ISLAWANGGY
PO.71.3.202.17.1.013
i
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
ISLAWANGGY
PO.71.3.202.17.1.013
ii
RIWAYAT
A. IDENTITAS
1. Nama : ISLAWANGGY
4. Agama : ISLAM
5. Alamat : PINRANG
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Nama : Islawanggy
Nim : PO.71.3.202.17.1.013
Program Studi : D-III Keperawatan Parepare
Institusi : Poltekkes Kemenkes Makassar
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Parepare, juli 2020
Pembuat Pernyataan,
Islawanggy
PO.71.3.202.17.1.013
Mengetahui:
Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,
iv
HALAMAN
terhadap kekurangan cairan pada ibu abortus” telah diperiksa dan disetujui
untuk diujikan pada seminar karya tulis ilmiah Program Studi Keperawatan
NIP.136409081985032012
v
HALAMAN
Ketua Penguji:
Mengetahui:
Ketua Program Studi Keperawatan Parepare,
vi
ABSTRA
Meningkatkan kesehatan ibu adalah tujuan kelima Millenium
Development Goals (MDGs) yang harus dicapai oleh 191 negara anggota PBB
pada tahun 2015, termasuk Indonesia. Mengurangi 2/3 AKI saat melahirkan
(1990- 2015) menjadi salah satu target meningkatkan kesehatan ibu, selain
akses terhadap pelayanan kesehatan standar hingga tahun 2015. AKI
ditargetkan turun dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur seperti buku
jurnal ilmiah yang telah dipublikasi, hasil-hasil penelitian (skripsi, tesis,
desertasi), dan internet dan membandingkan hasil penelitian yang satu dengan
yang lainnya.
Hasil peneltian yang diperoleh menunjukkan bahwa penerapan
manajemen syok terhadap kekurangan cairan pada ibu abortus berdasarkan
hasil kajian dari 5 literatur jurnal Berdasarkan hasil pencarian literatur dari
berbagai sumber, terdapat beberapa artikel yang memenuhi kriteria inklusi namun
peneliti fokus pada 4 artikel. Penelitian-penelitian tersebut mengidentifikasi
tentang perdarahan pada abortus.
Kata kunci: asuhan keperawatan manejemen syok, kekurangan cairan
pada ibu abortus
vii
KATA
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
Rahmat dan Taufiq-Nyalah sehingga Hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan sebagai tugas akhir dalam rangka penyelesaian studi pada Politeknik
tantangan dan hambatan, namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak, segala tantangan dan hambatan dapat diatasi. Karena itu sepantasnyalah
telah tulus ikhlas meluangkan waktunya dalam memberikan petunjuk, arahan dan
motivasi kepada penulis dalam penyusunan Hasil Karya Tulis Ilmiah ini sampai
2. Ibu. Hj. Harliani, SKp, M.Kes. Selaku Ketua Jurusan Politeknik Kesehatan
viii
3. Bapak H. Muhammad Asikin, S.Pd, S.SiT, M.Si, M. Kes. Selaku Ketua
4. Kedua orang tuaku (bapak dan Ibu) atas segala bantuannya baik secara
Ilmiah ini.
Hanya kepada Allah SWT jugalah penulis berharap semoga segala bantuan
yang diberikan dapat bernilai ibadah di sisi-Nya, dan semoga Hasil Karya Tulis
Salam hormat,
Islawanggy
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengkajian.............................................................................................
1. Definisi ................................................................................................ 14
x
2. Etiologi.................................................................................................. 15
3. Jenis-Jenis yok...................................................................................... 16
4. Faktor Resiko........................................................................................ 21
5. Gejala Klinis.......................................................................................... 22
6. Prognosis ................................................................................................. 30
7. Patogenesis .............................................................................................. 30
9. Diagnosis.................................................................................................. 33
11. Komplikai................................................................................................ 34
xi
BAB IV HASIL
A. Hasil ............................................................................................................ 44
B. Pembahasan ................................................................................................. 48
C. Keterbatasan ................................................................................................ 55
A. Kesimpulan .................................................................................................. 56
B. Saran ............................................................................................................ 56
LAMPIRAN .....................................................................................................
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(WHO), kematian ibu didefinisikan sebagai kematian yang terjadi pada saat
kematian ibu (AKI) masih tergolong tinggi. Berdasarkan data tahun 2012,
angka kematian ibu cukup tinggi, yaitu sekitar 359/ 100.000/ kelahiran.
