I. KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas yang
disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus influenzae atau karena aspirasi
makanan dan minuman.
Dari saluran pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masukl ke saluran
pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di tempat tersebut,
sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi saluran pernafasan dengan
ganbaran sebagai berikut:
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi pembuluh darah
alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler dan alveoli.
2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam saluran pencernaan
dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya peningkatan flora normal dalam usus,
peristaltik meningkat akibat usus mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare
yang beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
(Soeparman, 1991)
D. MANIFESTASI KLINIS
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran pernafasan bagian
atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita bronchopneumonia mengalami
tanda dan gejala yang khas seperti menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk
produktif, Takipnea, bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi, krekels dan
ronchi
(Barbara C. long, 1996 :435)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
(meningkatnya jumlah neutrofil). (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta tes sensitifitas
untuk mendeteksi agen infeksius. (Barbara C, Long, 1996 : 435)
Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa.
(Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
Kultur darah untuk mendeteksi bakteremia
Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen
mikroba. (Sandra M. Nettina, 2001 : 684)
2. Pemeriksaan Radiologi
Rontgenogram Thoraks
Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi
stafilokokus dan haemofilus. (Barbara C, Long, 1996 : 435)
Laringoskopi/ bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat
oleh benda padat. (Sandra M, Nettina, 2001)
F. KOMPLIKASI
a. Atelektasis :Pengembangan paru yang tidak sempurna.
b. Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.
c. Abses paru :pengumpulan pus pada jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi sistomik
e. Endokarditis :peradangan pada endokardium.
f. Meningitis : Peradangan pada selaput otak.
G. PENATALAKSANAAN
a. Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin, dan sefalosforin.
b. Terapi oksigen (O2)
c. Nebulizer, untuk mengencerkandahak yang kental dan
pemberian bronkodilator.
d. Istirahat yang cukup
e. Kemoterafi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan eritromicin
4x 500 mg/ hari atau tetrasiklin 3-4 x 500mg/ hari.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum ditandai dengan adanya ronchi, dan ketidakefektifan batuk.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada jaringan paru
(perubahan membrane alveoli) ditandai dengan sianosis, PaO2 menurun, sesak nafas.
3. Hipertermi berhubungan dengan inflamasi terhadap infeksi saluran nafas ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh, mengigil, akral teraba panas.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi ditandai dengan nafsu
makan menurun, BB turun, mual dan muntah, turgor kulit tidak elastis.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan
kebutuhan oksigen ditandai dengan tidak mampu berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari
sesuai kemampuan tanpa bantuan.
6. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh,kehilangan
cairan karena berkeringat banyak, muntah atau diare.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan resiko terpajan bakteri patogen
3. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
Bersihan Jalan Nafas NOC: Pastikan kebutuhan oral / tracheal
1 tidak Respiratory status : suctioning.
efektifberhubungan Ventilation Berikan O2 ……l/mnt,
dengan: Respiratory status : Airway metode………
Infeksi, disfungsi patency Anjurkan pasien untuk istirahat
neuromuskular, Aspiration Control dan napas dalam
hiperplasia dinding Setelah dilakukan tindakan Posisikan pasien untuk
bronkus, alergi jalan keperawatan selama memaksimalkan ventilasi
nafas, asma, trauma …………..pasien Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Obstruksi jalan nafas : menunjukkan keefektifan Keluarkan sekret dengan batuk
spasme jalan nafas, jalan nafas dibuktikan atau suction
sekresi tertahan, dengan kriteria hasil : Auskultasi suara nafas, catat
banyaknya mukus, Mendemonstrasikan batuk adanya suara tambahan
adanya jalan nafas efektif dan suara nafas yang Berikan bronkodilator :
buatan, sekresi bronkus, bersih, tidak ada sianosis ………………………
adanya eksudat di dan dyspneu (mampu ……………………….
alveolus, adanya benda mengeluarkan sputum, ………………………
asing di jalan nafas. bernafas dengan mudah, Monitor status hemodinamik
DS: tidak ada pursed lips) Berikan pelembab udara Kassa
Dispneu Menunjukkan jalan nafas basah NaCl Lembab
DO: yang paten (klien tidak Berikan antibiotik :
Penurunan suara nafas merasa tercekik, irama …………………….
Orthopneu nafas, frekuensi pernafasan …………………….
Cyanosis dalam rentang normal, tidak Atur intake untuk cairan
Kelainan suara nafas ada suara nafas abnormal) mengoptimalkan keseimbangan.
(rales, wheezing) Mampu Monitor respirasi dan status O2
Kesulitan berbicara mengidentifikasikan dan Pertahankan hidrasi yang adekuat
Batuk, tidak efekotif mencegah faktor yang untuk mengencerkan sekret
atau tidak ada penyebab. Jelaskan pada pasien dan keluarga
Produksi sputum Saturasi O2 dalam batas tentang penggunaan peralatan :
Gelisah normal O2, Suction, Inhalasi.
Perubahan frekuensi Foto thorak dalam batas
dan irama nafas norma
Gangguan Pertukaran NOC: NIC :
2 gas Respiratory Status : Gas Posisikan pasien untuk
Berhubungan dengan : exchange memaksimalkan ventilasi
-ketidakseimbangan Keseimbangan asam Basa, Pasang mayo bila perlu
perfusi ventilasi Elektrolit Lakukan fisioterapi dada jika
-perubahan membran Respiratory Status : perlu
kapiler-alveolar ventilation Keluarkan sekret dengan batuk
Vital Sign Status atau suction
DS: Setelah dilakukan tindakan Auskultasi suara nafas, catat
- sakit kepala ketika keperawatan selama …. adanya suara tambahan
bangun Gangguan pertukaran Berikan bronkodilator ;
- Dyspnoe pasien teratasi dengan -………………….
- Gangguan penglihatan kriteria hasi: -………………….
DO: Mendemonstrasikan Barikan pelembab udara
- Penurunan CO2 peningkatan ventilasi dan Atur intake untuk cairan
- Takikardi oksigenasi yang adekuat mengoptimalkan keseimbangan.
- Hiperkapnia Memelihara kebersihan Monitor respirasi dan status O2
- Keletihan paru paru dan bebas dari Catat pergerakan dada,amati
- Iritabilitas tanda tanda distress kesimetrisan, penggunaan otot
- Hypoxia pernafasan tambahan, retraksi otot
- kebingungan Mendemonstrasikan batuk supraclavicular dan intercostal
- sianosis efektif dan suara nafas yang Monitor suara nafas, seperti
è -warna kulit abnormal bersih, tidak ada sianosis dengkur
(pucat, kehitaman) dan dyspneu (mampu Monitor pola nafas : bradipena,
- Hipoksemia mengeluarkan sputum, takipenia, kussmaul,
- hiperkarbia mampu bernafas dengan hiperventilasi, cheyne stokes, biot
- AGD abnormal mudah, tidak ada pursed Auskultasi suara nafas, catat area
- pH arteri abnormal lips) penurunan / tidak adanya ventilasi
-frekuensi dan Tanda tanda vital dalam dan suara tambahan
kedalaman nafas rentang normal Monitor TTV, AGD, elektrolit
abnormal AGD dalam batas normal dan ststus mental
Status neurologis dalam Observasi sianosis khususnya
batas normal membran mukosa
Jelaskan pada pasien dan keluarga
tentang persiapan tindakan dan
tujuan penggunaan alat tambahan
(O2, Suction, Inhalasi)
Auskultasi bunyi jantung, jumlah,
irama dan denyut jantung