Anda di halaman 1dari 24

TRAUMA

MUSKULOSKELETAL

Dosen Pengampu : Ns. Riani, S.Kep,. M.Kep

DISUSUN OLEH :

CYTA MUHARRAMI : 2114201025


NIATI KHAIRA : 2114201084
ZALNI PUTRI : 2114201154
Definisi
Sistem musculoskeletal merupakan sistem yang terdiri dari otot, tulang, tendon,
ligament kartilago, facia dan brusae serta persendian. Trauma ini sering terjadi pada
pasien yang datang ke unit gawatdaruratan dengan berbagai keluhan dan merasa sakit,
dalam pemeriksaan terdapat memiliki ketegangan pada tendon atau kesleo (ligament),
fraktur, cidera muskulo lainnya dan dislokasi. (Alsheihly and Alsheikhly).
Trauma musculoskeletal kondisi dimana seorang mengalami cedera atau trauma
pada system muskoloskeletal yang mengakibatkan disfungsi dibagian struktur
disekitarnya dan pada bagian yang dilindungi dan penyangganya (Wijaya, 2019, p. 204).
Etiologi
Faktur dapat terjadi karena beberapa penyebab antara lain adalah :
 Fraktur akibat peristiwa traumatic
Disebabkan trauma yang tiba-tiba mengenai tulang yang sangat keras
 Faktur patologis
Disebabkan adanya kelainan tulang keliana, patologis di dalam
tulang
 Fraktur stress
Disebabkan oleh trauma yang terus menerus
Manifestasi Klini
 Fraktur
 Deformitas
Deformitas merupakan perubahan bentuk,
pergerakan tulang menjadi memendek di karena
kuatnya tarikan otot-otot ekstermitas.
 Nyeri
Nyeri biasanya terus menerus akan menigkat jika
fraktur tidak diimobilisasi.
 Pembengkakkan atau edema
Edema terjadi akibat akumulasi cairan serosa
pada lokasi fraktur serta ekstravasasi cairan
serosa pada lokasi fraktur ekstravasi darah ke
jaringan sekitar.
 Hematom atau memar
Memar biasanya terjadi di karena perdarahan
subkutan pada lokasi fraktur.
 Kehilangan fungsi dan kelainan gerak.
Manifestasi Klini
 Strain
 Nyeri
 Kelemahan otot
 Pada sprain parah, otot atau tendon mengalami
ruptur secara parsial atau komplet bahkan
dapat menyebabkan kelumpuhan pasien akibat
hilangya fungsi otot.
 Sprain
 Adanya robekan pada ligamen
 Nyeri
 Hematoma atau memar.
Klasifikasi
 Trauma jaringan lunak
Jaringan lunak merupakan semua jaringan yang ada pada tubuh kecuali tulang.
Trauma ini mencangkup otot, pembuluh darah, kulit, tedon, ligament, dan saraf.
Trauma ini dibedakan dari yang ringan seperti lutut tergores, hingga kritis yaitu
mencakup perdarahan internal, yang melibatkan kulit dan otot-otot.
 Faktur
 Faktur tertutup
Dimana tulang patah penetrasi kulit atau koneksi dengan permukaan luar
 Faktur terbuka
Dimana luka pada kulit atau jaringan ikat di atasnya ada paparan dari patah
tulang.
 Dislokasi
Dislokasi adalah perpindahan dari tulang pada sendi yang mengakibatkan tidak
normalnya ligament sekitar sendi.
Patofisiologi
Trauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak
dan ketidakseimbangan, fraktur terjadi dapat berupa fraktur tertutup
atau terbuka.
Tekanan yang kuat dapat terjadi multiple fraktur terbuka karena
fragmen tulang keluar menembus kulit dan menjadi luka terbuka
serta peradangan yang dapat memungkinkan infeksi, keluarnya
darah dapat mempercepat perkembangan bakteri. Tertariknya
segmen karena kejang otot pada area fraktur sehingga disposisi
tulang.
Multiple fraktur terjadi jika tulang dikarnakan oleh stres yang
lebih besar dari yang dapat di absorbsinya. Multiple fraktur dapat
disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan
puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrim.
Pemeriksaan Penunjang
 X-ray menentukan lokasi atau luasnya fraktur
 Scan tulang : mempelihatkan fraktur lebih jelas,
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
 Arteriogram : dilakukan untuk memastikan ada tidaknya
kerusakan vaskuler pada perdarahan; penigkatan lekosit
sebagai respon terhadap peradangan
 Kretinin : trauma otot menigkatkan beban kretinin untuk
kliens ginjal
 Profil koagulas : perubahan dapat terjadi pada kehilangan
darah, transfusi darah atau cedera. (Amin Huda Nurarif,
2015)
Tahap Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan
 Pengkajian
 Anamnesis
Anamesa ini dilakukan pada saat korban sadar dan apabila korban tidak
memiliki riwayat trauma maka dapat dikatakan korban mengalami fraktur
patologis.
 Pemeriksaan Umum
Pada saat pemeriksaan survei primer, pemeriksaan yang kita lakukan harus
terfokus, apakah ada fraktur dibagian tulang pelvis serta tulang besar lainya
dan kita juga perlu mengontrol perdarahan.
Tahap Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan
 Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen yang menyebabkan cedera fisik
(Cedera jaringan lunak)
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler
dan muskuloskeletal, nyeri post operasi.
 Kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik, medikasi,
bedah perbaikan, perubahan pigmentasi, dan perubahan sensasi. (Pirton.L,
2015)
Tahap Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan
 Intervensi
 Nyeri akut b.d agen cedera fisik (mis. Amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi,
trauma, latihan fisik berlebihan)
o Pain management
• Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termaksud lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitas
• Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
• Gunakan
• nyeri pasien
• Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
• Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
• Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
• Kurangi faktor presipitasi nyeri
• Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, nonfarmakologi dan interpersonal)
• Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
• Ajarkan tentang tehnik nonfarmakologi
• Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri
• Evaluasi ketidakefektifan kontrol nyeri
• Tingkatkan istirahat
• Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
• Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Tahap Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan
 Intervensi
 Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang, penurunan kekuatan otot,
gangguan muskuloskeletal dan nyeri
• Monitoring vital sign sebelum atau sesudah latihan dan lihat respon pasie saat latihan
• Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
• Bantu pasien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera
• Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang tehnik ambulasi
• Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
• Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan Adls secara mandiri sesuai kemampuan
• Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan pasien
• Berikan alat bantu jika klien memerlukan
• Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan. (Amin Huda
Nurarif, 2015)
Tahap Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan
 Intervensi
 Pressure management
• Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
• Hindari kerutan pada tempat tidur
• Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
• Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
• Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
• Monitor status nutrisi pasien
• Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
Evaluasi
● Nyeri berkurang atau hilang yang ditandai dengan tidak mengeluh nyeri atau
nyeri berkurang, edema berkurang atau hilang, klien nampak tenang.
● Peningkatan mobilitas fisik ditandai dengan dapat menggerakkan bagian yang
fraktur (Rom aktif maupun pasif), edema berkurang.
● Tidak terjadi infeksi selama perawatan yang ditandai dengan tidak terdapat
tanda-tanda infeksi.
● Kecemasan klien berkurang atau hilang yang ditandai dengan klien nampak
tenang dan kooperatif terhadap semua tindakan yang diberikan.
TINJAUAN KASUS
Deskripsi Kasus
 Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas.
Klien nampak Kesulitan untuk mengubah posisi Klien
nampak kesulitan untuk berpindah tempat
 Klien mengeluh nyeri pada bagian yang fraktur. Klien
nampak meringis Klien nampak gelisah menahan
nyeri Skala nyeri 7
 Klien mengeluh susah beraktivitas karena terdapat
laserasi. Nampak laserasi pada kulit Nampak
tonjolan tulang
Pengkajian
 B1 : Breathing (Respirasi/pernafasan)  B5 : Bowel (Gastrointestinal/pencernaan)
Polanafas:tidak teratur dan terdapat ronkhi Nafsu makan : menurun
Suara nafas : vesikuler Frekuensi : 3x/hari
 B2 : Bleeding (Kardiovasculer/sirkulasi) Porsimakan : tidak habis, ket : 3-4 sendok
Irama jantung : takikardia, CRT melambat Minum : 1000 cc / hari
Nyeri dada : tidak nyeri Mukosa mulut : kering
Bunyi jantung : normal pada tahap dini Bising usus : 20 x/mnt
 B3 :Brain (Neurologik/persyarafan) BAB : 1x/hari, ket : teratur
GCS : Eye 4 (membuka spontan), Verbal 5 Konsistensi : lembek, bau : khas,warna :
(orientasi baik), Motorik 6 (sesuai perintah) coklat
 B4 : Bladder (Genitourinaria/perkemihan)  B6 : Bone (Integumen/tulang dan otot)
Gangguan perkemihan : terpasang catheter Kemampuan gerak sendi : karena
Warna : kuning jernih pembedahan pasien mengalami gangguan
Frekuensi : 5-7x/hari mobilitas fisik
Jumlah : 1500 cc
Bau: amoniak
Analisis Data
No. Analisis Data Etiologi Masalah
DS: Klien mengatakan tidak mampu Trauma Hambatan mobilitas fisik
1.
melakukan aktivitas Fraktur
Fraktur tertutup dan fraktur
DO: Klien nampak Kesulitan untuk terbuka
mengubah posisi Klien nampak Kerusakan korteks, pembuluh
kesulitan untuk berpindah tempat darah, sumsum tulang dan
jaringan lunak Pergeseran tulang
Kerusakan rangka
Imobilitas
Hambatan mobilitasfisik

