Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn ‘ M’

DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL

RSKD DADI KOTA MAKASSAR

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


PRODI KEPERAWATAN PAREPARE
TAHUN AJARAN 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

A. Pengertian

Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu


dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan
mengancam. Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan
klien dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat menimbulkan klien
mengungkapkan perasaan klien dengan kekerasan (Sukaesti. 2018).

Isolasi sosial merupakan suatu keadaan seseorang mengalami penurunan


untuk melakukan interaksi dengan orang lain, karena pasien merasa ditolak,
tidak diterima, kesepian, serta tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain atau orang disekitarnya (Kemenkes, 2019). Isolasi sosial
merupakan gejala negatif pada skizofrenia dimanfaatkan oleh pasien untuk
menghindari orang lain agar pengalaman yang tidak menyenangkan dalam
berhubungan dengan orang lain tidak terulang kembali.(Pardede 2021)

B. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala isolasi sosial meliputi : Kurangspontan, Apatis (acuh tak
acuh terhadap lingkungan), Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresisedih),
Afek tumpul, Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri, Tidak ada
atau kurang terhadap komunikasi verbal, Menolak berhubungan dengan
oranglain, Mengisolasi diri (menyendiri), Kurang sadar dengan lingkungan
sekitarnya, Asupan makan dan minuman terganggu, Aktivitas menurun dan
Rendah diri. (Damanik, Pardede & Manalu. 2020).

Subjektif

1. Perasaan sepi
2. Perasaan tidak aman
3. Perasan bosan dan waktu terasa lambat
4. Ketidakmampun berkonsentrasi
5. Perasaan ditolak

Objektif

1. Banyak diam
2. Tidak mau bicara
3. Menyendiri
4. Tidak mau berinteraksi
5. Tampak sedih
6. Ekspresi datar dan dangkal
7. Kontak mata kurang (Suciati, 2019)
C. Mekanisme Koping

Mekanisme koping adalah usaha mengatasi kecemasan yang merupakan


suatu kesepian nyata yang mengacam dirinya, kecemasa koping yang sering
yang digunakan adalah regras dan isolasi (Fairly,2018).

D. Etiologi

1. Predisposisi

Predisposisi adalah ada juga faktor presipitasi yang menjadi


penyebab antara lain adanya stressor sosial budaya serta stressor
psikologis yang dapat menyebabkan klien mengalami kecemasan
(Arisandy, 2017).

a. Aspek Biologis
Sebagian besar faktor predisposisi pada klien yang diberikan
terapi latihan ketrampilan sosial adalah adanya riwayat genetik
yaitu sebanyak 66,7%. Faktor genetik memiliki peran terjadinya
gangguan jiwa pada klien yang menderita skizofrenia
b. Aspek Psikologis
Faktor predisposisi pada aspek psikologis sebagian besar akibat
adanya riwayat kegagalan/kehilangan (77,8%). Pengalaman
kehilangan dan kegagalan akan mempengaruhi respon individu
dalam mengatasi stresornya
c. Aspek sosial budaya
Dimana pada klien kelolaan didapatkan aspek sosial budaya
sebagian besar adalah pendidikan menengah dan sosial ekonomi
rendah masingmasing

2. Presipitasi

Merupakan faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami


isolasi sosial: menarik diri adalah adanya tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang belum dapat dilalui dengan baik, adanya gangguan
komunikasi didalam keluarga, selain itu juga adanya norma-norma yang
salah yang dianut dalam keluarga serta faktor biologis berupa gen yang
diturunkan dari keluarga yang menyebabkan klien menderita gangguan
jiwa (Arisandy, 2017).

E. Penatalaksanaan Medis

Menurut Yusuf ( 2015) Penatalakasanaan pada pasien skizofrenia dapat


diberikan dengan pemberian terapi yang diberikan secara komperehensif
sesuai dengan tanda gejala dan penyebab terjadinya penyakit. Pengalaman
terapis akan menentukan pilihan alternatif yang tepat, dan sering merupakan
kombinasi antara satu terapi dengan lainya. Beberapa alternatif terapi yang
dapat diberikan antara lain dengan pendekatan farmakologi psikososial ,
rehabilitasi dan program intervensi keluarga. (Henry, 2020)

1. Terapi Farmakologi

Pada pendekatan farmakologis, penderita skizofrenia biasanya


diberikan obat anti psikotik. Antipsikotik juga dikenal sebagai penenang
mayor atau neuroleptic. Pengobatan antipsikotik membantu
mengendalikan perilaku skizofrenia yang mencolok dan mengurangi
kebutuhan untuk perawatan rumah sakit jangka panjang apabila
dikonsumsi pada saat pemeliharaanatau secara teratur setelah episode akut.
Prinsip pemberian farmakoterapi pada skiofrenia adalah “start low, go
slow” dimulai dengan dosis rendah ditingkatkan sampai dosis noptimal
kemudian diturunkan perlahan untuk pemeliharaan. Berikut adalah sediaan
antipsikotik yang sering diberikan. Pemberian antipsikotik dilakukan
melalui 3 tahapan dosis, initial, optimal dan maintenance. Dosis optimal
dipertahankan sampai 1-2 tahun. Dosis maintenance diturunkan perlahan
sampai mencapai dosis terkecil yang mampu.

2. Terapi psikososial
Salah satu dampak yang terjadi pada penderita skiofrenia adalah
menjalin hubungan sosial yang sulit. Hal ini dikarenakan skizofrenia
merusak fungsi sosial penderitanya. Untuk mengatasi hal tersebut,
penderita diberikan terapi psikososial yang bertujuan agar dapat kembali
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, mampu merawat diri sendiri,
tidak bergantung pada orang lain.
3. Rehabilitasi
Program rehabilitasi biasanya diberikan di bagian lain rumah sakit jiwa
yang dikhususkan untuk rehabilitasi. Terdapat banyak kegiatan,
diantaranya terapi okupasional yang meliputi kegiatan membuat kerajinan
tangan, melukis, menyanyi, dan lain-lain. Pada umumnya program
rehabilitasi ini berlangsung 3-6 bulan
4. Program intervensi keluarga
Intervensi keluarga mempunyai banyak variasi namun pada umumnya
intervensi yang dilakukan difokuskan pada aspek praktis dari kehidupan
sehari-hari, mendidik anggota keluarga tentang skizofrenia, mengajarkan
bagaimana cara berhubungan dengan cara yang tidak terlalu frontal
terhadap anggota keluarga yang menderita skiofrenia, meningkatkan
komunikasi dalam keluarga, dan memacu pemecahan masalah dan
keterampilan koping yang baik.
POHON MASALAH

Defisit Perawatan Diri EFEK

MASALAH
Isolasi Sosial
UTAMA

Harga Diri Rendah CAUSA


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan 1

A. Proses keperawatan
1. kondisi klien
a. klien merasa bingung ketika diajak kenalan dengan orang lain
tidak tau mulai dari mana dengan apa yang akan dibicarakan.
b. saat wawancara kontak mata kurang dan klien banyak
menunduk
2. diagnosa keperawatan
isolasi sosial
3. tujuan
a. tujuan umum
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
b. tujuan khusus
- klien dapat membina hubungan saling percaya
- klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan
dengan social dan kerugian
- klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap
- klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan
dengan orang lain.
4. Tindakan keperawatan
a. mengidentifikasi penyebab isolasi social pasien
b. membina hubungan saling percaya
c. berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain.
d. mengajarkan klien cara berkenalan dengan orang lain.
e. mengajarkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. fase orientasi
a. salam terapeutik
selamat pagi pak perkenalkan nama saya muhammad imran
ibrahim, saya mahasiswa praktek dari poltekkes kemenkes
makassar prodi keperawatan pare-pare yang bertugas dirunagan
nyiur. Kalau boleh tau nama bapak siapa? Bapak senang
dipanggil siapa?
b. validasi
bagaimana perasaan bapak hari ini ?
c. kontrak
- topik
Baiklah pak, bagaimana kalau kita berbincang-bincang
tentang perasaan bapak yang bapak rasakan saat ini ?
apakah bapak bersediah ? tujuannya agar bapak dengan
saya dapat saling mengenal sekaligus dapat mengetahui
penyebab menarik diri, dan dapat menegtahui keuntungan
berinteraksi dengan orang lain.
- waktu
Berapa lama bapak mau berbincang-bincang ? bagaiman
kalau 10 menit?
- Tempat
Bapak mau berbincang-bincang dimana ? bagaimana kalau
ditempat ini saja.
2. Fase kerja
Dengan siapa bapak tinggal dirumah ? siapa paling dekat dengan
bapak ? apa yang menyebabkan bapak dekat dengan orang tersebut
? apa yang membuat bapak tidak dekat dengan orang lain ?apakah
keuntungan kita jika mempunyai banyak teman ? jika kerugian kita
tidak mempunyai teman apa? Nah untuk memulainya sekarang
bapak latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu, untuk
berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama kita dan
nama panggilan yang kita suka.
Contohnya ?
Nama saya muhammad imran ibrahin, senang di panggil imran.
Selanjutnya bapak menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan.
3. fase terminasi
a. evaluasi subjektif dan objektif
bagaimana perasaan bapak setalah kita bercakap-cakap? Nah
sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan
dengan orang lain.
b. rencana tindak lanjut
baiklah bapak, dalam satu hari berapa kali bapak latihan
bercakap-cakap dengan teman ?bagaiman jika dua kali pak ?
jam berapa bapak akan latihan ?
c. kontrak yang akan dating
- topik
Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang tantang
pengalaman bapak bercakap-cakap dengan teman yang
baru. Apakah bapak bersedia?
- waktu
Bapak mau jam berapa ? bagaimana kalau jam 14.00?
- tempat
Bagaimana kalau ditempat yang sama ini saja?
STRATEGI PELAKSANAA TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN 2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. kondisi klien
a. klien mengatakan malas berinteraksi
b. kontak mata kurang dan klien banyak menunduk
2. diagnosa keperawatan
isolasi sosial
3. tujuan
a. klien dapat memperaktekkan cara berkenalan dengan orang lain
b. klien menunjukkan keinginan untuk melakukan kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain.
4. Tindakan keperawatan
a. mengevaluasi kegiatan pasien yang berbincang-bincang dengan
orang lain.
b. memberikan kesempatan kepada pasien memperaktekkan cara
berkenalan dengan orang
c. menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan
berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.
B. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase orientasi
a. salam terapeutik
selamat pagi pak, masih ingat dengan saya ?
b. evaluasi / validasi
bagaimana perasaan bapak hari ini ? bagaimana semangatnya
untuk bercakap-cakap dengan teman ? apakah bapak sudah
mulai berkenalan dengan orang lain ? bagaimana perasaan
bapak setelah mulai berkenalan ?
c. kontrak
- topik
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan
latihan bagaimana berkenalan dan bercakap-cakap dengan
2 oranag lain agar bapak semakin banyak teman. Apakah
bapak bersedia ?
- Waktu
Berapa lama bapak mau berbincang-bincang ? bagaimana
kalau 10 menit ?
- Tempat
Bagaimana kalau ditempat ini kita berbincang-bincang?
2. fase kerja
Baiklah hari ini saya datang dengan 2 teman saya yang juga dinas
diruangan nyiur ini, bapak bisa mulai berkenalan. Apakah bapak
masih ingat bagaimana cara berkenalan ? nah silahkan bapak mulai
bercakap-cakap.
3. fase terminasi
a. evaluasi subjektif dan objektif
bagaimana perasaan bapak setelah bisa berkenalan dengan 2
teman saya ? coba bapak peraktekkan kembali bagaimana
caranya berkenalan.
b. rencana tindakan lanjut
bapak ulangi praktek berbincang-bincang yang sudah dipelajari
bersama teman-teman bapak.
c. kontrak yang akan datang
- Topik
Baiklah bapak, bagaimana kalau besok saya akan dampingi
bapak berbincang-bincang dengan bapak, apakah bapak
bersediah ?
- Waktu
Bagaimana kalau besok jam 14.00
- Tempat
Bagaimana kalau ditempat yang sama ini saja ?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN 3

A. PROSES KEPERAWATAN

1. kondisi klien

Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain

2. diagnosa keperawatan

Isolasi sosial

3. Tujuan

Klien mampu berkenalan dengan 2 orang atau lebih

4. tindakan keperawatan

-mengevaluasi kegiatan pasien yang berbincang-bincang dengan orang lain

-memberikan kesempatan kepada klien memperaktekkan cara berkenalan 2


dengan 2 orang atau lebih.

-menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan


orang lain dalam kegiatan harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN

1. fase orientasi

a. salam terapeutik

selamat pagi pak, masih ingat dengan saya ?

b. evaluasi / validasi

bagaimana perasaan bapak hari ini ? bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-
cakap dengan teman bapak ? kalau begitu bapak ingin punya banyak teman lagi ?

c. konrak
- Topik

Baiklah sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan latihan bagaimana berkenalan
dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar bapak semakin banyak teman,
apakah bapak bersediah ?

-Waktu

Berapa lama bapak mau berbincang-bincang ? bagaimana kalau 10 menit ?

-Tempat

Bagaimana kalau di tempat ini saja ?

2. FASE KERJA

Selamat siang, ini ada pasien saya yang ingin berkenalan. Baiklah pak, sekarang
bisa berkenalan dengannya seperti yang bapak lakukan sebelumnya. Ada lagi yang
bapak ingin tanyakan? Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan bapak bisa
sudahi perkenalan ini, lalu bapak bisa buat janji untuk bertemu kembali.

3. FASE TERMINASI

a. evaluasi subjektif dan objektif

bagaimana perasaan bapak setelah kita berkenalan dengan orang yang tadi ?
dibandingkan sebelumnya, tampak bapak lebih baik saat berkenalan dengan orang
yang tadi. Pertahankan apa yang sudah bapak lakukan tadi.

b. rencana tindak lanjut

bapak bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap bagaimana bapak
setujukan.

c. kontrak yang akan datang :

- topik
Baiklah bapak, bagaimana kalau besok sayan akan mendampingi bapak
berkenalan dan latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian yang lain,
apakah bapak bersedia ?

-waktu

Bagaimana kalau jam 10.80

-tempat

Bagaimana kalau di depan ruangan nyiur saja ?


PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
Ruangan Rawat : Nyiur Tanggal Dirawat : 1 - 12 - 2022

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. M( L) Tanggal Pengkajian : 19 - 12 - 2022

Umur :33 Tahun RM No : 198243

Informan : Pasien dan BRM

II. ALASAN MASUK:


Pasien diantar oleh keluarganya RSKD Dadi makassar karena gelisah.
Pasien sering keluyuran, bicara kadang tidak nyambung, sering mondar-
mandir, kemudian menyendiri. Pasien kurang tidur, makan baik, mandi tidak
pernah. Awal perubahan perilaku 3 tahun yang lalu, sepulang dari merantau
dari Malaysia sebagai buruh, karena TKI illegal sehingga pasien dipulangkan
ke Indonesia. Setahun kemudian pasien sering bicara tidak nyambung, sering
melamun, namun masih kadang dapat beraktivitas. Riwayat pengobatan jiwa
di puskesmas polewali. Tidak diketahui jelas obatnya karena pengobatan tidak
teratur.
ALASAN SAAT DIKAJI

Pasien mengatakan jarang berinteraksi dengan orang lain, pasien


mengatakan enggan memulai pembicaraan dengan orang lain, kontak mata
kurang dan selama dikaji pasien banyak diam.

III. KELUHAN UTAMA :


Gelisah
IV. FAKTOR PREDISPOSISI.
a. Riwayat Gangguan Jiwa
Pasien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
b. Riwayat pengobatan
Riwayat pengobatan jiwa dipuskesmas polewali namun pengobatan
tidak teratur.
c. Riwayat penganiayaan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penganiayaan
d. Riwayat anggota keluarga yang gangguan jiwa
Pasien tidak memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kejadian yang tidak
menyenangkan
V. FISIK
a. Tanda vital :
1) TD: 110/70mmHg
2) Nadi : 94x/menit
3) S: 36,5C
4) P : 20x/menit
b. Ukur
1) TB : 168cm
2) BB : 60 kg
c. Keluhan fisik
Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan fisik
VI. PSIKOSOSIAL
a. genogram
1. Genogram

53 ? ? ? 57 ?

? ? 33 28 ? ? ?

Keterangan :

?
= laki-laki

= perempuan

= pasien

? = usia tidak diketahui

Penjelasan : Pasien merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara

b. Konsep diri
1) Gambaran diri
Seorang laki-laki 33 tahun, wajah bulat
2) Identitas diri
Pasien anak ke tiga dari tujuh bersaudara, pasien mengatakan
belum menikah
3) Peran
Pasien membantu orang tua mencari nafkah, namun semenjak
di rawat di rsj, pasien tidak memperdulikan perannya.
4) Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan
cepat pulang
5) Harga diri
Pasien merasa sedih karena ia berhenti dari pekerjaan sehingga
pasien merasa tidak berharga karena tidak mampu membantu
orang tuanya

Masalah keperawatan = harga diri rendah

c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
orang tuanya
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Pasien mengatakan tidak ikut dalam kegiatan masyarakat yang
ada dilingkungan tempat tinggalnya
3) Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan jarang berinteraksi dengan orang lain,
pasien juga mengatakan enggan memulai pembicaraan dengan
orang lain.
Masalah keperawatan: Isolasi sosial
d. Spritual
1) Nilai dan keyakinan
Pasien menganut agama islam
2) Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan sebelum masuk RSJ pasien jarang
melakukan shalat 5 waktu. Begitu juga saat masuk RSJ tidak
pernah sholat 5 waktu.

Masalah keperawatan: tidak terdapat masalah keperawatan.

VII. STATUS MENTAL


a. Penampilan
Penampilan pasien nampak tidak rapi, rambut pendek, pakaian
jarang diganti,
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri
b. Pembicaraan
Pasien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu pada
lawan bicara. Pasien menjawab pertanyaan seperlunya saja, dan
pasien bicara dengan pelan.
Masalah keperawatan: isolasi sosial.
c. Aktifitas motorik
Ketika berbincang-bincang, kontak mata pasien kurang, pasien
lebih banyak diam ketika tidak ditanya.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
d. Alam perasaan
Pasien mengatakan putus asa karena takut tidak bisa membatu
keluarganya karena ia tidak bisa bekerja lagi.
Masalah keperawatan = harga diri rendah
e. Afek
Tumpul, karena selama interaksi pasien banyak diam, menjawab
pertanyaan seperlunya dan hanya akan menunjukkan perubahan
ekspresi pada pertanyaan mengenai keluarga dan pekerjaannya.
Masalah keperawatan = isolasi social
f. Interaksi selama wawancara
Pasien kurang koeperatif saat di wawancarai, kontak mata kurang,
pasien berbicara hanya saat diberi pertanyaan setelah itu pasien
kembali diam
Masalah keperawatan = isolasi social
g. Persepsi
Pada saat pengkajian, pasien mengatakan tidak memiliki
halusainasi pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecaoan dan
penciuman
Masalah keperawatan = tidak ditemukan
h. Proses pikir
Pasien kadang menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan
Masalah keperawatan = isolasi sosial
i. Tingkat kesadaran
Pasien mengetahui lamanya ia di rawat di rsj.
Masalah keperawatan = tidak ditemukan
j. Memori
Pasien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru-baru
terjadi
Masalah keperawatan = tidak ditemukan
k. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Kesadaran baik dan pasien mampu berhitung sederhana
Masalah keperawatan = tidak ditemukan
l. Kemampuan penilaian
Pasien dapat menilai yang baik dan buruk
Masalah keperawatan = tidak ditemukan
m. Daya titik diri
Pasien sadar bahwa dirinya sakit
Masalah keperawatan = tidak ditemukan
VIII. KEPERLUAN PERSIAPAN PULANG
a. Makan
Pasien mengatakan makan sendiri tanpa bantuan orang lain dan
pasien mengatakan sering menghabiskan porsi makanan yang di
sediakan
Masalah keperawatan = tidak ditemukan
b. BAB/BAK
Pasien mengatakan BAB dan BAK di kamar mandi dan
menyiramnya
Masalah keperawatan = tidak ditemukan
c. Mandi
Pasien mengatakan mandinya tidak teratur, jarang gosok gigi, dan
mulut dan giginya tampak kurang bersih
Masalah keperawatan = defisit perawatan diri
d. Kebersihan
Kuku pasien tampak kotor dan panjang
Masalah keperawatan = defisit keperawatan diri
e. Berpakaian dan berhias
Pasien tidak tampak berhias di ruangan, pasien dikatakan
mengganti pakaian 1 kali dalam sehari dan menggantinya sendiri
Masalah keperawatan = tidak ditemukan
f. Istirahat dan tidur
Pasien mengatakan jadwal tidur siang dan malam tidak menentu
Masalah keperawatan = tidak ditemukan
IX. MEKANISME KOPING
a. Adaptif
Pasien tidak mampu memulai pembicaraan dengan orang lain
b. Mal adaptif
Pasien mengatakan jika ada masalah pasien memilih menyendiri
dan diam
X. Masalah Psikososial dan Lingkungan
a. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Pasien termasuk orang yang pendiam, pasien terlihat menyindiri,
pasien berbicara jika ada yang mengajak bicara dahulu.
Masalah keperawatan : Isolasi social
b. Masalah dengan Pendidikan
Pasien hanya lulusan SD, pasien tidak melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
Masalah keperawatan : Tidak ditemukan
c. Masalah dengan pekerjaan
Pasien mengatakan berhenti dari pekerjaannya sebagai buruh di
malaysia. Karena pasien TKI ilegal dan pasien merasa tidak
berharga karena tidak bisa membantu kedua orang tuanya.
Masalah keperawatan = harga diri rendah
XI. Aspek medis
a. Diagnosa medis : Psikotik non organic
b. Terapi medis :Resperidon 2mg/12jam/oral
Clozapine 25mg/24jam/oral
XII. Daftar masalah keperawatan
a. Isolasi sosial
b. harga diri rendah
c. Defisit perawatan diri
Analisa data

NO ANALISA DATA MASALAH KEPERAWATAN


1. DS :
- Pasien mengatakan Isolasi Sosial
jarang berinteraksi
dengan orang lain
- Pasien mengatakan
enggan memulai
pembicaraan dengan
orang lain
DO :
- Pasien tidak pernah
memulai pembicaraan
terlebih dahulu pada
lawan bicara
- Kontak mata kurang
- Pasien lebih banyak diam
Ketika tidak ditanya
- Pasien sering menyendiri

2. DS :
- Pasien mengatakan tidak Harga diri rendah
berharga karena tidak
membantu orang tuanya
DO :
- Kontak mata kurang
- Pasien bicara dengan
suara pelan
3. DS :
- Pasien mengatakan Defisit perawatan diri
jarang mandi
- Pasien jarang menggosok
gigi
DO :
- Kuku pasien panjang dan
kotor
- Mulut dan gigi kurang
bersih
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA

NAMA : Tn. M

RUANGAN : NYIUR

NO.RM : 198243

N Tanggal Diagnose Rencana Tindakan keperawatan


O keperawa
tan
Tujuan Kriteria Intervensi
evaluasi
1. 20/12/2 Isolasi Pasien mampu : Setelah 1x SP 1 :
022 sosial - Membina interaksi 1. Identifik
hubungan diharapkan asi
saling pasien penyeba
percaya mengetahui b isolasi
- Menyebut cara social
kan berkenalan pasien
keuntunga dengan 2. Bina
n dan orang lain hubunga
kerugian n saling
berhubung percaya
an social 3. Diskusi
- Melaksana dengan
kan pasien
hubungan tentang
social keuntun
secara gan dan
bertahap kerugian
- Memprakt berintera

