Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KLINIK DASAR

GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI AKUT

Disusun Oleh :
Khusnul Chotimah Muktiati
NIM 21.2.004

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2023
A. Pengertian
Nyaman adalah keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri)
(Cahyani, 2021).
The Internasional Association for The Study of Pain (IASP)
mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau ancaman kerusakan
jaringan.
Nyeri merupakan suatu gabungan dari komponen objektif (aspek
fisiologi sensorik nyeri) dan komponen subjektif (aspek emosional dan
psikologis) (Saraswati, 2021).
Nyeri akut adalah keadaan ketika idividu mengalami dan
mengeluhkan ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak
menyenangkan selama 1 detik hingga kurang dari enam bulan (Carpenito,
2012).

B. Etiologi
Etiologi Nyeri Akut (Carpenito, 2012).
1. Trauma jaringan
2. Inflamasi
3. Imobilitas / posisi yang tidak tepat
4. Keletihan
5. Iritan kimia
6. Ansietas

C. Klasifikasi
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 3, yaitu menurut lokasinya, menurut
serangannya, dan menurut sifatnya (Mariana, 2019).
1. Menurut lokasinya:
a. Perifer pain : Daerah perifer (kulit & mukosa).
b. Deep pain : Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot,
sendi/tendon, pembuluh darah).
c. Visceral / splanik pain : Organ visceral (renal colic,
cholesistitis/radang kandung empedu, apendisitis, ulkus gaster).
d. Reffered pain : Penyakit organ / struktur tubuh (vertebrata,
visceral, otot), ditransmisikan di bagian tubuh lain.
e. Psycogenic pain : Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma
psikologis.
f. Phantom pain : Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah tidak
ada. Contohnya yaitu nyeri pada kaki yang sudah diamputasi.
g. Intractable pain : Nyeri yang resisten (melawan).
2. Menurut serangannya
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung < 3 bulan, intensitas berat,
area dapat diidentifikasi, karakteristik ketegangan otot meningkat,
dan cemas.
b. Nyeri kronis : Berlangsung > 3 bulan, intensitas ringan hingga
berat, sumber nyeri tidak diketahui dan sulit dihilangkan, sensasi
difus (menyebar).
3. Menurut sifatnya
a. Insidentil : Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya
yaitu trauma ringan.
b. Stedy : Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu
abses.
c. Paroximal : Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang
dan timbul lagi.

D. Patofisiologi
1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana
jaringan tubuh yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori
(excitatory neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai
vasodilator yg kuat  edema, kemerahan dan nyeri dan menstimulasi
pelepasan prostaglandin.
2. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi
elektrik,  proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik
mengenai nociceptor dihantarkan melalui serabut saraf A dan C
dihantarkan dengan cepat ke substantia gelatinosa di dorsal horn dari
spinal cord  ke otak melalui spinothalamic tracts  thalamus dan
pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation, limbic
system, dan somatosensory cortex.
3. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses
informasi dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan
nyeri  individu mulai menyadari nyeri.
4. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh
melepaskan neuromodulator, seperti opioids (endorphins and
enkephalins), serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric acid
 menghalangi /menghambat transmisi nyeri & membantu
menimbulkan keadaan analgesik, & berefek menghilangkan nyeri.
E. Pathways
Imobilitas /
Trauma Iritan
Inflamasi Posisi yang Keletihan Ansietas
Jaringan Kimia
tidakKerusakan
tepat Jaringan

Kerusakan Sel

Pelepasan mediator nyeri (histamin, bradikinin,


prostaglandin, serotonin, ion kalium, dll)

Merangsang Nosiseptor Tekanan Mekanis,


(Reseptor Nyeri) Deformasi, Suhu Ekstrim

Dihantarkan Serabut
Saraf A dan C

Medulla Spinalis

Dihantarkan oleh Traktus Dihantarkan oleh Traktus


Neospinotalamus Paleospinotalamus

Sistem Aktivasi Area Grisea


Retikular Periakueduktus

Talamus Hipotalamus dan Sistem Talamus


Limbik

Otak
(Korteks Somatosensorik)

Persepsi Nyeri

F. Manifestasi Klinis
Nyeri Akut
Nyeri Akut (Carpenito, 2012).
1. Mayor :
Individu memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan (misal.,
nyeri, mual, muntah, pruritus).
2. Minor :
Respons autonom terhadap nyeri akut
a. Tekanan darah meningkat
b. Nadi meningkat
c. Pernapasan meningkat
d. Diaforesis
e. Pupil dilatasi
f. Posisi berhati-hati
g. Raut wajah kesakitan
h. Menangis, merintih

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium klinik
2. Pemeriksaan dengan skala nyeri
3. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di
abdomen
4. Rontgen untuk mengetahui tukang dalam yang abnormal
5. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak
6. EKG
7. MRI

H. Penatalaksaan
1. Farmakologi
a. Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.
Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam
keadaan sadar.
b. Pemberian obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di
ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat
mediator inflamasi yang dihasilkan luka.

2. Non Farmakologi
a. Teknik Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari
ketegangan stres. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol
diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik, dan
emosi pada nyeri.
b. Stimulasi Kutaneus Plasebo
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologi dalam
bentuk yang dikenal oleh klien sebagai obat seperti kapsul, cairan
injeksi, dan sebagainya. Plasebo umumnya terdiri dari larutan
gula, larutan salin normal, atau air biasa.
c. Teknik Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri
dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal yang lain
sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.

I. Konsep Askep
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan
nyaman. Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik
dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap
kehidupan atau kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang
ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya
penyakit dan cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman
dan nyaman pasien.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas
operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan
dan iritasi secar langsung pada reseptor sehingga
mengganggu rasa nyaman pasien.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa
aman dan nyaman, karena dengan adanya riwayat penyakit
maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga
menimbulka rasa tidak nyaman seperti nyeri.
b. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat
kita amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit
bibir bawah, dll.
c. Kualitas : Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan
kualitas dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang
dia ketahui.
d. Faktor presipitasi : Beberapa faktor presipitasi yang
meningkatkan nyeri antara lain  lingkungan, suhu ekstrim,
kegiatan yang tiba-tiba.
e. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak
tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10.
f. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan
nyeri mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval
tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.
g. Karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan
ringannya nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul,
atau tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
h. Pengkajian Skala Nyeri

Gambar 1. Wong-Baker Scale


Sumber: : https://tse1.mm.bing.net/th?
id=OIP.3ouQLs8r9AkH4zW_z8R9WAHaCg&pid=Api&P=0&h=
180

1) Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak
terganggu)
2) Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
3) Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakuka aktivitas
secara mandiri)
i. Pemeriksaan Fisik
1) Ekspresi wajah
a) Menutup mata rapat-rapat
b) Membuka mata lebar-lebar
c) Menggigit bibir dibawah
2) Verbal
a) Menangis
b) Beteriak

3) Tanda-tanda Vital
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Pernafasan
4) Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau
rasa yang tidak nyaman.

2. Masalah Kesehatan
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Akut

3. Intervensi Keperawatan dan Rasionalnya


Intervensi Rasional
Atasi kendala kurang pengetahuan Meningkatkan pengetahuan klien
terhadap penyebab nyeri, durasi
nyeri, dan prosedur yang akan
dilakukan
Berikan informasi yang akurat Dengan mengetahui informasi yang
untuk mengurangi rasa takut klien akurat akan mengurangi rasa takut
klien
Observasi Tanda Tanda Vital Nyeri yang dirasakan pasien dapat
(TTV) menyebabkan peningkatan hasih
TTV
Kaji keluhan nyeri, karakteristik Untuk mengetahui kekuatan nyeri,
dan skala nyeri yang dirasakan terjadinya peningkatan atau
pesien penurunan nyeri pada pasien dan
menentukan tindakan selanjutnya
guna mengatasi nyeri.
Anjurkan klien untuk istirahat yang Untuk mengurangi nyeri yang
cukup dirasakan klien
Ajarkan klien untuk menggunakan Untuk mengurangi nyeri yang
metode distraksi selama nyeri akut dirasakan klien
Ajarkan teknik relaksasi dengan Untuk menekan laju tekanan darah,
gosokan di punggung, masase, atau meningkatkan sirkulasi darah,
mandi air hangat meningkatkan serotonin, dan
memberikan rasa rileks pada otot
Ajarkan dan anjurkan strategi Untuk mengurangi ketegangan otot
relaksasi khusus seperti bernapas rangka yang dapat menurunkan
perlahan, berirama atau napas intensitas nyeri.
dalam, kepalkan tinju, menguap.
Ajarkan metode stimulasi kulit : Untuk meningkatkan aliran darah,
kompres hangat dan kompres membantu otot rileks, serta
dingin mengurangi peradangan dengan
mengurangi aliran darah.
Kolaborasi pemberian analgesik Analgetik dapat mengurangi nyeri
Kaji efektivitas obat pereda nyeri Untuk mengetahui efektivitas kerja
setelah 30 menit obat pereda nyeri
Berikan kesempatan pada pasien Dengan mengungkapkan ketakutan,
untuk membicarakan ketakutan, kemarahan dan rasa frustasi akan
kemarahan dan rasa frustasi yang mengurangi rasa takut/cemas
dirasakan pasien

J. Daftar Pustaka
Cahyani, P. I. (2021). Laporan Pendahuluan Kebutuhan Rasa Aman
Nyaman (Nyeri). https://www.scribd.com/document/496700800/Lp-
Rasa-Aman-Dan-Nyaman-Nyeri#
Carpenito, L. J. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Mariana, E. R. (2019). Laporan Pendahuluan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Nyaman (Nyeri) Di Ruang Bedah Al Hakim RSUD Ratu
Zalecha Martapura [KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN].
https://www.academia.edu/38517302/LAPORAN_PENDAHULUA
N_GANGGUAN_AMAN_DAN_NYAMAN_docx
Saraswati, N. W. A. (2021). Asuhan Keperawatan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Rasa Nyaman Nyeri Dengan Masalah Kesehatan Gout
Arthritis Pada Tn.W Didesa Qurnia Mataram Kecamatan Seputih
Mataram Lampung Tengah. [Politeknik Kesehatan Tanjung Karang].
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/id/eprint/171

Anda mungkin juga menyukai