DS: Klien mengeluh nyeri pada Trauma Nyeri


2.
bagian yang fraktur Fraktur
Fraktur tertutup dan fraktur
DO: Klien nampak meringis Klien terbuka
nampak gelisah menahan nyeri Kerusakan korteks, pembuluh
Skala nyeri 7 darah, sumsum tulang dan
jaringan lunak
Pergeseran tulang
Spasme otot
Nyeri

DS: Klien mengeluh susah Trauma Kerusakan integriras kulit


3.
beraktivitas karena terdapat laserasi Fraktur
Fraktur tertutup dan fraktur
DO: Nampak laserasi pada kulit terbuka
Nampak tonjolan tulang Kerusakan korteks,pembuluh
darah, sumsum tulang dan
jaringan lunak
Laserasi kulit
Kerusakan integriras kulit
Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Hambatan mobilitas fisik b/d cedera Tujuan: - Pertahankan tirah baring dalam posisi yang
jaringan sekitar fraktur, kerusakan Kerusakan mobiltas fisik dapat berkurang setelah diprogramkan
rangka neromuskuler dilakukan tindakan keperawatan - Tinggikan ekstermitas yang sakit Instrusikan
klien/bantu dalam latihan rentang gerak pada
KriteriaHasil: ektermitas yang sakit dan tak sakit
- Meningkatkan mobiltas pada tingkat yang lebih - Beri penyangga pada ekstermitas yang sakit diatas
tinggi dan dibawah ketika fraktur ketika bergerak
- Mempertahankan posisi - Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
- Fungsional - Berikan dorongan pada pasien untuk melakukan AKS
- Meningkatkan kekuatan/fungsi yang sakit dalam lingkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai
- Menunjukan tehnik mampu melakukan aktifitas kebutuhan.
- Kaji tekanan darah, nadi dengan melakukan aktivitas.
- Ubah posisi secara periodik
- Kolaborasi fisioterapi/okulasi terapi

2 Nyeri/spasme otot, pergeseran fragmen Tujuan: - Kaji ulang lokasi, intensitas dan tipe nyeri
tulang Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan - Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan
tirah baring
Kriteria hasil: - Berikan lingkungan yang tenang dan berikan
- Klien menyatakan nyeri berkurang dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan
- Klien nampak rileks, mampu berpartisipasi dalam - Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
aktivitas / aktivitas / tidur / istrahat dengan tepat. - Jelaskan prosedur sebelum memulai Lakukan dan
- Tekanan darah normal Tida ada peningkatan awasi latihan rentang
- nadi dan RR. - Gerak pasif/aktif
- Dorong menggunakan tehnik manajemen stress,
contoh : relaksasi, latihan nafas dalam, imajinasi
visualisasi.
- Observasi tanda-tanda vital
- Kolaborasi : pemberian analgetik
3 Kerusakan intgritas Tujuan: - Kaji ulang integrias luka dan observasi
jaringan/fraktur Kerusakan integritas jaringan dapat terhadap tanda infeksi atau
terbuka, bedah berbaikan diatasi setelah tindakan perawatan. - Drainase Monitor suhu tubuh
- Lakukan perawatan kulit, dengan
Kriteria hasil : sering pada patah tulang yang
- Penyembuhan luka sesuai waktu menonjol
Tidak ada laserasi, integritas kulit baik - Lakukan alih posisi dengan sering,
pertahankan kesejajaran tubuh
- Pertahankan seprei tempat tidur tetap
kering dan bebas kerutan
- Memasage kulit sekitar gips dengan
alkohol
- Gunakan tempat tidur busa atau kasur
udara sesuai indikasi
- Kolaborasi pemberian antibiotik
Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Implementasi
Keperawatan
1 Hambatan mobilitas fisik b/d cedera jaringan - Memertahankan tirah baring dalam posisi yang
sekitar fraktur, kerusakan rangka neromuskuler diprogramkan
- Meninggikan ekstermitas yang sakit
- Menginstrusikan klien/bantu dalam latihan rentang gerak pada
ektermitas yang sakit dan tak sakit
- Memberi penyangga pada ekstermitas yang sakit diatas dan di bawah
ketika fraktur ketika bergerak
- Menjelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
- Memberikan dorongan pada pasien untuk melakukan AKS dalam
lingkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan.
- Mengkaji tekanan darah, nadi dengan melakukan aktivitas.
- Mengubah posisi secara periodik
- Mengkolaborasikan fisioterapi/okulasi terapi
2 Nyeri / spasme otot, pergeseran fragmen - Mengkaji ulang lokasi, intensitas dan tipe nyeri
tulang - Mempertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan Tirah
baring
- Memberikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan
untuk melakukan aktivitas hiburan
- Mengganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
- Menjelaskan prosedur sebelum memulai
- Melakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif/aktif
- Mendorong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh :
relaksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi.
- Mengobservasi tanda-tanda vital
- Mengkolaborasikan : pemberian analgetik

3 Kerusakan intgritas jaringan / fraktur - Mengkaji ulang integrias luka dan observasi terhadap tanda
terbuka, bedah berbaikan infeksi atau drainase
- Memonitor suhu tubuh
- Melakukan perawatan kulit dengan sering pada patah tulang
yang menonjol
- Melakukan alih posisi dengan sering, pertahankan kesejajaran
tubuh
- Mempertahankan seprei tempat tidur tetap kering dan bebas
kerutan
- Memasage kulit sekitar gips dengan alkohol
- Menggunakan tempat tidur busa atau kasur udara sesuai
indikasi
- Mengkolaborasikan pemberian antibiotik.
Evaluasi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 Kerusakan mobilitas fisik / cedera jaringan sekitar S : klien mengatakan mampu melakukan
fraktur, kerusakan rangka neromuskuler aktivitas
O : Klien nampak mampu untuk mengubah
posisi
Klien nampak mampu untuk berpindah tempat
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 Nyeri/ spasme otot, pergeseran fragmen tulang S : Klien mengatakan nyeri pada bagian yang
fraktur sudah berkurang
O : Klien nampak rileks Skala nyeri 2
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

3 Kerusakan intgritas jaringan / fraktur terbuka, S : Klien mengatakan tidak susah beraktivitas
bedah berbaikan karena terdapat laserasi.
O :Tidak nampak laserasi pada kulit Tidak
nampak tonjolan tulang
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Recursos
Você gostou dos recursos usados no modelo? Obtenha-os nestes sites:
Fotos:
● Interior design with decorative plant
● Interior design with decorative plant
● Interior design with long white curtains high angle
● Modern styled small entryway
● Small kitchen space with modern design
● 3d room decor with furniture in minimalist beige tones
● View of room decor made up of frame and plant vase with plate
● Interior design with beautiful vase

Anda mungkin juga menyukai