ekkan cara ksi


berkenalan dengan
dengan orang
orang lain lain
4. Ajarkan
pasien
cara
berkenal
an
dengan
orang
lain
5. Anjurka
n pasien
memasu
kkan
kegiatan
Latihan
berbinca
ng-
bincang
dengan
orang
lain
dalam
kegiatan
harian
2 21/12/2 Setelah 2x SP 2 :
022 pertemuan 1. Mengev
pasien aluasi
mampu kegiatan
memprakte pasien
kkan cara yang
berkenalan berbinca
dengan ng-
orang lain bincang
dengan
orang
lain
2. Beri
kesempa
tan
kepada
pasien
praktekk
an cara
berkenal
an
dengan
satu
orang
3. Anjurka
n pasien
memasu
kkan
kegiatan
Latihan
berbinca
ng-
bincang
dengan
orang
lain
dalam
kegiatan
harian
3. 22/12/2 Setelah 3x SP 3 :
2 pertemuan 1. Evaluasi
dengan kegiatan
pasien, pasien
diharapkan yang
pasien berbinca
mampu ng-
berkenalan bincang
dengan 2 dengan
orang atau orang
lebih lain
2. Berikan
kesempa
tan pada
pasien
praktekk
an cara
berkenal
an
dengan 2
orang
atau
lebih
3. Anjurka
n pasien
memasu
kkan
kegiatan
Latihan
berbinca
ng-
bincang
dengan
orang
lain
dalam
kegiatan
harian
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA

NAMA : Tn. M

RUANGAN : NYIUR

NO RM : 198243

Diagnosa Implementasi Tindakan Evaluasi


keperawatan keperawatan
Isolasi Sosial 20/12/2022 ( SP 1 ) S:
1. Mengidentifikasi - Pasien mengatakan
penyebab isolasi sosial jarang berinteraksi
pasien dengan orang lain
2. Bina hubungan saling karena merasa
percaya malu dan rendah
3. Berdiskusi dengan diri karena
pasien tentang kegagalannya
keuntungan dalam pekerjaan
berinteraksi dan dan tidak bisa
kerugian tidak membantu orang
berinteraksi dengan tuanya
orang lain O:
4. Mengajarkan pasien - Pasien mampu
cara berkenalan dengan menjelaskan
orang lain Kembali
5. Menganjurkan pasien keuntungan dan
memasukkan kegiatan kerugian
Latihan berbincang- berinteraksi dengan
bincang dengan orang orang lain
lain dalam kegiatan - Pasien sudah bisa
harian memperkenalkan
dirinya
- Pasien bersedia
menambahkan
Latihan
berbincang-bincang
dengan orang lain
dalam kegiatan
hariannya

A : SP 1 Tercapai

P : Tingkatan ke SP 2 pada
pertemuan kedua hari rabu,
21/12/2022
21/12/2022 ( SP 2 ) S:
1. Mengevaluasi kegiatan - Pasien mengatakan
pasien berbincang- telah melakukan
bincang dengan orang kegiatan
lain berbincang-bincang
2. Memberikan dengan orang lain
kesempatan kepada - Pasien mengatakan
pasien mempraktekkan senang karena
cara berkenalan dengan dapat berkenalan
orang lain dengan orang lain
3. Menganjurkan pasien O:
memasukkan kegiatan - Pasien mampu
Latihan berbincang- melakukan cara
bincang dengan orang berkenalan dengan
lain dengan kegiatan 1 orang
harian - Pasien bersedia
menambahkan
kegiatan
berbincang-bincang
dengan orang lain
ke dalam kegiatan
hariannya

A : SP 2 Tercapai

P : Dilanjutkan ke SP 3
dipertemuan ketiga hari
kamis, 22/12/2022
22/12/2022 ( SP 3) S:
1. Mengevaluasi kegiatan - Pasien mengatakan
pasien yang telah melakukan
berbincang-bincang kegiatan
dengan orang lain berbincang-bincang
2. Memberikan dengan orang lain
kesempatan kepada - Pasien mengatakan
pasien mempraktekkan senang karena
cara berkenalan dengan dapat berkenalan
2 orang atau lebih dengan orang lain
3. Menganjurkan pasien O:
memasukkan kegiatan - Pasien mampu
latihan berbincang- melakukan cara
bincang dengan orang berkenalan dengan
lain dalam kegiatan 2 orang atau lebih
harian - Pasien bersedia
menambahkan
kegiatan
berbincang-bincang
dengan orang lain
ke dalam kegiatan
hariannya

A : SP 3 Tercapai

P : Terminasi akhir

Anda mungkin juga menyukai