Anda di halaman 1dari 47

Ketidakseimbangan Dan Proses Perubahan

Keseimbangan Cairan Elektrolit Dan Basa

Yusniar, SKM.,M.K.M
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan
Prodi Tapanuli Tengah
Proses Odema
Edema adalah membengkaknya bagian tubuh tertentu karena terdapat
penumpukan cairan berlebih. Edema bisa terjadi pada seluruh bagian tubuh
mulai dari lengan, perut, kaki, hingga organ vital seperti paru-paru.
Edema adalah kondisi membengkaknya jaringan tubuh akibat penumpukan
cairan. Edema bisa disebabkan oleh berbagai hal dan dapat muncul di berbagai
bagian tubuh, seperti tangan, kaki, dan lengan. Edema merupakan pertanda
adanya kelebihan cairan yang terperangkap di jaringan tubuh
Pembengkakan juga dapat disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit. Contohnya
termasuk cedera otot, berdiri terlalu lama, atau mengonsumsi garam dalam
jumlah banyak
Bila masih tergolong ringan, edema tidak menimbulkan bahaya
tertentu dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, edema juga
bisa menjadi gejala dari penyakit serius, seperti gangguan ginjal
hingga gagal jantung
Edema lokal ialah apabila pembengkakan terjadi pada sebagian tubuh
atau satu sisi tubuh saja, misalny kaki bengkak, bibir bengkak, mata
bengkak, dan sebagainya. Sedangkan edema general ialah apabila
pembengkakan terjadi pada lebih dari satu bagian tubuh
Edema ringan biasanya hilang dengan sendirinya. Namun, edema
juga dapat menjadi gejala penyakit serius, seperti gagal jantung, serta
gangguan pada hati, ginjal, atau otak. Pada kasus yang parah inilah,
dokter akan memberikan obat-obatan dan disesuaikan dengan
penyebabnya
• Edema adalah kondisi medis berupa membengkaknya bagian tubuh
tertentu karena terdapat penumpukan cairan berlebih. Beberapa
bagian tubuh yang sering kali mengalami kondisi edema adalah
lengan, perut, wajah, dan kaki.
• Edema dapat menimbulkan komplikasi tertentu bila pembengkakan
tidak kunjung mereda, seperti kesulitan bergerak, otot kaku dan
tegang, infeksi pada area tubuh yang membengkak serta
terhambatnya peredaran darah.
JENIS EDEMA
1. Edema Perifer
Edema perifer adalah jenis edema yang dapat terjadi pada bagian pergelangan
tangan, lengan, engkel dan telapak kaki. Edema perifer sering kali disebabkan oleh
gangguan aliran darah, masalah ginjal, serta gangguan kelenjar getah bening. 
2. Edema Pedal
Edema pedal merupakan penumpukan cairan pada bagian betis serta kaki bagian
bawah. Kondisi ini menyebabkan penderitanya kesulitan untuk bergerak. Edema
pedal umumnya dialami oleh orang tua serta wanita yang sedang hamil. Edema
pedal juga menjadi salah satu indikasi terjadinya penyakit gagal jantung.
3. Limfedema
Limfedema merupakan pembengkakan pada lengan dan kaki yang terjadi karena
kerusakan atau masalah pada kelenjar getah bening. Limfedema kerap kali dipicu
oleh penanganan kanker, seperti perawatan radioterapi atau pembedahan.
4. Edema Paru
Sesuai dengan namanya, edema paru adalah penumpukan cairan yang terjadi pada
paru-paru. Kondisi ini dapat mengakibatkan penderitanya mengalami sesak napas
hingga batuk berdarah. Biasanya gejala akan memburuk ketika penderitanya sedang
berbaring.
5. Edema Serebral
Edema serebral adalah pembengkakan yang terjadi pada otak. Beberapa faktor yang
menyebabkan edema serebral di antaranya cedera kepala, pembuluh darah tersumbat,
hingga tumor otak.
