Anda di halaman 1dari 12

PRA KLINIK KEPERAWATAN JIWA

ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

OLEH
GRACELLA CHINTYA MANGINSIHI 17061173

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2020
1. Definisi Isolasi Sosial (Menarik Diri)
Menarik diri merupakan suatu percobaan untuk menghindari interaksi dan hubungan
dengan orang lain (Rawlins, 1993). Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang
individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain di sekitarnya. Pasienmungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.

2. Rentang Respons
Sosial Suatu hubungan antarmanusia akan berada pada rentang respons adaptif dan
maladaptif seperti tergambar di bawah ini.

Adaptif Maladaptif

 Menyendiri  Merasa sendiri  Manipulasi


(solitude) (loneliness)  Impulsif
 Otonomi  Menarik diri  Narsisme
 Bekerja sama (withdrawal)
(mutualisme)  Tergantung
 Saling (dependent)
bergantung

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala isolasi sosial dapat dinilai dari ungkapan pasien yang menunjukkan
penilaian negatif tentang hubungan sosial dan didukung dengan data hasil observasi.
a) Data subjektif :
Pasienmengungkapkan tentang
1) Perasaan sepi
2) Perasaan tidak aman
3) Perasan bosan dan waktu terasa lambat
4) Ketidakmampun berkonsentrasi
5) Perasaan ditolak
b) Data Objektif:
1) Banyak diam
2) Tidak mau bicara
3) Menyendiri
4) Tidak mau berinteraksi
5) Tampak sedih
6) Ekspresi datar dan dangkal
7) Kontak mata kurang

4. Pohon Masalah

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinas

Isolasi Sosial : Menarik Diri

Harga Diri Rendah Situasional : Merasa dirinya


Tidak Berguna Karena menganggap Dirinya tidak
berguna

5. Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan pada isolasi sosial, dilakukan terhadap pasiendan keluarga.
Saat melakukan pelayanan di poli kesehatan jiwa di Puskesmas atau kunjungan rumah,
perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui klien.
Bersama keluarga, perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasiendan
keluarga. Setelah itu, perawat menemui pasienuntuk melakukan pengkajian dan melatih
cara untuk mengatasi isolasi sosial yang dialami klien.
Setelah perawat selesai melatih klien, maka perawat kembali menemui keluarga dan
melatih keluarga untuk merawat klien, serta menyampaikan hasil tindakan yang telah
dilakukan terhadap pasiendan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk
membimbing pasienmelatih kemampuan mengatasi isolasi sosial yang telah diajarkan
oleh perawat.
6. Askep Teori
1. Pengkajian
Pengkajian pasienisolasi sosial dapat dilakukan melalui wawancara dan
observasi kepada pasiendan keluarga.
Tanda dan gejala isolasi sosial dapat ditemukan dengan wawancara, melelui
bentuk pertanyaan sebagai berikut:
a) Bagaimana perasaan Anda saat berinteraksi dengan orang lain?
b) Bagaimana perasaan Anda ketika berhubungan dengan orang lain? Apa yang
Anda rasakan? Apakah Anda merasa nyaman ?
c) Bagaimana penilaian Anda terhadap orang-orang di sekeliling Anda (keluarga
atau tetangga)?
d) Apakah Anda mempunyai anggota keluarga atau teman terdekat? Bila punya siapa
anggota keluarga dan teman dekatnya itu?
e) Adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan Anda? Bila punya
siapa anggota keluarga dan teman yang tidak dekatnya itu?
f) Apa yang membuat Anda tidak dekat dengan orang tersebut?
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan melalui observasi adalah
sebagai berikut:
g) Pasienbanyak diam dan tidak mau bicara
h) Pasienmenyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
i) Pasientampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
j) Kontak mata kurang Data

2. Diagnosis Keperawatan
Isolasi Sosial Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan
gejala Isolasi sosial yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukkan tanda dan
gejala isolasi sosial, maka diagnosis keperawatan yang ditegakkan adalah:

Isolasi Sosial
POHON MASALAH

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinas Efek

Isolasi Sosial : Menarik Diri Core Problem

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri rendah Situasional Causa

Masalah utama (Core Problem)pada gambar diatas adalahisolasi sosial. Penyebab


pasien mengalami isolasi sosial dikarenakan pasien memiliki harga diri rendah.
Apabila pasien isolasi sosial tidak diberikan asuhan keperawatan akan mengakibatkan
gangguan sensori persepsi halusinasi.

