Disusun oleh :
NIM. 21149011113
Dosen Pembimbing:
TAHUN 2021-2022
A. Definisi
Sectio cesarea atau kelahiran sesar adalah proses persalinan
melalui operasi dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan
(histerektomi) untuk mengeluarkan bayi. Definisi ini tidak termasuk
melahirkan rongga perut pada kasus ruptur euteri atau kehamilan
(Maryunani, 2014).
Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Prawirohardjo, 2010).
C. Etiologi
Adapun indikasi untuk melakukan Sectio Caesarea menurut
(Mochtar,2002) adalah sebagai berikut:
a. Indikasi Ibu
1. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior) dan totalis.
2. Panggul sempit.
3. Disproporsi sefalo – pelvik : yaitu ketidakseimbangan antara
ukuran kepala dengan panggul.
4. Partus lama (prolonged labor).
5. Ruptur uteri mengancam.
6. Partustak maju (obstructed labor).
7. Distosia serviks.
8. Pre-eklampsia dan hipertensi.
9. Disfungsi uterus.
10. Distosia jaringan lunak.
b.Indikasi janin:
1. Letak lintang.
Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah
jalan/cara yang terbaik dalam melahirkan janin dengan segala
letak lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semua
primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio
caesarea walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit.Multi
para dengan letak lintang dapatlebih dulu ditolong dengan cara
lain.
2. Letak bokong.
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang
bila panggul sempit, primigravida, janin besar dan berharga
3. Presentasi rangkap bila reposisi tidak berhasil.
4. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan
cara-cara lain tidak berhasil.
D. Manifestasi Klinis
Menurut (Prawirohardjo,2007) manifestasi klinis pada klien dengan
post sectio caesarea,antara lain :
1. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800
ml.
2. Terpasang kateter: urine jernih dan pucat.
3. Abdomen lunak dan tidak ada distensi.
4. Bising usus tidak ada.
5. Ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.
6. Balutan abdomen tampak sedikit noda.
7. Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan, berlebihan dan
banyak.
E. Patofisiologi
Section cesarea adalah suatu proses persalinan melalui
pembedahan pada bagian perut dan rahim dengan syarat rahim dalam
keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Selain berasal dari
faktor ibu seperti panggul sempit absolut, kegagalan melahirkan
secara normal karena kurang adekuatnya stimulasi, tumor-tumor
jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, stenosis serviks/vagina,
plasenta previa, disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri membakat,
indikasi dilakukannya sectio caesarea dapat berasal dari janin seperti
kelainan letak, gawat janin, prolapsus plasenta, perkembangan bayi
yang terlambat, mencegah hipoksia janin, misalnya karena
preeklamsia. Setiap operasi sectio caesarea anestesi spinal lebih
banyak dipakai dikarenakan lebih aman untuk janin. Tindakan
anestesi yang diberikan dapat mempengaruhi tonus otot pada
kandung kemihsehingga mengalami penurunan yang menyebabkan
gangguan eliminasi urin. Sayatan pada perut dan rahim akan
menimbulkan trauma jaringan dan terputusnya inkontinensia
jaringan, pembuluh darah, dan saraf disekitar daerah insisi. Hal
tersebut merangsang keluarnya histamin dan prostaglandin.histamin
dan prostaglandin ini akan menyebabkan nyeri pada daerah insisi.
Rangsangan nyeri yang dirasakan dapat menyebabkan munculnya
masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik.Selanjutnya
hambatan mobilisasi fisik yang dialami oleh ibu nifas dapat
menimbulkan masalah keperawatan defisit perawatan diri. Adanya
jaringan terbuka juga akan menimbulkan munculnya risiko tinggi
terhadap masuknya bakteri dan virus yang akan menyebabkan
infeksi apabila tidak dilakukan perawatan luka yang baik.
F. PATHWAY
miokardium
Sectio Caesarea
Distensi kandung
kemih
Jaringan terputus Jaringan terbuka
Perubahan eliminasi
urine
Hismtamin dan Protesi Kurang
prostaglandin
MK: Gangguan
Eliminasi Urine
Merangsang area Invasi bakteri
sensorik
I. Penatalaksanaan
Perawatan post Sectio Caesarea menurut Rasjidi (2009) yaitu :
a. Ruang Pemulihan
Dalam ruang pemulihan prosedur yang harus dilakukan yaitu
memantau dengan cermat jumlah perdarahan dari vagina dan
palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi
dengan baik.
b. Pemberian Cairan Intravena
Perdarahan yang tidak disadari di vagina selama tindakan dan
perdarahan yang tersembunyi didalam uterus atau keduanya,
sering menyebabkan perkiraan kehilangan darah menjadi lebih
rendah daripada sebenarnya.Cairan intravena yang perlu disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan klien yaitu larutan Ringer Laktat atau
larutan Kristaloid ditambah Dektrosa 5%. Bila kadar Hb rendah
diiberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
c. Tanda-tanda vital setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien
dilakukan setiap setengah jam setelah 2 jam pertama dan tiap satu
jam selama minimal 4 jam setelah didapatkan hasil yang stabil.
