Disusun Oleh :
Diana Putri Purnadewi
S18013
S18A
C. Trafficking
1. Definisi
U.S Departemen of State International Information memberikan
defenisi perdagangan manusia sebagai berikut:
Semua tindakan yang terlibat dalam pengangkutan,
penyembunyian, atau penjualan orang dalam batas Negara atau lintas
internasional melalui paksaan, pemaksaan, penipuan, penculikan atau
penipuan, untuk tujuan mengikat orang dalam situasi kerja paksa atau
layanan, seperti prostitusi paksa, perbudakan rumah tangga, jeratan
hutang atau praktik serupa perbudakan lainnya.
2. Penyebab Munculnya Trafficking
Beberapa penyebab munculnya trafficking menurut King,2004 dalam
Fatah, 2016, adalah :
a. Kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang trafficking
b. Faktor budaya (peran perempuan dalam keluarga, peran anak,
perkawinan dini dan terjerat hutang)
c. Kurangnya pendidikan dan informasi
d. Kelangkaan pekerjaan, rendahnya pendidikan dan sumberdaya
manusia serta kemiskinan.
e. Keinginan cepat kaya
f. Penegakan hukum masih lemah
g. Kerjasama antarinstansi pemerintah yang masih kurang maksimal
3. Jenis-jenis Trafficking
Berdasarkan definisi di atas,secara garis besar jenis trafficking dibagi
menjadi tiga yaitu eksploitasi secara seksual, eksploitasi tenaga kerja
serta penyelundupan dan perdagangan bayi (Munhanif,2002 dalam
Fatah, 2016). Mamik Indaryani, seorang aktivis Jaringan Perlindungan
Perempuan dan Anak ( JPPA) kabupaten Kudus menyatakan jenis-
jenis trafficking dalam bentuk yang berbeda tetapi dengan subtansi
yang sama. Bentuk-bentuk trafficking menurut Suhandjati Sukri,2002
dalam Fatah,2016 meliputi:
a. Kerja paksa dan eksploitasi seks
b. Pembantu rumah tangga
c. Buruh migran
d. Buruh anak
e. Penari, penghibur
f. Pengantin pesanan dari luar negeri
g. Penjualan bayi
4. Modus Pelaku Trafficking (Trafficker)
Pada umumnya, perempuan yang diperdagangkan ini dipergunakan
untuk kepentingan industri seks komersial baik di dalam maupun di
luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Korea,dll. Ada
beberapa modus yang dilakukan trafficker kepada korban yaitu:
a. Menahan gaji agar korban tidak memiliki uang untuk melarikan
diri
b. Menahan paspor, visa dan dokumen penting lainnya agar korban
tidak dapat bergerak leluasa karena takut ditangkap polisi
c. Memberitahu korban, bahwa status mereka illegal dan akan
dipenjara serta dideportasi jika mereka berusaha kabur
d. Mengancam akan menyakiti korban dan atau keluarganya.
e. Membatasi hubungan dengan pihak luar agar korban terisolasi dari
mereka yang dapat menolong
f. Membuat korban tergantung pada pelaku trafficking dalam hal
makanan, tempat tingal, dan komunikasi.
5. Penanganan Korban Trafficking
a. Memberikan dukungan
b. Rehabilitasi, merupakan kegiatan berkelanjutan untuk pemulihan
kondisi pisik dan psikis, yang meliputi repatriasi dan reintegrasi.
1) Repatriasi, kegiatan konseling mengembalikan rasa percaya
diri korban dari akibat tekanan dan atau siksaan fisik maupun
psikologis yang dialaminya sesuai standar dan kemampuan
yang tersedia. Dalam konteks ini, memberi perlindungan dari
kemungkinan akan kembali menjadi korban kejahatan
trafficking atau tindak kekerasan juga perlu dilakukan.
2) Reintegrasi, kegiatan untuk pemberdayaan aspek sosiologis dan
ekonomis sehingga korban siap dan mampu bersosialisasi serta
mempunyai modal kerja yang memadai di lingkungannya.
Dalam konteks ini kepada korban diberikan pelatihan
keterampilan yang sesuai dengan bakatnya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA