DOSEN PEMBIMBING:
Hj. Ermawati Dalami S. Kp., M. Kes
KEPALA RUANGAN:
Ns. Suhati S. Tr. Kep
Disusun oleh :
Winda Maulida
P27901121095
2022/2023
A. Gangguan Rasa Aman dan Nyaman (Nyeri)
System
System aktivasi retikular Area Grisea
aktivasi
Periakueduktus
Traktus Paleospinotalamus
Traktus neospinotalamus
Medulla spinalis
Merangsang Nosiseptor
(Reseptor nyeri)
Kerusakan sel
A. Pemeriksaan Diagnosis
1. Riwayat Penyakit dan Keluhan
Pada riwayat penyakit, penting ditentukan dahulu keluhan utama misalnya nyeri,
rasa baal, kelemahan dan lokasi keluhan. Ditanyakan pula aktivitas maupun posisi
kepala yang meningkatkan maupun mengurangi keluhan, maupun adanya riwayat
cidera.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi:
a. Observai, perhatikan sikap tubuh pasien saat menanyakan riwayat penyakit.
b. Palpasi, pada palpasi apabila disapatkan kekakuan dan nyeri pada sisi otot
maupun radiks saraf yang terkena, dapat pula disertai hipertonus maupun
spasme pada sisi otot yang nyeri
c. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di abdomen
d. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ yang abnormal
e. Pemeriksaan lab senagai data penunjang
f. Cf-Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah
di otak.
B. Penatalaksanaan Medis
1. Non Farmakologi
a. Distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu yang menarik,
misalnya menonton TV (Priharjo,1996)
b. Stimulasi kulit, seperti kompres dingin, Counteriten (plester hangat),
contralateral (message kulit pada area yang berlawanan dengan nyeri)
2. Farmakologi (Analgesik Non Narkotik)
a. Nyeri ringan I (Farmakologi I)
Aspirin 325-650 mg 4 jam sekali
Asetaminofen 325-650 mg 4-6 jam sekali.
b. Nyeri ringan (Farmakologi II)
Ibuprofen 200 mg 4-6 jam sekali
Ketoprofen 12,5 mg 4-6 jam sekali
Sodium awalan 440 mg selanjutnya 220 mg 8-12 jam sekali
c. Nyeri sedang (Farmakologi III)
Asetaminofen 4-6 jam sekali
Ibuprofen 4-6 jam sekali
Sodium naproksen 8-12 jam sekali
d. Nyeri sedang (Farmakologi IV)
Tramadol 50-100 mg 4-6 jam sekali
e. Nyeri berat (Farmakologi VII)
Morvin bila terapi non narkotik tidak efektif pada riwayat terapi narkotik pada
nyeri
Analgesik narkotik terdiri dari berbagai derivate opium seperti morfin dan
kodein.
C. Pengkajian Keperawatan
Data perawatan yang dikaji dan mesti didapat adalah:
1. Alasan MRS, yaitu keluhan utama pasien saat MRS dan saat dikaji. Pasien
mengeluh nyeri, dilanjutkan dengan riwayat kesehatan sekarang, dahulu dan
keluarga.
2. Kebutuhan Rasa Nyaman (Nyeri)
Data didapatkan dengan anamnesa untuk mengkaji karakteristik nyeri yang
diunkapkan oleh pasien melalui pendekatan PQRT. Pemeriksaan fisik dilakukan
untuk mendapatkan pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendapatkan perubahan
klinis yang diakibatkan nyeri. Data yang didapat menerima respon klien berikut
penjelasan PQRS:
a. P (Provokative): Faktor yang mepengaruhi gawat atau ringannya nyeri
b. Q (Quality) : Seperti apakah rasa nyeri tajam, tumpul, tersayat
c. R (Region) : Daerah perjalan nyeri
d. S (Seventy) : Skala nyeri, keparahan atau intensitas nyeri
e. T (Time) : Lama atau waktu, dan frekuensi nyeri.
Berikut skala nyeri untuk mengetahui intensitas nyeri.
Numeris:
0 Tidak Nyeri 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Diagnosa
Tujuan Intervensi
Dx Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Lakukan pengkajian
berhubungan keperawatan selama 3x24 nyeri, meliputi lokasi,
dengan agen jam diharapkan nyeri karakteristik, durasi,
trauma berkurang dengan criteria frekuensi, kualitas,
(biologi,kimia,fis hasil : intensitas, dan
ik,pskologis) penyebaran
kerusakan 1. Mampu mengontrol kontrol faktor lingkungan
jaringan nyeri yang dapat
2. Mampu mengenali mempengaruhi respon
faktor penyebab nyeri ketidaknyamanan
3. Mampu mengenali Lakukan teknik
gejala nyeri nonfarmakologi (terapi
4. Tanda vital dalam musik, terapi pijat,
rentang normal kompres hangat/dingin)
5. Mampu menyatakan Monitor vital sign
rasa nyaman setelah Tingkatan istirahat tidur
nyeri berkurang yang adekuat
6. Tidak mengalami Minimalkan faktor yang
gangguan tidur. meningkatkan nyeri
Berkolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
obat analgetik
2 Nyeri kronik Setelah dilakukan tindakan Monitor kepuasan pasien
berhubungan keperawatan 3x24 jam tehadap manajemen
dengan diharapkan nyeri nyeri
ketidakmampuan berkurang dengan criteria Tingkatkan istirahat
fisik, psikososial hasil: tidur yang adekuat
1. Tidak ada Kolaborasi dengan
gangguan pola dokter pemberian oabat
tidur analgesic
2. Tidak ada Jelaskan pada pasien
gangguan mobilitas penyebab nyeri
fisik Lakukan teknik
3. Tidak ada ekspresi nonfarmakologi (terapi
menahan nyeri musik, terapi pijat,
kompres hangat/dingin)
F. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi.
G. Evaluasi
1. Evaluasi formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisi terhadap klien
terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan).
2. Evaluasi sumatif ( Merefeksikan rekapitulasi dan sinopsi observasi dan analisis
mengenai status kesehatan klien terhadap waktu).
(Poer,2012)
H. Referensi
A.Aziz Alimuh H.2009.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika
Carpenito, Lynda Jual &Moyet.2012.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
13.Jakarta:EGC
E.Doenges Marilym, Mary Frances Moorhaouse,dkk.2000.Rencana Asuhan
Keperawatan Pedoman dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi
3.Jakarta:EGC
Potter&Perry.2015.Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2 Konsep Proses dan
Praktik Edisi 4.Jakarta:EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : DPP Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta : DPP Persatuan Perawat Nasional
Indonesia