3. Tindakan Keperawatan Isolasi Sosial


Tindakan keperawatan pada isolasi social, dilakukan terhadap pasiendan
keluarga. Saat melakukan pelayanan di poli kesehatan jiwa di Puskesmas atau
kunjungan rumah, perawat menemui keluarga terlebih dahulu sebelum menemui
klien.
Bersama keluarga, perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasiendan
keluarga. Setelah itu, perawat menemui pasienuntuk melakukan pengkajian dan
melatih cara untuk mengatasi isolasi sosial yang dialami klien.
Setelah perawat selesai melatih klien, maka perawat kembali menemui
keluarga dan melatih keluarga untuk merawat klien, serta menyampaikan hasil
tindakan yang telah dilakukan terhadap pasiendan tugas yang perlu keluarga lakukan
yaitu untuk membimbing pasienmelatih kemampuan mengatasi isolasi sosial yang
telah diajarkan oleh perawat.
Tindakan Keperawatan Untuk PasienIsolasi Sosial Tujuan :
Pasienmampu :
a. Membina hubungan saling percaya
b. Menyadari isolasi sosial yang dialaminya
c. Berinteraksi secara bertahap dengan anggota keluarga dan lingkungan
sekitarnya
d. Berkomunikasi saat melakukan kegiatan rumah tangga dankegiatan sosial
Tindakan Keperawatan:

1) Membina hubungan saling percayadengan cara:


- Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien
- Berkenalan dengan klien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang perawat
sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan yang disukai pasien
- Menanyakan perasaan dan keluhan pasiensaat ini
- Buat kontrak asuhan: apa yang Perawat akan lakukan bersama klien, berapa
lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
- Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan terapi
- Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap klien
- Penuhi kebutuhan dasar pasienbila memungkinkan
2) Membantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial
- Tanyakan pendapat pasiententang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain
- Tanyakan apa yang menyebabkan pasientidak ingin berinteraksi dengan orang
lain
- Diskusikan keuntungan bila pasienmemiliki banyak teman dan bergaul akrab
dengan mereka
- Diskusikan kerugian bila pasienhanya mengurung diri dan tidak bergaul
dengan orang lain
- Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik klien
3) Melatih pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
- Jelaskan kepada pasiencara berinteraksi dengan orang lain
- Berikan contoh cara berbicara dengan orang lain
- Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain
yang dilakukan di hadapan Perawat
- Bantu pasien berinteraksi dengan satu orang teman/anggota keluarga
- Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkat kanjumlah interaksi dengan
dua, tiga, empat orang dan seterusnya
- Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh klien
- Latih pasien bercakap-cakap dengan anggota keluarga saat melakukan
kegiatan harian dan kegiatan rumah tangga
- Latih pasien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sosial misalnya :
berbelanja, kekantor pos, ke bank dan lain-lain
- Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang
lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya.
Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan
interaksinya.

7. SP (Strategi Pelaksanaan)
SP 1 : Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP)
SP 2 : mengajarkan klien berinteraksi secara bertahap
SP 3 : Benar obat
SP (Strategi Pelaksanaan)

Pertemuan : 1 (satu) Nama/ Usia Klien: Tn.A / 24tahun


Hari/ tanggal : Selasa, 15 September 2020 Ruangan : Lasallian

A. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien :
Klien lebih senang menyendiri di kamar, tidak mau berinteraksi selain dengan perawat,
klien berbicara tentang ada orang yang sedang mengintai dirinya dan akan
membahayakan dia.
2) Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial
3) TujuanKhusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
4) Tindakan Keperawatan :
Bina hubungan saling percaya
 Salam terapeutik
 Perkenalkan diri
 Jelaskan tujuan interaksi
 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis
 Mengobservasi respon verbal dan non verbal dari pasien

B. Strategi Pelaksanaan
1) Fase Orientasi
a. Salam terapeutik :
- Memberi salam terapeutik
- Memperkenalkan diri dengan sopan
“Halo, selamat pagi tuan. Perkenalkan, saya B mahasiswa keperawatan UNIKA
DLSU. Mulai hari ini saya bertugas untuk merawat tuan selama 1 minggu ke
depan. Nama tuan siapa? nama lengkapnya? suka dipanggil siapa? oh ya, baiklah.
Saya panggil Ny.Asaja ya. Hari ini saya jaga pagi dari jam 8 sampai jam 2 sore.
Jadi, jika Tn.A ada keperluan, bisa mencari saya di ruang perawat”
b. Evaluasi/ validasi :
- Menanyakan perasaan klien dan meminta klien untuk ceritakan perasaannya
saat ini
Bagaimana perasaan Tn.A hari ini? Bisa ceritakan seperti apa yang Tn.A rasakan?
Tadi sudah sarapan? Wah, sarapan apa?
c. Kontrak (topik, waktu, tempat) :
- Membuat kontrak topik, waktu dan tempat untuk berbincang-bincang
Tadikan Tn.A sudah bercerita mengenai sedikit pengalaman dan perasaan Tn.A,
bagaimana kalau kita berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal?
Tn.A mau berapa lama kita berbincang – bincang? Oh 15 menit yah, terus mau
dilakukan dimana? Baiklah kita lakukan disini saja.
d. Tujuan :
- Menjelaskan tujuan dari tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Agar Tn.A bisa menceritakan keluh kesah yang Tn.A rasakan saat ini termasuk
menceritakan lebih lanjut mengapa Tn.A bisa sampai disini

