Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN
“ISOLASI SOSIAL”

LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

DISUSUN OLEH :
NAMA : Rizky Agung Triantama

NIM : 20.0.1010

PROGRAM STUDY KEPERAWATAN (D III)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM
TAHUN 2022
A. Masalah Utama Pasien : Isolasi Sosial

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan, bahkan


sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Individu
dengan gangguan hubungan sosial mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.

2. Faktor Predisposisi Terjadinya Isolasi Sosial

a. Faktor Tumbuh Kembang


Pada tiap masa perkembangan, individu mempunyai tugas perkembangan
yang harus terpenuhi. Bila tugas perkembangan tidak terpenuhi maka akan
menghambat tahap perkembangan yang selanjutnya dapat terjadi gangguan
hubungan sosial.

b. Faktor Komunikasi dalam Keluarga


Komunikasi yang tidak efektif, ekspresi emosi yang tinggi dan pola asuh
keluarga yang tidak mendukung untuk berhubungan dengan orang lain
merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan hubungan sosial.

c. Mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor pendukung terjadinya


gangguan hubungan sosial.

3. Faktor Presipitasi Isolasi Sosial

a. Struktur Sosial Budaya


Stres yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya antara lain keluarga yang
labil, perceraian dan lain-lain.

b. Faktor Hormonal
Gangguan fungsi kelenjar bawah otak menyebabkan turunnya hormon F5H
dan LH. Kondisi ini terdapat pada pasien skizoprenia.

c. Hipotesa Virus
Virus VIV dapat menyebabkan perilaku psikotik.
d. Model Biologi Lingkungan Sosial
Tubuh akan menggambarkan ambang toleransi seseorang terhadap stres pada
saat terjadinya interaksi sosial.

e. Stressor Psikologik
Adanya kecemasan berat dengan terbatasnya kemampuan menyelesaikan
kecemasan tersebut.

C. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

halusinasi Isolasi Sosial Defisit Perawatan Diri

Harga Diri Rendah

D. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji

1. Masalah Keperawatan

a. Isolasi sosial
b. Harga diri rendah
c. Halusinasi
d. Defisit perawatan diri

2. Data yang perlu dikaji

a. Identitas
b. Keluhan utama : alasan utama pasien dibawa ke Rumah Sakit biasanya
karena kemunduran kemauan, tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
c. Faktor predisposisi : sangat erat dengan tugas perkembangan, komunikasi
dalam keluarga dan mengasingkan diri.
d. Psikososial
 Genogram
 Konsep diri
 Hubungan sosial
 Perilaku
 Spiritual
e. Status mental
 Penampilan
 Pembicaraan
 Aktivitas motorik
 Emosi
 Persepsi
 Interaksi selama wawancara
 Kesadaran
 Proses pikir
f. Kebutuhan sehari-hari

E. Diagnosa Keperawatan dan Prioritas

Diagnosa keperawatan : Isolasi sosial

F. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa : Isolasi Sosial

 TUM : Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi.
Tindakan :

Pasien Keluarga

SP I p SP I k
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi 1. Mendiskusikan masalah yang
sosial pasien dirasakan keluarga dalam
2. Berdiskusi dengan pasien tentang merawat pasien
keuntungan berinteraksi dengan 2. Menjelaskan pengertian, tanda
orang lain dan gejala isolasi sosial yang
3. Berdiskusi dengan pasien tentang dialami pasien beserta proses
kerugian tidak berinteraksi terjadinya
dengan orang lain 3. Menjelaskan cara-cara merawat
4. Mengajarkan pasien cara pasien isolasi sosial
berkenalan dengan satu orang
5. Menganjurkan pasien
memasukkan kegiatan latihan
berbincang-bincang dengan orang
lain dalam kegiatan harian
SP II k
SP II p 1. Melatih keluarga mempraktekkan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan cara merawat pasien dengan
harian pasien isolasi sosial
2. Memberikan kesempatan kepada 2. Melatih keluarga melakukan cara
pasien mempraktekkan cara merawat langsung kepada pasien
berkenalan dengan satu orang isolasi sosial
3. Membantu pasien memasukkan
kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian

SP III p SP III
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga membuat
harian pasien jadual aktivitas di rumah
2. Memberikan kesempatan kepada termasuk minum obat (discharge
berkenalan dengan dua orang atau planning)
lebih 2. Menjelaskan follow up pasien
3. Menganjurkan pasien setelah pulang
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia


(1999), Kumpulan Proses Keperawatan : Masalah Keperawatan Jiwa,
Jakarta ; tidak dipublikasikan.
Keliat. B. A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : Egc.
Keliat. B. A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Rasmun (2001), Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan
Keluarga, Jakarta : Sagung Seto.
Stuart & Sundeen, (1998), Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC.
Sunaryo, (2002), Psikologi Untuk Keperawatan, Jakarta : EGC.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
(PERTEMUAN PERTAMA)

Masalah Utama :
Pertemuan :
Hari/tanggal :

A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien
Ds :

Do :

2. Diagnose keperawatan
Isolasi sosial

3. Tujuan khusus
a. TUK 1 : pasien dapat membina hubungan saling percaya
b. TUK 2 : pasien dapat berkenalan dengan satu orang

4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan pasien realistis
c. Diskusikan dengan pasien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan
saat ini yang realistis.

B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan


1. Orentasi
a. Salam terapeutik
“Salamat pagi mas ?” perkenalan nama saya Alin Dwi Adrianti, cukup
dipanggil Alin. Mas sendiri sendiri siapa namanya? Senang dipanggil apa?
b. Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan mas pada pagi hari ini?”
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang
dimiliki mas saat ini?”
2) Waktu : “Mau berapa lama? Bagaimana kalau 5 menit saja?”
3) Tempat : “Mau dimana kita bercakap-cakap ? bagaimana kalau disini
saja?”
2. Kerja
”siapa saja yang tinggal serumah dengan bapak S? siapa yang paling dekat
dengan bapak S? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan bapak S? Apa
yang membuat bapak S jarang bercakap-cakap dengannya?”
“apa saja kegiatan yang biasa bapak S lakukan dengan teman yang bapak S
kenal?”
“apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
pasien lain?”
Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah
benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi? Nah kalau kerugiannya tidak
mempunyai teman apa ya S? Ya, apa lagi? Jadi banyak juga ruginya kalau
tidak mempunyai teman ya. Kalau begitu inginkah S belajar bergaul dengan
orang lain?”
“bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang
lain?”
“begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama
kita dan nama panggilan yang kita suka, alamat kita dan hobi. Contoh : nama
saya D, senang dipanggil Di, saya dari gunungsari, hobi saya main bola.”
“ selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya
begini : nama bapak siapa? Bapak senang diapanggil siapa? Asalnya
darimana? Hobinya apa?”
“ ayo S dicoba!! Misal saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan
saya!.”
“ ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S dapat melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan untuk S bicarakan. Misalnya tentang
cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya”
3. Terminasi
a. Evaluasi pasien (subyektif)
“Bagaimana perasaan mas saat kita bercakap-cakap”
b. Evaluasi obyektif
Coba sebutkan apa saja kemampuan yang mas lakukan ! bagus!
c. Tindak lanjut pasien
“Baiklah mas, bagaimana kalua kita masukkan ke dalam kegiatan
hariannya ? mau berapa kali sehari ?”
d. Kontrak yang akan datang
1) Topik : “Baiklah mas, besok kita akan berlatih berkenalan dengan dua
orang ya?”
2) Waktu : “Bagaimana kalau besok jam 09.00 pagi?”
3) Tempat : “Tempatnya mau dimana mas? Disini atau disana ?

Anda mungkin juga menyukai