Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD ASDIR YUSUF

NIM : 221210017

KELAS : EKONOMI PEMBANGUNAN (A) SEMESTER 2

TUGAS 2

Tes Formatif:
a. Jelaskan bagaimana efektivitas kebijakan moneter terhadap perekonomian negara
menurut paham klasik.
b. Jelaskan bagaimana efektivitas kebijakan fiskal terhadap perekonomian negara menurut
paham klasik.

JAWABAN:

a. Sebelum pemerintah mengambil kebijakasaan moneter, keseimbangan


ekonomi berada pada keseimbangan output Yo dan keseimbangan harga umum Po.
Selanjutnya, pemerintah dalam hal ini otoritas moneter mengambil
kebijaksanaan moneter yang berdampak ekspansionari, maka jumlah uang beredar di
masyarakat akan meningkat, yang mana akan menggeser kurva permintaan aggregat
dari AD(Mo) ke sebelah kanan atas ke AD(M1).
Pada tingkat harga umum Po (belum ada penyesuaian harga), kebijaksanaan
tersebut akan meningkatkan permintaan aggregat ke Y1, namun karena penawaran
aggregat tidak terpengaruh, maka hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya
kelebihan permintaan di pasar.
Kelebihan permintaan tersebut akan menyebabkan mekanisme pasar bekerja
dengan mendorong harga melakukan penyesuaian naik pada tingkat P1, dan
berdampak pada penurunan permintaan aggregat kembali ke Yo.
Pada akhirnya, kenaikan harga-harga yang proporsional dengan kenaikan
jumlah uang beredar tersebut menyebabkan daya beli dari uang tersebut sama dengan
sebelumnya, sehingga keseimbangan output juga tidak berubah.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan moneter yang bertujuan untuk
meningkatkan keseimbangan output tidak efektif, yang terjadi malah tingkat harga
mengalami kenaikan, di mana kondisi ini dikenal dengan inflasi.
b. Dampak kebijaksanaan fiskal akan membuat ketidakseimbangan di pasar
finansial, di mana ketidakseimbangan tersebut akan disesuaikan dengan mekanisme
harga di pasar tersebut, yaitu tingkat bunga. Oleh karena itu kebijaksanaan fiskal ini
tidak sanggup mempengaruhi keseimbangan di pasar output.
Sebelum pemerintah mengambil kebijaksanaan fiskal, keseimbangan di pasar
finansial ditunjukkan dengan keseimbangan tingkat bunga sebesar ro, dan
keseimbangan finansial ditunjukkan dengan Io = So.
Selanjutnya, pemerintah mengambil kebijaksanaan fiskal yang berdampak
ekspansionari dengan menaikkan belanja pemerintah, yang mana akan menggeser
kurva permintaan finansial dari I ke sebelah kanan atas I+G.
Pada tingkat bunga ro (belum ada penyesuaian tingkat bunga), kebijaksanaan
tersebut akan meningkatkan permintaan finansial di pasar tersebut, namun karena
penawarannya tetap, maka hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya kelebihan
permintaan di pasar.
Kelebihan permintaan di pasar tersebut akan menyebabkan mekanisme pasar
bekerja dengan mendorong tingkat bunga melakukan penyesuaian naik pada tingkat
r1, dan berdampak pada penurunan permintaan finansial dari swasta (Investasi turun)
dan meningkatkan penawaran finansial (tabungan meningkat).
Pada akhirnya, penurunan permintaan finansial dari swasta (Investasi turun)
yang disertai dengan meningkatnya penawaran finansial (tabungan meningkat) akan
berdampak pada penurunan output.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijaksanaan fiskal yang bertujuan untuk
meningkatkan keseimbangan output tidak efektif, karena peningkatan output dari
peningkatan belanja pemerintah persis sama dengan penurunan output akibat
penurunan permintaan finansial dari swasta (Investasi turun) yang disertai dengan
meningkatnya penawaran finansial (tabungan meningkat). Yang terjadi adalah tingkat
bunga yang mengalami kenaikan.
Namun demikian, masih ada ruang bagi kebijaksanaan fiskal untuk efektif jika
kebijaksanaan tersebut dalam bentuk pengurangan rate pajak yang harus dibayar oleh
tenaga kerja,

Anda mungkin juga menyukai