Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL

A. Pengertian
Isolasi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan
orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam
berhubungan secra spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi
diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup berbagi pengalaman (Balitbang, 2014).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Farida, 2012).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin, 1993 dikutip Budi Keliat, 2011) .

B. Tanda dan Gejala


1 Data Subyektif
a. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Pasien mengatakan tidak ada hubungan yang berarti dengan orang lain
d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
f. Pasien merasa tidak berguna
g. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup

2 Data Obyektif
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
b. Menghindari orang lain (menyendiri), klien nampak memisahkan diri dari orang
lain, misalnya pada saat makan.
c. Komunikasi kurang / tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien
lain/perawat.
d. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
e. Berdiam diri di kamar / tempat terpisah. Klien kurang mobilitasnya.
f. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap.
g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari. Artinya perawatan diri dan kegiatan
rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
h. Posisi janin pada saat tidur.

C. Penyebab
Berbagai faktor dapat menimbulkan respon yang maladaptif. Menurut Stuart dan
Sundeen (2014), belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan
yang mempengaruhi hubungan interpersonal. Faktor yang mungkin mempengaruhi antara
lain yaitu:
1. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan isolasi sosial adalah:
a. Faktor perkembangan
Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu
dengan sukses. Keluarga adalah tempat pertama yang memberikan pengalaman
bagi individu dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Kurangnya stimulasi,
kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari ibu/pengasuh pada bayi akan
memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa percaya
diri dan dapat mengembangkan tingkah laku curiga pada orang lain maupun
lingkungan di kemudian hari. Komunikasi yang hangat sangat penting dalam masa
ini, agar anak tidak merasa diperlakukan sebagai objek.
b. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan merupakan faktor
pendukung terjadinya gangguan berhubungan. Dapat juga disebabkan oleh karena
norma-norma yang salah yang dianut oleh satu keluarga, seperti anggota tidak
produktif diasingkan dari lingkungan sosial.
c. Faktor biologis
Genetik merupakan salah satu faktor pendukung yang menyebabkan
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang jelas
mempengaruhi adalah otak . Insiden tertinggi skizofrenia ditemukan pada keluarga
yang anggota keluarganya ada yang menderita skizofrenia.
Klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial terdapat
kelainan pada struktur otak seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat
volume otak serta perubahan struktur limbik.
2. Faktor presipitasi
Stresor presipitasi terjadinya isolasi sosial dapat ditimbulkan oleh faktor
internal maupun eksternal meliputi:
a. Stresor sosial budaya
Stresor sosial budaya dapat memicu kesulitan dalam berhubungan seperti
perceraian, berpisah dengan orang yang dicintai, kesepian karena ditinggal jauh,
dirawat di rumah sakit atau dipenjara.
b. Stresor psikologi
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain.
(Damaiyanti, 2012: 79)

D. Pohon Masalah

Risiko Bunuh Diri

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronik

Koping Individu tdak Efektif

Gambar Pohon Masalah Isolasi Sosial (Fitria, 2011).

