Disusun Oleh :
Kelompok I
Annafis Nurfauza Toscania : 318125
Dian Hendrawati : 318129
Andi Rustandi : 318122
Lina Melianawati : 318140
Maria Umi Kulsum : 318142
Rizca Arif : 318149
41
KASUS TIC
An. MS dengan usia 17 bulan 3 hari datang ke RS Dustira tanggal 23 Oktober 2018
dengan keluhan batuk selama 2 minggu dan ada sesak. Pasien sebelumnya datang ke RS Kasih
Bunda untuk kontrol batuk namun di rujuk RS Dustira. Di RS Kasih Bunda, pasien di sarankan
untuk tes Mantoux untuk mengetahui apakah terpapar kuman TB atau tidak. Kesadaran compos
mentis, BB: 9,5 Kg, PB: 72 Cm, N: 110 x/menit, Suhu: 37,9 °C Lingkar Kepala:45 Cm, Lingkar
Dada: 52 cm, Lingkar Lengan : 17 cm, terdapat ronchi, pasien rewel.
SEVEN JUMP
Step 1
1. Mantoux
Step 2
1. Tes Mantoux adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui adanya paparan
kuman TB pada tubuh.
Step 3
41
Step 4
1. Cara pengkajian pada anak tersebut dengan pemeriksaan fisik secara head to toe.
2. Iya , anak menangis ketika dikaji oleh perawat.
3. Dengan cara bernyanyi dan bermain.
4. Ada gangguan pada motorik kasar dan sosialisasi.
5. Bersihan jalan napas tidak efektif, ketidak efektifan termoregulasi, gangguan tumbuh
kembang.
Step 5
41
Step 6-7
Laporan Pendahuluan
A. PENGERTIAN
Bronchopneumoni adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan
meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C, 2002 :
572).
Menurut Whaley & Wong, Bronchopneumonia adalah bronkiolus terminal yang
tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk
gabungan di dekat lobulus, disebut juga pneumonia lobaris.
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya menyerang di
bronkeoli terminal. Bronkeoli terminal tersumbat oleh eksudat mokopurulen yang
membentuk bercak-barcak konsolidasi di lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering
bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik
dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh (Sudigdiodi dan Imam Supardi, 1998).
Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh
agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli.
B. ETIOLOGI
Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen.
Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ
pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia
yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa,
mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia (Sandra M. Nettiria, 2001 : 682) antara lain:
1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.
2. Virus : Legionella pneumonia
3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
41
C. PATHOFISIOLOGI
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang
disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi
makanan dan minuman.
Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran
pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut,
sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan
ganbaran sebagai berikut:
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh
darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran
pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora
normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan
kemudian terjadilah diare yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit (Soeparman, 1991).
41
D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan
bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia
mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis,
batuk produktif, Takipnea, bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi, krekels
dan ronchi (Barbara C. long, 1996 :435).
41
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas
untuk mendeteksi agen infeksius (Barbara C, Long, 1996 : 435).
Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
(Sandra M. Nettina, 2001 : 684).
Kultur darah untuk mendeteksi bacteremia.
Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen
mikroba (Sandra M. Nettina, 2001 : 684).
2. Pemeriksaan Radiologi
Rontgenogram Thoraks
Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi
stafilokokus dan haemofilus (Barbara C, Long, 1996 : 435).
Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh
benda padat (Sandra M, Nettina, 2001).
G. KOMPLIKASI
a. Atelektasis : Pengembangan paru yang tidak sempurna.
b. Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.
c. Abses paru : Pengumpulan pus pada jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi sistomik
e. Endokarditis : Peradangan pada endokardium.
f. Meningitis : Peradangan pada selaput otak.
H. PENATALAKSANAAN
a. Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin, dan sefalosforin.
b. Terapi oksigen (O2).
c. Nebulizer, untuk mengencerkan dahak yang kental dan pemberian bronkodilator.
d. Istirahat yang cukup.
41
e. Kemoterafi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan eritromicin 4x 500 mg/ hari
atau tetrasiklin 3-4 x 500mg/ hari.
41
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).
3) Pemeriksaan persistem.
a. Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
b. Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan klien sulit bernapas, pernapasan cuping
hidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan
dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi
redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang tua cemas dengan
keadaan anaknya yang bertambah sesak dan pilek.
c. Sistem pencernaan.
Klien malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua
yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tujuan
dan cara pemberian makanan/cairan personde.
d. Sistem eliminasi.
Klien menderita diare, atau dehidrasi,
e. Sistem saraf.
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak
atau malas minum, ubun-ubun cekung.
f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
g. Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
h. Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit
kering, .
i. Sistem penginderaan.
Tidak ada kelainan.
4) Pemeriksaan diagnostik dan hasil.
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3 dengan
pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi
paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan/mencari
etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya
41
dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto roentgen (chest x ray)
dilakukan untuk melihat :
Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
Luas daerah paru yang terkena.
Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa
lobur.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum ditandai dengan adanya ronchi, dan ketidakefektifan batuk.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada jaringan
paru (perubahan membrane alveoli) ditandai dengan sianosis, PaO2 menurun,
sesak nafas.
3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas
ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, mengigil, akral teraba panas.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi ditandai
dengan nafsu makan menurun, BB turun, mual dan muntah, turgor kulit tidak
elastis.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
O2 dengan kebutuhan oksigen ditandai dengan tidak mampu berpartisipasi
dalam kegiatan sehari-hari sesuai kemampuan tanpa bantuan.
6. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh,kehilangan cairan karena berkeringat banyak, muntah atau diare.
41
3. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Bersihan Jalan Nafas tidak NOC: · Pastikan kebutuhan oral /
efektif berhubungan dengan: · Respiratory status : tracheal suctioning.
· Infeksi, disfungsi Ventilation · Berikan O2 ……l/mnt,
neuromuskular, hiperplasia · Respiratory status : metode………
dinding bronkus, alergi jalan Airway patency · Anjurkan pasien untuk istirahat
nafas, asma, trauma · Aspiration Control dan napas dalam
· Obstruksi jalan nafas : Setelah dilakukan · Posisikan pasien untuk
spasme jalan nafas, sekresi tindakan keperawatan memaksimalkan ventilasi
tertahan, banyaknya mukus, selama …………..pasien · Lakukan fisioterapi dada jika
adanya jalan nafas buatan, menunjukkan keefektifan perlu
sekresi bronkus, adanya jalan nafas dibuktikan · Keluarkan sekret dengan batuk
eksudat di alveolus, adanya dengan kriteria hasil : atau suction
benda asing di jalan nafas. · Mendemonstrasikan · Auskultasi suara nafas, catat
DS: batuk efektif dan suara adanya suara tambahan
· Dispneu nafas yang bersih, tidak · Berikan bronkodilator :
DO: ada sianosis dan dyspneu · ………………………
· Penurunan suara nafas (mampu mengeluarkan · ……………………….
· Orthopneu sputum, bernafas dengan · ………………………
· Cyanosis mudah, tidak ada pursed · Monitor status hemodinamik
· Kelainan suara nafas lips) · Berikan pelembab udara Kassa
(rales, wheezing) · Menunjukkan jalan basah NaCl Lembab
· Kesulitan berbicara nafas yang paten (klien · Berikan antibiotik :
· Batuk, tidak efekotif tidak merasa tercekik, …………………….
atau tidak ada irama nafas, frekuensi …………………….
· Produksi sputum pernafasan dalam rentang · Atur intake untuk cairan
· Gelisah normal, tidak ada suara mengoptimalkan keseimbangan.