Development Goals (MDGs) yang harus dicapai oleh 191 negara anggota PBB
pada tahun 2015, termasuk Indonesia. Mengurangi 2/3 AKI saat melahirkan
(1990- 2015) menjadi salah satu target meningkatkan kesehatan ibu, selain
ditargetkan turun dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990
dicapai. Hal ini memang sudah diprediksi sebelumnya. Dengan prediksi linier
baru akan mencapai angka 161 per100.000 kelahiran hidup. Hasil Survei
(SUPAS) 2015 menunjukkan AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup,
1
2
Goals (SDGs), target AKI adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2030. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja keras, terlebih jika
masih sangat tinggi. AKI di negara-negara ASEAN rata-rata sebesar 40-60 per
100.000 kelahiran hidup. Bahkan, AKI di Singapura sebesar 2-3 per 100.000
No.24/II/Puslit/Desember/2019)
utama kematian ibu di negara berkembang dan penyebab primer dari hampir
pada persalinan per vaginam atau lebih dari 1000 ml pada seksio sesarea.6,7
preeklamsia dan eklamsia 24%, infeksi sebanyak 11%, partus lama sebanyak
5% (Andriza, 2013)
Sampai saat ini aborsi tidak aman (unsafe abortion) akibat kehamilan
yang tidak diinginkan masih merupakan salah satu penyebab tingginya AKI.
volume, dan tekanan end diastolic ventrikel kanan dan kiri. Perubahan ini
dan curah jantung yang tidak adekuat, salah satu tindakan dalam menghadapi
syok yang tepat diantaranya adalah mempertahankan suhu tubuh normal dan
melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Mamfaat Teoritis
Abortus.
2. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengkajian
usia kehamilan.
oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan
tersebut berlangsung.
7
yang menyertainya
anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana
penghidung.
jari.
uterus.
turgor.
7) Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
2. Diagnosa Keperawatan
terhadap suatu masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialami baik
2016)
sirkulasi
1
jaringan intrauteri
lembab
Intervensi :
massif
pemeriksaan fisik
Intervensi :
lebih buruk
organ reproduksi
kemampuan/kondisi klien
intrauteri
Intervensi :
mengatasi nyeri
1
luas/spesifik
lembab
Intervensi :
dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak
perdarahan
Rasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat
menyebabkan infeksi.
pengetahuan Intervensi :
penyakit
menurunkan kecemasan
e. Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan
keluarga
4. Implementasi
Implemetasi pada perawatan ibu dengan kasus abortus adalah fase ketika
5. Evaluasi
Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri
1. Definisi Syok
(BPPPKMN, 2010).
(Sarwono, 2012).
Gejala klinis pada umumnya sama yaitu tekanan darah turun, nadi
cepat lemah, pucat keringat dingin, sianosis jari, sesak, penglihatan kabur,
Sifat khas syok dapat berubah pada berbagai derajat keseriusan, syok
b. Tahap progresif. Pada tahap ini, tanpa terapi, syok menjadi semakin
menolong pasien, meskipun pada saat itu, orang tersebut masih hidup.
1
2. Etiologi
a. Perdarahan
b. Infeksi berat
c. Solusio plasenta
f. Inversio uteri
g. Syok postural
3. JENIS-JENIS SYOK
a. Syok Hivopolemik
terjadi karena muntah yang hebat. Sekitar 10% darah dapat hilang
curah jantung dan tekanan darah. Kehilangan yang melebihi 30% dari
ditangani.
1
tahapan, yaitu:
1) Tahap awal
sekuncup dan curah jantung. Karena curah jantung dan aliran balik
terpengaruh.
2) Tahap kompensasi
digantikan.
3) Tahap progresif
Penatalaksanaan :
Prioritasnya adalah :
a) Panggil bantuan
menit. Jika ibu tidak sadar, jalan nafas buatan harus dipasang.
c) Ganti cairan
Pasang dua kanula intra vena berdiameter besar agar cairan dan
packed red cell dan fresh frozen plasma setelah kondisi ibu
stabil.
mengakibatkan hipotensi.
e) Hentikan perdarahan
b. Syok Endotoksik/septic
1) Pengertian
2) Etiologi
Syok septik dapat terjadi karena infeksi bakteri gram positif, virus,
berikut:
a) Abortus septic
d) Trauma
e) Sisa plasenta
f) Sepsis puerperalis
g) Pielonefritis akuta
3) Patogenesis
edema pulmonum.
