.
7. Pola konsep diri – persepsi diri
Pasien mengatakan saat sakit mengikuti anjuran dari tenaga kesehatan untuk
memeriksakan kondisinya ke poli kandungan.
Saat dikaji pasien mengatakan mampu menerima penyakit yang dideritanya.
8. Pola peran dan hubungan
Pasien mengatakan saat ini akan terus menjadi ibu yang terbaik untuk anak- anaknya
dan keluarganya meskipun sekarang belum terlalu membaik.
9. Pola Reproduksi/seksual
Pasien mengatakan haid pertama pada usia 12 tahun dan teratur setiap bulannya
10. Pola pertahanan Diri (Coping Toleransi stress)
Pasien mengatakan saat ini senang dan merasa nyaman jika ditunggu oleh
keluarganya.
11. Pola keyakinan dan nilai
Pasien mengatakan ibadah teratur sholat 5 waktu.
Saat dikaji pasien mengatakan saat ini berdoa semoga perawatan yang diberikan
petugas kesehatan dapat berjalan lancar.
N. PEMERIKSAAN FISIK
Status obstetric : G1P0A0H39+3
Bayi rawat gabung : YA
Keadaan umum : composmentis
TTV :
TD : 120/70mmHg
N : 82x/menit
S : 36
RR : 20x/menit
Kepala : Rambut bersih, rambut tidak rontok
Mata : Simetris, Sklera anikterik dan konjungtiva ananemis
Hidung : Tidak ada polip, bersih
Mulut : Bibir tampak pucat, tidak ada stomatitis, bersih, bibir kering, tidak ada caries
Telinga : Telinga tampak simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen dan tidak ada
gangguan pendengaran.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.

Dada
Jantung
Inspeksi : tidak ada jejas dan lesi, ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Pekak, tidak terdapat pembesaran organ
Auskultasi : Reguler, tidak ada suara tambahan

Paru – Paru
Inspeksi : Pengembangan paru simetris, tidak menggunakan otot bantu napas
Palpasi : Vocal fremitus simetris dikedua dinding dada
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler , tidak ada suara tambahan

Payudara : Simetris kanan dan kiri, bersih, tidak ada iritasi pada area aerola, tidak
ada mastitis
Putting susu : Payudara sebelah kiri dan payudara sebelah kanan tampak datar
Pengeluaran ASI : Belum keluar
Masalah Khusus : Asi belum keluar

Abdomen
Involusi Uterus :
Fundus Uterus : 2 cm dibawah pusar, kontraksi : keras, posisi : agak tidak simetris karena
terdesak oleh kandung kemih.
Kandung Kemih : tidak terdapat distensi kandung kemih
Fungsi pencernaan : bising usus 10x/menit
Perineum dan Genetalia
Vagina:
Integritas kulit : baik, tidak terdapat edema dan tidak terdapat ruptur maupun hematom
pada vagina
Perineum : Utuh
Tanda REEDA
R : Kemerahan : tidak
E : Edema : tidak
E : Echimosis : tidak
D : Dicharge : tidak
A : Aproximate : tidak

Kebersihan
Lokhea
Jenis Jenis/warna Lokhea : Rubra/ merah
Konsistensi : cair
Bau : bau sedikit amis
Hemoroid : tidak ada

Ektermitas
Ektermitas atas : tidak ada edema, terpasang infus di tangan kanan
Ekstermitas bawah : tidak ada edema, tidak ada varises

Keadaan mental
Adaptasi psikologis : pasien berada pada adaptasi psikologis taking in, pasien belum
dapat mengurus bayinya dengan baik, pasien masih belum bisa merawat dirinya sendiri
serta pasien tampak kurang rapih.
Penerimaan terhadap bayi : sangat bahagia dengan kelahiran anak pertama nya

O. KEMAMPUAN MENYUSUI
Klien mengatakan ia belum bisa menyusui bayinya, karena belum memiliki pengalaman
menyusui dan ASI nya belum keluar
P. OBAT – OBATAN
1. Pospargin
2. Ceftriaxon
3. Plasminex
4. Tramadol
5. Infus RL

Q. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Metoda
Rujukan
Hematologi
DARAH LENGKAP :
Leukosit
Eritrosit 15.000 36,1 – 11 rb/ul Flowcytometri
Hemoglobin 4.49 3,8 – 5,2 Juta/L Flowcytometri
Hematokrit 13,7 11,7 – 15, 5 gr/dl Flowcytometri
MCV 39,1 35 – 47 % Flowcytometri
MCH 87,1 80 – 100 Fl Flowcytometri
MCHC 30,5 26 – 34 Pg Flowcytometri
Trombosit 35,1 32- 36 g/dl Flowcytometri
254 150 – 440 rb/ul Flowcytometri

HITUNG JENIS :
Basofil 0,1 0.0 – 1.0 % Flowcytometri
Eosinofil 0,2 2,0 – 4,0 % Flowcytometri
Neutrofil 86,6 50.000 – % Flowcytometri
Limfosit 70.000
Monosit 7,2 25.0 – 40.0 % Flowcytometri
5,9 2.0 – 8.0 % Flowcytometri
HEMATOLOGI :
Golongan Darah O ABOAB Slide Flowcytometri
Aglutinasi
KIMIA DIABETES :
Glukosa Darah Sewaktu 70 70 – 105 mg/dL Flowcytometri
IMUNOSEROLOGI :
Anti HIV Non Non Reaktif Flowcytometri
Reaktif
HBsAg Negatif Negatif Flowcytometri
R. PROGRAM TERAPI
No. Nama Obat Dosis Manfaat
1. Ringer Lactate 20 TPM Penambah cairan dan
(RL) elektrolit
2. Posparagin 3x1ampul (0,2mg) Mencegah dan
mengobati perdarahan
pasca persalinan, abortus,
dan perdarahan uterus
karena section caesaria
2. Ceftriaxon 2x1 ampul (1g) Antibiotik untuk
membunuh dan
menghambat
pertumbuhan bakteri
penyebab infeksi didalam
tubuh
3. Plasminex 3x1 tablet (500 mg) membantu menghentikan
perdarahan.
4. Tramadol 3x1 ampul Meredakan nyeri
ANALISA DATA
Tgl/Jam Data Problem Etiologi
14 Juni Ds : Nyeri Akut Agen Pencedera
2022/21.00 Pasien mengatakan nyeri Fisik : Prosedur
dengan skala 5 rasanya hilang Operasi SC
timbul nyeri seperti tersayat dan
menyebar keseluruh bagian
perut, nyeri bertambah saat
bergerak dan berkurang pada
saat istirahat, serta nyeri
berlangsung sekitar 3 menit.

Do :
1. Klien tampak meringis
2. Klien tampak mengelus
bagian abdomen
3. Klien tampak gelisah
4. Klien tampak tidak nafsu
makan
5. Frekuensi nadi meningkat
(82x/menit)
14 Juni Ds : Nausea Efek Agen
2022/21.00 Pasien mengeluh mual muntah farmakologis
terus menerus pasca operasi sc
Do :
1. Klien tampak pucat
2. Klien tampak lemas
3. Klien tampak tidak nafsu
makan
14 Juni Ds : Menyusui Tidak Anomeli Payudara
2022/21.00 Klien mengatakan ia belum bisa Efektif Ibu (putting yang
menyusui bayinya, karena masuk ke dalam)
belum memiliki pengalaman
menyusui dan ASI nya belum
keluar

Do :
1. ASI tidak menetes/keluar
2. Putting tampak datar
3. Bayi tidak mampu
melekat pada payudara
ibu

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri Akut b.d. Agen Pencedera Fisik : Prosedur Operasi SC
2. Nausea b.d. Efek Agen farmakologis
3. Menyusui Tidak Efektif b.d. Anomeli Payudara Ibu (putting yang masuk ke dalam)
Intervensi Keperawatan
Nama Klien : Ny. N.A
Ruang : Rahmah
TGL/ No. Tujuan Intervensi TTD &
Jam DP Nama
14 Juni I Diagnosa Keperawatan : Manajemen Nyeri Annisa
2022/ Nyeri Akut b.d. Agen Observasi F
21.30 Pencedera Fisik : Prosedur 1. Identifikasi lokasi,
Operasi SC karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
Setelah dilakukan tindakan nyeri dan skala nyeri
Keperawatan 2x 24 jam 2. Identifikasi factor yang
diharapkan tingkat nyeri memperberat dan
menurun dengan kriteria memperingan nyeri
hasil :
1. Keluhan nyeri menurun Terapeutik :
2. Meringis menurun 1. Berikan teknik
3. Gelisah menurun nonfarmakologi untuk
4. Frekuensi nadi mengurangi nyeri (teknik
membaik nafas dalam)
5. Nafsu makan membaik 2. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri

Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
14 Juni II Diagnosa Keperawatan : Manajemen Mual Annisa
2022/ Nausea b.d. Efek Agen Observasi : F
21.30 farmakologis 1. Identifikasi factor penyebab
mual
Setelah dilakukan tindakan 2. Monitor mual
Keperawatan 2x 24 jam 3. Monitor asupan mutrisi dan
diharapkan tingkat nausea kalori
menurun dengan kriteria
hasil : Terapeutik :
1. Nafsu makan meningkat 1. Kurangi atau hilangkan
2. keluhan mual menurun keadaan penyebab mual
3. Pucat membaik 2. Berikan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik

Edukasi :
1. Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
2. Ajurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah
lemak
3. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk
mengatasi mual (relaksasi
aroma terapi)

Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antiemetic,
jika perlu
14 Juni III Diagnosa Keperawatan : Edukasi Menyusui
2022/ Menyusui Tidak Efektif b.d. Observasi :
21.30 Anomeli Payudara Ibu 1. Identifikasi kesiapan dan
(putting yang masuk ke kemampuan menerima
dalam) informasi
2. Identifikasi tujuan atau
Setelah dilakukan tindakan keinginan menyusui
keperawatan 2x 24 jam
diharapkan status menyusui Terapeutik :
membaik dengan kriteria 1. Sediakan materi dan media
hasil : pendidikan kesehatan
1. Pelekatan bayi pada 2. Jadwalkan pendidikan
payudara ibu meningkat kesehatan sesuai kesepakatan
2. Tetesan/pancaran ASI 3. Berikan kesempatan untuk
meningkat bertanya
3. Kemampuan ibu 4. Libatkan system pendukung:
memposisikan bayi suami dan keluarga
dengan benar meningkat
Edukasi :
1. Berikan konseling menyusui
2. Jelaskan manfaat menyusui
bagi ibu dan bayi
3. Ajarkan 4 posisi menyusui dan
perlekatan (lacht on) dengan
benar
4. Ajarkan perawatan payudara
postpartum (pijat oksitosin)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. N. A
Ruang : Rahmah
Tgl/Jam No. Tindakan/Implementasi Respon TTD &
DP Nama
14 Juni I Mengidentifikasi lokasi, Ds : Annisa
2022/16.00 karakteristik, durasi, Pasien mengatakan nyeri F
frekuensi, kualitas, dengan skala 5 rasanya hilang
intensitas nyeri dan skala timbul nyeri seperti tersayat
nyeri dan mengidentifikasi dan menyebar keseluruh
factor yang memperberat bagian perut, nyeri bertambah
dan memperingan nyeri saat bergerak dan berkurang
pada saat istirahat, serta nyeri
berlangsung sekitar 3 menit.
Do :
1. Klien tampak meringis
2. Klien tampak mengelus
bagian abdomen
3. Klien tampak gelisah
II Mengidentifikasi factor Ds : Annisa
penyebab mual, Pasien mengeluh mual F
memonitor mual dan muntah terus menerus pasca
asupan mutrisi dan kalori operasi sc, mual muntah
5x/hari, klien mengatakan ia
makan hanya 3 sendok
makan.
Do :
1. Klien tampak pucat
2. Klien tampak lemas
3. Klien tampak tidak
nafsu makan
16.15 I Mengajarkan teknik Ds : Annisa
nonfarmakologi untuk Klien mengatakan nyeri F
mengurangi rasa nyeri berkurang setelah tarik nafas
(Tarik nafas dalam) dalam.
Do :
Klien tampak tenang
Klien bisa mempraktikkan
teknik nonfarmakologi tarik
nafas dalam
16.30 II Memberikan makanan Ds : Annisa
dalam jumlah kecil dan Klien mengatakan ia meraasa F
menarik mual dan menghabiskan 3
sendok makan dari porsi
makanan yang diberikan rs
Do :
1. Klien tampak lemas
2. Klien tampak pucat
I Memeriksa TTV Do : Annisa
TD : 120/70mmHg F
N : 82x/menit
S : 36
RR : 20x/menit