2) Fase Kerja
- Bertanya tentang persaan klien dan keluhan apa yang klien rasakan
- Meyakinkan klien bahwa tempat ini aman serta nyaman untuk klien dan bisa
mendapatkan teman-teman baru
- Bertanya tentang idenditas klien terkait alamat, keluarga, hobi bahkan apa
yang menjadi keinginan klien saat ini
- Memberikan pujian kepada klien karena sudah menceritakannya
- Meyakinkan klien bahwa saya bisa menjadi teman yang baik buat klien dan
menanyakan terkait teman-teman kamar klien
“Bagaimana perasaan dan keadaan Tn.A hari ini? Apakah ada yang dikeluhkan atau
ditanyakan sebelum kita berbincang-bincang?”
“Tn.A tidak usah khawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya dan
perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu Tn.A”
“Tn.A, bisa saya bertanya tentang identitas Tn.A, baik alamat, keluarga, hobi atau
mungkin keinginan untuk saat ini?”
“Bagus sekali Tn.A sudah dapat menceritakannya dengan sangat detil. Tn.A dulu
bekerja dimana? Tn.A suka dengan pekerjaan itu? Bagaimana dengan teman-teman di
sana?”
“Bagaimana dengan teman-teman sekamar Tn.A? Tn.A sudah kenal dengan mereka
semua? Ada berapa orang semuanya? bagus sekali Tn.A bisa menghafal semua nama
teman-temannya dengan baik”
“Wah terima kasih Tn.A karena sudah mau berkenalan dengan saya dan sekarang saya
akan memberitahu identitas saya, Tn.A mau mendengarnya?”
“Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi Tn.A tidak
perlu sungkan lagi. Bila ada masalah bisa diceritakan pada saya, Tn.A mau kan
berteman dengan saya?”

3) Fase Terminasi
a. Evaluasi :
1) Ev. Subjektif :
- Menanyakan perasaan klien setelah berbinbang-bincang apakah nyaman
dan senang
Bagaimana perasaan Tn.A setelah kita berbincang-bincang tadi?
2) Ev. Objektif :
- Klien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan perawat serta
mampu bercerita dengan nyaman dengan sesekali melihat ke arah perawat
- Meberikan pujian kembali karena sudah bercerita dengan saya.

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL):


- Menanakan kembali siapa nama saya
- Memberikan pujian karena sudah mau berkenalan dengan saya
- Membuat kontrak baru di hari yang akan mendatang
“Coba bisa diulang tadi, nama saya siapa? Wah, bagus sekali Tn.A bisa ingat
nama saya.”
“Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Tn.A dan Tn.A sudah bisa
mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau berkenalan dan berteman dengan
saya.”
”Baiklah, sesuai janji di awal, hari ini kita akan berbincang-bincang selama 15
menit dan ternyata waktunya sudah habis. Jika ada yang ingin Tn.A bicarakan,
Tn.A bisa mencari saya di ruang perawat.”

c. Kontrak pertemuan selanjutnya :


a) Topik :
- Membuat kembali kontrak baru terkait tindakan yang akan dilakukan pada
besok hari
Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang lagi? Besok kita akan
membahas tentang cara mempraktekkan membina hubungan dengan orang lain
dan membicarakan kemampuan yang Tn.A miliki,apakah Tn.Amau?
b) Waktu :
- Membuatk kontrak waktu terkait topik yang akan dilakukan
Tn.Amaukitamelakukannya jam berapa?
c) Tempat :
- Membuat kontrak tempat baru terkait topik yang akan dilakukan
Tn.A mau kita melakukannya dimana? Baiklah, kita lakukan disini lagi
Daftar Pustaka
Ns. Sutejo,M.Kep,. Sp.Kep.j. 2017. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta;Kemenkes RI tahun
2016. Praktikum Keperawatan Jiwa
Salemba Medika.2015.Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jln Raya Lenteng Agung
No.101 jagakarsa, Jakarta Selatan 12610

Anda mungkin juga menyukai