Tanda vital yang perlu dievaluasi yaitu tekanan darah, nadi,
jumlah urin, jumlah perdarahan, status fundus uteri, suhu tubuh.
d. Analgesik
Pemberian analgesik dapat diberikan paling banyak setiap 3 jam
untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. Pemberian analgesik
dapat berupa Meperidin 75-100mg intra muskuler dan morfin
sulfat 10-15mg intra muskuler.
e. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi:
1. Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6- 10 jam
setelah operasi
2. Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur
telentang sedini mungkin setelah sadar
3. Hari kedua post operasi, penderita dapat di dudukkan
selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu
menghembuskannya
4. Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi
posisi setengah duduk (semifowler)
5. Selanjutnya selama berturut - turut, hari demi hari, pasien
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar
berjalan,dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3
sampai hari ke 5 pasca operasi.
6. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan
tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus
dan menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya terpasang
24- 48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan
keadaan penderita.
1. Pengkajian
a. Identitas
Mengkaji identitas pasien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
b. Alasan Dirawat
Kaji apakah ibu merasakan keluhan pada masa nifas. Kaji adanya sakit
perut, perdarahan, dan ketakutan untuk bergerak.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Observasi tingkat kesadaran dan keadaan emosi ibu
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
Tekanan darah bisa meningkat pada 1-3 hari post partum. Setelah
persalinan sebagian besar wanita mengalami peningkatan
tekananan darah sementara waktu.Keadaan ini akan kembali
normal selama beberapa hari. Bila tekanan darah menjadi rendah
menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila
tekanan darah tinggi, dapat menunjuk kemungkinan adanya pre-
eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.
b) Suhu
Pada hari ke 4 setelah persalinan suhu ibu bisa naik sedikit
kemungkinan disebabkan dari aktivitas payudara. Bila kenaikan
mencapai lebih dari 38 oC pada hari kedua sampai hari-
hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
c) Nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 x/menit
yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan
istirahat penuh.Ini terjadi utamanya pada minggu pertama
post partum.Pada ibu yang nervus nadinya bisa cepat, kira-kira
110x/menit.Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya
bila disertai peningkatan.
d) Pernafasan
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Bila ada
respirasi cepat pospartum (> 30 x/menit) mungkin karena adanya
ikutan dari tanda-tanda syok.
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah. Memeriksa apakah
konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus, dan lain-lain
b) Leher
Hiperpigmentasi perlahan berkurang, kaji pembesaran kelenjar
tiroid, pembuluh limfe, dan pelebaran vena jugularis.
c) Thorak
- Payudara: payudara membesar, uting mudah erektil, pruduksi
kolostrums /48 jam. Kaji ada tidaknya massa, atau
pembesaran pembuluh limfe.
- Jantung: kaji munculnya bradikardi, S1 S2 reguler tunggal
- Paru: kaji pernafasa ibu
d) Abdomen
Kaji bising usus pada empat kuadran, konsistensi, kekuatan
kontraksi, posisi, tinggi fundus. Kaji adanya linea gravidarum, strie
alba, albican.
e) Genetalia
- Uterus: kaji apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi
normal.
- Lokhea: periksa tipe, jumlah, bau, dan komposisi lokhea
- Serviks: kaji adanya edema, distensi, dan perubahn struktur
internal dan eksternal.
- Vagina: kaji adanya berugae, perubahan bentuk, dan produksi
mukus normal.
g) Ekstremitas
Periksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari,
hangat, adanya nyeri dan kemerahan, varises, refleks patella, dan
kajihomans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cedera Fisik
b. Resiko infeksi b.d luka operasi
c. Gangguan eliminasi urin b.d penurunan kapasitas kandung
kemih
K. Intervensi Keperawatan
No Diagnosis Perencanaan
1. Nyeri Akut b.d agen Label: Tingkat Nyeri Label: Manajemen Nyeri
cedera Fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 Aktivitas-aktivitas
jam diharapkan rasa nyeri akut teratasi dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
kriteria hasil: yang meliputi: lokasi, durasi, karakteristik
Indikator A T frekuensi.
Nyeri yang 2 5 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal
dilaporkan mengenai ketidaknyamanan nyeri.
Panjangnya 2 5 3. Ajarkan penggunaan tehnik non
episode nyeri farmakologi ( relaksaksi dan distraksi ).
