Disusun oleh
Kelompok 3
1. Aji Sulistio ( S18003)
2. Bagus Putro P (S18009)
3. Diana Putri P ( S18013)
4. Ella Violinza ( S18017)
5. Giatmi (S18021)
6. Laila Febriyana ( S18027)
7. Mia Azizah N M (S18032)
8. Pinka erniyanti ( S180380
9. Rofiana Nur H (S18044)
10. Triski Purjianti (S18049)
11. Yaffi Adhitya N (S18053)
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain
disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk
melakukan interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang di maksud
adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain,
penghargaan dari orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang
dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh individu sehingga memungkinkan terjadi suatu gangguan
terhadap kemampuan individu untuk berintraksi dengan orang lain.
Kemunduran fungsi sosial dialami seseorang di dalam diagnosa
keperawatan jiwa disebut isolasi sosial. Isolasi social merupakan keadaan
dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya (Yosep & Sutini,
2014 dalam Eyvin,dkk 2016).
Dalam mengatasi masalah gangguan interaksi pada pasien
gangguan jiwa khususnya pasien isolasi sosial dapat dilakukan upaya –
upaya tindakan keperawatan bertujuan untuk melatih klien melakukan
interkasi sosial sehingga klien merasa nyaman ketika berhubungan dengan
orang lain. Salah satu tidakan keperawatan tersebut adalah Terapi aktivitas
kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien
gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan
tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang
perawat khususnya perawaat jiwa haruslah mampu melakukan terapi
aktivitas kelompok secara tepat dan benar.
Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk menyebutkan
identitas dirinya, menyebutkan identitas klien lain, memberikan tanggapan
pada pertanyaan yang diajukan, menterjemahkan perintah sesuai dengan
permainan, mengikuti aturan main yang telah ditetapkan, memilih topic
yang dibicarakan, mengemukakan pendapat mengenai therapi aktivitas
kelompok yang dilakukan. Adapun di ruang Mawar, Rumah Sakit Jiwa
Seger Waras terdapat sekitar 20 klien yang akan menjadi peserta dalam
kegiatan terapi aktivitas kelompok nantinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok maupun
dimasyarakat natinya secara bertahap
2. Tujuan Khusus
a) Klien dapat membina hubungan trapeutik dengan perawat, klien
dapaat mengenal penyebab isolasi social, mengenal mamfaat
berintraksi, dan tahu cara berintraksi dengan orang lain
b) Klien mampu berintraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang
pertama yaitu perawat)
c) Klien mampu berintraksi dengan orang kedua secara bertahap
(teman perawat/perawat 2)
d) Klien mampu berintraksi dengan orang ketiga secara bertahap
(teman satu ruangan dengan klien)
e) Klien mampu berintraksi dengan masyarakat banyak secara
bertahap.
C. Karakteristik Pasien
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik
klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien
dengan masalah keperawatan seperti isolasi social : menarik diri, resiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan, perilaku kekerasan,
defisit perawatan diri.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Isolasi Sosial
1. Pengertian
Isolasi sosial adalah ketidakmampuan untuk membina hubungan
yang erat, hangat, terbuka, dan interdependen dengan orang lain
(SDKI, 2016).
2. Gejala Klinis
Tanda dan gejala dari pasien isolasi sosial yaitu (SDKI, 2016):
a. Gejala dan tanda mayor
Subjektif : merasa ingin sendirian, merasa tidak aman di tempat
umum.
Objektif : menarik diri, tidak berminat/menolak berinteraksi
dengan orang lain atau lingkungan.
b. Gejala dan tanda minor
Subjektif : merasa berbeda dengan orang lain, merasa asyik
dengan pikiran sendiri, merasa tidak mempunyai tujuan yang
jelas.
Objektif : afek datar, afek sedih, riwayat ditolak, menunjukkan
permusuhan, tidak mampu memenuhi harapan orang lain,
kondisi dofabel, tindakan tidak berarti, tidak ada kontak mata,
perkembangan terlambat, dan tidak bergairah/lesu.
3. Penyebab Isolasi Sosial
Isolasi sosial dapat terjadi karena beberapa penyebab diantaranya
yaitu (SDKI, 2016):
a. Keterlambatan perkembangan.
b. Ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan.
c. Ketidaksesuaian minat dengan tahap perkembangan.
d. Ketidaksesuain nilai-nilai dan norma.
e. Ketidaksesuaian perilaku sosial dengan norma.
f. Perubahan status mental.
g. Perubahan penampilan fisik.
h. Ketidaksesuaian sumber daya personal (mis.disfungsi berduka,
pengendalian diri buruk).
4. Akibat Isolasi Sosial
Secara nyata isolasi sosial tidak langsung mengganggu klien,
namun jika tidak diatasi akan beresiko munculnya masalah
keperawatan lainnya seperti resiko gangguan persepsi sensori
halusinasi, resiko perilaku kekerasan, resiko mencederai diri sendiri
dan orang lain. Oleh karena itu diperlukan tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah dan resiko yang akan ditimbulkan (Tobing
dkk., 2018).
B. Terapi Aktivitas Kelompok
1. Pengertian
TAK adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan
sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi
yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptive (Efendi.,dkk, 2012)
2. Tujuan
a. Tujuan umum
1) Meningkatkan kemampuan uji realitas
2) Membentuk sosialisasi
3) Meningkatkan fungsi psikiososial kesadaran tentang
hubungan antara reaksi emosional dengan perilaku defensive
4) Membangkitkan motivasi bagi kemampuan fungsi kognitif
dan afektif
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan identitas diri
2) Menyalurkan emosi
3) Keterampilan hubungan sosial
c. Tujuan rehabilitatif
1) Meningkatkan kemampuan hidup mandiri
2) Sosialisasi ditengah masyarakat
3) Empati
4) Meningkatkan pengetahuan problema hidup dan
penyelesaian
3. Jenis-jenis TAK
Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa
yang paling banyak ditemukan dikelompokkan sebagai berikut:
a. TAK sosialisasi(untuk klien dengan menarik diri yang sudah
sampai pada tahap mampu berintraksi dalam kelompok kecil dan
sehat secara fisik)
b. TAK stimulus persepsi sensori (untuk klien yang yang mengalami
gangguan sensori)
c. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat
mengontrol halusinasinya, klien waham yang telah dapat
berorientasi kepada realita dan sehat secara fisik)
d. TAK stimulus persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)
e. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah)
f. TAK penyaluran energi (untuk klien perilaku kekerasan yang telah
dapat mengekspresikan marahnya konstruktif, klien menarik diri
yang telah dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap)
C. Indikasi dan Kontraindikasi
1. Indikasi
a. Klien dengan masalah menarik diri
b. Klien dengan kondisi fisik sehat.
c. Klien yang kooperatif Karakteristik Klien
2. Kontra indikasi
a. Waham
b. Hal yang tidak terkontrol
c. Depresi berat
d. Sosio/psikopat
e. Sedang menjalani terapi lain
f. Pembosan
b. Pengorganisasian
Jenis TAK Sesi Leader Co Leader Fasilitator Observer
- Giatmi
I Pinka Yaffi - Roffiana Ella
- Diana
Sosialisasi
-Mia
II Aji Laila -Triski Bagus
c. Persiapan lingkungan
Ventilasi baik
Penerangan cukup
Suasanan tenang
Pengaturan posisi tempat duduk
5. Peran dan fungsi terapis
a. Leader
1) Pemimpin jalannya therapy aktifitas kelompok
2) Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya therapy
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAk
4) Memimpin diskusi kelompok
b. Co. leader
1) Membuka acara
2) Mendampingi leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5) Menutup acara diskusi
c. Fasilitator
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberikan stimulasi dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya therapy
d. Observer
1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia)
2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan
E. Setting
K F K
Keterangan :
K K
F L : Leader
F
K Co : Co Leader
K
F : Fasilitator
K
K
O : Observer
K
K K : Klien
K
K OBS : Observasator
K K Petunjuk : Klien duduk
K C K melingkar bersama
L OBS
o perawat
BAB III
PROSES PELAKSANAAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)
2. Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Laptop
b. Mp3
c. speaker
d. Bola tenis
e. Buku catatan dan pulpen
f. Jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan Tanya jawab
c. Bermain peran/stimulasi
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosial;menarik diri
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
- Waktu : 15 menit
- Tempat : Ruang Mawar RSJ. Seger Waras
- Topik : Cara memperkenalkan diri kepada orang lain
3. Tahap Kerja
a. Jelaskan kegiatan yaitu musik pada musik recorder akan dihidupkan
serta bola diedarkan dan pada saat musik dimatikan maka anggota
kelompok yang memegang bola memperkenalkan dirinya
b. Hidupkan laptop sertanyalakakn pemutar musik lalu edarkan bola
tenis berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat musik dimatikan anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan salam, nama lengkap, nama
panggilan hobi dan asal dimulai oleh perawat sebagai contoh
d. Tulis nama panggilan pada kertastempel atau dipakai
e. Ulangi b c dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan
4. Tahap terminasi.
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan setiap anggota kelompok melatih memperkenalkan
diri pada orang lain dikehidupan sehari-hari
- Memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal kegiatan
harian klien.
c. Kontrak yang akan datang.