· Perubahan frekuensi nafas abnormal) · Monitor respirasi dan status O2
dan irama nafas · Mampu · Pertahankan hidrasi yang
mengidentifikasikan dan adekuat untuk mengencerkan sekret
41
mencegah faktor yang · Jelaskan pada pasien dan
penyebab. keluarga tentang penggunaan
· Saturasi O2 dalam peralatan : O2, Suction, Inhalasi.
batas normal
· Foto thorak dalam
batas norma
2 Gangguan Pertukaran gas NOC: NIC :
Berhubungan dengan : · Respiratory Status : · Posisikan pasien untuk
-ketidakseimbangan perfusi Gas exchange memaksimalkan ventilasi
ventilasi · Keseimbangan · Pasang mayo bila perlu
-perubahan membran kapiler- asam Basa, Elektrolit · Lakukan fisioterapi dada
alveolar · Respiratory Status jika perlu
: ventilation · Keluarkan sekret dengan
DS: · Vital Sign Status batuk atau suction
- sakit kepala ketika bangun Setelah dilakukan · Auskultasi suara nafas,
- Dyspnoe tindakan keperawatan catat adanya suara tambahan
- Gangguan penglihatan selama …. Gangguan · Berikan bronkodilator ;
DO: pertukaran pasien teratasi -………………….
- Penurunan CO2 dengan kriteria hasi: -………………….
- Takikardi · Mendemonstrasikan · Barikan pelembab udara
- Hiperkapnia peningkatan ventilasi dan · Atur intake untuk cairan
- Keletihan oksigenasi yang adekuat mengoptimalkan keseimbangan.
- Iritabilitas · Memelihara kebersihan · Monitor respirasi dan status
- Hypoxia paru paru dan bebas dari O2
- kebingungan tanda tanda distress · Catat pergerakan dada,amati
- sianosis pernafasan kesimetrisan, penggunaan otot
è -warna kulit abnormal (pucat,· Mendemonstrasikan tambahan, retraksi otot
kehitaman) batuk efektif dan suara supraclavicular dan intercostal
- Hipoksemia nafas yang bersih, tidak · Monitor suara nafas, seperti
- hiperkarbia ada sianosis dan dyspneu dengkur
- AGD abnormal (mampu mengeluarkan · Monitor pola nafas :
- pH arteri abnormal sputum, mampu bernafas bradipena, takipenia, kussmaul,
hiperventilasi, cheyne stokes, biot
41
-frekuensi dan kedalaman dengan mudah, tidak ada · Auskultasi suara nafas, catat
nafas abnormal pursed lips) area penurunan / tidak adanya
· Tanda tanda vital ventilasi dan suara tambahan
dalam rentang normal · Monitor TTV, AGD,
· AGD dalam batas elektrolit dan ststus mental
normal · Observasi sianosis
· Status neurologis khususnya membran mukosa
dalam batas normal · Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang persiapan tindakan
dan tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, Suction, Inhalasi)
· Auskultasi bunyi jantung,
jumlah, irama dan denyut jantung
41
· Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
· Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
· Monitor hidrasi seperti turgor
kulit, kelembaban membran
mukosa)
41
· Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
· Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
· Kelola pemberan anti
emetik:.....
· Anjurkan banyak minum
· Pertahankan terapi IV line
· Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila lidah
dan cavitas oval
41
DO : · Keseimbangan · Kolaborasikan dengan
aktivitas dan istirahat Tenaga Rehabilitasi Medik dalam
· Respon abnormal dari merencanakan progran terapi yang
tekanan darah atau nadi tepat.
terhadap aktifitas · Bantu klien untuk
· Perubahan ECG : mengidentifikasi aktivitas yang
aritmia, iskemia mampu dilakukan
· Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
sosial
· Bantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
· Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
· Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
· Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
· Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
· Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
· Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
· Monitor respon fisik, emosi,
sosial dan spiritual
41
6 Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Berhubungan dengan: · Fluid balance · Pertahankan catatan intake
· Kehilangan volume · Hydration dan output yang akurat
cairan secara aktif · Nutritional Status : · Monitor status hidrasi (
· Kegagalan mekanisme Food and Fluid Intake kelembaban membran mukosa,
pengaturan Setelah dilakukan nadi adekuat, tekanan darah
tindakan keperawatan ortostatik ), jika diperlukan
DS : selama….. defisit volume · Monitor hasil lab yang sesuai
· Haus cairan teratasi dengan dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
DO: kriteria hasil: osmolalitas urin, albumin, total
· Penurunan turgor · Mempertahankan protein )
kulit/lidah urine output sesuai · Monitor vital sign setiap
· Membran mukosa/kulit dengan usia dan BB, BJ 15menit – 1 jam
kering urine normal, · Kolaborasi pemberian cairan
· Peningkatan denyut · Tekanan darah, IV
nadi, penurunan tekanan nadi, suhu tubuh dalam · Monitor status nutrisi
darah, penurunan batas normal · Berikan cairan oral
volume/tekanan nadi · Tidak ada tanda · Berikan penggantian
· Pengisian vena tanda dehidrasi, nasogatrik sesuai output (50 –
menurun Elastisitas turgor kulit 100cc/jam)
· Perubahan status baik, membran mukosa · Dorong keluarga untuk
mental lembab, tidak ada rasa membantu pasien makan
· Konsentrasi urine haus yang berlebihan · Kolaborasi dokter jika tanda
meningkat · Orientasi cairan berlebih muncul meburuk
· Temperatur tubuh terhadap waktu dan · Atur kemungkinan tranfusi
meningkat tempat baik · Persiapan untuk tranfusi
· Kehilangan berat badan · Jumlah dan irama · Pasang kateter jika perlu
secara tiba-tiba pernapasan dalam batas · Monitor intake dan urin output
· Penurunan urine output normal setiap 8 jam
· HMT meningkat · Elektrolit, Hb, Ht
· Kelemahan dalam batas normal
· pH urin dalam batas
normal
41
· Intake oral dan
intravena adekuat
DAFTAR PUSTAKA
41
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. MS
DENGAN BRONCHOPHEUMONIA
DI RUANG SALAK RUMAH SAKIT TK.II DUSTIRA
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : An.MS
Tanggal lahir/Umur : 20 Mei 2017/17 bulan 3 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : Belum sekolah
Tanggal Masuk : 23 Oktober 2018
Tanggal Pengkajian : 23 Oktober 2018
No. Medrek : 562360
Diagnosa Medik : Bronchopneumonia
b. Nama orang tua
1). Ibu
Nama : Ny. I
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT
41
Alamat : Kp.Rancapanggung Rt 04/04 Kecamatan Cililin
Kabupaten Bandung Barat
2). Ayah
Nama : Tn. R
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan anaknya sesak.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu pasien mengatakan pasien sesak ± 1 minggu yang lalu, disertai demam yang
timbul ± 3 hari yang lalu, disertai dengan batuk pasien muntah sebanyak 3x
berisi lendir sehingga pasien tidak mau makan dan minum hanya ASI yang
masih bisa masuk. BAB dan BAK tidak ada kelainan. Sebelumnya pasien sudah
berobat dan diberi obat paracetamol syrup dan ambroxol. Pasien sudah 3x
dirawat dengan keluhan yang sama.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
1). Riwayat Prenatal
Ibu memeriksakan kehamilan di bidan secara teratur. Tidak terdapat
kelainan pada saat hamil.
2). Riwayat Natal
Ibu mengatakan usia kehamilan cukup bulan, tidak ada mulas, tidak ada
pembukaan dan menurut dokter spog cairan ketuban sudah sedikit dan
akhirnya diputuskan untuk section caesar.
3). Riwayat Neonatal
Ibu mengatakan anak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, frekuensi
± 8-10 x pemberian ASI dan pemberian makanan tambahan pada usia 7
bulan. Sampai sekarang ASI belum berhenti diberikan
4). Riwayat yang berhubungan dengan :
a. Tidak terdapat cacat bawaan, tetapi pada saat setelah lahir keadaan bayi
tidak menangis keras
41
b. Pernah dirawat 3x dengan keluhan yang sama yaitu sesak.