17.00 II Memberikan terapi Ds : Annisa
farmakologi untuk Klien mengatakan lumayan F
mengatasi mual dan enakan setelah diberikan
muntah obat.
Do :
Telah masuk obat antiemetic :
ondansetron 2mg, Drip
18.00 I Memberikan terapi Ds : Annisa
farmakologi untuk Klien mengatakan ia merasa F
mengatasi nyeri dan tenang setelah di berikan obat
menghentikan perdarahan Do :
dan memberikan antibiotik Telah masuk obat ceftriaxon
(1g) dan Tramadol 1 ampul
melaluin IV bolus. Dan telah
masuk obat Plasminex 500mg
melalui oral.
19.00 I & II Memebrikan waktu Ds : Annisa
istirahat dan tidur untuk Klien mengatakan ia lelah F
pasien dan ingin tidur
Do :
Klien tampak lelah
Klien tampak lemas
Nama Pasien : Ny. N. A
Ruang : Rahmah
Tgl/Jam No. Tindakan/Implementasi Respon TTD
DP &
Nama
15 Juni I Mengidentifikasi lokasi, Ds : Annisa
2022/16.00 karakteristik, durasi, Pasien mengatakan masih F
frekuensi, kualitas, nyeri dengan skala 3,
intensitas nyeri dan skala nyerinya hilang timbul nyeri
nyeri dan mengidentifikasi seperti tersayat dan menyebar
factor yang memperberat keseluruh bagian perut, nyeri
dan memperingan nyeri bertambah saat bergerak dan
berkurang pada saat istirahat,
serta nyeri berlangsung
sekitar 1 menit.
Do :
1. Klien tampak meringis
2. Klien tampak mengelus
bagian abdomen
3. Klien tampak gelisah
II Mengidentifikasi factor Ds : Annisa
penyebab mual, Pasien masih mengeluh mual F
memonitor mual dan pasca operasi sc, mual
asupan mutrisi dan kalori muntah sudah 2x, klien
mengatakan ia makan
setengah porsi.
Do :
1. Klien tampak pucat
2. Klien tampak lemas
3. Klien masih tampak
tidak nafsu makan
16.15 I Menganjurkan teknik Ds : Annisa
nonfarmakologi untuk Klien mengatakan ia F
mengurangi rasa nyeri menerapkan teknik nafas
(Tarik nafas dalam) dalam ketika nyeri timbul,
nyeri berkurang setelah tarik
nafas dalam.
Do :
Klien tampak tenang
Klien bisa mempraktikkan
teknik nonfarmakologi tarik
nafas dalam
16.30 II Memberikan makanan Ds : Annisa
dalam jumlah kecil dan Klien mengatakan sudah F
menarik mampu menghabiskan
setengah porsi makanan yang
diberikan rs
Do :
1. Klien masih tampak lemas
2. Klien masih tampak pucat
I Memeriksa TTV Do : Annisa
TD : 120/80mmHg F
N : 78x/menit
S : 36,6
RR : 22x/menit
17.00 II Melepaskan Kateter urine Ds : Annisa
dan melatih klien untuk pasien mengatakan nyaman F
duduk setelah urine kateter di lepas,
pasien mengatakan masih
nyeri untuk duduk.
Do :
pasien tampak meringis
pasien dibantu suaminya
untuk duduk
18.00 I Memberikan terapi Ds : Annisa
farmakologi untuk Klien mengatakan ia merasa F
mengatasi nyeri dan tenang setelah di berikan obat
menghentikan perdarahan Do :
dan memberikan antibiotik Telah masuk obat ceftriaxon
(1g) dan Tramadol 1 ampul
melaluin IV bolus. Dan telah
masuk obat Plasminex 500mg
melalui oral.
19.00 – I & II Memebrikan waktu Ds : Annisa
20.00 istirahat dan tidur untuk Klien mengatakan ia lelah F
pasien dan ingin tidur
Do :
Klien tampak lelah
Klien tampak lemas
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny. N.A
Ruang : Rahmah
Tgl/Jam No.DP Perkembangan (SOAP) TTD & Nama
14 Juni I S: Annisa F
2022/20.00 Pasien mengatakan nyeri dengan skala 5 rasanya
hilang timbul nyeri seperti tersayat dan menyebar
keseluruh bagian perut, nyeri bertambah saat
bergerak dan berkurang pada saat istirahat, serta
nyeri berlangsung sekitar 3 menit.

.
O:
1. Klien tampak meringis
2. Klien tampak mengelus bagian abdomen
3. Klien tampak gelisah
4. Klien sudah mampu mempraktekkan tarik
nafas dalam untuk mengurangi nyeri

A:
Masalah Keperawatan Nyeri Akut Belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan skala
nyeri
2. Identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri

Terapeutik :
4. Fasilitasi istirahat dan tidur
5. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
14 Juni II S:
2022/20.00 Pasien mengeluh mual muntah terus menerus
pasca operasi sc, mual muntah 5x/hari, klien
mengatakan ia makan hanya 3 sendok makan.
O:
1. Klien tampak pucat
2. Klien tampak lemas
3. Klien masih tampak tidak nafsu makan
A : Masalah Keperawatan Nausea Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor mual
2. Monitor asupan mutrisi dan kalori
3. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual
4. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
14 Juni III S:
Klien mengatakan ia belum bisa menyusui
2022/20.00
bayinya, karena belum memiliki pengalaman
menyusui dan ASI nya belum keluar

O:
1. ASI tidak menetes/keluar
2. Putting tampak datar
3. Bayi tidak mampu melekat pada payudara
ibu
A:
Masalah Keperawatan Menyusui Tidak Efektif
belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
1. Melakukan Pendidikan Kesehatan tentang
Tekhnik Menyusui yang benar
2. Melakukan pijat oksitosin
Tgl/Jam No.DP Perkembangan (SOAP) TTD & Nama
15 Juni I S: Annisa F
2022/20.00 Pasien mengatakan masih nyeri dengan skala 3,
nyerinya hilang timbul nyeri seperti tersayat dan
menyebar keseluruh bagian perut, nyeri
bertambah saat bergerak dan berkurang pada saat
istirahat, serta nyeri berlangsung sekitar 1 menit
.
O:
5. Klien tampak meringis
6. Klien tampak mengelus bagian abdomen
7. Klien tampak gelisah
8. Klien sudah mampu menerapkan tarik nafas
dalam untuk mengurangi nyeri

A:
Masalah Keperawatan Nyeri Akut Belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
Observasi
3. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan skala
nyeri
4. Identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri

Terapeutik :
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
15 Juni II S:
2022/20.00 Pasien masih mengeluh mual pasca operasi sc,
mual muntah sudah 2x, klien mengatakan ia
makan setengah porsi.
O:
4. Klien tampak pucat
5. Klien tampak lemas
6. Klien masih tampak tidak nafsu makan
A : Masalah Keperawatan Nausea Belum Teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
3. Monitor mual
4. Monitor asupan mutrisi dan kalori
5. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual
6. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
15 Juni III S:
Klien mengatakan ia belum tau cara menyusui
2022/20.00
yang benar dan ASI nya keluar masih sedikit

O:
1. ASI Menetes sedikit
2. Putting tampak menonjol

A : Masalah Keperawatan Menyusui Tidak Efektif


belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
3. Melakukan Pendidikan Kesehatan tentang
Tekhnik Menyusui yang benar
4. Melakukan pijat oksitosin
DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. 2012. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika


Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan. Jakarta: EGC
Penny, dkk. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Bayi. Jakarta: Arcan
Sari L. 2016. Patofisiologi Sectio Caesarea. Purwokerto: University of Muhammadiyah
Purwokerto
Prawirohardjo, Sarwono, 2002-2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai