Disusun oleh :
Andri Yusia Tarigan (520006)
Ch. Sri Tanjung Sudewi (520020)
Elva Nur Paradinah (520033)
Hayu Parashati (520045)
Indah Handayani Sukarno (520052)
I. Konsep Dasar
A. Sectio Caesarea
1. Definisi sectio caesarea
Persalinan sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
dengan dilakukan insisi pada dinding perut dan rahim, dengan syarat rahim dalam
kcadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Prawirohardjo, 2011).
Sectio caesarea merupakan suatu tindakan pengeluaran janin dan plasenta melalui
tindakan insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan utuh
(Ratnawati, 2016).
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding perut (Hartanti, 2014). Sectio caesarea adalah suatu
pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada pada dinding abdomen dan
uterus (Hartanti, 2014). Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa sectio caesarea merupakan salah satu cara persalinan, yang mana janin
dikeluarkan dengan dilakukan insisi pada dinding abdomen dan dinding uterus,
dengan syarat berat janin diatas 500 gram dan rahim utuh.
2. Etiologi
Adapun penyebab dari sectio caesarea dibedakan menjadi 2 yaitu penyebab yang
berasal dari ibu dan penyebab yang berasal dari janin. Pada ibu, ada sejarah
kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, plasenta
previa terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat I-II, komplikasi
kehamilan, kehamilan yang di sertai penyakit seperti jantung dan diabetes miletus,
gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan lain sebagainya).
Selain itu penyebab yang berasal dari ibu terdapat beberapa etiologi yang menjadi
indikasi medis dilaksanakannya sectio caesarea antara lain : CPD (Chepalo Pelvik
Disproportion), PEB, KPD, dan faktor hambatan jalan lahir. Penyebab terjadinya
sectio caesarea yang berasal dari janin dikarenakan gawat janin, mal presentasi,
mal posisi kedudukan janin, prolapses tali pusat dengan pembukaan kecil,
kegagalan persalinan vakum atau forceps ekstraksi ( Nurarif & Kusuma, 2015).
3. Klasifikasi Sectio Caesarea
Klasifikasi sectio caesarea menurut (Prawirohardjo 2010), antara lain:
a. Sectio caesarea klasik, yaitu pembedahan secara sanger
b. Sectio caesarea transperitoneal profunda (supra cervicalis 5 lower segmen
caesarean section)
c. Sectio caesarea diikuti dengan histerektomi (caesarean hysterectomy-seksio
histerektomi)
d. Sectio caesarea ekstraperitoneal
e. Sectio caesarea vaginal
Pressure the
Nyeri akut ejection of
Resiko infeksi
breast feeding
C. Induksi Gagal
1. Definisi induksi persalinan
Induksi persalinan adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap ibu hamil yang
belum inpartu baik secara operatif maupun medisinal untuk merangsang
timbulnyakontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. (Cuningham,2013)
2. Metode induksi persalinan
a. Medisinal
- Infus oksitosin
- Prostaglandin
- Cairan hipertonik intrauterin
Yang banyak digunakan saat ini adalah pemberian infus oksitosin.
b. Manipulatif/operatif
- Amniotomi
- Melepaskan selaput ketuban dari bagian bawah rahim
- Pemakaian rangsangan listrik
- Rangsangan pada puting susu
3. Indikasi
a. Indikasi Janin
- Kehamilan lewat waktu
- Ketuban Pecah Dini
- Janin mati
b. Indikasi Ibu
- Kehamilan dengan hipertensi
- Kehamilan 37 minggu dengan Diabetes Melitus
- Penyakit ginjal berat
- Hidramnion yang besar
- Primigravida tua
4. Kontraindikasi
a. Malposisi dan malpresentasi janin
b. Insufisiensi plasenta
c. Disproporsi sefalopelvik
d. Cacat Rahim
e. Grande multipara
f. Gemelli
g. Distensi rahim yang berlebihan
h. Plasenta previa
5. Syarat pemberian infus oksitosin
a. Kehamilan aterm
b. Ukuran panggul normal
c. Tidak ada CPD
d. Janin dalam presentasi kepala
e. Serviks sudah matang yaitu porsio teraba lunak, mulai mendatar dan sudah
mulai membuka
f. Bishop score > 8 (kemungkinan besar induksi berhasil)
Skor 0 1 2 3
Pembukaan 0 1-2 3-4 5-6
serviks (cm)
Pendataran 0-30% 40-50% 60-70% 80%
serviks
Penurunan -3 -2 -1 +1 +2
kepala diukur
dari bidang
Hodge III
Konsistensi Keras Sedang Lunak
serviks
Posisi serviks Ke belakang Searah sumbu Ke arah
jalan lahir depan
B. DIAGNOSA
1. D. 0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik yang ditandai
dengan mengeluh nyeri.
2. D. 0054 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri yang ditandai dengan
nyeri saat bergerak.
3. D.0029 Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai ASI
4. D. 0142 Resiko infeksi berhubunga dengan efek prosedur infasif
C. INTERVENSI
b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
Edukasi
- Ajarkan posisi menyusui
dan perlekatan dengan
benar
- Jelaskan manfaat
menyusui bagi ibu dan
bayi
- Berikan konseling
menyusui
4 D. 0142 Resiko L.14125 intergritas kulit dan I.14558 perawatan area insisi
infeksi berhubunga jaringan Tindakan :
dengan efek Ekspetasi : meningkat Observasi : periksa lokasi
prosedur infasif Kriteria hasil : insisi adanya kemerahan
1. kerusakan jaringan bengkak
meningkat (1) menjadi Terapeutik : bersihkan area
sedang (3) insisi dengan pembersih yang
2. kemerahan meningkat tepat
(1) menjadi sedang (3) Edukasi : ajarkan minimalkan
3. kerusakan lapisan kulit tekanan pada tempat insisi
meningkat (1) menjadi
sedang (3)
DAFTAR PUSTAKA
Arma, Nuriah, Nelly Karlinah, and Efrida Yanti. 2015. Bahan Ajar Obstetri Fisiologi –
Nuriah
Arma, Nelly Karlinah Dan Efrida Yanti - Google Books. Yogyakarta:Deepublish
Fujiyarti. 2016. “Hubungan Antara Usia Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Kejadian
Ketuban Pecah Dini Di Puskesmas PONED Cingambul Kabupaten Majalengka Tahun 2016-
2017.” Vol 4: 1–9
Cuningham, Gery, et al.Wiliams Obstretrics,23 rd Ed United State of America: MC Graw
Hill Companies Inc,2013
Sagita Darma Sari, SST, M.Kes. 2017. Kehamilan, Persalinan, Bayi Preterm & Postterm
Disertai Evidence Based. Jakarta: Noerfikri
Manuaba. 2011. Kepaniteraan Klinik Obsterri & Ginekologi - Google Buku.Jakarta: EGC
Sunarti. 2017. “Manajemen Askeb Intranatal Pada Ny ‘R’ Gestasi 37-38 Minggu Dengan
KPD.” Ketuban Pecah Dini: 156.
Sudarto, Tunut. 2016. “Risiko Terjadinya Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Hamil Dengan
Infeksi Menular Seksual.” II: 126–31.
Novihandari, Anggie. 2016. “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dengan Kala I
Memanjang Di Ruang VK RSUD Ciamis Kabupaten Ciamis.”
Dewi, Ni Putu A.L.R. 2014. Buku Panduan Penyakit Kista Ovarium. Bandung.
Hartanti, Septi. 2014. Asuhan keperawatan dengan Post Sectio Caesarea. Diakses tanggal 6
September 2021 http://repository.ump.ac.id/2643/
Khasanah. 2014. Asuhan keperawatan dengan post Sc. Diakses pada tanggal 6 September
2021 <http://resipotory.unisula.ac.id/
Manjoer, A.2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Edisi 3. Jakarta: Media.
Prawiroharjo, S.2011. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Prawirihardjo, Sarwono. 2011. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Smeltzer, dkk.2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8
Vol 2. Jakarta: EGC.
TIM POKJA SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta :Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
TIM POKJA SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
TIM POKJA SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia :Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.