5). Pertumbuhan dan perkembangan
Ibu mengatakan An. MS belum bisa berjalan. Ibu mengatakan An. MS
sering sakit dan di usia 9 bulan dan 14 bulan dirawat di RS
a. Motorik Kasar
Anak sudah bisa berdiri tetapi belum bias berjalan secara normal,masih
menggunakan bantuan ibu atau berpegangan pada alat.
b. Sosialisasi
Anak belum dapat bersosialisasi dengan orang lain jika melihat orang
yang dirasa baru anak akan selalu menangis
c. Bicara
Anak dapat bicara ma ma, pa pa pada usia 12 bulan
41
Keterangan :
= Laki-laki = Ayah
= Perempuan = Ibu
= Meninggal = Paman
= Meninggal
= Pasien
3. Pemeriksaan Fisik
a. Skrining Gizi
1). Penampilan Umum : Bayi tampak lemah dan rewel, kurus.
2). Pembengkakan pada tungkai kaki :Tidak ada
3). Status Gizi : Baik
BB/BB :9,5 kg/ 72 cm
b. Tanda-tanda vital
1) Tekanan Darah :-
2) Frekuensi Nadi : 110x/ menit
3) Frekuensi Respirasi : 46x/ menit
4) Suhu : 37,9°C
5) LK/LL/LD : 42,5 cm / 17 cm/ 52 cm
6) BB/PB : 9,5 kg/ 72 cm
c. Keadaan Umum :
41
Bayi tampak lemah, belum bisa bicara lancar, kesadaran compos mentis.
d. Kulit :
Putih,kering,turgor kulit baik, CRT kurang dari 2 detik
e. Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran
f. Kepala :
1) Mata :
Konjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak ikterik
Pupil : isokor
Fungsi penglihatan : normal
2) Hidung :
Bentuk : Simetris
Secret : ada
Fungsi penciuman : normal
3) Mulut :
Bibir : Tidak sianosis
Mukosa : Lembab
Keadaan gigi : Jumlah Gigi Atas : 6, Bawah : 6
Lidah : Bersih
Fungsi pengecapan : Normal, suka rasa asin
4) Telinga :
Bentuk : Simetris
Adakah secret : Tidak ada
Fungsi pendengaran : Normal
g. Leher :
Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
Jugularis Vena Pressure : Tidak ada peningkatan
h. Dada :
Bentuk : Normal
Gerakan : Simetris
Bunyi Nafas : Ada Ronchi (+)
Bunyi Jantung : Lup Dup
i. Abdomen :
Bentuk : Simetris
41
Bising Usus : 16 x/menit
Umbilical (menonjol/tdk) : Tidak
j. Punggung :
Kebersihan : Ruam Merah
Bentuk : Simetris
k. Ekstremitas :
Bentuk : Simetris
Pergerakan : Normal
Kekuatan Otot dan Reflex :5
5. Data Penunjang
a. Data Laboratorium
Tanggal No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1 Hemoglobin 13,2 gr/dl 14.00-17,5
2 Leukosit 14.900 4.000-11.000
23/10/2018
3 Hematokrit 39 % 40-52
4 Trombosit 540 150-450
b. Therapi
No Jenis therapy Jenis Obat Dosis
1 Nebulizer Nacl 3% 2 cc / 8 jam
2 InjeksiIV Ampisilin 250 mg 4x250 mg IV
3 IVFD Cairan KaEN 1B 900/24 jam
41
B. ANALISA DATA
mentis efektif
41
Ibu pasien mengatakan berhubungan dengan
kalau An S masih demam Benda asing masuk ke dalam infeksi
naik turun tubuh
DO:
Pasien tampak rewel Mempengaruhi system imun
Suhu: 37,9 0 C
RR : 38 x/m
Nadi : 110 x/m
Leukosit: 14,900
Leukosit diproduksi lebih
banyak untuk meningkatkan
pertahanan tubuh
Demam
3 DS: Broncopnemonia Gangguan tumbuh
Ibu mengatakan An S kembang: motorik kasar
belum bisa berjalan Perawatan di RS di usia dan sosialisasi
Ibu mengatakan An S perkembangan berhubungan dengan
sering sakit dan di usia 9 kurangnya stimulasi
bulan dan 14 bulan Perawatan di rumah
dirawat di RS
DO: Orang tua kurang informasi
Hasil KPSP pada usia 15
bulan dari 10 pertanyaan Kecemasan orangtua akan
