Disusun Oleh :
Diana Putri Purnadewi
S18013
S18A
2. Klasifikasi nyeri
Adapun klasifikasi nyeri Menurut Andamoyo (2013), dibedakan
menjadi 3 yaitu:
a. Klasifikasi nyeri berasarkan durasi
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah yang terjadi setelah cedera
akut,penyakit,atau intervensi bedah dan memiliki proses
yang cepat dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai
berat), dan berlangsung untuk waktu yang singkat. Nyeri
akut berdurasi singkat (kurang lebih 6 bulan) dan akan
menghilang tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih
kembali.
2) Nyeri Kronik
Nyeri Kronik adalah nyeri yang menetap sepanjang suatu
periode waktu, Nyeri ini berlangsung lama dengan
intensitas yang bervariasi dan berlangsung lebih dari 6
bulan.
b. Klasifikasi nyeri berdasarkan asal
1) Nyeri Nosiseptif
Nyeri Nosiseptor ini terjadi karena adanya stimulus yang
mengenai kulit,tulang,sendi,otot,jaringan ikat dan lain-lain.
2) Nyeri Neuropatik
Nyeri neuropatik terjadi karena adanya suatu cedera atau
abnormalitas yang di dapat pada struktur saraf perifer
maupun sentral.
c. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi
1) Supervicial atau kutaneus
2) Viseral dalam
3) Nyeri alih (Reffered Pain)
4) Radiasi nyeri
3. Etiologi
Menurut (Kasiati, Ni Wayan Dwi Rosmalawati. 2016) etilogi nyeri
sebagai berikut
a. Mekanis
1) Trauma jaringan tubuh : kerusakan jaringan, iritasi langsung
pada reseptor nyeri, peradangan.
2) Perubahan dalam jaringan mengakibatkan penekanan pada
reseptor nyeri bradikinin merangsang reseptor nyeri.
3) Sumbatan pada saluran tubuh : distensi lumen saluran
4) Kejang otot : rangsangan pada reseptor nyeri
5) Tumor penekanan pada reseptor nyeri iritasi pada ujung-
ujung saraf.
b. Thermis
1) Panas dingin yang berlebihan mengakibatkan kerusakan
jaringan sehingga merangsang thermo sensitive reseptor
nyeri.
c. Kimia
1) Iskemia jaringan membuat rangsangan pada reseptor karena
tertumpunya asam laktat/bradikinin dijaringan.
2) Kejang otot sekunder dari rangsangan mekanis
menyebabkan iskemia jaringan.
Respon Nyeri
Persepsi Nyeri
↓
Nyeri
Menekan Saraf
Nyeri akut
Gangguan Pola
Tidur
5. Manifestasiklinik
a. Nyeri Akut
1) Dilatasi pupil
2) Ekspresi wajah nyeri,misal :mata kurang bercahaya ,tampak
kacau ,gerakan mata berpencar atau tetap pada satu
fokus,meringis.
3) Tekanan darah meningkat
b. Gangguan Pola Tidur
1) Hambatan lingkungan
2) Kurang privasi
3) Timbulnya nyeri saat tidur
c. Gangguan Mobilitas Fisik
1) Ketidaknyamanan
2) Nyeri
3) Ketidakbugaraan fisik
(SDKI,2017)
7. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebab nyeri antara
lain (Bahrudin, Mochamad. 2017) :
8. Komplikasi
a. Edema pulmonal
b. Hipertensi
c. Kejang
d. Gangguan pola tidur
e. Stroke
(SDKI,2017)
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas pasien berupa nama, tanggal lahir, umur, jenis
kelamin, status, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
nomor RM, diagnose medis.
2) Identitas penanggung jawab berupa nama, tanggal lahir,
jenis kelamin, status, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
hubungan dengan pasien.
3) Catatan medis.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan yang membuat klien meminta bantuan pelayanan
kesehatan.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Timbul keluhan nyeri, nyeri yang dirasakan pasien, lokasi
nyeri yang timbul, myeri yang dirasakan dengan skala,
seberapa sering nyeri timbul.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit terdahulu, riwayat pembedahan, riwayat
dirawat dirumah sakit yang mungkindapat mempengaruhi
penyakit yang diderita saat ini.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan dengan kemungkinan adanya penyakit
keturunan, kecenderungan alergi dalam satu keluarga.
c. Pengkajian fungsional Gordon
1) Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan
kesehatan.
2) Pola nutrisi – metabolik
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan
elektrolit (nafsu makan, pola makan, diet, fluktuasi BB
dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual/muntah,
kebutuhan jumlah zat gizi, masalah/penyembuhan kulit,
makanan kesukaan).
3) Pola eliminasi
Kaji karakter, frekuensi, konsistensi BAK/BAB, apakah
memakai bantuan ketika akan BAB/BAB, apakah pasien
sering mengkonsumsi laksativ/diuretic, cara eliminasi dan
kesulitan aliminasi, tanyakan apakah mengeluarkan darah
atau mucus dalam eliminasi.
