Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

“POST PARTUM SECTIO CAESARIA”

Disusun oleh :

NANDITA EKA PUTRI

NIM. 21149011113

Dosen Pembimbing:

Ns. Yofa Anggraini, M.Kes.,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG

PROGRAM PROFESI NERS

TAHUN 2021-2022
A. Definisi
Sectio cesarea atau kelahiran sesar adalah proses persalinan
melalui operasi dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan
(histerektomi) untuk mengeluarkan bayi. Definisi ini tidak termasuk
melahirkan rongga perut pada kasus ruptur euteri atau kehamilan
(Maryunani, 2014).
Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Prawirohardjo, 2010).

B. Jenis-Jenis Sectio Caesaria


1. Section caesaria klasik atau corporal : insisi memanjang pada
segmen atas uterus
2. Section caesaria transperineal sprofunda : insisi pada bawah
rahim, bisa dengan teknik melintang (kerr) atau memanjang
(kronij).
3. Section caesaria extra peritonilis: Rongga peritoneum tidak
dibuka, dilakukan pada pasien infeksi uterin berat
4. Section caesaria hysteroctomi : setelah section sesaria dilakukan
hysteroktomy dengan indikasi : Atonia uteri, plasenta accrete,
myoma uteri, infeksi intra uterin berat

C. Etiologi
Adapun indikasi untuk melakukan Sectio Caesarea menurut
(Mochtar,2002) adalah sebagai berikut:
a. Indikasi Ibu
1. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior) dan totalis.
2. Panggul sempit.
3. Disproporsi sefalo – pelvik : yaitu ketidakseimbangan antara
ukuran kepala dengan panggul.
4. Partus lama (prolonged labor).
5. Ruptur uteri mengancam.
6. Partustak maju (obstructed labor).
7. Distosia serviks.
8. Pre-eklampsia dan hipertensi.
9. Disfungsi uterus.
10. Distosia jaringan lunak.

b.Indikasi janin:
1. Letak lintang.
Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah
jalan/cara yang terbaik dalam melahirkan janin dengan segala
letak lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semua
primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio
caesarea walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit.Multi
para dengan letak lintang dapatlebih dulu ditolong dengan cara
lain.
2. Letak bokong.
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang
bila panggul sempit, primigravida, janin besar dan berharga
3. Presentasi rangkap bila reposisi tidak berhasil.
4. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan
cara-cara lain tidak berhasil.

D. Manifestasi Klinis
Menurut (Prawirohardjo,2007) manifestasi klinis pada klien dengan
post sectio caesarea,antara lain :
1. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800
ml.
2. Terpasang kateter: urine jernih dan pucat.
3. Abdomen lunak dan tidak ada distensi.
4. Bising usus tidak ada.
5. Ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.
6. Balutan abdomen tampak sedikit noda.
7. Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan, berlebihan dan
banyak.
E. Patofisiologi
Section cesarea adalah suatu proses persalinan melalui
pembedahan pada bagian perut dan rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Selain berasal dari
faktor ibu seperti panggul sempit absolut, kegagalan melahirkan
secara normal karena kurang adekuatnya stimulasi, tumor-tumor
jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, stenosis serviks/vagina,
plasenta previa, disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri membakat,
indikasi dilakukannya sectio caesarea dapat berasal dari janin seperti
kelainan letak, gawat janin, prolapsus plasenta, perkembangan bayi
yang terlambat, mencegah hipoksia janin, misalnya karena
preeklamsia. Setiap operasi sectio caesarea anestesi spinal lebih
banyak dipakai dikarenakan lebih aman untuk janin. Tindakan
anestesi yang diberikan dapat mempengaruhi tonus otot pada
kandung kemihsehingga mengalami penurunan yang menyebabkan
gangguan eliminasi urin. Sayatan pada perut dan rahim akan
menimbulkan trauma jaringan dan terputusnya inkontinensia
jaringan, pembuluh darah, dan saraf disekitar daerah insisi. Hal
tersebut merangsang keluarnya histamin dan prostaglandin.histamin
dan prostaglandin ini akan menyebabkan nyeri pada daerah insisi.
Rangsangan nyeri yang dirasakan dapat menyebabkan munculnya
masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik.Selanjutnya
hambatan mobilisasi fisik yang dialami oleh ibu nifas dapat
menimbulkan masalah keperawatan defisit perawatan diri. Adanya
jaringan terbuka juga akan menimbulkan munculnya risiko tinggi
terhadap masuknya bakteri dan virus yang akan menyebabkan
infeksi apabila tidak dilakukan perawatan luka yang baik.
F. PATHWAY

