Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BRONKOPNEMONIA

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HIPERTERMIA

NAMA : AMANDA

NIM : PO713202201036

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN KEPERAWATAN MAKASSAR

STUDI KEPERAWATAN PAREPARE

2020

i
ABSTRAK

Latar Belakang : Kematian anak paling banyak disebabkan oleh bronkopnemonia


juga, termasuk Indonesia negara berkembang yang juga banyak mengalami
bronkopnemonia.

Metode penelitian : Metode pendekatan deskriptif merupakan metode yang


digunakan dalam studi kasus ini.Dalam hasil riset studi kasus pada klien,
Hipertermia menjadi diagnosa keperawatan utama.

Hasil penelitian : Setelah dilaksanakan asuhan keperawatan dengan pemberian


intervensi keperawatan, masalah keperawatan hipertermia dapat teratasi pada
hari ke-3. Diskusi dengan pasien dengan masalah keperawatan hipertermia
mempunyai respon yang sama pada setiap pasien Bronchopneumonia
sebelumnya.

Kesimpulan : Penyebab broncopneumonia yang sering terjadi pada anak yaitu


‘S. Pneumoniae’ . pneumonia meliputi adenovirus, parainfluenza virus, dan
influenza virus disebabkan karena virus yang ditemukan pada anak dibawa
umur 5 tahun dan’ Respiratory Syncytial Virus’ (RSV). pada anak >10 tahun
yang lebih sering ditemukan adalah chlamydia pneumonia dan Mycoplasma
pneumonia. Sementara itu, streptococcus pneumonia, staphylococcus aureus,dan
hemophilus influenzae adalah bibit penyakit yang paling sering ditemui pada
apus tenggorokan pasien yang berumur 2-59 bulan.

Kata kunci : Asuhan keperawatan,Bronchopneumonia,hipertermia

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………..…………………………………………..

ABSTRAK……………………………………………………………………..…ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….1
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………….....2
C. TUJUAN………………………………………………………………..…3
D. MANFAAT………………………………………………………………..3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………..…5

A. PENGERTIAN BRONCHOPNEUMONIA…………………………...….5
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI…………………………………………….6
C. ETIOLOGI………………………………………………………………...9
D. KLASIFIKASI………………………………………………………….…9
E. PATOFISIOLOGI………………………………………………………..10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………..….13

A. JENIS DAN DESAIN STUDI KASUS.…………………………………13


B. SUBYEK STUDI KASUS……………………………………………….14
C. FOKUS STUDI……………………………………………………….….14
D. DEFINISI OPERASIONAL…………………………………………..…14
E. INSTRUMEN…………………………………………………………....14
F. METODE PENGUMPULAN DATA……………………………………15
G. LOKASI DAN WAKTU STUDI KASUS…………………………...…..15
H. ANALISA DTA DAN PENYAJIAN DATA…………………………....16
I. ETIKA STUDI KASUS……………………………………………….....17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kematian anak paling banyak disebabkan oleh bronkopnemonia

juga, termasuk Indonesia negara berkembang yang juga banyak

mengalami bronkopnemonia.

Bronkopneumonia merupakan infeksi yang mengakibatkan pada

parenkim paru dan disebabkan oleh virus,bakteri,atau jamur sehingga

melebar sampai ke Bronkeoli melewati Hematogen dengan cara menjalar

melewati saluran pernapasan. Bronkopneumonia bahkan menjadi

penyebab utama kematian anak usia dibawah 5 tahun akibat infeksi.

Beberapa hari sebelum terkena Bronkopneumonia biasanya terjadi infeksi

traktus respiratorius bagian atas , suhu tubuh dapat naik secara mendadak. .

Demam adalah penyakit yang mengakibatkan kesehatan terganggu,. Demam pada

harus memiliki penanganan khusus dibandingkan orang dewasa karena jika

penangannya lambat, maka akan membahayakan keselamatan anak dan dapat

terjadi komplikasi seperti dehidrasi,hipotensi,demam berat,kejang-kejang,dan

tidak sadarkan diri

Perawat selaku tenaga medis harus bisa melaksanakan tindakan

yang cepat dan tepat untuk mengatasi Hipertermi pada anak, anak akan

1
menyebabkan gejala yang lebih parah jika tindakan penangan terlambat.

Agar tetap terpantau. Tindakan kompres hangat adalah tindakan yang bisa

dilakukan perawat yang bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh klien.

2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan keperawatan pada anak bronkopnemonia

dengan masalah keperawatan Hipertermia?

2
3. Tujuan

4. Tujuan Umum

Bonkopnemonia dengan masalah keperawatan hipertermia

5. Tujuan khusus

a.  Dapat mengkaji keperawatan anak yang menderita

bronkopnemonia menggunakan masalah keperawatan hipertermia

b. Bisa menentukan diagnosa keperawatan anak yang sedang

menderita bronkopnemoni dengan problem nursing hipertermia

yang sedang dideritanya.

c. Dapat menyusun perencanaan pada klien dengan masalah

hipertermia yang dialaminya dengan problem nursing keperawatan.

d. Dapat melaksanakan evaluasi keperawatan ke klien anak yang

mengalami Hipertermia yang sedang diidapnya.

6. Manfaat

1. Institusi

Sebagai suatu acuan untuk mengembangkan penelitian

selanjutnya dan sebagai langkah pertama untuk memulai suatu

penelitian.

2. Praktis

3
Dapat mengembangkan wawasan dan memberikan pengalaman

bagi peneliti berikutnya dalam melaksanakan penelitian serta

menerapkan berbagai teori dan konsep mengenai bronchopneumonia

3. Ilmiah

Meningkatkan kemampuan,pengetahuan dan perilaku orang tua

dalam mengatasi bronchopneumonia pada anak.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bronchopneumonia

Bronchopneumonia merupakan infeksi pada parenkim Paru-paru

yang disebabkan oleh kuman, virus,jamur, maupun barang asing yang

ditandai dengan indikasi panas tinggi, nafas cepat (dangkal), muntah

disertai diare, danbatuk kering.

Bronkopneumonia merupakan infeksi yang mengakibatkan pada

parenkim paru dan disebabkan oleh virus,bakteri,atau jamur sehingga

melebar sampai ke Bronkeoli melewati Hematogen dengan cara menjalar

melewati saluran pernapasan. Bronkopneumonia bahkan menjadi

penyebab utama kematian anak usia dibawah 5 tahun akibat infeksi.

Penyakit tersebut universal terjalin pada semua umur terutama pada bayi

dan anak-anak.

Dari sebagian penafsiran tersebut bisa disimpulkan

broncopneumonia merupakan infeksi pada prenkim paru-paru yang

disebabkan oleh kuman, virus,jamur, maupun barang asing yang ditandai

dengan indikasi panas tinggi, nafas cepat (dangkal), muntah disertai diare,

danbatuk kering yang kedap ditemukan pada anak anak.

5
2. Anatomi dan Fisiologi

Sistem pernapasan merupakan udara yang dihantar oleh saluran

yang terdiri dari beberapa organ dasar seperti

hidung,faring,laring,trakea,bronkus,serta paru-paru.

1. Sistem pernafasan ( atas )

(1) Faring ,

(2) Hidung, serta

(3) Laring yang berperan menghangatkann,melembabkan,dan

menyaring udara yang masuk.

a. Hidung

Hidung terbagi atas 2 nostaril yaitu pintu masuk menuju

rongga hidung, dan septum adalah pemisah duan kanalyang sempit.

Mukosa tersebut menghangatkann,melembabkan,dan menyaring udara

yang masuk melalui hidung. (Muttaqin, 2014).

6
b. Faring adalah pipa yang mempunyai dua otot,mulai dasar

terngkorak sampai esopagus, terletak di belakang hidung

(nosafaring). Faring terdiri dari Orofaring,Nasofaring,dan

Laringofaring. Nasofaring hanya untuk jalannya udara,

sedangkan Faring difungsikan untuk jalannya udara sekaligus

makanan, tapi tidak pada waktu yang bersamaan.Orofaring terletak

belakang mulut. Sedangkan Laringofaring terletak di paling

bawah laring, (muttaqin 2014).

c. Laring

Laring atau tenggorokan berada di antaratrakea dan faring. Jika

dilihat dari letak Vertebrata Servikalis,Laring terletak diruas ke4

atau ke5 dan berakhir di Vertebra Servikaliske6 Laring .

Laring terbagi atas 5 tulanng rawan,antara lain:

1) Kartilago tiroid terdiri dari 1 buah yang berada di depan jakun

2) Kartilago arireanoid terdiri dari 2 buah yang meyerupai beker

3) Kartilago krikoid terdiri dari 1 buah yang menyerupai cincin

4) Kartilago epiglottis terdiri dari 1 buah

2. Sistem pernapasan (bawah)

a. Trakea

7
Trakea merupakan sebuah tabung berdiametes 2,5cm dan

panjangnya 11cm.Trakea terletaksetelah laring serta memanjang

kebawah . Ujung trakea bagian bawah terbagi menjadi dua, kiri

dikenal sabagai karina (carina). Trakea tersusun dari 15 hingga

20 Kartilagohialin yang seperti huruf C dan menempel di dinding

trakea yang difungsikan untuk melindungi jalannya udara.

a. Bronkus

Bronkus memiliki struktur yang sama dengan trekea.Bronkus

kanan lebih pendek,lebar,dan mengarah lurus dengan trakea.

Sebaiknya Bronkus kiri lebih panjang,sempit,dan sudutnya pun

lebih lancip.Bronkusterminalis ( udara yang dihantar) fungsi

utamanya adalah membawa udara ke tempat tertukaran gas di paru-

paru.

b. Paru-paru

Paru-paru yaitu sebuah organ yang tumbuh yang sebagian besar

terdiri dari gelembung hawa dan alveoli. Gelembung alveoli ini

terdiri atas sel-sel epitel dan sel endotel yang manapada lapisan

ini terjadi pertukaran O2 dan CO2 yang dikeluarkan dari darah.

Banyaknya gelembng paru-paru ini ±700.000.000 buah (paru-paru

kanan dan kiri). Paru kanan terdiri dari 3 lobus yaitu, lobus

pulmo dekstra superior, lobus medial, dan lobus inferior. Dan paru

kiri terdiri lobus superior dan lobus inferior.

c. Otot- otot pernapasan

8
Otot yang digunakan saat bernafas disebut Diagfragma.

Diagfragma( otot utama yang ikut bekerja membangkitkan volume

paru-pare) ditopang oleh otot yang bisa mengangkut tulang rusuk.

Saat inspirasi,otot Sternokleidomastoideus,otot Skalenes,otot

Pektoralisminor,otot Serratusanterior,dan otot Interkostalis diposisi

luar terjadi peregangan lalu menekan diagfragma ke bawah

kemudian mengangkat rongga dada untuk membantu udara masuk

ke dalam paru-paru.

3. Fisiologi sistem pernapasan

Pernapasan respirasi yaitu udara yang dihirup dari luar yang

membawa Oksigen kemudian masuk kedalam tubuh (inspirasi) serta

mengeluarkan udara yang membawa Karbondioksida sisa oksidasi

keluar dari tubuh (ekspirasi)

3. Etiologi

Penyebab broncopneumonia yang sering terjadi pada anak yaitu ‘S.


Pneumoniae’ . pneumonia meliputi adenovirus, parainfluenza virus, dan influenza
virus disebabkan karena virus yang ditemukan pada anak dibawah umur 5
tahun dan ‘Respiratory Syncytial Virus’ (RSV). pada anak >10 tahun yang
lebih sering ditemukan adalah chlamydia pneumonia dan Mycoplasma
pneumonia. Sementara itu, streptococcus pneumonia, staphylococcus aureus,dan
hemophilus influenzae adalah bibit penyakit yang paling sering ditemui pada
apus tenggorokan pasien yang berumur 2-59 bulan.

4. Klasifikasi

Klasifikasi Broncopneumonia berdasarkan ciri-ciri radiologis dan

gejala klinisnya:

9
1. Broncopneumonia Thypikal,ditandai paneumonia Laboris dengan

Opasitas lobus (lobularis)

2. Bromcopneumonia Atypikal, Yaitu adanya gangguan pernapasan yang

lemah dengan gambaran difisu pada infiltrate paru Bilateral.

3. Broncopneumonia aspirasi, yang sering didapati pada bayi dan anak.

Klasifikas Broncopneumonia berdasarkan bakteri,antara lain : .

1. Broncopneumonia karena virus, yang sering terkena pada bayi dan

anak

2. Bronncopneumonia karena jamur, yang sering terjadi pada terutama

pada orang dengan daya tahan lemah dan pengobatan lebih sulit

yangdisertai infeksi sekunder.

Klasifikasi Brocopneumonia berdasarkan prediksi infeksi adalah:

1. BroncoPneumonia Laboris mengetahui 1 Lobus dan lebih, misalnya

aspirasi benda asing dan peroses keganasan yang menyebabkan karena

adanya Obstruksi bronkus.

2. Broncopneumonia, virus yang menyebabkan terdapat bintik-bintik

Infiltrate pada paru.

5. Patofisiologi

Bronkopneumonia merupakan infeksi yang mengakibatkan pada

parenkim paru dan disebabkan oleh virus,bakteri,atau jamur sehingga

meluas sampai ke Bronkeoli melewati Hematogen dengan cara menjalar

melewati saluran pernapasan.Bronkopneumonia bahkan menjadi penyebab

10
utama kematian anak usia dibawah 5 tahun akibat infeksi. Penyakit

tersebut universal terjalin pada semua umur terutama pada bayi dan anak-

anak. Sesudah itu, mikroorganisme sampai di alveoli yang membentuk

satu proses kontaminasi yang meliputi empat stadium, yaitu:

1. Stadium I (kongesti), 4-12 jam Pertama

Mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung

pada daerah baru yang terinfeksi yang disebut hiperemia. ditandai

adanya ditempat infeksi terjadi pkenaikan aliran darah serta

permeabilitas kapiler..

2. Stadium II( hipatisasi), 48jam kedepan

Terjadi waktu penjamu menghasilkan Alvelus ter isi sel darah

merah, Eksudat dan Fibrin sebagian dari reaksi peradangan yang

disebut hipatisasi merah . karena terdapat pengumpulan

Leukosit,Eritrosit,dan cairan, sehingga lobus yang terkena membentuk

padat.Sehingga pada perabaan dan warna paru merah seperti hepar,

anak akan semakin sesak karena di Stadium ini udara Alveoli

sangat kecil dan pada stadium ini bakan terjadi sangat cepat ( 48

jam).

3. Stadium III (Hepatisasi Kelabu) ,3-4 hari

Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru

yang trinfeksi disebut hepatisasi kelabu . Pada saat ini endapan

fibrin terjadi penumpukan diseluruh daerah yang terinfeksi dan terjadi

fagositosis sisa-sisa sel.

11
4. Stadium IV (Resolusi) , 7-11Hari

Stadium ini akan terjadi pada waktu respon imun dan peradangan

menurut, sisa-sisa sel fibrin,eksudat lisis,dan diabsorsi oleh makrofag

hingga jaringan kembali ke strukturnya semual. Inflamasi pada

bronkus di tandai adanya penumpukan sekret,sehingga terjadinya

demam,batuk produktif,ronchi positif,dan mual.

12
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.JENIS DAN DESAIN STUDI KASUS

Metode deskriptif yang digunakan dalam metode studi kasus ini

dengan pendekatan..Hipertermia merupakan Hasil pengkajian studi kasus

klien ditemukan diagnosa keperawatan utama. observasi tanda tanda vital,

mengukur suhu badan dan memberikan terapi antipiretik adalah tindakan

keperawatan yang dilakukan .

Studi kasus yakni untuk menggali suatu kasus dengan terperinci, mengambil
data yang luas serta memuliki informasi dari beberapa sumber. Studi Kasus ini
dilakukan pada pasien anak Bronchopneumonia dengan masalahkeperawatan
hipertermia. Setelah dilaksanakan asuhan keperawatan dengan pemberian
intervensi keperawatan, masalah keperawatan hipertermia dapat teratasi pada
hari ke-3. Diskusi dengan pasien dengan masalah keperawatan hipertermia
mempunyai respon yang sama pada setiap pasien Bronchopneumonia
sebelumnya. cara riset yang digunakan adalah cara menjelaskan melalui
pendekatan penelitian permasalahan. Hasil pengkajian riset permasalahan pada
klien ditemui diagnosa keperawatan utama ialah Hipertermia. Ada pula aksi
Keperawatan yang dicoba ialah Observasi ciri ciri vital, monitor temperatur badan
serta kerja sama dalam pemberian pengobatan antipiretik.

13
6. Subyek Studi Kasus

Subjek penelitian dalam kasus ini yaitu seperti judul tersebut yaitu

Asuhan keperawatan pada anak bronkopnemonia dengan masalah

keperawatan hipertermia .

7. Fokus Studi

Penelitian ini berfokus pada Asuhan keperawatan pada anak

bronkopnemonia dengan masalah keperawatan Hipertermia.

8. Defenisi Operasional

Bronkopneumonia merupakan infeksi yang mengakibatkan pada

parenkim paru dan disebabkan oleh virus,bakteri,atau jamur sehingga

meluas hingga ke Bronkeoli melalui hematogen dengan menyebar

melewati saluran pernapasan. Bronkopneumonia bahkan menjadi

penyebab utama kematian anak usia dibawah 5 tahun akibat infeksi.

Penyakit tersebut universal terjalin pada semuua umur terutama pada bayi

dan anak-anak. Tujuan penulisan untuk mengkaji keperawatan anak yang

menderita bronkopnemonia dengan problem keperawatan hipertermia

dengan menggunakanmetode deskriptif dengan pendekatan.

9. Instrumen

Salah satu jenis penelitian Kualitatif adalah peneliti berbuat

sebagai instrumen sekaliguspengumpul data. Instrumen selain manusia

seperti angket,pedoman wawancara,pedomanobservasi dan

sebagainya.Selain itu juga digunakan tetapi fungsinya spesifik sebagai

14
pendukungtugas peneliti sebagai instrumen kunci.Oleh karena itu, dalam

penelitian kualitatif kehadiranpeneliti sangat mutlak, karena peneliti harus

menjalin hubungan dengan lingkungan baik manusia dannon manusia.

10. Metode Pengumpulan Data

Adapun Metode Pengumpulan Data yang digunakan, yaitu:

1. Observasi

Pengamatan serta pencatatan dengan sistem ciri yangsudah

diteliti.Observasi dicoba periset selaku salah satu tata cara

pengumpulan informasi.

2. Wawancara Semi Terstrukur

Digunakan selaku metode mengumpulkan informasi jika periset

mau mengenali hal- hal responden yang mendalam.Wawancara Semi

terstruktur, metode mengumpulkan informasi bisa dikelompokkan

dalam wawancara mendalamyang lebih bertabiat bila dibanding

dengan wawancara terstruktur.Wawancara dalam mengambil

datadilakukan dalam wujud obrolan langsung antara periset dengan

satu atau lebih informan sekalian dengan mengajukan draf persoalan

yang sudah terbuat tadinya. Tetapi periset pula senantiasa membuka

komentar.

11. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

1. Lokasi penelitian

15
Di Rumah Sakit Umum Pinrang dijadikan sebagai tempat penelitian

unutuk kasus ini.

2. Waktu Studi Kasus

Pada bulan Oktober dimulai untuk melaksankan penelitian kasus ini

12. Analisa Data dan Penyajian Data

1. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Mencatat sejumlah aktivitas, melihat dan mendengar merupakan

perencanaan dalam melaksanakan prosedur dalam situasi tertentu

yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam

pengerjaan penelitian ini dilakukan dengan observasi dan pemeriksaan

fisik seperti:

a. Inspeksi dengan cara memanda yang diteliti kajian anatomi

oleh penel . Memeriksa tubuh seperti mengukur tubuh, warna dan

bentuk tubuh..

b. Palpasi merupakan pemeriksaan pada bagian yang diperiksa

dengan peraba. hand dan digiti adalah sebagai instrument yang

untuk mengelompokkan dipakai data periksaan pada bagian

anatomi yang akan diperiksa

2. Perkusi adalah memeriksa dengan teknik mengetuk bagian tubuh

tertentu untuk membanndingkan dengan Studi dokumentasi

Dokumentsi yaitu cara mengolah data variable yang berupa

transkripsi, buku, catatan dan lain-lain. Studi kasus yang berupa

dokumentasi difungsikan untuk mencapai hasil dari rekam mediks,

16
pemeriksaan laboratorium, referensi sumber, jurnal serta data yang

paling relevan.

13. Etika Studi Kasus

Etika Penelitian adalah suatu pedomanetika yang berlakuntuk tiap tiap

tindakan observasi melibatkanantara petugas tndakan, pihak klien maupun

keluarga klien dan lingkungan sekitar yangakan memperoleh

dampakhasil penelitiantersebut. Etika penelitianini mencakup juga perilaku

penelitatau perlakuan penelititerhadap subjekpenelitian sertasesuatu

yangdihasilkan olehpeneliti bagi masyarakat (Soekidjo, 2005). Etika yang

mendasaripenyusunan studikasus, sebagai berikut:

1. Perjelasan dan persetujuan,partisipan memiliki kuasa untuk menolak

atau menerima jika kita ingin mendapatkan data untuk penelitian,

merupakan kuasa untuk partisipan mau menjadi responden.

2. Anonimity (tanpa nama), partisipan memiliki kuasa untuk

menginginkan data penelitiannya untuk tidak dipublikasikan. Untuk

data dalam menggunakan penelitian responden menggunakan tanpa

nama.

3. Rahasia (confidentiality), peneliti menjamin semua data yang

diberikan untuk tidak dipublikasikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

“AckleyJ Betty B Gail. 2011.NURSING DIAGNOSIS

“Profesional. Jakarta:Medik Actions Publishing Nursalam.2013.Metodologi Riset

Keperawatan.Jakarta.Salemba Medika , Provinsi Jawa Timur”

“Rekam Medis. 2018. Privalensi Bronkopneumonia. Malang : Rekam”

“Santoso,Hari.2016. Profil Kesehatan Jawa Timur 2015. Surabaya : Dinas

Kesehatan”

“Sodikin.2012.Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Yogyakarta : Pustaka

Belajar”

18
LAMPIRAN

TES SIMILARITY : 26%

19

Anda mungkin juga menyukai