terjawab Ya 4. Tidak 6. proses penyakit
Hasil ada penyimpangan
Pasien belum bisa jalan Anak mendapat perlakuan
berpegangan
Pasien belum bisa berdiri Orang tua kurang
berpegangan selama
kurang lebih 5 detik Gangguan tumbuh kembang
41
Pasien belum bisa berdiri
sendiri tanpa
berpegangan selama 30
detik atau lebih
Pasien belum bisa
membungkuk untuk
memungut mainan di
lantai tanpa berpegangan
atau menyentuh lantai
Pasien menunjukkan apa
yang diinginkan dengan
menangis atau merengek
Pasien belum bisa
berjalan di sepanjang
ruangan tanpa jatuh
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
41
41
D. PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN EVALUASI
41
mempermudah hangat sedikit
untuk dikeluarkan sedikit tapi sering
4. Kolaborasi 4. Pemberian obat
pemberian atau tindakan 4. Melakukan
tindakan pengencer dahak pemberian terapi
broncodilator dan akan mencairkan nebulizer NaCl 3 %
mukolitik dahak sehingga tiap 8 jam
memudahkan
proses
pengeluaran
dahak
5. Ajarkan teknik 5. Teknik clapping
clapping pada dada dan 5. Mengajarkan teknik
keluarga punggung akan clapping pada ibu
memudahkan pasien yaitu dengan
dahak kental tidak cara menepuk dada
lengket di jalan dan punggung
nafas dengan telapak
tangan yang sedikit
menekuk
41
2 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Observasi Tanda- 1. Mengetahui suhu 1. Mengobservasi S:
thermoregulasi tindakan selama 3 x tanda Vital tiap 4 pasien sehingga tanda-tanda vita -
berhubungan 24 jam diharapkan jam dapat dilakukan pasien, didapatkan O:
dengan infeksi suhu tubuh kembali tindakan hasil suhu 36,7 oC, Suhu tubuh
normal dengan selanjutnya nadi 100 x/m, 36,7 oC
kriteria: respirasi rate 38 Anak masih
Suhu 36,5 – 37,5 x/m ,pasien masih rewel
o rewel
C A:
Pasien tidak rewel 2. Anjurkan pasien 2. Minum banyak 2. Menganjurkan ibu masalah teratasi
banyak minum dapat membantu pasien untuk sebagian
menurunkan suhu memberikan An S P:
tubuh dan minum yang lanjutkan
mencegah banyak, diberikan intervensi dari
dehidrasi sedikit-sedikit tapi nomor 1 sampai 6
sering, dan ibu
pasien bersedia
3. Anjurkan keluarga 3. Kompres hangat 3. Menganjurkan ibu
untuk mengompres dapat membuat pasien untuk
hangat bila demam vaso dilatasi mengompres
perifer sehingga dengan air hangat
41
menyebabkan ketiak atau dahi
pembuangan atau leher pasien
energi panas bila demam
melalui kulit
meningkat
sehingga akan
menurunkan
demam
4. Anjurkan keluarga 4. Baju yang 4. Menganjurkan
untuk memakaian meyerap keringat keluarga untuk
baju yang dapat membuat memakaikan An S
menyerap keringat anak lebih baju yang
dan nyaman nyaman menyerap keringat
dan nyaman, ibu
klien bersedia
5. Atur suhu ruangan 5. Suhu ruangan dan 5. Mengatur suhu
kondisi ruangan dan
lingkungan yang lingkungan yang
mendukung dapat nyaman dengan
mempercepat mengecilkan
volume kipas angin
41
proses penurunan dan mengganti
demam sprei yang basah
6. Kolaborasi 6. Kolaborasi
pemberian obat 6. Antipiretik akan pemberian obat
antipiretik meningkatkan antipiretik
aliran darah ke paracetamol bila
perifer sehingga demam, diberikan 4
membuat jam sekali apabila
penurunan suhu masih demam
tubuh
3 Gangguan tumbuh Setelah dilakukan 1. Lakukan penilaian 1. Mengkaji 1. Melakukan S:
kembang: motorik tindakan selama 3x24 KPSP pada anak kemampuan dan penilaian KPSP -
kasar dan jam, gangguan tumbuh kembang pada anak usia 15 O:
sosialisasi tumbuh kembang anak secara dini bulan (An S berusia Orangtua pasien
berhubungan dapat teratasi dengan 17 bulan lebih 3 mengatakan
dengan kurangnya kriteria: hari), didapatkan mengerti cara
stimulasi Orang tua hasil ada menstimulasi
mengatakan penyimpangan di anak
mengerti cara motoric kasar dan A:
stimulasi tumbuh sosialisasi masalah teratasi
sebagian
41
kembang pada 2. Ajarkan orangtua 2. Orangtua adalah 2. Mengajarkan pada P:
anak cara stimulasi anak orang terdekat ibu pasien cara lanjutkan
Orangtua mampu usia 15-18 bulan pasien sehingga stimulasi pada anak intervensi
melakukan cara dapat membantu 15-18 bulan
stmulasi meningkatkan khususnya motoric
kemampuan kasar dan
pasien sosialisasi sesuai
dengan buku
panduan
3. Kaji ulang 3. Memvalidasi 3. Mengkaji ulang
pengetahuan ulang apakah pengetahuan
orangtua tentang orangtua mengerti orangtua tentang
cara stimulasi pada atau tidak cara stimulasi dan
anak usia 15-18 orangtua
bulan mengatakan
mengerti dan mau
melakukan
4. Rencanakan tes 4. Mengevaluasi 4. Merencanakan
KPSP ulang kembali hasil dari dengan orangtua
setelah 2 minggu stimulasi yang pasien untuk
stimulasi sudah dilakukan melakukan tes
41
KPSP ulang di
Puskesmas/ Klinik
terdekat/ RS setelah
2 minggu stimulasi
41
41
E. CATATAN PERKEMBANGAN
41
Menganjurkan minum hangat sedikit-
sedikit tapi sering
Kolaborasi pemberian tindakan
broncodilator dan mukolitik, dengan
melakukan terapi nebulizer NaCl 3 %
Memvalidasi kembali teknik clapping
yang telah diajarkan pada keluarga
E:
Suara nafas masih ada ronchi
R:
Lanjutkan intevensi terapi nebulizer
24/10 2 S:
2018 Ibu mengatakan An S sudah tidak demam
O:
Pasien sudah tidak rewel
Suhu: 37,2 oC
Respirasi rate : 34 x/m
Nadi: 100 x/m
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi selesai
24/10 3 S:
2018 Ibu pasien mengatakan An S masih
pengen digendong
Ibu pasien mengatakan sudah bisa cara
menstimulasi perkembangan tapi masih
ada yang lupa
41
O:
Pasien belum bisa jalan sendiri atau jalan
dengan berpegangan
Pasien belum bisa berdiri sendiri tanpa
berpegangan selama kurang lebih 5 detik
Pasien belum bisa berdiri sendiri tanpa
berpegangan selama 30 detik atau lebih
Pasien belum bisa membungkuk untuk
memungut mainan di lantai tanpa
berpegangan atau menyentuh lantai
Pasien menunjukkan apa yang diinginkan
dengan menangis atau merengek
Pasien belum bisa berjalan di sepanjang
ruangan tanpa jatuh
A:
Masalah teratasi sebagian
Gangguan tumbuh kembang: motorik kasar
dan sosialisasi berhubungan dengan
kurangnya stimulasi
P:
Lanjutkan intervensi
Ajarkan orangtua cara stimulasi anak usia
15-18 bulan
Kaji ulang pengetahuan orangtua tentang
cara stimulasi pada anak usia 15-18 bulan
Rencanakan tes KPSP ulang setelah 2
minggu stimulasi
I:
Mengajarkan orangtua cara stimulasi anak
usia 15-18 bulan, terutama motoric kasar
dan sosialisasi
Motoric kasar dengan cara: berjalan
mundur, berjalan sambil jinjit, menangkap
41
dan melempar bola, bermain di luar
rumah, bermain air, menendang bola.
Sosialisasi dengan cara tenangkan anak
saat rewel, berikan kasih saying, biarkan
anak buka baju sendiri, bermain
menyembunyikan mainan dan anak
mencari sendiri, ajak anak jalan jalan ke
luar, dorong anak untuk bermain dengan
sebaya.
Mengkaji ulang pengetahuan orangtua
tentang cara stimulasi pada anak usia 15-
18 bulan
Merencanakan kembali tes KPSP ulang
setelah 2 minggu stimulasi di Puskesmas/
Klinik terdekat/ RS
E:
Ibu pasien sangat bersemangat untuk
menstimulasi perkembangan pasien
R:
Lanjutkan intervensi no 2 dan 3
25/10 1 S:
2018 Ibu mengatakan An S batuk berkurang
Ibu mengatakan sesak sudah berkurang
Ibu mengatakan sudah bisa melakukan
teknik clapping
O:
Suara nafas ronchi masih terdengar
Kesadaran compos mentis
Nafsu makan masih kurang
Respirasi rate : 35 x/m
Nadi: 100 x/m
A:
Masalah teratasi sebagian
41
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan penumpukan secret
P:
Lanjutkan Intervensi:
Kaji suara nafas dan frekuensi pernafasan
Kolaborasi pemberian tindakan
broncodilator dan mukolitik
I:
Mengkaji suara nafas dan frekuensi
pernafasan, didapatkan masih terdapat
ronchi
Kolaborasi pemberian tindakan
broncodilator dan mukolitik, dengan
melakukan terapi nebulizer NaCl 3 %
Memvalidasi kembali teknik clapping
yang telah diajarkan pada keluarga
E:
Suara nafas masih ada ronchi
R:
Lanjutkan intevensi terapi nebulizer
25/10 3 S:
2018 Ibu pasien mengatakan sudah bisa cara
menstimulasi perkembangan tapi masih
ada yang lupa
O:
Pasien belum bisa jalan sendiri atau jalan
dengan berpegangan
41
Pasien belum bisa berdiri sendiri tanpa
berpegangan selama kurang lebih 5 detik
Pasien belum bisa berdiri sendiri tanpa
berpegangan selama 30 detik atau lebih
Pasien belum bisa membungkuk untuk
memungut mainan di lantai tanpa
berpegangan atau menyentuh lantai
Pasien menunjukkan apa yang diinginkan
dengan menangis atau merengek
Pasien belum bisa berjalan di sepanjang
ruangan tanpa jatuh
A:
Masalah teratasi sebagian
Gangguan tumbuh kembang: motorik kasar
dan sosialisasi berhubungan dengan
kurangnya stimulasi
P:
Lanjutkan intervensi
Ajarkan orangtua cara stimulasi anak usia
15-18 bulan
Kaji ulang pengetahuan orangtua tentang
cara stimulasi pada anak usia 15-18 bulan
I:
Mengajarkan orangtua cara stimulasi anak
usia 15-18 bulan, terutama motoric kasar
dan sosialisasi
Motoric kasar dengan cara: berjalan
mundur, berjalan sambil jinjit, menangkap
dan melempar bola, bermain di luar
rumah, bermain air, menendang bola.
Sosialisasi dengan cara tenangkan anak
saat rewel, berikan kasih saying, biarkan
anak buka baju sendiri, bermain
41
menyembunyikan mainan dan anak
mencari sendiri, ajak anak jalan jalan ke
luar, dorong anak untuk bermain dengan
sebaya.
Mengkaji ulang pengetahuan orangtua
tentang cara stimulasi pada anak usia 15-
18 bulan, ibu mengatakan sudang
mengerti
E:
Ibu pasien sangat bersemangat untuk
menstimulasi perkembangan pasien
R:
Lanjutkan intervensi no 2 dan 3
41
41