Indikasi ibu Indikasi bayi

miokardium
Sectio Caesarea

Luka Sectio Pengaruh anestesi


Caesarea spinal

Tonus otot kandung


kemih menurun
Trauma Jaringan

Distensi kandung
kemih
Jaringan terputus Jaringan terbuka

Perubahan eliminasi
urine
Hismtamin dan Protesi Kurang
prostaglandin

MK: Gangguan
Eliminasi Urine
Merangsang area Invasi bakteri
sensorik

MK: Nyeri Akut MK: Resiko Infeksi


G. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah lengkap, golongan darah (ABO)
2. Urinalis untuk mengetahui kadar albumin
3. Kultur mengidentifikasi adanya virus herpes simplex II
4. Ultrasonografi melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan
dan presentasi janin

H. Komplikasi Section Cesarea


Komplikasi utama persalinan section cesarea adalah kerusakan
organ-organ seperti vesika urinasia dan uterus saat dilangsungkannya
operasi, komplikasi anestesi, perdarahan, infeksi dan trombo emboli.
Kematian ibu lebih besar pada persalinan section cesarea
dibandingkan persalinan pervagina (Rasjidi, 2009).
Menurut Leveno (2009) menyatakan bahwa komplikasi pasca
operasi seksio sesaria meningkatkan morbiditas ibu secara drastis
dibandingkan dengan persalinan pervaginam. Penyebab utamanya
adalah endomiometritis, perdarahan, infeksi saluran kemih, dan
trombo embolisme. Infeksi panggul dan infeksi luka operasi
meningkat dan, meskipun jarang, dapat menyebabkan fasiitis
nekrotikan.

I. Penatalaksanaan
Perawatan post Sectio Caesarea menurut Rasjidi (2009) yaitu :
a. Ruang Pemulihan
Dalam ruang pemulihan prosedur yang harus dilakukan yaitu
memantau dengan cermat jumlah perdarahan dari vagina dan
palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi
dengan baik.
b. Pemberian Cairan Intravena
Perdarahan yang tidak disadari di vagina selama tindakan dan
perdarahan yang tersembunyi didalam uterus atau keduanya,
sering menyebabkan perkiraan kehilangan darah menjadi lebih
rendah daripada sebenarnya.Cairan intravena yang perlu disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan klien yaitu larutan Ringer Laktat atau
larutan Kristaloid ditambah Dektrosa 5%. Bila kadar Hb rendah
diiberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
c. Tanda-tanda vital setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien
dilakukan setiap setengah jam setelah 2 jam pertama dan tiap satu
jam selama minimal 4 jam setelah didapatkan hasil yang stabil.
Tanda vital yang perlu dievaluasi yaitu tekanan darah, nadi,
jumlah urin, jumlah perdarahan, status fundus uteri, suhu tubuh.
d. Analgesik
Pemberian analgesik dapat diberikan paling banyak setiap 3 jam
untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. Pemberian analgesik
dapat berupa Meperidin 75-100mg intra muskuler dan morfin
sulfat 10-15mg intra muskuler.
e. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi:
1. Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6- 10 jam
setelah operasi
2. Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur
telentang sedini mungkin setelah sadar
3. Hari kedua post operasi, penderita dapat di dudukkan
selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu
menghembuskannya
4. Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi
posisi setengah duduk (semifowler)
5. Selanjutnya selama berturut - turut, hari demi hari, pasien
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar
berjalan,dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3
sampai hari ke 5 pasca operasi.
6. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan
tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus
dan menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya terpasang
24- 48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan
keadaan penderita.

J. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI

1. Pengkajian
a. Identitas
Mengkaji identitas pasien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.

b. Alasan Dirawat
Kaji apakah ibu merasakan keluhan pada masa nifas. Kaji adanya sakit
perut, perdarahan, dan ketakutan untuk bergerak.

c. Riwayat Masuk Rumah Sakit


Kaji riwayat kesehatan ibu dan keluarga serta keadaan bayi saat ini
meliputi berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, dan
lain-lain.

d. Riwayat Obstertri dan Ginokologi


Kaji riwayat menstruasi yang meliputi menarche, siklus, banyak, lama,
keluhan, dan HPHT. Kaji juga riwayat pernikahan, riwayat kelahiran,
persalinan, nifas yang lal, dan riwayat keluarga berencana yang meliputi
akseptor KB, msalah, dan rencana KB.
e. Pola Kebutuhan Sehari-hari
1) Bernafas
Kaji kemampuan ibu dalam bernafas secara sepontan.
2) Nutrisi
Kaji pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi snack
(makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, frekuensi.
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan kira-kira hari ketiga.
3) Eliminasi
Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia
(hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi
over distensi blass, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB,
frekuensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum,
kebiasaan penggunaan toilet. Diuresis biasanya terjadi diantara hari
kedua dan kelima.
4) Aktivitas
Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan
merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan
menyusui.
5) Istirahat dan Tidur
Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu
istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap,
apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur
(penekanan pada perineum). Insomnia mungkin teramati.
6) Personal Hygine
Yang dikaji yaitu, pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut
dan wajah.
7) Rasa nyaman
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari 3 sampai
ke-5 pasca partum.
8) Rasa Aman
Peka rangsang, takut/menangis (“postpartum blues” sering terlihat
kira-kira 3 hari setelah melahirkan).
9) Suhu
Kaji ada tidaknya perubahan suhu badan ibu dengan rentang normal
yaitu 36-37oC.
10) Ibadah
Kaji adakah perubahan cara atau waktu ibadah ibu selama masa nifas.

11) Hubungan sosial dan komunikasi


Kaji adakah perubahan pola komunikasi ibu pada keluarga dan
lingkungannya selama fase nifas.
12) Produktivitas
Kaji adakah perubahan produktivitas ibu selama berada dalam fase
nifas.
13) Rekreasi dan hiburan
Yang dikaji situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang
membuat fresh dan relaks.
14) Kebutuhan belajar
Kaji adakah perubahan minat ibu untuk mempelajari tentang
perawatan ibu dan bayi selama masa nifas.

f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Observasi tingkat kesadaran dan keadaan emosi ibu
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
Tekanan darah bisa meningkat pada 1-3 hari post partum. Setelah
persalinan sebagian besar wanita mengalami peningkatan
tekananan darah sementara waktu.Keadaan ini akan kembali
normal selama beberapa hari. Bila tekanan darah menjadi rendah
menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila
tekanan darah tinggi, dapat menunjuk kemungkinan adanya pre-
eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.

b) Suhu
Pada hari ke 4 setelah persalinan suhu ibu bisa naik sedikit
kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara. Bila kenaikan
mencapai lebih dari 38 oC pada hari kedua sampai hari-
hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.

c) Nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 x/menit
yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan
istirahat penuh.Ini terjadi utamanya pada minggu pertama
post partum.Pada ibu yang nervus nadinya bisa cepat, kira-kira
110x/menit.Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya
bila disertai peningkatan.
d) Pernafasan
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Bila ada
respirasi cepat pospartum (> 30 x/menit) mungkin karena adanya
ikutan dari tanda-tanda syok.