4) Pola istirahat dan tidur
Observasi pola tidur, lama, hal-hal yang mengganggu tidur,
apakah terbiasa minum obat tidur, posisi tidur, waktu tidur
malam dan siang.
5) Pola aktivitas dan latihan
Kaji aktivitas pasien, apakah pasien mengalami sesak nafas
saat latihan, berikan rentang aktivitas (0: Mandiri, 1: dengan
alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat; 4: tergantung total).
6) Pola Kognitif – Perseptual
Kaji gangguan penglihatan, pendengaran, indera perabaan,
nyeri, lokasi, intensitas yang memperberat, status kesadaran
pasien.
7) Pola Konsep Diri – Persepsi Diri
Kaji bagaimana pasien memandang dirinya, tingkat
kecemasan, ketakutan pasien, minta pasien menggambarkan
dirinya.
8) Pola Hubungan dan Peran
Kaji struktur keluarga pasien, cara hidup, teman dekat,
peran pasien dikeluarga, kesulitan pasien terhadap peran
dikeluarga.
9) Pola seksual dan reproduksi
Kaji kepuasan atau masalah dengan seksualitas, dampak
sakit terhadap seksualitas, riwayat penyakiy hubungan
seksualitas, pemeriksaan genital.
10) Pola Koping – Toleransi
Kaji sumber stress, krisis saat ini, cara menangani stress.
11) Pola Nilai dan Kepercayaan
Kaji sikap dan keyakinan pasien dalam melaksanakan
agama yang dipeluk, kegiatan keagamaan yang dilakukan
sebelum dan saat sakit.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum dan kesadaran umum
2) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
b) Suhu
c) Respirasi
d) Nadi
3) Pemeriksaan fisik (Head to toe)
4) Data penunjang
5) Program terapi
e. Pengkajian status nyeri
1) P (provokatif atau paliatif) merupakan data dari penyebab
atau sumber nyeri pertanyaan yang ditujukan pada
pasienberupa :
a) Apa yang menyebabkan gejalanyeri?
b) Apa saja yang mampu mengurangi ataupun
memperberat nyeri?
c) Apa yang anda lakukan ketika nyeri pertama
kalidirasakan?
2) Q (kualitas atau kuantitas) merupakan data yang
menyebutkan seperti apa nyeri yang dirasakan pasien,
pertanyaan yang ditujukan kepada pasien dapat berupa :
a) Dari segi kualitas, bagaimana gejala nyeri
yangdirasakan?
b) Dari segi kuantitas, sejauh mana nyeri yang di rasakan
pasien sekarang dengan nyeri yang dirasakan
sebelumnya. Apakah nyeri hingga mengganggu
aktifitas?
3) R (regional atau area yang terpapar nyeri atau radiasi)
merupakan data mengenai dimana lokasi nyeri yang
dirasakan pasien, pertanyaan yang ditujukan pada pasien
dapatberupa :
a) Dimana gejala nyeri terasa?
b) Apakah nyeri dirasakan menyebar atau menetap pada
satu tempat?
4) S (skala) merupakan data mengenai seberapa parah nyeri
yang dirasakan pasien, pertanyaan yang ditujukan pada
pasien dapat berupa :
a) Seberapa parah nyeri yang dirasakan pasien jika diberi
rentang angka1-10?
b) Apakah nyeri ringan, sedang atau berat?
5) T (timing atau waktu) merupakan data mengenai kapan
nyeri dirasakan, pertanyaan yang ditujukan kepada pasien
dapat berupa:
a) Kapan gejala nyeri mulaidirasakan?
b) Seberapa sering nyeri terasa, apakah tiba-tiba atau
bertahap?
c) Berapa lama nyeriberlangsung?
d) Apakah terjadi kekambuhan atau nyeri secarabertahap?
f. Kaji respon fisiologis
1) Respon simpati meliputi peningkatan frekuensi
pernapasan,denyut jantung
2) Respon parasimpatik meliputi wajah yang pucat,ketegangan
otot,penurunan denyut jantung,mutah kelemahan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang berhubungan dengan gangguan kenyamanan yaitu:
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis yang
dibuktikan dengan tampak meringis,skala nyeri 6 dan tekanan darah
meningkat.
b. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur yang
dibuktikan dengan mengeluh sulit tidur, sering menguap,terlihat
lingkaran hitam di sekitar mata,tidur kurang dari 6 jam.
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri
2. Perencanaan Keperawatan
Nama :Tn. A No.CM :23xxx
Umur :46 tahun Dx. Medis :Hipertensi
Evaluasi
Goldberg, DS & McGee, SJ. 2011. Pain as a Global Public Health Priority.BMJ
Public Health. 11(770).