Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian
Anemia adalah kekurangan gizi dimana gizi tersebut berperan
dalam pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau
karena gangguan absorbsi. Zat gizi yang bersangkutan adalah besi, protein,
vitamin B6, yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis hemoglobin.
Vitamin C dapat mempengaruhi absorbsi dan pelepasan besi kedalam
jaringan tubuh dan vitamin E yang mempengaruhi stabilitas membran sel
darah merah (Almatsier, 2009 dalam Pamungkas,dkk, 2014).
Batas normal dari kadar Hb dalam darah dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1. Batas normal kadar Hb menurut umur dan jenis kelamin Sumber :
WHO, 2001 dalam Masrizal, 2007.
Kelompok Umur Hemoglobin (gr/dl)
Anak-anak 6 – 59 Bulan 11,0
5 – 11 Tahun 11,5
12 – 14 Tahun 12,0
Dewasa Dewasa Wanita > 15 tahun 12,0
Wanita hamil 11,0
Laki-laki > 15 tahun 13,0

B. Penyebab
Menurut Mulyana (2011) dalam Pamungkas,dkk (2014) penyebab anemia
adalah:
1. Berkurangnya pembentukan sel darah merah :
a. Kekurangan zat besi
b. Kekurangan vitamin B12
c. Kekurangan asam folat
d. Kekurangan vitamin C
e. Penyakit kronik.
2. Meningkatnya penghancuran sel darah merah :
a. Pembesaran limpa
b. Kerusakan mekanik pada sel darah merah.
C. Tanda dan Gejala
Menurut Helen Varney (2007) dalam Pamungkas,dkk (2014) gejala
anemia adalah sebagai berikut :
1. Letih
2. Sering mengantuk
3. Pusing
4. Lemah
5. Nyeri kepala
6. Kulit pucat
7. Luka pada lidah
8. Konjungtiva pucat
9. Bantalan kuku pucat
10. Tidak ada nafsu makan
11. Mual dan muntah.

D. Macam-macam Anemia
Menurut Nursalam, dkk, (2005) dalam Pamungkas (2014) macam-macam
anemia adalah :
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Suatu keadaan yang terjadi karena kekurangan zat besi yang
merupakan bahan utama pembentukan sel dalah merah. Penyebab
anemia defisiensi zat besi adalah asupan yang kurang mengandung zat
besi terutama pada fase pertumbuhan.
2. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan karena
kekurangan asam folat.Disebut juga dengan anemia defisiensi asam
folat.
3. Anemia Aplastik
Merupakan anemia yang ditandai dengan pansitopenia (penurunan
jumlah semua sel darah) dan menurunnya selularitas sumsum tulang.
Sehingga hal tersebut akan menghambat produksi sel darah merah.
4. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya
penghancuran eritrosit yang berlebihan akan mempengaruhi fungsi
hepar, sehingga dapat mengakibatkan peningkatan bilirubin. Dalam
keadaan normal sel darah merah mempunyai waktu hidup 100-120
hari.Penyebab anemia hemolitik diduga karena adanya kelainan rantai
Hemoglobin (Hb), infeksi, sepsis dan penggunaan obat-obatan.
5. Anemia Pernisiosa
Anemia pernisiosa terjadi karena kekurangan vitamin B12.Vitamin
B12 berfungsi untuk metabolism jaringan saraf dan pematangan
normoblas. Selain asupan yang kurang, anemia pernisiosa disebabkan
karena adanya kerusakan lambung, sehingga lambung tidak dapat
mengeluarkan secret yang berfungsi untuk absorbs B12.
6. Anemia Sickle Cell
Anemia yang terjadi karena sintesa Hemoglobin (Hb) abnormal dan
mudah rusak.Anemia jenis ini merupakan penyakit keturunan.Secara
garis besar anemia Sickle Cell ini menyerupai anemia hemolitik.

E. Klasifikasi Anemia
Menurut Manuaba (2010) dalam Pamungkas,dkk (2014) klasifikasi anemia
menurut kadar hemoglobin adalah sebagai berikut :
11 gr/dl Tidak Anemia
9 – 10 gr/dl Anemia ringan
7 – 8 gr/dl Anemia sedang
<7 gr/dl Anemia berat

F. Pencegahan, Pengobatan dan Penanggulangan Anemia


Menurut Masrizal (2007) Upaya yang dilakukan dalam
pencegahan,pengobatan dan penanggulangan anemia adalah sebagai
berikut :
1. Suplementasi tabet Fe
2. Fortifikasi makanan dengan besi
3. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan
konsumsi pangan yang memudahkan absorbsi besi seperti
menambahkan vitamin C.
4. Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing.Dalam
upaya mencegah dan menanggulangi anemia adalah dengan
mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai
penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan kadar
Hemoglobin.
5. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi Sejak tahun 1997 pemerintah
telah merintis langkah baru dalam mencegah dan menanggulangi
anemia, salah satu pilihannya adalah mengkonsumsi tablet tambah
darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian bahwa suplemen zat
besi dapat meningkatkan hemoglobin.
6. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan
7. Mengkonsumsi pangan hewani dalam jumlah cukup
8. Sumplementasi zat besi

DAFTAR PUSTAKA

Masrizal. 2007. ANEMIA DEFISIENSI BESI. Jurnal Kesehatan


Masyarakat II (I).
Pamungkas, Sarifah, dkk. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Tablet Penambah Darah Dengan Kejadian Anemia
Di Puskesmas Sragen. IJMS - Indonsian Journal on Medical
Science – Volume 1 No 2.

Anda mungkin juga menyukai