3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah. Memeriksa apakah
konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus, dan lain-lain

b) Leher
Hiperpigmentasi perlahan berkurang, kaji pembesaran kelenjar
tiroid, pembuluh limfe, dan pelebaran vena jugularis.

c) Thorak
- Payudara: payudara membesar, uting mudah erektil, pruduksi
kolostrums /48 jam. Kaji ada tidaknya massa, atau
pembesaran pembuluh limfe.
- Jantung: kaji munculnya bradikardi, S1 S2 reguler tunggal
- Paru: kaji pernafasa ibu

d) Abdomen
Kaji bising usus pada empat kuadran, konsistensi, kekuatan
kontraksi, posisi, tinggi fundus. Kaji adanya linea gravidarum, strie
alba, albican.

e) Genetalia
- Uterus: kaji apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi
normal.
- Lokhea: periksa tipe, jumlah, bau, dan komposisi lokhea
- Serviks: kaji adanya edema, distensi, dan perubahn struktur
internal dan eksternal.
- Vagina: kaji adanya berugae, perubahan bentuk, dan produksi
mukus normal.

f) Perinium dan Anus


Pemeriksaan perineum: REEDA (red, edema, ecchymosis,
discharge, loss of approximation). Dan kaji ada tidaknya hemoroid.

g) Ekstremitas
Periksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari,
hangat, adanya nyeri dan kemerahan, varises, refleks patella, dan
kajihomans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cedera Fisik
b. Resiko infeksi b.d luka operasi
c. Gangguan eliminasi urin b.d penurunan kapasitas kandung
kemih
K. Intervensi Keperawatan

No Diagnosis Perencanaan

Keperawatan NOC (Tujuan) NIC (Intervensi)

1. Nyeri Akut b.d agen Label: Tingkat Nyeri Label: Manajemen Nyeri
cedera Fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 Aktivitas-aktivitas
jam diharapkan rasa nyeri akut teratasi dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
kriteria hasil: yang meliputi: lokasi, durasi, karakteristik
Indikator A T frekuensi.
Nyeri yang 2 5 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal
dilaporkan mengenai ketidaknyamanan nyeri.
Panjangnya 2 5 3. Ajarkan penggunaan tehnik non
episode nyeri farmakologi ( relaksaksi dan distraksi ).
Ekspresi 2 5 4. Kolaborasi pemberian obat analgesik.
nyeri wajah 5. Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup.
Skala: 6. Berikan informasi yang akurat untuk
1. Berat meningkatkan pengetahuan dan respon
2. Cukup Berat keluarga terhadap pengalaman nyeri.
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
2. Resiko infeksi b.d luka Label: Keparahan infeksi Label: Kontrol infeksi
operasi Setelahdilakukan tindakan keperawatan 1x24 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah
jam diharapkan resiko infeksi teratasi dengan digunakan setiap pasien
kriteria Hasil: 2. Batasi jumlah pengujung
Indikator A T 3. Anjurkan pasien mengenai teknik mencuci
Kemerahan 3 5 tangan dengan tepat
Vesikel yang 3 5 4. Ganti IV perifer dan tempat saluran
tidak mengeras penghubung serta balutannya sesuian
dipermukaannya dengan pedoman
Cairan luka 3 5 5. Pastikan perawatan luka yang tepat
Nyeri 3 5 6. Dorong intake cairan yang sesuai
Skala: 7. Ajarakan pasien dan keluarga mengenai
1. Berat tanda dan gejala infeksi
2. Cukup Berat 8. Ajarakan pasien dan kelurga mengenai
3. Sedang bagaimana menghindari infeksi.
4. Ringan
5. Tidak ada
3. Gangguan eliminasi urin Label: Eliminasi Urin Label: Monitor cairan
b.d penurunan kapasitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 1. Tentukan jumlah dan jenis intake atau
kandung kemih jam diharapkan gangguan eliminasi urin asupan cairan serta kebiasaan eliminasi
teratasi dengan kriteria Hasil: 2. Tentukan faktor - faktor resiko yang
Indikator A T mungkin menyebabkan ketidakseimbangan
Pola eliminasi 3 5 cairan
Bau urin 3 5 3. Monitor elektolit urin
Warna urine 3 5 4. Monitor warna, kuantitas urin dan berat
Kejernihan urin 3 5 jenis urin
Intake urin

