Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


JIWA ISOLASI SOSIAL

Oleh : DAHRU BUNYANIAH


SN201104

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
A. Masalah Utama
Isolasi sosial

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Definisi
Isolasi social adalah suatu keadaan dimana seorang individu
mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain sekitarnya, klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang
lain (Keliat, 2009).
Isolasi social keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
sekitarnya.Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,kesepian tidak
mampu membina hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
(Nurhalimah,2016).
Isolasi sosial merupakan pertahanan diri seseorang terhadap orang
lain maupun lingkungan yang menyebabkan kecemasan pada diri sendiri
dengan cara menarik diri secara fisik maupun psikis. Isolasi sosial adalah
gangguan dalam berhubungan yang merupakan mekanisme individu
terhadap sesuatu yang mengancam dirinya dengan cara menghindari
interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Isolasi sosial merupakan
upaya mengindari komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan
hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa,
pikiran dan kegagalan (Rusdi,2013).
2. Tanda dan Gejala
Isolasi sosial menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan
gejala menurut Yusuf,dkk (2014) sebagai berikut :
a. Data Subjektif
Didapati klien menolak berkomunikasi, menjawab pertanyaan
singkat seperti kata iya, tidak, tidak tahu.
b. Data Objektif
1) Tampak menyendiri dalam ruangan.
2) Tidak berkomunikasi, menarik diri.
3) Tidak melakukan kontak mata.
4) Tampak sedih, afek datar.
5) Posisi meringkuk ditempat tidur dengan punggung menghadap
kepintu.
6) Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur
dengan perkembangan usianya.
7) Kegagalan untuk berinteraksi dengan orang lain di dekatnya.
8) Kurang aktivitas fisik dan verbal.
9) Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi.
10) Mengekspresikan perasaan kesepiaan dan penolakan diwajahnya.

3. Penyebab Terjadinya Masalah


Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah.
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri dimana
gangguan harga diri dapat digambarkan dengan perasaan negaif terhadap
diri sendiri, hilangnya kepercayaan diri merasa gagal mencapai keinginan.
Faktor predisposisi dan factor presipitasimpada harga diri rendah
(Nurhalimah, 2016) adalah :
a. Faktor Prediposisi
Terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan
yang apat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidakk percaya
orang lain, ragu, takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang
lain. Menghindari dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan
dan merasa tertekan.
b. Faktor Presipitasi
Terjadinya faktor sosiokultural karena menurunnya stabilitas
keluarga dan terpisah karena meninggal dan faktor psikologis seperti
berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk
bergantung.
4. Akibat Tejadinya Masalah
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjai
resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan
salah satu orientasi realitas yang maladatif, dimana halusinasi adalah
persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata artinya
klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus atau
rangsangan eksternal.
C. Pohon Masalah
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: menarik diri


Core Problem Defisit Perawatan Diri

Gangguan konsep diri:


harga diri rendah

D. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Isolasi sosial
a. Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodooh, mengkritik diri sendiri, dan mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
b. Data objektif
Klien nampak terlihat apatis, ekspresi sedih, menyendiri, berdiam diri
dikamar dan tampak diam.
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
a. Data subjektif
1) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata atau melihat bayangan
2) Klien mencium bau tanpa stimulus
3) Klien merasa makan sesuatu
4) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
5) Klien tampak takut pada suara atau bunyi aau gambar yang dilihat
b. Data objektif
1) Klien berbicara dan tertawa sendiri
2) Klien bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu
3) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengar sesuatu
4) Disorientasi
3. Ganguan konsep diri : harga diri rendah
1) Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodooh, mengkritik diri sendiri, dan mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
2) Data objektif
Klien tampak suka sendiri, bingung bila disuruh memilih, ingin
mencederai diri.