Ekspresi 2 5 4. Kolaborasi pemberian obat analgesik.
nyeri wajah 5. Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup.
Skala: 6. Berikan informasi yang akurat untuk
1. Berat meningkatkan pengetahuan dan respon
2. Cukup Berat keluarga terhadap pengalaman nyeri.
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
2. Resiko infeksi b.d luka Label: Keparahan infeksi Label: Kontrol infeksi
operasi Setelahdilakukan tindakan keperawatan 1x24 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah
jam diharapkan resiko infeksi teratasi dengan digunakan setiap pasien
kriteria Hasil: 2. Batasi jumlah pengujung
Indikator A T 3. Anjurkan pasien mengenai teknik mencuci
Kemerahan 3 5 tangan dengan tepat
Vesikel yang 3 5 4. Ganti IV perifer dan tempat saluran
tidak mengeras penghubung serta balutannya sesuian
dipermukaannya dengan pedoman
Cairan luka 3 5 5. Pastikan perawatan luka yang tepat
Nyeri 3 5 6. Dorong intake cairan yang sesuai
Skala: 7. Ajarakan pasien dan keluarga mengenai
1. Berat tanda dan gejala infeksi
2. Cukup Berat 8. Ajarakan pasien dan kelurga mengenai
3. Sedang bagaimana menghindari infeksi.
4. Ringan
5. Tidak ada
3. Gangguan eliminasi urin Label: Eliminasi Urin Label: Monitor cairan
b.d penurunan kapasitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 1. Tentukan jumlah dan jenis intake atau
kandung kemih jam diharapkan gangguan eliminasi urin asupan cairan serta kebiasaan eliminasi
teratasi dengan kriteria Hasil: 2. Tentukan faktor - faktor resiko yang
Indikator A T mungkin menyebabkan ketidakseimbangan
Pola eliminasi 3 5 cairan
Bau urin 3 5 3. Monitor elektolit urin
Warna urine 3 5 4. Monitor warna, kuantitas urin dan berat
Kejernihan urin 3 5 jenis urin
Intake urin
Skala:
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana,Jakarta : EGC
Saifuddin, AB. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo
Sarwono Prawiroharjo. 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SECTIO CAESARIA PADA
NY. S DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT BUNDA PALEMBANG
Riwayat Persalinan
1. Jenis Persalinan : SC, Tgl/jam : 3 Desember 2021
2. Jenis kelamin bayi : perempuan, BB/PB : 3000 gr/ 48 cm
3. Perdarahan : -
4. Masalah dalam persalinan: tidak ada
Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi : -
2. Riwayat KB : Tidak ada
Dada
Kandungan kemih :-
Diastasis rektus abdomis : -
Fungsi pencernaan :-
Masalah khusus : nyeri
Terdapat nyeri tekan di abdomen post sc, P : dirasakan timbul jika bergerak, Q : nyeri seperti
ditusuk, R: di abdomen post sc, S : skala 3, T : hilang timbul
Tanda REEDA
R : Kemerahan : tidak
E : Bengkak : tidak
E : echimosis : tidak
Kebersihan : baik
Lokia Jumlah
Jenis/warna : rubra/ merah
Konsistensi :-
Bau : amis
Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema : tidak
Eskstremitas bawah : Edema : tidak lokasi : -
Varises : tidak, lokasi : -
Tanda homan : -
Masalah Khusus : tidak ada
Eliminasi
Urine : Kebiasaan BAK: -4 kali dalam 1 hari
BAK Saat ini, nyeri : tidak
BAB : Kebiasaan BAB : 1 kali dalam 1 hari
BAB Saat ini : nyeri : tidak
Masalah Khusus : tidak ada
Antiinflamasi
2.Keterolac Injeksi 10 mg Untuk mengatasi
nyeri ringan
hingga berat
Antibiotik
3.Metronidazole Drip infus 500mg untuk mengobati
infeksi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MASALAH
TGL/JAM DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
3 Desember 2021 DS : Pasien mengatakan Adanya luka post oprasi Nyeri akut
ada nyeri tekan di bagian sectio caesarea
abdomen post sc
Terputusnya Kontinuitas
P : dirasakan timbul jika
jarinngan
bergerak,
Q : nyeri seperti ditusuk,
Merangsang hipotalamsus
R: di abdomen post sc,
S : skala 3,
Persepsi Nyeri
T : hilang timbul
DO :
TD :110/70 mmHg
Nadi : 81 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Suhu : 36,5oC
3 Desember 2021 DS : Pasien mengatakan Adanya luka post operasi Intoleransi Aktifitas
masih lemas untuk sectio caesarea
melakukan latihan
berjalan atau miring Lemas
kanan/kiri
Aktifitas terganggu
DO : Pasien terlihat
dibantu oleh keluarganya
Kelemahan aktifitas
dalam melakukan aktifitas
TD :110/70 mmHg
Nadi : 81 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Suhu : 36,5oC
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan nyeri dibagian abdomen pasca operasi sc
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring ditandai dengan kelemahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan nyeri dibagian abdomen pasca operasi sc
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring ditandai dengan kelemahan
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Ny.S No. Med Reg : 2021-03-38-12.