Skala:
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa keperawatan


dan masalah kolaboratif. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A. 2002. Asuhan Keperawatn Maternitas. Jakarta : Salemba Medika

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana,Jakarta : EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Muchtar. 2005. Obstetri patologi, Cetakan I. Jakarta : EGC

Nurjannah Intansari. 2010. Proses Keperawatan NANDA, NOC &NIC. Yogyakarta :


mocaMedia

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta:


Prima Medika

Saifuddin, AB. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo

Sarwono Prawiroharjo. 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SECTIO CAESARIA PADA
NY. S DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT BUNDA PALEMBANG

DATA UMUM KLIEN


Inisial Klien : Ny. S Inisial Suami : Tn. D
Usia : 27 tahun Usia : 29 tahun
Status Perkawinan : Menikah Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Pegawai swasta Pekerjaan : Karyawan swasta
Pendidikan terakhir : Diploma III Pendidikan Terakhir : SMA

Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang Lalu

Tipe Jenis BB Keadaan Masalah


No Tahun Penolong
Persalinan Kelamin Lahir Bayi Waktu Kehamilan
1 2021 Sectio Dokter Perempuan 3000 Normal Tidak ada
Caesaria gram

Pengamalan Menyusui : tidak Berapa Lama :-

Riwayat Kehamilan Saat Ini


1. Berapa kali periksa saat hamil : 9 kali
2. Masalah kehamilan : tidak ada

Riwayat Persalinan
1. Jenis Persalinan : SC, Tgl/jam : 3 Desember 2021
2. Jenis kelamin bayi : perempuan, BB/PB : 3000 gr/ 48 cm
3. Perdarahan : -
4. Masalah dalam persalinan: tidak ada

Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi : -
2. Riwayat KB : Tidak ada

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status obstetrik : NH 0 P 1 A 0 Bayi rawat gabung : ya
Jika tidak alasan ............................................................................................
Keadaan umum : ba ik .kesadaran : Compos mentis
BB / TB : 65 kg /160 cm
Tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 81 x/mnt Suhu : 36,4°C


Pernapasan : 22 x /mnt
Kepala Leher
Kepala : Simetris, tidak ada bengkak
Mata : konjungtiva tidak anemis
Hidung : normal dapat mencium aroma
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak pucat
Telinga : simetris, tidak ada lesi
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis tidak
Masalah khusus : tidak ada

Dada

Jantung : tidak terlihat adanya pembesaran jantung


Paru : Dada pasien terlihat simetris, tidak ada lesi, Simetris, tidak ada bengkak
Payudara : bentuk payudara simetris, tidak bengkak
Puting susu : puting susu menonjol, tidak lecet
Pengeluaran ASI : ASI sudah keluar
Masalah khusus : tidak ada
Abdomen
Involusi uterus :-
Fundus uterus : K ontra ks i : baik, posisi : 3 jari dibawah pusat

Kandungan kemih :-
Diastasis rektus abdomis : -
Fungsi pencernaan :-
Masalah khusus : nyeri
Terdapat nyeri tekan di abdomen post sc, P : dirasakan timbul jika bergerak, Q : nyeri seperti
ditusuk, R: di abdomen post sc, S : skala 3, T : hilang timbul

Perineum dan Genital


Vagina : integritas kulit : baik, edema : tidak ada, .memar : tidak ada, .ruptur : -

hematom : -, Perineum : utuh

Tanda REEDA

R : Kemerahan : tidak

E : Bengkak : tidak

E : echimosis : tidak

D : discharge : ada rembesan darah

A : aproximate : tidak ada

Kebersihan : baik

Lokia Jumlah
Jenis/warna : rubra/ merah
Konsistensi :-
Bau : amis

Hemorhoid : Derajat : - lokasi: -

Berapa lama : - nyeri : ya / tidak


Masalah Khusus : tidak ada

Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema : tidak
Eskstremitas bawah : Edema : tidak lokasi : -
Varises : tidak, lokasi : -
Tanda homan : -
Masalah Khusus : tidak ada
Eliminasi
Urine : Kebiasaan BAK: -4 kali dalam 1 hari
BAK Saat ini, nyeri : tidak
BAB : Kebiasaan BAB : 1 kali dalam 1 hari
BAB Saat ini : nyeri : tidak
Masalah Khusus : tidak ada

Istirahat dan Kenyamanan


Pola tidur : kebiasaan tidur, lama: 7-8 jam, frekuensi : -
Pola tidur saat ini : baik
Keluhan ketidaknyamana : tidak, lokasi : -
Sifat : - Intensitas: -

Mobilisasi dan Latihan


Tingkat mobilisasi : Pasien mengatakan masih lemas untuk melakukan latihan berjalan atau miring
kanan/kiri
Masalah khusus : intoleransi aktivitas
Nutrisi dan Cairan
Asupan nutrisi : nafsu makan : baik
Asupan cairan : cukup
Masalah Khusus :-
Keadaan Mental
Adaptasi psikologis :-
Penerimaan terhadap bayi : Pasien mengatakan senang sekali dengan kelahiran anak
pertamanya
Masalah Khusus :-
Kemampuan Menyusui : Baik, pasien bisa memberi ASI pada bayinya
TERAPI
Nama Klien : Ny.S No. Med Reg : 2021-03-38-12
Ruang : 316 Hari/Waktu : 3/12/2021

Jenis Kelamin : Perempuan Shift : Malam

Terapi Cara Pemberian Dosis Golongan/Jenis Indikasi


1.Ceftriaxone Injeksi 1g Antibiotik untuk mengatasi
berbagai infeksi
3/11/2021 yang terjadi pada
tubuh

Antiinflamasi
2.Keterolac Injeksi 10 mg Untuk mengatasi
nyeri ringan
hingga berat

Antibiotik
3.Metronidazole Drip infus 500mg untuk mengobati
infeksi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Nama Klien : Ny.S No. Med Reg : 2021-03-38-12.


Ruang : 316 Hari/Waktu : 3/12/2021
Jenis Kelamin : Perempuan Shift : Malam

Tgl Pemeriksaan Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


- - - -
ANALISA DATA

Nama Klien : Ny.S No. Med Reg : 2021-03-38-12.


Ruang : 316 Hari/Waktu : 3/12/2021
Jenis Kelamin : Perempuan Shift : Malam

MASALAH
TGL/JAM DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
3 Desember 2021 DS : Pasien mengatakan Adanya luka post oprasi Nyeri akut
ada nyeri tekan di bagian sectio caesarea
abdomen post sc
Terputusnya Kontinuitas
P : dirasakan timbul jika
jarinngan
bergerak,
Q : nyeri seperti ditusuk,
Merangsang hipotalamsus
R: di abdomen post sc,
S : skala 3,
Persepsi Nyeri
T : hilang timbul

DO :

TD :110/70 mmHg

Nadi : 81 x/mnt

RR : 22 x/mnt

Suhu : 36,5oC
3 Desember 2021 DS : Pasien mengatakan Adanya luka post operasi Intoleransi Aktifitas
masih lemas untuk sectio caesarea
melakukan latihan
berjalan atau miring Lemas
kanan/kiri
Aktifitas terganggu
DO : Pasien terlihat
dibantu oleh keluarganya
Kelemahan aktifitas
dalam melakukan aktifitas
TD :110/70 mmHg

Nadi : 81 x/mnt

RR : 22 x/mnt

Suhu : 36,5oC

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan nyeri dibagian abdomen pasca operasi sc
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring ditandai dengan kelemahan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan nyeri dibagian abdomen pasca operasi sc
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring ditandai dengan kelemahan
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.S No. Med Reg : 2021-03-38-12.
Ruang : 316 Hari/Waktu : 3/12/2021
Jenis Kelamin : . Perempuan Shift : Malam
No. Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan NOC : Kontrol Nyeri NIC : Manajemen Nyeri
dengan agen cedera fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Untuk mengetahui lokasi, durasi,
ditandai dengan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
selama 1x 24 jam, diharapakan nyeri frekuensi nyeri
dibagian abdomen pasca komferhensif yang meliputi 2. Membantu menurunkan nyeri
dapat terkontrol
operasi sc lokasi,durasi,frekuensi 3. Mendorong pasien mnejelaskan
Indikator Awal Tujuan
DS: 2. Dukung istirahat/tidur yang tentang nyeri yang dialami
Mengenali kapan 3 5 adekuat untuk membantu 4. Mengruangi nyeri dengan tindakan
P : dirasakan timbul jika
terjadi nyeri menurunkan nyeri nonfarmakologi
bergerak,
3. Dorong pasien mendiskusikan 5. Agar pasien nyaman jika nyeri
Menggambarkan 3 5
Q : nyeri seperti ditusuk, pengalaman nyeri berkurang
faktor penyebab
R: di abdomen post sc, 4. Pilih tindakan non farmakologi
Menggunakan 2 5 unutuk memfasilitasi penurunan
S : skala 3,
tndakan nyeri nyeri sesuai kebutuhan (teknik
T : hilang timbul tanpa analgesic relaksasi nafas dalam)
DO: Melaporkan nyeri 3 5 5. Monitor kepuasan pasien

yang terkontrol terhadap manajemen nyeri


TD :110/70 mmHg

Nadi : 81 x/mnt Indikator :


1. Tidak pernah menunjukkan
RR : 22 x/mnt 2. Jarang menunjukkan
3. Kadang – kadang menunjukkan
Suhu : 36,5oC 4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan
2. Intoleransi aktifitas NOC : Tingkat kelelahan NIC : Manajemen Energi
berhubungan dengan tirah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor asupan nutrisi untuk
baring ditandai dengan mengetahui sumber energi yang
selama …x 24 jam, diharapakn badan 1. Untuk mengetahui sumber energy
adekuat yang adekura
kelemahan
lemah dapat teratasi. 2. Bantu pasien dalam aktifitas 2. Untuk membantu pasien dalam
sehari-hri yang teratur yang sesuai aktifitas sehari-hari
DS: Pasien mengatakan
Indikator Awal Tujuan kebutuhan(berpindah, bergeran dan 3. Untuk mengevaluasi aktifitas
masih lemas untuk perawatan diri) pasien
Keseimbangan 3 5 3. Evaluasi secara bertahap aktifitas 4. Untuk mengetahui aktifitas yang
melakukan latihan pasien
antara kegiatan sesuai kemampuan
berjalan atau miring 4. Anjurkan aktifitas fisik sesuai 5. Untuk membantu pasien memilih
dan istirahat dengan kemampuan pasien aktiftas yang akan dilakukan
kanan/kiri
5. Bantu pasien identifikasi pilihan
Kualitas istirahat 3 5 aktifitas yang akan dilakukan
DO:
Pasien terlihat dibantu Kualitas tidur 3 5
oleh keluarganya dalam
melakukan aktifitas
Indikator :
TD :110/70 mmHg 1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
Nadi : 81 x/mnt 3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
RR : 22 x/mnt 5. Tidak terganggu

Suhu : 36,5oC
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.S No. Med Reg : 2021-03-38-12.


Ruang : 316 Hari/Waktu : 6/12/2021
Jenis Kelamin : . Perempuan Shift : Malam
NO. DIAGNOSA Hari, Tgl Implementasi Hari, Tgl & EVALUASI PARAF
& Jam Jam
1. Nyeri akut 6/12/2021 NIC : Manajemen Nyeri 6/12/2021 S : P : dirasakan timbul jika bergerak, Nandita
berhubungan dengan Q : nyeri seperti ditusuk,
agen cedera fisik 18.30 1. Melakukan pengkajian R: di abdomen post sc,
ditandai dengan nyeri nyeri komferhensif yang
dibagian abdomen S : skala 2,
meliputi
pasca operasi sc lokasi,durasi,frekuensi T : hilang timbul
DS: - Pasien mengatakan
nyeri pada bagian
P : dirasakan timbul O:
perut
jika bergerak, TD :110/70 mmHg

Q : nyeri seperti 2. Mendukung Nadi : 81 x/mnt


ditusuk, istirahat/tidur yang
RR : 22 x/mnt
adekuat untuk membantu
R: di abdomen post
menurunkan nyeri Suhu : 36,5o
sc,
- Pasien mengatakan
S : skala 3, sering terbangun saat
T : hilang timbul tidur

3. Mendorong pasien
mendiskusikan
DO: pengalaman nyeri
- Pasien tampak A:
1. Pasien terlihat
kesakitan saat Indikator Awal Tujuan Akhir
meringis
bergerak atau
2. Pasien Mengenali 2 5 4
beraktivitas
memejamkan kapan terjadi
-
mata saat nyeri nyeri
4. Memilih tindakan non
datang
farmakologi unutuk Menggam 2 5 4
TD :110/70
memfasilitasi penurunan
mmHg barkan faktor
nyeri sesuai kebutuhan
penyebab
Nadi : 81 x/mnt (teknik relaksasi nafas
dalam) Menggunakan 2 5 4
RR : 22 x/mnt
- Pasien sudah bisa tindakan nyeri
o
Suhu : 36,4 C
cara mengurangi tanpa analgesic
nyerinon Melaporkan 2 5 4
farmakologi dengan nyeri yang
cara tarik nafas terkontrol
dalam

5. Memonitor kepuasan
pasien terhadap P : Intervensi dihentikan
manajemen nyeri
- Pasien tampak
nyaman
2. Intoleransi aktifitas 6/12/2021 NIC : Manajemen Energi 6/12/2021 S: Nandita
berhubungan dengan Pasien mengatakan badannya lemas
1. Memonitor asupan
tirah baring ditandai 19.00 nutrisi untuk
mengetahui sumber
dengan kelemahan O:
energi yang adekuat
- Ibu tampak nafsu TD :110/70 mmHg
DS:Pasien mengatakan makan
masih lemas untuk - Nadi : 81 x/mnt
2. Membantu pasien dalam
melakukan latihan aktifitas sehari-hari
RR : 22 x/mnt
berjalan atau miring yang teratur yang sesuai
kebutuhan(berpindah,
kanan/kiri Suhu : 36,4°C
bergerak dan perawatan
diri)
DO: - Ibu masih dibantu
dalam aktifitas A:
Pasien terlihat dibantu
sehari-hari
oleh keluarganya Indikator Awal Tujuan Akhir
dalam melakukan 3. Mengevaluasi secara
bertahap aktifitas pasien Keseim 3 5 4
aktifitas - Ibu melakukan
aktifitas secara bangan antara
bertahap kegiatan dan
TD :110/70 istirahat
4. Menganjurkan aktifitas
mmHg fisik sesuai dengan
kemampuan pasien Kualitas 3 5 4
Nadi : 81 x/mnt - Ibu melakukan istirahat
aktifitas
RR : 22 x/mnt semampunya
Kualitas tidur 3 5 3
Suhu : 36,4 oC 5. Membantu pasien
identifikasi pilihan
aktifitas yang akan P:Intervensi dihentikam
dilakukan
- Ibu tau apa aktifitas
yang akan
dilakukannya

Anda mungkin juga menyukai