2
4) Faktor Resiko
Ketuban pecah yang lama, sisa konsepsi yang tidak keluar dan
takipnea, dan kulit merah. Bila syok tambah berat, akan terjadi
5) Gejala Klinis
atas fase panas dan fase dingin. Fase panas disertai dengan gejala-
merah dan panas. Pasien biasa nya masih sadar dan leukositosis
Pada fase dingin dijumpai gejala dan tanda-tanda kulit dingin dan
c. Syok Hemorargik
rupture uteri.
lahir.
1) Fase Syok
2) Fase Kompensasi
3) Fase Dekompensasi
kekurangan oksigen.
e) Dalam fase ini kematian mengancam. Transfusi darah saja tidak adekuat lagi
d. Syok Kardiogenik
Penyebab paling sering adalah 40% lebih miokard infark ventrikel kiri,
atau mitral akut, biasanya disebabkan oleh infark miokard akut, dapat
e. Syok Neorogenik
Yaitu syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan
ruptura uteri, inversio uteri yang akut, pengosongan uterus yang terlalu
Syok neurogenik disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok
traumatik.
berhenti.
f. Syok Anafilaktik
Tubuh Anda mungkin tidak bereaksi pada paparan awal tetapi dapat
a) Alergi obat
Anafilaksis dapat dimulai dengan gatal parah mata atau wajah dan,
permukaan).
2
4. Klasifikasi Perdarahan
5. Derajat Syok
a. Syok Ringan
Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan organ non vital seperti
urine normal atau hanya sedikit menurun, asidosis metabolik tidak ada
atau ringan.
b. Syok Sedang
Perfusi ke organ vital selain jantung dan otak menurun ( hati, usus, ginjal,
lama seperti lemak, kulit, dan otot. Oliguria bisa terjadi dan asidosi
c. Syok Berat
6. Prognosis
7. Patogenesis
terdapat pada arkus karotid, arkus aorta, atrium kiri dan pembuluh darah
darah ke otak, jantung, dan ginjal dan membawa darah dari kulit, otot, dan
garam (NaCl) pada tubulus distal. Ductus colletivus dan the loop of Henle.
Patofisiologi dari hipovolemik syok lebih banyak lagi dari pada yang telah
dipaparkan cukup efektif untuk menjaga perfusi pada organ vital akibat
kehilangan darah yang banyak. Tanpa adanya resusitasi cairan dan darah
a. Syok Hipovolemik
jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat. Penyebab utama
b. Syok Septik
Sering terjadi pada orang dengan gangguan imunitas dan pada usia tua.
permebilitas kapiler.
c. Syok Endotoksik
medula adrenal dan saraf simpatis serta kontriksi arteriol dan venul.
9. Diagnosis
Syok adalah kondisi kritis akibat penurunan mendadak dalam aliran darah
dan nutrisi ke organ vital terhambat. Kondisi ini juga mengganggu ginjal
Kebidanan)
a. Pucat (khususnya pada kelopak mata bagian dalam, telapak tangan, atau
sekitar mulut).
11. Komplikasi
hipofise dan ginjal dapat menyebabkan nekrosis hipofise dan gagal ginjal
Transfusi darah saja tidak adekuat lagi dan jika penyembuhan (recorvery)
a. Syok Hipovolemik
2) Pemberian cairan
b. Syok Neurogenik
4) Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan
obat-obat vasoaktif.
3
c. Syok Anafilaktik
zat kimia, baik peroral maupun parental, maka tindakan yang perlu
dilakukan adalah:
jantung luar.
c. Pantau tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, dan suhu tubuh).
napasnya terbuka.
e. Jagalah ibu tersebut tetap hangat tetapi jangan teralalu panas karena
umum ibu dan harus dipastikan bahwa jalan napas bebas jika
c. Pantau terus tanda-tanda vital setiap 15 menit dan darah yang hilang.
Tanda-tanda bahwa kondisi pasien sudah stabil atau ada perbaikan adalah :
atau gelisah.
jaringan.
perfusi renal.
IV infuse pelan-pelan.
dipertimbangkan kondisi pasien pada saat itu, saat dan cara pemberian
obat dan beberapa hal khusus yang harus diperhatikan untuk setiap
darah.
dasar penyebab syok septik tidak dapat ditangani ditempat itu, pasien
1) Pemberian oksigen,
b. Transportasi
f. Mortalitas
4
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek penelitian atau
B. Fokus Studi
abortus.
C. Sumber Data
D. Kriteria Literatur
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Ekslusi
cairan pada ibu abortus. Memulai dengan materi hasil penelitian yang
memperoleh hasil yang benar dan tepat dalam menganalisis data, penulis
BAB IV
A. Hasil
beberapa artikel yang memenuhi kriteria inklusi namun peneliti fokus pada 4
pada abortus.
4
5. Zainiya, 2014 Mengetahui metode analitik 97 responden point time Menunjukkan hasil bahwa Ada
Hubungan antara Hubungan korelasi approach(pengump hubungan riwayat abortus dengan
dengan ulan data sekaligus
usia dan riwayat antara usia dan pendekatan pada suatu saat)
kejadian plasenta previa ibu
abortus dengan riwayat abortus cross sectional bersalin di RS Syarifah Ambami
kejadian plasenta dengan kejadian Rato Ebuh Bangkalan.
previa Pada ibu plasenta previa
bersalin. Pada ibu
bersalin.
4
B. Pembahasan
a. Referensi pertama
b. Referensi kedua
adalah usia, paritas, usia kehamilan, dan riwayat abortus, Hasil odds
ratio juga menunjukkan bahwa usia ibu merupakan faktor risiko untuk
terjadinya abortus, dimana ibu yang berusia < 20 tahun dan > 35 tahun
mempunyai proporsi 13%, Adapun risiko dari faktor usia <20 dan >35
kejadian abortus.
c. Refrensi ketiga
berapa banyak darah yang dikeluarkan setiap harinya. nyeri akut, resiko
diagnosa tersebut muncul karena didapatkan data data dari keadaan pasien
itu sendiri.
setiap saat. Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat dicapai karena adanya
kerjasama yang baik antara, keluarga dan tim kesehatan kelebihan dari
5
memiliki 3 diagnisa yang sama dengan diagnisa tinjauan pustaka, hal ini
pada kasus.
diagnisa ketiga yaitu gangguan pola tidur, dimana pasien yang mengalami
d. Referensi keempat
keluar darah dan gumpalan seperti jaringan disertai perut yang mules dan
Kompletus tidak akan terjadi jika dilakukan penanganan yang tepat dan
perawatan selama 2 hari ibu sudah merasa tenang dan nyaman dan ibu
diijinkan pulang .
teori dan praktek yaitu pada perencanaan yang tidak dilakukan penilaian
tanda-tanda syock.
e. Referensi kelima
(59,8%) berusia 20- 35 tahun karena pada usia ini adalah usia reproduktif
usia < 20 tahun (fase menunda kehamilan), usia 20-35 tahun (fase
responden (47,40%) .
komplikasi pada ibu hamil maupun bersalin Riwayat abortus pada ibu
komplikasi Menurut hasil penelitian dengan uji statistik Chi Square test
dengan SPSS for windows yang menunjukkan nilai probalility (0,000) <
nilai taraf signifikan (0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti
korelasi dalam bentuk analisis bivariat antara antara usia dan riwayat
Disamping itu isi dari pada bagian abstrak penelitian ini tidak tidak
5
C. Keterbatasan
BAB V
A. Kesimpulan
abortus yang tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan masalah yang
lebih lanjut seperti kasus perdarah. Berdasarkan dari 5 lima literature yang
lebih baik cepat reaksi dibandingkan dengan Duvadilan Drip, disamping itu
ada beberapa factor yang ikut berpengaruh dalam terjadinya abortus yaitu
usia ibu, paritas, usia kehamilan, dan riwayat abortus. Disamping itu studi
B. Saran
kasus abortus..
DAFTAR PUSTAKA
Fitria (2010) Syok dan Penanganannya GASTER, 2010 Vol.7 No.2 Agustus
2010
Fegita & Satria. (2018). Hemorrhagic Post Partum: Syok Hemorrhagic Ec Late
Hemorrhagic Post Partum. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(Supplement
4). http://jurnal.fk.unand.ac.id
Fidianty, dkk. 2010. Kecemasan Pada Wanita Hamil Pasca Abortus. http:/ /isjd.
pdii. lipi.go.id/admin/ jurnal /2210117127_2087-1325.pdf.
Info Singkat. (N.D.) 2020. Angka Kematian Ibu : Faktor penyebab dan upaya
penanganan. Vol. XI, No.24/II/Puslit/Desember/2019
Kata data. (n.d.). angka kematian ibu di indonesia. April 17. 2020.
https://databoks. katadata.co.id/datapublish/2019/10/08/ tren-angka-
kematian-ibu-di-indonesia
Matjino. (2013). Faktor Risiko Kejadian Abortus di RSUD dr. Chasan Boesoirie
Ternate Provinsi Maluku Utara. UNHAS Pasca Sarjana
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo.