BRONKOPNEUMONIA
DI RUANGAN ANAK RSUP Dr M DJAMIL PADANG
PROPOSAL
OLEH :
RANDI
18112165
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2021
LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan
yang saat ini terjadi. Penyakit terbanyak pada anak yang dapat meningkatkan angka
kematian pada anak seperti yang pertama penyakit diare pada balita disebabkan virus, lalu
kolera, dan tipes. Penyakit pada anak yang terbanyak kedua yaitu pneumonia menjadi
penyakit paling tinggi penyebab kematian pada anak. Pneumonia disebabkan infeksi yang
memicu inflamasi pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Penyakit-
penyakit infeksi saluran pernafasan baik itu ringan seperti influenza lalu difteri dan campak.
Bronkopneumonia atau pneumonia adalah istilah umum untuk infeksi paru paru yang dapat
disebabkan oleh berbagai kuman (virus, bakteri , jamur dan parasit). Bronkopneumonia juga
didefinisikan sebagai radang akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya. Penyakit ini
merupakan manifestasi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling berat karena dapat
menyebabkan kematian. Sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh virus, termasuk adenovirus,
rhinovirus, virus influenza (flu), respiratory syncytial virus (RSV), human metapneumovirus, dan virus
parainfluenza. Selain itu, virus campak (morbili) juga dapat menyebabkan komplikasi berupa
pneumonia (Sinaga, 2019).
LATAR BELAKANG
RSUP dr. M. Djamil Padang angka kejadian bronkopneumonia pada anak dapat
diketahui berdasarkan data rekam medis pada tahun 2018-2020. Penderita
bronkopneumonia pada anak pada tahun 2018 sebanyak 151 orang, pada tahun 2019
mengalami peningkatan menjadi 166 orang dan pada tahun 2020 menjadi 76 orang
LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah suatu inflamasi pada parenkim paru. Umumnya pneumonia pada masa anak
digambarkan sebagai bronkopneumonia. Bronkopneumonia bentuk suatu kombinasi dari penyebaran
pneumonia lobular atau adanya infiltrat pada bagian area pada kedua lapang atau bidang paru dan sekitar
bronkhi (Sinaga, 2019). Maka peran perawat sebagai edukator menjalankan perannya dalam memberikan
pengetahuan, informasi, dan pelatihan ketrampilan kepada pasien, keluarga pasien maupun anggota
masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
Maka dari itu dengan adanya latar belakang ini, maka disini penulis tetarik untuk
menerapkan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Bronkopneumonia di Ruangan Anak
RSUP Dr. M. Djamil Padang.
MANFAAT PENULISAN
Bagi Penulis Untuk memperdalam pengetahuan penulis terkait Asuhan keperawatan pada
Anak yang mengalami bronkopneumonia dan mengaplikasikan ilmu yang telah
di peroleh diperkuliahan dalam praktek klinik keperawatan pada anak dengan
bronkopneumonia di Ruangan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang.
a.Batuk
a.Tension pneumotoraks
b.Demam
b.Pneumotoraks bilateral
c.Kesulitan bernapas seperti nafas cepat
c.Empiema
d.Adanya tarikan dinding dada bawah ke
d.Timbulnya infeksi sekunder
dalam (retraksi).
pada fungsi toraks darurat
e.Adanya napas cuping hidung (terutama
maupun secara akibat
pada bayi)
pemasangan WSD sangat
ditakutkan
9. PENATALAKSANAAN
1) Pemasangan WSD
2) Untuk pneumotoraks slang dada berukuran kecil dimasukkan pada
intercosta kedua
3) Pneumotoraks terbuka akibat trauma segera ditutup dengan kasa pretoleum,
pasien diminta untuk menarik nafas dan mengejan untuk mendorong glotis
yang tertutup guna mengeluarkan udara dari toraks sampai slang dada di
pasang dengan WSD (water seal drainage) (Somantri Irman, 2012).
8. KOMPLIKASI 10. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.Atelectasis,
b.Episema 1. Pemeriksaan Radiologi
c.Abses paru 2. GDA
e.Endokarditis 3. Sinar X dada (rontgen)
f.Meningitis 4. Torasentesis
5. HB
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN
Biasanya keadaan rambut dan kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak
Rambut
ada lesi atau perlukaan disekitar kulit kepala.
Wajah Biasanya wajah klien pucat, tidak ada oedema, tidak ada lesi atau perlukaan
disekitar wajah, wajah klien tampak meringis kesakitan.
Mata Biasanya mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
pupil isokor dan merepson terhadap rangsangan cahaya.
Hidung Biasanya klien nafas cupping hidung, tidak ada secret, lubang hidung simetris
kiri dan kanan, tidak ada polip.
Biasanya mukosa bibir kering, tidak ada lesi atau perlukaan. Biasanya klien
Mulut menggunakan teknik pernafasan yang dimana prosesnya menarik nafas melalui
hidung dengan mulut dalam keadaan tertutup dan mengeluarkannya secara
perlahan melalui mulut.
Leher Biasanya tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening.
Dada/Thoraks
Inspeksi biasanya terlihat ekspansi dada asimetris, tampak sesak nafas, tampak
penggunaan otot bantu nafas, pergerakan dada saat bernafas cepat,
dan ketidakseimbangan antara inspirasi dan ekspirasi..
biasanya antara fremitus kiri dan kanan menurun, tidak sama dan
Palpasi biasanya ekspansi paru meningkat
Perkusi bunyi pekak diatas area yang
terisi cairan (hematorak)
Auskultasi
biasanya terdapatnya suara nafas tambahan berupa wheezing atau rhonki
Jantung
Biasanya tidak ada oedema pada ekstermitas, tidak ada lesi atau
Ekstermitas
perlukaan.
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan napas, hipersekresi jalan
napas
2. Pola nafas tidak efektif b.d depresi pusat pernafasan, hambatan upaya
napas, deformitas dinding dada
3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi – perfusi
4. Hipertermi b.d Dehidrasi, terpapar lingkungan panas, proses penyakit
5. 5.Gangguan keseimbangan cairan dan eletrolit b.d Dehidrasi, tdan diare
6. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan
mencerna makanan
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Setelah rencana tindakan keperawatan di susun maka untuk selanjutnya adalah pengolahan data dan
kemudian pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah di susun tersebut. Dalam
pelakasaan implementasi maka perawat dapat melakukan observasi atau dapat mendiskusikan dengan
klien atau keluarga tentang tindakan yang akan di lakukan.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah langkah terakir dalam asuhan keperawatan, evaluasi dilakuakan dengan pendekatan
SOAP (data subjektif, data objektif, analisa, planning). Dalam evaluasi ini dapat ditentukan sejauh mana
keberhasilan rencana tindakan keperawatan yang harus dimodifikasi
TERIMAKASIH