Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

A. Pengertian

1. Isolasi social adalah suatu sikap individu menghindari diri dari interaksi

dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilanngan hubungan akrab

dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran,

prestasi, atauk egagalan (Yosep, 2009).

2. Isolasi social adalah keadaan ketika seorang individu mengalami

penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan

orang lain disekitarnya. (Keliat dan Kemat, 2009).

B. Penyebab

1. Faktor Predisposisi

Beberapa faktor pendukung yang dapat menyebabkan isolasi sosial

adalah

a. Faktor Perkembangan

Kurangnya stimulasi, kasih sayang, perhatian dan kehangatan dari

ibu / pengasuh kepada bayi akan memberikan rasa tidak aman yang

dapat menghambat terbentuknya rasa percaya.

b. Faktor komunikasi dalam keluarga

Masalah komunikasi dalam keluarga dapat menjadi kontribusi

untuk mengembangkan gangguan tingkah laku. Sikap bermusuhan /

hostilitas. Sikap mengancam dan menjelek – jelekkan anak. Ekspresi

Anti Sonda Torromanda, S.Kep.


emosi yang tinggi. Orang tua atau anggota keluarga sering berteriak,

marah untuk persoalan kecil / spele, sering menggunakan kekerasan

fisik untuk mengatasi masalah, selalu mengkritik, mengkhayalkan,

anak tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya

tidak memberi pujian atas keberhasilan anak .

c. Faktor sosial budaya

Isolasi sosial atau mengasingkan diri lingkungan merupakan

faktor pendukung terjadinya gangguan berhubungan.

Contoh: Individu yang berpenyakit kronis, terminal, menyandang

cacat atau lanjut usia. Demikianlah kebudayaan yang mengizinkan

seseorang untuk tidak keluar ruman (pingit) dapat menyebabkan

isolasi sosial.

d. Faktor biologi

Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa,

insiden tertinggi skizofrenia di temukan pada keluarganya yang

anggota keluarga menderita skizofrenia.

2. Faktor Presipitasi

Stresor presipitas terjadi isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh

faktor Internal maupun eksternal meliputi.

a. Stressor sosial budaya

Stressor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam

berhubungan, terjadinya penurunan stabilitas keluarga seperti :

perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai kehilangan

Anti Sonda Torromanda, S.Kep.


pasangan pada usia tua, kesepian karena ditinggal jauh, dirawat

dirumah sakit atau dipenjara.

b. Stressor Giokimic

Kelebihan dopamin pada mesokortikal dan mesolimbik serta

traktus saraf dapat merupakan indikasi terjadinya skizofrenia.

c. Stressor biologic dan lingkungan sosial

Beberapa penelitian membuktikan bahwa kasus skizofrenia

sering terjadi akibat interaksi antara individu, lingkungan, maupun

biologis.

d. Stressor psikologis

Kecemasan yang tertinggi akan menyebabkan menurunya

kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Ego

pada klien psikotik mempunyai kemampuan terbatas untuk

mengatasi stres. Hal ini berkaitan dengan adanya masalah serius

antara hubungan ibu dan anak pada fase sinibiotik sehingga

perkembangan psikologis individu terhambat.

e. Hubungan ibu dan anak

Ibu dengan kecemasan tinggi akan mengkomunikasikan

kecemasannya pada anak, misalnya dengan tekanan suara yang

tinggi, hal ini membuat anak bingung, karena belum dapat

mengklasifikasikan dan mengartikan pasien tersebut.

Anti Sonda Torromanda, S.Kep.


f. Dependen versus Interdependen

Ibu yang sering membatasi kemandirian anak, dapat

menimbulkan konflik, di satu sisi anak ingin mengembangkan

kemandiriannya.

C. Manifestasi Klinis

1. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.

2. Menghindari orang lain (menyendiri)

3. Klien tampak memisahkan diri dari orang lain misalnya pada saat makan.

4. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri.

5. Komunikasi kurang / tidak ada.

6. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain / perawat.

7. Tidak ada kontak mata : klien lebih sering menunduk.

8. Mengurung diri di kamar / tempat terpisah, klien kurang dalam mobilitas.

9. Menolak berhubungan dengan orang lain.

10. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan

kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.

D. Akibat

Perilaku isolasi sosial :menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan

persepsi sensori halusinasi (Townsend, M.C, 2009). Menurut Maramis (2011)

halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apa pun dari panca

indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat

disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organic atau histerik

Anti Sonda Torromanda, S.Kep.


E. Penatalaksanaan

1. Farmakoterapi

2. Terapi fisik ECT (Elektro Compution Teraphy)

3. Terapi psikologi

4. Terapi sosial

5. Bila serangan pertama

6. Membangkitkan dan diagnosis

7. Pemeriksaan psikologi

8. Pemeriksaan kimiarutin, skrinning, roksikologi, VDRL dan uji fungsi

tiroid

9. Elektroensefologram untuk menyingkirkan epilepsy logus temperralit,

neoplasma (Buku saku psiatri, penerbit buku kedokteran EGC).

F. PohonMasalah

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

IsolasiSosial

Gangguan Konsep Diri (Harga Diri Rendah)

Anti Sonda Torromanda, S.Kep.


G. Askep

1. Identitas klien

Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,

agama, tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian,

No Rumah Sakit dan alamat klien.

2. Keluhan utama

Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan

keluarga datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk

mengatasi masalah, dan perkembangan yang dicapai.

3. Faktor predisposisi

Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami

gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam

keluarga dan tindakan criminal. Dan pengkajiannya meliputi psikologis,

biologis, dan social budaya.

4. Aspek fisik/biologis

Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan,

TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.

5. Aspek psikososial

6. Genogram yang menggambarkan tiga generasi

7. Konsep diri

8. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,

kelompok, yang diikuti dalam masyarakat

9. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah

Anti Sonda Torromanda, S.Kep.


10. Status mental

Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas

motorik klien, afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses

pikir, isipikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan

berhitung.

11. Kebutuhan persiapan pulang

a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan alat

makan kembali.

b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC

serta membersihkan dan merapikan pakaian.

c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.

d. Istirahat tidur klien, aktivitas didalam dan diluar rumah.

e. Pantau penggunaan obat dan Tanyakan reaksinya setelah diminum.

12. Mekanisme koping

Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan

stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan

mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.

13. Masalah psikososial dan lingkungan

Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,

pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.

14. Pengetahuan

Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.

Anti Sonda Torromanda, S.Kep.


15. Aspek medic

Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi,

psikomotor, okopasional, TAK dan rehabilitas.

16. Daftar masalah keperawatan

a. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

b. Isolasi social

c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

17. Rencana tindakan keperawatan

a. Tindakan Keperawatan Untuk Klien

1) Membina hubungan saling percaya

2) Menyadari penyebab isolasi sosial

3) Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain

4) Melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap

b. Tindakan keperawatan Untuk Keluarga

1) Keluarga mengetahui masalah isolasi sosial dan dampaknya pada

klien.

2) Keluarga mengetahui penyebab isolasi sosial.

3) Sikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi sosialnya.

4) Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien.

5) Keluarga mengetahui tempat rujukan dan fasilitas kesehatan yang

tersedia bagi klien.

Anti Sonda Torromanda, S.Kep.


DAFTAR PUSTAKA

Marlindawani, Jeney, 2009, Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah


Psikososial dengan gangguan jiwa

Perry, Potter. 2009 .Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 20012. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto Stuart, GW. 2010. Buku Saku
Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Anti Sonda Torromanda, S.Kep.

Anda mungkin juga menyukai