Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM SECTIO CAESARIA

Oleh
Eka Nur Safitri
22.14901.10.29

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2022-2023
LAPORAN PENDAHULUAN
POST PARTUM SECTIO CAESARIA

A. Definisi
Sectio cesarea atau kelahiran sesar adalah proses persalinan melalui operasi
dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan (histerektomi) untuk
mengeluarkan bayi. Definisi ini tidak termasuk melahirkan rongga perut pada
kasus ruptur euteri atau kehamilan (Maryunani,2014).
Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta
berat janin di atas 500 gram (Prawirohardjo, 2010).

B. Jenis-Jenis Sectio Caesaria


1. Section caesaria klasik atau corporal : insisi memanjang pada segmen atasuterus
2. Section caesaria transperineal sprofunda : insisi pada bawah rahim, bisa dengan
teknik melintang (kerr) atau memanjang (kronij).
3. Section caesaria extra peritonilis: Rongga peritoneum tidak dibuka, dilakukan
pada pasien infeksi uterinberat
4. Section caesaria hysteroctomi : setelah section sesaria dilakukan hysteroktomy
dengan indikasi : Atonia uteri, plasenta accrete, myoma uteri, infeksi intra
uterinberat

C. Etiologi
AdapunindikasiuntukmelakukanSectioCaesareamenurut (Mochtar,2002) adalah
sebagaiberikut:
a. IndikasiIbu
1. Plasenta previa sentralis dan lateralis (posterior) dantotalis.
2. Panggulsempit.
3. Disproporsi sefalo – pelvik : yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala
denganpanggul.
4. Partus lama (prolongedlabor).
5. Ruptur uteri mengancam.
6. Partustak maju (obstructedlabor).
7. Distosia serviks.
8. Pre-eklampsia danhipertensi.
9. Disfungsiuterus.
10. Distosia jaringanlunak.

b. Indikasijanin:
1. Letaklintang.
Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah jalan/cara yang
terbaik dalam melahirkan janin dengan segala letak lintang yang janinnya hidup
dan besarnya biasa. Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong
dengan sectio caesarea walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit.Multi para
dengan letak lintang dapatlebih dulu ditolong dengan cara lain.
2. Letakbokong.
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila panggul
sempit, primigravida, janin besar dan berharga
3. Presentasi rangkap bila reposisi tidakberhasil.
4. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dengan cara-cara lain
tidakberhasil.

D. ManifestasiKlinis
Menurut (Prawirohardjo,2007) manifestasi klinis pada klien dengan
post sectio caesarea,antara lain :

1. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml.


2. Terpasang kateter: urine jernih danpucat.
3. Abdomen lunak dan tidak adadistensi.
4. Bising usus tidakada.
5. Ketidakmampuan untuk menghadapi situasibaru.
6. Balutan abdomen tampak sedikitnoda.
7. Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan, berlebihan dan banyak.
E. Patofisiologi
Section cesarea adalah suatu proses persalinan melalui pembedahan pada
bagian perut dan rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin
diatas 500 gram. Selain berasal dari faktor ibuseperti panggul sempit absolut,
kegagalan melahirkan secara normal karena kurang adekuatnya stimulasi, tumor-
tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, stenosis serviks/vagina, plasenta
previa, disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri membakat, indikasi dilakukannya
sectio caesarea dapat berasal dari janin seperti kelainan letak, gawat janin,
prolapsus plasenta, perkembangan bayi yang terlambat, mencegah hipoksia janin,
misalnya karena preeklamsia. Setiap operasi sectio caesarea anestesi spinal lebih
banyak dipakai dikarenakan lebih aman untuk janin. Tindakan anestesi yang
diberikan dapat mempengaruhi tonus otot pada kandung kemihsehingga
mengalami penurunan yang menyebabkan gangguan eliminasi urin. Sayatan pada
perut dan rahim akan menimbulkan trauma jaringan dan terputusnya inkontinensia
jaringan, pembuluh darah, dan saraf disekitar daerah insisi. Hal tersebut
merangsang keluarnya histamin dan prostaglandin.histamin dan prostaglandin ini
akan menyebabkan nyeri pada daerah insisi. Rangsangan nyeri yang dirasakan
dapat menyebabkan munculnya masalah keperawatan hambatan mobilitas
fisik.Selanjutnya hambatan mobilisasi fisik yang dialami oleh ibunifas dapat
menimbulkan masalah keperawatan defisit perawatan diri. Adanya jaringan
terbuka juga akan menimbulkan munculnya risiko tinggi terhadap masuknya
bakteri dan virus yang akan menyebabkan infeksi apabila tidak dilakukan
perawatan luka yangbaik.
F. PATHWAY

Indikasi ibu Indikasi bayi

Sectio Caesarea

Luka Sectio Caesarea Pengaruh anestesi spinal

Tonus otot kandung


Trauma Jaringan kemih menurun

Distensi kandung
kemih
Jaringan terputus Jaringan terbuka

Perubahan
eliminasi
Hismtamin urine
Protesi Kurang
dan
prostaglandi
MK: Gangguan
Eliminasi
Merangsang Invasi bakteri Urine
area

MK: Nyeri Akut MK: Resiko Infeksi


G. PemeriksaanPenunjang
1. Darah lengkap, golongan darah(ABO)
2. Urinalis untuk mengetahui kadaralbumin
3. Kultur mengidentifikasi adanya virus herpes simplexII
4. Ultrasonografi melokalisasi plasenta, menentukanpertumbuhan dan
presentasijanin

H. Komplikasi SectionCesarea
Komplikasi utama persalinan section cesarea adalah kerusakan organ-organ
seperti vesika urinasia dan uterus saat dilangsungkannya operasi, komplikasi
anestesi, perdarahan, infeksi dan trombo emboli. Kematian ibu lebih besar pada
persalinan section cesarea dibandingkan persalinan pervagina (Rasjidi, 2009).
Menurut Leveno (2009) menyatakan bahwa komplikasi pasca operasi seksio
sesaria meningkatkan morbiditas ibu secara drastis dibandingkan dengan
persalinan pervaginam. Penyebab utamanya adalah endomiometritis, perdarahan,
infeksi saluran kemih, dan trombo embolisme. Infeksi panggul dan infeksi luka
operasi meningkat dan, meskipun jarang, dapat menyebabkan fasiitis nekrotikan.

I. Penatalaksanaan
Perawatan post Sectio Caesarea menurut Rasjidi (2009) yaitu :

a. RuangPemulihan
Dalam ruang pemulihan prosedur yang harus dilakukan yaitu memantau dengan
cermat jumlah perdarahan dari vagina dan palpasi fundus uteri untuk memastikan
bahwa uterus berkontraksi dengan baik.
b. Pemberian CairanIntravena
Perdarahan yang tidak disadari di vagina selama tindakan dan perdarahan yang
tersembunyi didalam uterus atau keduanya, sering menyebabkan perkiraan
kehilangan darah menjadi lebih rendah daripada sebenarnya.Cairan intravena yang
perludisiapkan
untuk memenuhi kebutuhan klien yaitu larutan Ringer Laktat atau larutan
Kristaloid ditambah Dektrosa 5%. Bila kadar Hb rendah diiberikan transfusi darah
sesuaikebutuhan.
c. Tanda-tanda vital setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien dilakukan setiap
setengah jam setelah 2 jam pertama dan tiap satu jam selama minimal 4 jam
setelah didapatkan hasil yang stabil. Tanda vital yang perlu dievaluasi yaitu
tekanan darah, nadi, jumlah urin, jumlah perdarahan, status fundus uteri,
suhutubuh.
d. Analgesik
Pemberian analgesik dapat diberikan paling banyak setiap 3 jam untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan. Pemberian analgesik dapat berupa Meperidin
75-100mg intra muskuler dan morfin sulfat 10-15mg intra muskuler.
e. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi:
1. Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6- 10 jam setelahoperasi
2. Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini
mungkin setelahsadar
3. Hari kedua post operasi, penderita dapat di dudukkan selama 5 menit dan diminta
untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya
4. Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah
duduk(semifowler)
5. Selanjutnya selama berturut - turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar
duduk selama sehari, belajar berjalan,dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3
sampai hari ke 5 pascaoperasi.
6. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter
biasanyaterpasang
24- 48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.

J. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI

1. Pengkajian

a. Identitas
Mengkaji identitas pasien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat.

b. AlasanDirawat
Kaji apakah ibu merasakan keluhan pada masa nifas. Kaji adanya sakit perut,
perdarahan, dan ketakutan untuk bergerak.

c. Riwayat Masuk RumahSakit


Kaji riwayat kesehatan ibu dan keluarga serta keadaan bayi saat ini meliputi berat
badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, dan lain-lain.

d. Riwayat Obstertri danGinokologi


Kaji riwayat menstruasi yang meliputi menarche, siklus, banyak, lama, keluhan,
dan HPHT. Kaji juga riwayat pernikahan, riwayat kelahiran, persalinan, nifas
yang lal, dan riwayat keluarga berencana yang meliputi akseptor KB, msalah, dan
rencana KB.
e. Pola KebutuhanSehari-hari
1) Bernafas
Kaji kemampuan ibu dalam bernafas secara sepontan.
2) Nutrisi
Kaji pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan (Kalori,
protein, vitamin, tinggi serat), frekuensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu
makan, pola minum, jumlah, frekuensi. Kehilangan nafsu makan mungkin
dikeluhkan kira-kira hari ketiga.
3) Eliminasi
Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah inkontinensia (hilangnya
infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass,
apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, frekuensi, konsistensi, rasa takut BAB
karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet. Diuresis biasanya terjadi
diantara hari kedua dankelima.
4) Aktivitas
Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan, kemampuan merawat
diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan menyusui.
5) Istirahat danTidur
Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat,
penggunaan selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah mudah
terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
Insomnia mungkin teramati.
6) PersonalHygine
Yang dikaji yaitu, pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut
dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata rias rambut dan wajah.
7) Rasanyaman
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari 3 sampai ke-5 pasca
partum.
8) RasaAman
Peka rangsang, takut/menangis (“postpartum blues” sering terlihat kira-kira 3 hari
setelah melahirkan).
9) Suhu
Kaji ada tidaknya perubahan suhu badan ibu dengan rentang normal yaitu 36-
37oC.
10) Ibadah
Kaji adakah perubahan cara atau waktu ibadah ibu selama masa nifas.

11) Hubungan sosial dankomunikasi


Kaji adakah perubahan pola komunikasi ibu pada keluarga dan lingkungannya
selama fase nifas.
12) Produktivitas
Kaji adakah perubahan produktivitas ibu selama berada dalam fase nifas.
13) Rekreasi danhiburan
Yang dikaji situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang membuat
fresh dan relaks.
14) Kebutuhanbelajar
Kaji adakah perubahanminatibuuntukmempelajari tentang perawatan ibu dan
bayi selama masanifas.

f. PemeriksaanFisik
1) KeadaanUmum
Observasi tingkat kesadaran dan keadaan emosi ibu
2). Tanda-tandavital

a. Tekanandarah
Tekanan darah bisa meningkat pada 1-3 hari post partum. Setelah persalinan
sebagian besar wanita mengalami peningkatan tekananan darah sementara
waktu.Keadaan ini akan kembali normal selama beberapa hari. Bila tekanan darah
menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. Sebaliknya bila
tekanan darah tinggi, dapat menunjuk kemungkinan adanya pre- eklampsi yang
bisa timbul pada masanifas.

a) Suhu
Pada hari ke 4 setelah persalinan suhu ibu bisa naik sedikit kemungkinan
disebabkan dari aktivitas payudara. Bila kenaikan mencapai lebih dari 38oC
pada hari kedua sampai hari- hari berikutnya, harus diwaspadai adanya
infeksi atau sepsisnifas.

b) Nadi
Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60 x/menit yakni pada waktu
habis persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh.Ini terjadi utamanya
pada minggu pertama post partum.Pada ibuyang nervus nadinya bisa cepat,
kira-kira 110x/menit.Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya bila
disertaipeningkatan.
c) Pernafasan
Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Bila ada respirasi cepat
pospartum (> 30 x/menit) mungkin karena adanya ikutan dari tanda-tanda syok.

2) Pemeriksaanfisik
a) Kepala
Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah. Memeriksa apakah konjungtiva
pucat, apakah skelera ikterus, dan lain-lain

b) Leher
Hiperpigmentasi perlahan berkurang, kaji pembesaran kelenjar tiroid, pembuluh
limfe, dan pelebaran vena jugularis.

c) Thorak
- Payudara: payudara membesar, uting mudah erektil,pruduksi kolostrums /48 jam.
Kaji ada tidaknya massa, atau pembesaran pembuluhlimfe.
- Jantung: kaji munculnya bradikardi, S1 S2 regulertunggal
- Paru: kaji pernafasa ibu

d) Abdomen
Kaji bising usus pada empat kuadran, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi,
tinggi fundus. Kaji adanya linea gravidarum, strie alba, albican

e) Genetalia
Uterus: kaji apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi normal.
- Lokhea: periksa tipe, jumlah, bau, dan komposisilokhea
- Serviks: kaji adanya edema, distensi, dan perubahn struktur internal daneksternal.
- Vagina: kaji adanya berugae, perubahan bentuk, dan produksi mukusnormal.
f) Perinium danAnus
Pemeriksaan perineum: REEDA (red, edema, ecchymosis, discharge, loss of
approximation). Dan kaji ada tidaknya hemoroid.

g) Ekstremitas
Periksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari, hangat, adanya nyeri dan
kemerahan, varises, refleks patella, dan kajihomans’ sign (nyeri saat kaki
dorsofleksi pasif).

2. DiagnosaKeperawatan
a. Nyeri akut b.d agen cederaFisik
b. Resiko infeksi b.d lukaoperasi
c. Gangguan eliminasi urin b.d penurunan kapasitas kandung kemih
K. Intervensi Keperawatan

No Diagnosis Perencanaan

Keperawatan NOC (Tujuan) NIC (Intervensi)


1. Nyeri Akut b.d agen Label: Tingkat Nyeri Label: Manajemen Nyeri
cedera Fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24Aktivitas-aktivitas
jam diharapkan rasa nyeri akut teratasi dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
kriteriahasil: yang meliputi: lokasi, durasi, karakteristik
Indikator A T frekuensi.
Nyeri yang 2 5 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal
dilaporkan mengenai ketidaknyamanannyeri.
Panjangnya 2 5 3. Ajarkan penggunaan tehnik non
episode nyeri farmakologi ( relaksaksi dan distraksi).
Ekspresi 2 5 4. Kolaborasi pemberian obatanalgesik.
nyeriwajah 5. Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup.
Skala: 6. Berikan informasi yang akurat untuk
1. Berat meningkatkan pengetahuan dan respon
2. CukupBerat keluarga terhadap pengalamannyeri.
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidakada
2. Resiko infeksi b.d luka Label: Keparahan infeksi Label: Kontrol infeksi
operasi Setelahdilakukan tindakan keperawatan 1x24 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah
jam diharapkan resiko infeksi teratasi dengan digunakan setiappasien
kriteria Hasil: 2. Batasi jumlahpengujung
Indikator A T 3. Anjurkan pasien mengenai teknik mencuci
Kemerahan 3 5 tangan dengantepat
Vesikel yang 3 5 4. Ganti IV perifer dan tempat saluran
tidak mengeras penghubung serta balutannya sesuian
dipermukaannya denganpedoman
Cairanluka 3 5 5. Pastikan perawatan luka yangtepat
Nyeri 3 5 6. Dorong intake cairan yangsesuai
Skala: 7. Ajarakan pasien dan keluarga mengenai
1. Berat tanda dan gejalainfeksi
2. CukupBerat 8. Ajarakan pasien dan kelurga mengenai
3. Sedang bagaimana menghindari infeksi.
4. Ringan
5. Tidakada
3. Gangguan eliminasi urin Label: Eliminasi Urin Label: Monitor cairan
b.d penurunan kapasitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 1. Tentukan jumlah dan jenis intake atau
kandung kemih jam diharapkan gangguan eliminasi urin asupan cairan serta kebiasaaneliminasi
teratasi dengan kriteria Hasil: 2. Tentukan faktor - faktor resiko yang

Indikator A T mungkin menyebabkan ketidakseimbangan

Pola eliminasi 3 5 cairan

Bau urin 3 5 3. Monitor elektoliturin

Warna urine 3 5 4. Monitor warna, kuantitas urin dan berat

Kejernihan urin 3 5 jenisurin

Intake urin

Skala:
1. Berat
2. CukupBerat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidakada

Anda mungkin juga menyukai