6. Edema Makula
Jenis edema ini terjadi pada makula, yaitu bagian mata yang terletak di tengah retina.
Edema makula termasuk ke dalam salah satu komplikasi retinopati diabetik.
Penyebab Edema

Penyebab utama edema adalah keluarnya cairan dari pembuluh


darah kecil (kapiler). Hal yang memicu keluarnya cairan dari pembuluh
kapiler sangat beragam, mulai dari masalah ringan, seperti duduk
terlalu lama, hingga penyakit serius. Adapun macam-macam faktor
yang meningkatkan risiko terjadinya edema adalah sebagai berikut:
• Duduk terlalu lama.
• Kehamilan.
• Sindrom pramenstruasi.
• Mengonsumsi makanan tinggi garam berlebih.
• Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti Nonsteroidal Anti-inflammatory
Drugs (NSAID), obat antihipertensi, dan estrogen.
• Menderita penyakit tertentu, seperti gangguan hati, deep vein thrombosis,
gagal jantung, dan gagal ginjal.
• Kekurangan protein albumin pada tubuh.
Gejala Edema
Gejala edema cenderung beragam tergantung dari keparahan kondisi
serta lokasi pembengkakannya. Namun, beberapa gejala umum dari
edema adalah sebagai berikut:
• Bagian tubuh yang membengkak terlihat kencang dan mengilap.
• Bagian tubuh yang membengkak akan membentuk lekukan seperti
lesung pipi jika area kulit tersebut ditekan.
• Kesulitan bernapas jika edema terjadi pada paru-paru.
• Kesulitan berjalan jika edema terjadi pada kaki.
Penanganan Edema
Edema memang bisa sembuh dengan sendirinya jika masih tergolong
kasus ringan. Namun, penanganan medis tetap diperlukan apabila edema
tidak kunjung mereda dalam jangka waktu lama. Beberapa tindakan medis
yang dapat dilakukan dokter untuk menangani edema adalah sebagai
berikut:
• Pemberian obat-obatan tertentu, seperti obat diuretik yang berfungsi
untuk mengeluarkan cairan dan garam berlebih di dalam tubuh melalui
urine.
• Transfusi albumin melalui intravena (IV).
• Hemodialisis secara rutin bila edema disebabkan oleh gagal ginjal.
 
Di samping itu, penderita edema juga akan disarankan untuk
menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya yang dapat membantu
proses penyembuhan, seperti:
• Membatasi konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi.
• Olahraga secara rutin.
• Membiasakan diri untuk melakukan peregangan setiap 30
menit sekali jika memiliki rutinitas yang mengharuskan duduk
dalam jangka waktu lama.
• Berhenti merokok.
• Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang
mengandung alkohol.
Gangguan keseimbangan asam basa adalah kondisi ketika kadar asam
dan basa dalam darah tidak seimbang. Kondisi ini dapat mengganggu
kerja berbagai organ.
Kadar asam basa (pH) dalam darah diukur dengan skala pH, dari 1-14.
Kadar pH darah normal berkisar antara 7,35 sampai 7,45.
Darah seseorang dinilai terlalu asam bila pH kurang dari 7,35. Kondisi
tersebut dinamakan asidosis. Sedangkan darah dengan nilai pH lebih
besar dari 7,45, dikategorikan terlalu basa, atau disebut dengan
alkalosis.
Keseimbangan asam basa dipengaruhi oleh fungsi paru-paru. Manusia
bernapas menghirup oksigen dan membuangnya dalam bentuk
karbondioksida (CO2). CO2 adalah zat yang bersifat asam, sehingga jumlah 
CO2 yang keluar akan memengaruhi keseimbangan pH darah, sehingga dapat
menimbulkan asidosis atau alkalosis. Asidosis dan alkalosis yang disebabkan
oleh gangguan pada paru-paru atau pernapasan disebut dengan asidosis
respiratorik dan alkalosis respiratorik.
Asidosis dan alkalosis juga dapat terjadi ketika produksi asam basa dalam
tubuh tidak seimbang atau bisa juga terjadi akibat ginjal tidak bisa membuang
kelebihan asam atau basa dari dalam tubuh. Asidosis dan alkalosis yang
terjadi akibat dua kondisi di atas disebut asidosis metabolik dan alkalosis
metabolik.
Asidosis Respiratorik
Asidosis respiratorik dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau dalam
jangka panjang (kronis). Umumnya asidosis respiratorik kronis tidak
menimbulkan gejala apa pun. Namun pada beberapa kasus, penderita
dapat mengalami hilang ingatan, gangguan tidur, dan perubahan
kepribadian.
Sedangkan pada asidosis respiratorik akut, gejala awalnya adalah
sakit kepala, cemas, gelisah, bingung, dan penglihatan kabur. Bila
tidak segera ditangani, dapat muncul gejala lain seperti lemas, sesak
napas, penurunan kesadaran, hingga koma.
Asidosis Metabolik
Gejala asidosis metabolik cukup beragam. Beberapa penderita kondisi ini
umumnya memiliki napas yang beraroma buah. Gejala tersebut merupakan
tanda ketoasidosis diabetik atau asidosis metabolik yang terjadi pada pasien
diabetes. Ketoasidosis diabetik termasuk kondisi berbahaya, yang dapat
mengganggu fungsi hati dan ginjal.
Gejala lain asidosis metabolik meliputi:
• Pusing
• Sakit kepala
• Nafsu makan menurun
• Mudah mengantuk
• Mudah lelah
• Napas cepat dan dalam
• Detak jantung meningkat
Alkalosis Respiratorik
Gejala umum alkalosis respiratorik adalah bernapas terlalu cepat atau
terlalu dalam. Kondisi tersebut dikenal dengan hiperventilasi. Gejala lain
yang dapat terjadi akibat rendahnya kadar karbondioksida dalam darah,
antara lain:
• Pusing
• Kembung
• Mulut kering
• Kram otot di tangan dan kaki
• Kesemutan
• Nyeri dada
• Sesak napas
• Gangguan irama jantung
Alkalosis Metabolik
Penderita alkalosis metabolik umumnya mengalami hipoventilasi,
yaitu kondisi ketika penderita bernapas terlalu lambat atau terlalu
dangkal. Kondisi ini menyebabkan kadar oksigen dalam darah terlalu
sedikit. Sebaliknya, kadar karbondioksida dalam tubuh meningkat.
Hipokalemia atau rendahnya kadar kalium dalam darah, juga sering
menyertai alkalosis metabolik. Oleh karena itu, penderita dapat
mengalami gejala seperti mudah lelah, nyeri otot, sering buang air
kecil (poliuria), dan gangguan irama jantung (aritmia).
Gejala lain pada penderita alkalosis metabolik meliputi kulit atau kuku
membiru, sesak napas, kram dan kejang otot, serta mudah marah.
Hiper dan Hypo Elektrolit (Asidosis dan Alkalosis)
Pengertian. Gangguan elektrolit adalah kondisi ketika salah satu atau beberapa jenis
elektrolit jumlahnya lebih rendah atau berlebihan dari kadar normal. Umumnya, kondisi
tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan dicetuskan oleh kondisi medis
tertentu
Gangguan elektrolit adalah kondisi yang terjadi ketika jumlah mineral menjadi lebih
tinggi atau lebih rendah dari rentang normal. Dalam istilah medis, jumlah yang lebih
tinggi dari normal diawali dengan imbuhan “hiper-“, sedangkan jumlah yang lebih rendah
dari normal diawali dengan “hipo-“
Kondisi kadar elektrolit yang tidak seimbang ini dapat menimbulkan berbagai gangguan
pada fungsi organ di dalam tubuh yang dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari
mual, diare, hingga kram otot. Bahkan pada kasus yang cukup berat, kondisi ini bisa
menyebabkan kejang, koma, bahkan gagal jantung
Apabila kelebihan elektrolit terus dibiarkan, maka hal ini memperberat kerja ginjal untuk
menyaringnya dan memicu sakit ginjal. Sementara jika tubuh terus-terusan kekurangan
elektrolit, maka hal ini bisa berakibat fatal seperti kejang, koma, hingga henti jantung.
• Ada banyak jenis elektrolit dalam tubuh, di antaranya kalium
(potasium), magnesium, kalsium, natrium (sodium), dan klorida.
• Berbagai Jenis Elektrolit dalam Tubuh dan Manfaatnya. ...
1.Natrium. ...
2.Kalium. ...
3.Klorida. ...
4.Kalsium. ...
5.Magnesium. ...
6.Fosfat. ...
7.Bikarbonat.
Penyebab Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Masing-masing jenis gangguan keseimbangan asam basa, disebabkan
oleh kondisi yang berbeda pula. Asidosis respiratorik dan alkalosis
respiratorik disebabkan oleh gangguan pada paru-paru. Sedangkan
asidosis metabolik dan alkalosis metabolik dipicu oleh masalah pada
organ ginjal.
Asidosis Respiratorik
 Asidosis respiratorik disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kondisi lain yang
memengaruhi fungsi paru-paru dalam membuang karbondioksida (CO2). Dengan kata
lain, asidosis respiratorik terjadi ketika tubuh hanya dapat membuang sedikit CO2.
 Sejumlah kondisi yang dapat memicu asidosis respiratorik kronis, antara lain:
• Asma.
• Penyakit paru obstruktif kronis.
• Edema paru.
• Gangguan pada sistem saraf dan otot, misalnya multiple sclerosis dan distrofi otot.
• Kondisi lain yang membuat sesorang terganggu dalam bernapas, misalnya obesitas atau skoliosis.
Sedangkan asidosis respiratorik akut umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi,
seperti:
• Henti jantung.
• Penyakit paru-paru, misalnya asma, pneumonia, dan emfisema.
• Kelemahan otot pernapasan.
• Terdapat sumbatan pada saluran pernapasan.
• Overdosis obat penenang.
Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik terjadi ketika tubuh menghasilkan terlalu banyak asam,
atau saat ginjal hanya mampu membuang sedikit asam melalui urine. Asidosis
metabolik terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
• Asidosis diabetik. Asidosis diabetik atau ketoasidosis diabetik terjadi ketika tubuh
kekurangan insulin, sehingga lemak yang dipecah bukan karbohidrat. Pemecahan lemak
ini mengakibatkan keton darah yang bersifat asam meningkat. Kondisi ini lazim lebih
sering terjadi pada pasien diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol.
• Asidosis hiperkloremik. Asidosis hiperkloremik disebabkan oleh kurangnya kadar
natrium bikarbonat dalam tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh diare
• Asidosis laktat. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kelebihan asam laktat. Asidosis laktat
dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol (ketoasidosis alkoholik), kanker, gagal jantung,
kejang, gagal hati, kadar gula darah rendah, serta kekurangan oksigen dan olahraga yang
berlebihan.
Selain beberapa kondisi di atas, asidosis metabolik juga dapat disebabkan oleh 
penyakit ginjal, dehidrasi berat, dan keracunan aspirin.
Alkalosis Respiratorik
Alkalosis respiratorik umumnya disebabkan oleh hiperventilasi, yaitu
suatu kondisi ketika seseorang bernapas terlalu cepat atau terlalu
dalam. Hiperventilasi tersebut bisa disebabkan oleh perasaan panik
dan cemas. Kondisi lain yang dapat memicu alkalosis respiratorik
adalah:
• Demam tinggi
• Berada di dataran tinggi
• Penyakit paru
• Penyakit liver
• Kekurangan oksigen
• Keracunan salisilat
Alkalosis Metabolik
Alkalosis metabolik terjadi bila tubuh seseorang
kekurangan asam atau kelebihan basa. Beberapa hal yang
dapat memicu kondisi tersebut adalah:
• Muntah berkepanjangan, sehingga menyebabkan tubuh
kekurangan elektrolit.
• Penggunaan obat diuretik yang berlebihan.
• Penyakit kelenjar adrenal.
• Penggunaan obat pencahar dan obat maag (antasida).
Diagnosis Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Ada beberapa metode pemeriksaan untuk mendiagnosis gangguan
keseimbangan asam basa, di antaranya adalah:
• Analisa gas darah
Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien melalui pembuluh
darah arteri di pergelangan tangan, lengan, atau selangkangan. Analisa gas darah
 mengukur sejumlah unsur yang memengaruhi keseimbangan asam basa, meliputi:
• pH darah
Tingkat keseimbangan asam basa dinilai normal bila pH darah berada dalam kisaran
7,35 sampai 7,45. Kadar pH yang kurang dari 7,35 dinilai terlalu asam.
• Bikarbonat
Bikarbonat adalah zat kimia yang berfungsi menyeimbangkan kadar asam dan basa.
Kadar bikarbonat normal berkisar antara 22-28 mEq/L.
• Saturasi oksigen
Saturasi oksigen adalah ukuran kadar oksigen yang dibawa oleh hemoglobin di dalam
sel darah merah. Nilai saturasi oksigen (SaO2) normal berkisar antara 94-100 persen.
• Tekanan parsial oksigen
Tekanan parsial oksigen (PaO2) merupakan ukuran tekanan oksigen yang larut dalam darah. Ukuran ini
menentukan seberapa baik oksigen mengalir dari paru-paru ke darah. PaO2 normal berada dalam rentang
75-100 mmHg.
• Tekanan parsial karbondioksida
Tekanan parsial karbondioksida (PaCO2) adalah ukuran tekanan CO2 yang larut dalam darah. Ukuran ini
menentukan seberapa baik CO2 keluar dari tubuh. Nilai normal PaCO2 berada dalam kisaran 38-42 mmHg.
• Tes darah metabolik
Tes darah untuk melihat kelainan metabolik dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien melalui
pembuluh darah vena di tangan atau lengan. Selain digunakan untuk mengukur kadar pH darah, tes ini juga
mengukur sejumlah unsur kimia dalam darah seperti gula darah, protein, kalsium, dan elektrolit.
• Pemeriksaan paru-paru
Pada pasien yang diduga mengalami asidosis respiratorik, dokter akan menjalankan Rontgen dada untuk
melihat kondisi paru-parunya. Selain Rontgen dada, dokter dapat menjalankan tes fungsi paru seperti
spirometri dan plethysmography. Spirometri adalah pemeriksaan untuk mengukur jumlah udara yang
dihirup dan dikeluarkan. Sedangkan plethysmography bertujuan mengukur volume udara di dalam paru-
paru.
• Selain melalui pemeriksaan sampel darah, gangguan keseimbangan asam basa dapat
didiagnosis melalui tes urine (urinalisis). Melalui urinalisis, dapat menjadi tanda perubahan
kadar asam basa pada pasien.
Pengobatan Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Pengobatan gangguan keseimbangan asam basa tergantung kepada


jenis gangguan yang dialami.
Asidosis respiratorik
Salah satu metode pengobatan pada asidosis respiratorik adalah
dengan obat-obatan, yang meliputi:
• Antibiotik, untuk menangani infeksi.
• Bronkodilator, untuk melebarkan saluran pernapasan.
• Diuretik, untuk mengurangi kelebihan cairan di jantung dan paru-paru.
• Kortikosteroid, guna mengurangi peradangan.
Asidosis respiratorik juga dapat ditangani dengan metode yang
disebut continuous positive airway pressure (CPAP). Pada terapi ini, pasien
akan diminta mengenakan masker di hidung dan/atau mulut. Kemudian,
mesin yang terhubung ke masker tadi, akan mengalirkan udara bertekanan
positif ke saluran pernapasan.
Asidosis metabolik
Pengobatan asidosis metabolik tergantung pada penyebab
yang mendasarinya, di antaranya:
• Infus natrium bikarbonat pada asidosis hiperkloremik.
• Suntik insulin pada penderita asidosis diabetik.
• Pemberian pengganti cairan tubuh melalui suntik.
• Detoksifikasi pada asidosis yang mengalami keracunan obat atau
alkohol.
Pada penderita asidosis laktat, dokter dapat memberikan
suplemen bikarbonat atau suntik pengganti cairan tubuh.
Pemberian oksigen atau antibiotik juga dapat dilakukan,
tergantung kepada penyebab yang mendasarinya.
Alkalosis respiratorik
• Pada alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hiperventilasi, dokter
dapat menyarankan pasien menghirup karbondioksida. Pertama-
tama, buang napas ke dalam kantong kertas. Kemudian, hirup
karbondioksida di dalam kantong tadi. Ulangi langkah tersebut hingga
beberapa kali. Cara ini bisa membantu menaikkan kadar
karbondioksida dalam darah.
• Perlu diketahui bahwa metode di atas hanya boleh dilakukan bila
dokter telah memastikan hiperventilasi terjadi akibat gangguan
keseimbangan asam basa. Jika Anda baru pertama kali mengalami
gejala tersebut, sangat disarankan untuk segera mencari pertolongan
medis ke rumah sakit.
Alkalosis metabolik
Penanganan alkalosis metabolik tergantung pada penyebab yang
mendasarinya. Pada sejumlah kasus, dokter dapat memberikan
beberapa jenis obat di bawah ini:
• Diuretik golongan penghambat karbonik anhydrase,
seperti acetazolamide.
• Diuretik hemat kalium seperti spironolactone.
• ACE inhibitor, seperti captopril dan lisinopril.
• Kortikosteroid, seperti dexamethasone.
• Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen.
Komplikasi Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Asidosis yang tidak ditangani dapat memicu sejumlah komplikasi. Di
antaranya adalah:
• Batu ginjal
• Gagal ginjal
• Penyakit tulang
• Terhambatnya proses tumbuh kembang
• Kegagalan sistem pernapasan
• Syok
Seperti halnya asidosis, alkalosis yang tidak ditangani dapat menimbulkan
sejumlah komplikasi, yaitu:
• Gangguan irama jantung (aritmia)
• Gangguan elektrolit, terutama hipokalemia
• Koma
Pencegahan Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Asidosis tidak dapat dicegah sepenuhnya. Akan tetapi, ada beberapa


langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risikonya. Pencegahan
tergantung kepada jenis asidosis yang dialami, seperti yang akan
dijelaskan di bawah ini.
Pencegahan asidosis respiratorik:
• Berhenti merokok untuk mencegah kerusakan paru-paru.
• Menjaga berat badan ideal, karena obesitas (berat badan berlebih) dapat
membuat Anda susah bernapas.
Pencegahan asidosis metabolik:
• Menjaga cairan tubuh tetap cukup dengan banyak minum.
• Mengontrol gula darah untuk mencegah ketoasidosis.
• Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol agar penumpukan asam laktat
tidak terjadi.
Alkalosis dapat dicegah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi, dan
menjalani pola makan yang sehat. Memilih makanan bergizi dan tinggi
kalium dapat membantu mencegah kekurangan elektrolit. Contoh makanan
berkadar kalium tinggi adalah bayam, kacang-kacangan, pisang, dan wortel.
Sedangkan untuk mencegah dehidrasi, disarankan melakukan sejumlah hal
berikut:
• Minum 8-10 gelas air putih perhari.
• Rutin minum sebelum, saat, dan setelah olahraga.
• Minum pengganti elektrolit saat sedang menjalani olahraga berat.
• Hindari minuman berkadar gula tinggi, seperti soda.
• Batasi minuman berkafein, seperti kopi dan teh.
Khusus untuk alkalosis respiratorik, pencegahan dapat dilakukan dengan
menangani penyebab hiperventilasi, seperti stres dan panik. Di antaranya
dengan meditasi, latihan pernapasan, atau olahraga rutin.

Anda mungkin juga menyukai