E. Diagnosa Keperawatan
Isolasi sosial

F. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Untuk klien
Tujuan umum : klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria Hasil : Ekspresi wajah bersahabat, mau berkenalan, ada
kontak mata, bersedia menceritakan perasaan.
Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya dengan klien menggunakan
komunikasi terapeutik.
2) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya.
3) Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
b. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
Kriteria Hasil : Klien mampu menyebutkan minimal satu penyebab
menarik diri.
Tindakan :
1) Tanyakan pada klien tentang orang yang paling dekat dengan klien.
2) Tanyakan pada klien apa yang membuat klien tidak dekat dengan
orang tersebut.
3) Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau
bergaul.
4) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaan.
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri
Kriteria hasil : Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan
sosial.
Tindakan :
1) Tanyakan pada klien tentang manfaat hubungan sosial dan
kerugian menarik diri.
2) Diskusikan bersama klien manfaat berhubunga sosial dan
kerugian menarik diri.
3) Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya.
d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan
perawat, klien
Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara
bertahap dengan perawat, klien.
Tindakan :
1) Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial
2) Beri motivasi dan bantu klien untuk berkomunikasi dengan
perawat dan klien.
3) Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
4) Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien berkomunikasi.
5) Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang
telah dibuat.
6) Beri reinforement positif terhadap kemampuan klien memperluas
pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan.
e. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial
Kriteria Hasil : Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan orang lain.
Tindakan : Diskusikan dengan klien tentang perasaannya setelah
berhubungan sosial dengan orang lain, kelompok.
2. Untuk keluarga
Tujuan umum : klien dapa medorong klien untuk berinteraksi dengan
orang lain.
Tujuan khusus : klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau
keluarga
Tindakan :
a. Bisa berhubungan saling percaya dengan keluarga : salam,
perkenalkan diri, sampaikan tujuan, buat konttrak waktu, eksplorasi
perasaan keluarga
b. Diskusikan anggota keluarga tentang perilaku menarik diri,
penyebab, akibat dan cara keluarga menghadapi klien menarik diri
c. Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi dengan orang lain
d. Anjutkan anggota keluarga rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal 1 minggu sekali
e. Beri reinforcements atas hal-hal yang telah tercapai oleh keluarga.
STRATEGI PELAKSANAAN 1
Pertemuan I

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien mengatakan malas untuk bergaul dengan teman dan tetangga
b. Klien tampak sering mondar mandir
c. Klien tampak sering duduk dan tidur sendiri
d. Klien tampak sering menundukkan kepala
e. Afek datar tanpa ekspresi.
2. Diagnosa keperawatan
Menarik diri : isolasi sosial
3. Tujuan SP 1
a. Klien dapat mempraktikkan cara berkenalan dengan orang lain
b. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
c. Klien dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
d. Klien dapat mengetahui kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
e. Klien dapat mempraktikkan kegiatan latihan berbincang-bincang
f. Klien dapat memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian
4. Tindakan keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Diskusi dengan klien tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi
dengan orang lain
c. Bantu klien barlatih cara berkenalan dengan 1 orang
d. Bantu klien memasukkan cara berkenalan dengan orang lain ke dalam
jadwal kegiatan hariannya.
B. Strategi Komunikasi
1. FASE ORIENTASI (PERKENALAN)
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya.......biasa
dipanggil..........”saya mahasiswa STIKES Kusuma Husada yang akan
merawat ibu.
“kalau boleh tau nama ibu siapa? Suka dipanggil siapa?
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ibuhari ini? Ibu disini sudah berapa
lama?apakah ibu masih ingat siapa yang membawa ibu kesini?saya
lihat ibu sering menyendiri, apakah ibu jarang ngobrol sama teman?
c. Kontrak Waktu
“Bagaimana kalau kita ngobrol tentang keuntungan dan kerugian
berkenalan dengan teman serta cara berkenalan dengan teman? Ibu
maunya kita ngobrol berapa lama? dimana kita ngobrol?ditempat tidur
ibu saja ya ? Bagaimana jika 15menit?
2. FASE KERJA
”sekarang coba ibu ceritakan, apa yang membuat ibu suka
menyendiri?apakah ibu sebelumnya suka menyendir? Penyebabnya apa
bu?sama tidak dengan sekarang? Menurut ibu apa saja keuntungan
berkenalan dengan orang lain? Kalau kerugiannya apa pak?ada berapa
tahap berkenalan dengan orang lain bu? Yang pertama ibu
memperkenalkan nama ibu..hai boleh kenalan tidak?n Nama saya….suka
dipanggil….namamu siapa? Suka dipanggil siapa?ayo coba ibu lakukan
cara perkenalan dengan orang lain. Bagus..ibu pinta sudah bisa berkenalan
dengan orang lain.
3. FASE TERMINASI
a. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan Ibusetelah kita ngobrol tadi?senangkah ibu sudah
bisa mengobrol
b. Evaluasi Obyektif
Coba ibu sebutkan penyebab ibu menyendiri? Apa keuntungannya dan
kerugiannya berkenalan dengan orang lain?coba ibu praktikkan cara
berkenalan dengan orang lain?
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana jika kegiatan ini dimasukkan ke jadwal kegiatan harian ibu?
d. Kontrak
1) Topik
“bagaimana kalau ibu mempraktekkan cara berkenalan dengan 1
orang teman yang ada disini?
2) Waktu
”bagaimana kalau besok? Berkenalan 15 menit saja
3) Tempat
”Besok kenalannya disebelah kamar ibu saja….
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, Deden dan Rusdi. (2013). Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Keliat, Budi Anna, dkk. (2009). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2.
Jakarta:EGC
Kusumawati dan Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika
Yusuf, dkk (2014). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika
Nurhalimah. (2016). Keperawatan JIwa Komprehensif. Jakarta : Pusdik kesehatan
Kemenkes

Anda mungkin juga menyukai