E. Psikopatologi
Individu yang mengalami isolasi sosial seringkali beranggapan sumber / penyebab
isolasi social itu dari lingkungannya. Padahal rangsangan primer adalah kebutuhan
perlindungan diri secara psikologikterhadap kejadian traumatic sehubungan dengan rasa
bersalah, marah, sepi dan takut ditinggal orang yang dicintai, tidak dapat dikatakan segala
sesuatu yang dapat mengancam harga diri (Self Esteem) dan kebutuhan keluarga dapat
meningkatkan kecemasan. Gejala dengan meningkatnya kecemasan, kemampuan untuk
memisahkan dan mengatur persepsimengenai perbedaan apa yang dipikirkan dengan
perasaan sendiri menurun, sehingga gejala sesuatu yang diartikan berbeda dengan proses
rasionalisasi tidak efektif lagi. Hal ini menyebabkan lebih sukar lagi membedakan mana
yang berasal dari pikiran sendiri dan dari lingkungan.
Untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan sumber koping
meliputi ekonomi, kemampuan menyelesaikan masalah, tekhnik pertahanan, dukungan
social dan motivasi, sumber koping sebagai model ekonomi dapt membantu seseorang
mengintergrasikan pengalaman yang menimbulkan rasa stress dan mengadopsi strategi
koping yang berhasil. Semua orang betapapun terganggu perilakunya tetap mempunyai
beberapa kelebihan personal yang mungkin meliputi: Aktivitas keluarga, hobi seni
kesehatan dan perawatan diri, pekerjaan kecerdasan dan hubungan interpersonal.
Dukungan social dari peningkatan respon psikofisiologis yang adaptif.Motivasi berasal
dari dukungan keluarga ataupun individu sendiri sangat penting untuk meningkatkan
kepercayaan diri pada individu (Stuart & Sundeen, 2014).
Jika individu tidak mempunyai mekanisme koping dari yang kuat maka akan
mengikuti respon destruktif diantaranya:
1. Menarik diri : karena mengalami kecemasan yang berat sehingga hanya mengurung
diri yang mengakibatkan kesulitan dalam membina hubunga social secara terbuka
dengan orang lain.
2. Dependen : Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dalam hubungan
dengan orang lain.
3. Manipulasi : Individu sudah tidak bisa membina hubungan social secara mendalam
karena menggap orang lain sebagai objek.
4. Impulsif : Penilaian yang buruk individu sudah tidak bisa diandalkan untuk
berhubungan dengan orang lain. Individu sudah mengalami harga diri yang rapuh
karena mengharapkan penghargaan dan pujian dan orang lain tidak mendukung.

F. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial

G. Intervensi keperawatan
Isolasi Klien Keluarga
Sosial SP I : SP I :

1. Bina hubungan saling 1. Mendiskusikan masalah yang


percaya dirasakan keluarga dalam
2. Identifikasi penyebab merawat klien.
isolasi sosial 2. Menjelaskan pengertian, tanda
3. Mendiskusikan keuntungan dan gejala halusinasi, dan jenis
dan kerugian berinteraksi halusinasi yang dialami klien
dengan orang lain beserta proses terjadinya.
4. Membimbing klien 3. Menjelaskan cara-cara merawat
memasukkan dalam jadwal klien halusinasi.
kegiatan harian.
SP II : SP II :
1. Memvalidasi masalah dan 1. Melatih keluarga
latihan sebelumnya. mempraktekkan cara merawat
2. Melatih berkenalan dengan klien dengan halusinasi
orang lain 2. Melatih keluarga melakukan
3. Membimbing klien cara merawat langsung kepada
memasukkan dalam jadwal klien halusinasi
kegiatan harian.
SP III : SP III :
1. Memvalidasi masalah dan 1. Membantu keluarga membuat
latihan sebelumnya. jadwal aktivitas di rumah
2. Melatih klien berkenalan termasuk minum obat
dengan 2 orang atau lebih (discharge planning)
3. Membimbing klien 2. Menjelaskan follow up klien
memasukkan dalam jadwal setelah pulang
kegiatan harian.

H. Penatalaksanaan
Menurut dalami, dkk (2017) isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia
tak tergolongkan maka jenis penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah:
1 ECT (Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejanggan secara artifisial dengan
melewatkan aliran listrik melalui elekrode yang dipasang satu atau dua template.
Terapi kejang listrik diberikan pada gangguan jiwa yang tidak mempan dengan terapi
neuroleptika oral atau injeksi obat terapi listrik 4-5 joule/detik.
2 Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang lain,
perawat, dan dokter. Maksudnya supaya ia rtidak mengasingkan diri lagi karena bila
ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama.
3 Terapi Okupasi
Suatu ilmu seni untuk mengarahkan partisipasi sesorang dalam melaksanakan
aktivitas atau tugas yang sengaja di pilih dengan maksud untuk memperbaiki,
memperkuat dan meningkatkan harga diri sesorang.
4 Terapi Aktivitas kelompok
Untuk klien dengn isolasi sosial adalah TAK sosialisasi dimana klien di bantu untuk
melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien sosialisasi dapat pula
dilakukan seara bertahap dari internasional, kempok dan masa.

Anda mungkin juga menyukai