- Waktu : 30 Menit
- Tempat : Ruang Mawar RSJ. Seger Waras
- Topik : Berkenalan dengan anggota kelompok
B. SESI 2 (Kemampuan Berkenalan)
1. Tujuan
Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
b. Mengingatkan kontrak dengan anggota
kelompok pada sesi 1 TAKS
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
- Waktu : 15 menit
- Tempat : Ruang Mawar RSJ. Seger Waras
- Topik : Berkenalan dengan anggota kelompok
3. Fase Kerja
a. Tempelkan label nama masing – masing klien
b. Evaluasi kemampuan yang lalu dan tugas untuk berkenalan dengan
orang lain
c. Hidupkan laptop dan nyalakan pemutar musik
d. Edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam
e. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
tennis mendapat giliran untuk memperkenalkan klien yang berada
disebelah kanan pada kelompok, yaitu : salam, nama lengkap, nama
panggilan yang disenangi, asal, dan hobi. Dimulai oleh terapist
sebagai contoh.
f. Ulangi nomor 3 sampai 5 sampai semua anggota mendapat giliran
g. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
- Leader TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok
setelah memperkenalkan diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya
setelah mengikuti kegiatan hari ini?”
- Leader TAK memberikan umpan balik positif pada anggota
kelompok
- Leader TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba
mengenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari –
harinya.
b. Kontrak yang akan datang :
- Waktu : 15 Menit
- Tempat : Ruang Mawar RSJ. Seger Waras
- Topik : Kemampuan bercakap -cakap dengan anggota kelompok
c. Hasil yang diharapkan :
75 % anggota kelompok mampu :
- Mengenal satu orang klien lain dengan cara : memberi
salam,nama lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.
- Memperkenalkan satu orang klien kepada kelompok dengan cara :
menyebutkan nama lengkapnya, nama panggilan, asal dan hobi
TAK
KEMAMPUAN BERKENALAN
A. Kemampuan verbal
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda ’√’ (check list)
jika ditemukan pada klien atau tanda “× “ jika tidak ditemukan
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan
Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6; disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 5
Kemampuan non verbal, disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4;
disebut belum mampu mendapat nilai ≤ 2.
STRATEGI PELAKSANAAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI 1
I. Strategi Komunikasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi Ibu - ibu. Sebelumnya kami akan memperkenalkan diri dulu.
Nama saya Suster Pinka, disamping saya ada suster Laila, disebelah kanan
dan kiri ibu ada Suster Mia dan suster Diana, Aji dan Yaffi, ibu-ibu sudah
pada kenal belum sama suster – suter yang ada disini. Bagus ibu-ibu
b. Evaluasi / validasi
Bagaimana kabar ibu-ibu pagi ini. Apa semuanya sehat.? ibu-ibu sudah
pada mandi dan sarapan belum, sudah pada minum obat belum? ibu-ibu
sudah ada yang kenal dengan teman – teman nya yang ada disini. Bagus.
c. Kontrak
Suster mau tanya ada yang belum pernah ikut TAK sebelumnya. Bagus
semuanya sudah pernah ya mengikuti TAK. ibu-ibu tahu tidak TAK kita
kali ini tentang apa. TAK kita kali ini yaitu berkenalan dengan teman. ibu-
ibu, sebelumnya memperkenalkan diri sendiri lalu ibu-ibu berkenalan
dengan teman – teman yang ada disini. TAK ini akan berlangsung selama
45 menit di ruangan ini. Nanti selama permainan ini berlangsung ibu-ibu
tidak boleh meninggalkan tempat ini ya. Kalaupun ada yang ingin buang
air ( BAK ) ibu-ibu harus minta izin dulu sama Suster yang ada di sebelah
kanan dan kiri ibu. Oke.....
d. Tujuan
Tujuan TAK kita kali ini adalah agar ibu-ibu saling mengenal dan bisa
berkenalan dengan teman – teman yang ada diruangan ini.