Ruang : 316 Hari/Waktu : 3/12/2021
Jenis Kelamin : . Perempuan Shift : Malam
No. Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan NOC : Kontrol Nyeri NIC : Manajemen Nyeri
dengan agen cedera fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Untuk mengetahui lokasi, durasi,
ditandai dengan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
selama 1x 24 jam, diharapakan nyeri frekuensi nyeri
dibagian abdomen pasca komferhensif yang meliputi 2. Membantu menurunkan nyeri
dapat terkontrol
operasi sc lokasi,durasi,frekuensi 3. Mendorong pasien mnejelaskan
Indikator Awal Tujuan
DS: 2. Dukung istirahat/tidur yang tentang nyeri yang dialami
Mengenali kapan 3 5 adekuat untuk membantu 4. Mengruangi nyeri dengan tindakan
P : dirasakan timbul jika
terjadi nyeri menurunkan nyeri nonfarmakologi
bergerak,
3. Dorong pasien mendiskusikan 5. Agar pasien nyaman jika nyeri
Menggambarkan 3 5
Q : nyeri seperti ditusuk, pengalaman nyeri berkurang
faktor penyebab
R: di abdomen post sc, 4. Pilih tindakan non farmakologi
Menggunakan 2 5 unutuk memfasilitasi penurunan
S : skala 3,
tndakan nyeri nyeri sesuai kebutuhan (teknik
T : hilang timbul tanpa analgesic relaksasi nafas dalam)
DO: Melaporkan nyeri 3 5 5. Monitor kepuasan pasien
Suhu : 36,5oC
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3. Mendorong pasien
mendiskusikan
DO: pengalaman nyeri
- Pasien tampak A:
1. Pasien terlihat
kesakitan saat Indikator Awal Tujuan Akhir
meringis
bergerak atau
2. Pasien Mengenali 2 5 4
beraktivitas
memejamkan kapan terjadi
-
mata saat nyeri nyeri
4. Memilih tindakan non
datang
farmakologi unutuk Menggam 2 5 4
TD :110/70
memfasilitasi penurunan
mmHg barkan faktor
nyeri sesuai kebutuhan
penyebab
Nadi : 81 x/mnt (teknik relaksasi nafas
dalam) Menggunakan 2 5 4
RR : 22 x/mnt
- Pasien sudah bisa tindakan nyeri
o
Suhu : 36,4 C
cara mengurangi tanpa analgesic
nyerinon Melaporkan 2 5 4
farmakologi dengan nyeri yang
cara tarik nafas terkontrol
dalam
5. Memonitor kepuasan
pasien terhadap P : Intervensi dihentikan
manajemen nyeri
- Pasien tampak
nyaman
2. Intoleransi aktifitas 6/12/2021 NIC : Manajemen Energi 6/12/2021 S: Nandita
berhubungan dengan Pasien mengatakan badannya lemas
1. Memonitor asupan
tirah baring ditandai 19.00 nutrisi untuk
mengetahui sumber
dengan kelemahan O:
energi yang adekuat
- Ibu tampak nafsu TD :110/70 mmHg
DS:Pasien mengatakan makan
masih lemas untuk - Nadi : 81 x/mnt
2. Membantu pasien dalam
melakukan latihan aktifitas sehari-hari
RR : 22 x/mnt
berjalan atau miring yang teratur yang sesuai
kebutuhan(berpindah,
kanan/kiri Suhu : 36,4°C
bergerak dan perawatan
diri)
DO: - Ibu masih dibantu
dalam aktifitas A:
Pasien terlihat dibantu
sehari-hari
oleh keluarganya Indikator Awal Tujuan Akhir
dalam melakukan 3. Mengevaluasi secara
bertahap aktifitas pasien Keseim 3 5 4
aktifitas - Ibu melakukan
aktifitas secara bangan antara
bertahap kegiatan dan
TD :110/70 istirahat
4. Menganjurkan aktifitas
mmHg fisik sesuai dengan
kemampuan pasien Kualitas 3 5 4
Nadi : 81 x/mnt - Ibu melakukan istirahat
aktifitas
RR : 22 x/mnt semampunya
Kualitas tidur 3 5 3
Suhu : 36,4 oC 5. Membantu pasien
identifikasi pilihan
aktifitas yang akan P:Intervensi dihentikam
dilakukan
- Ibu tau apa aktifitas
yang akan
dilakukannya