Anda di halaman 1dari 17

DISLOKASI HIP SINISTRA

DEFINISI
Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya
permukaan tulang yang membentuk persendian terhadap
tulang lain (Sjamsuhidajat, 2011).
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang
dari kesatuan sendi yang mana terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya
KLASIFIKASI
1. Dislokasi Kongenital: Terjadi sejak lahir akibat kesalahan
pertumbuhan, paling sering terlihat pada pinggul.
2. Dislokasi Spontan atau Patologik Akibat penyakit sendi dan
atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau
osteoporosis tulang ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang
berkurang.
3. Dislokasi traumatik Terjadi karena trauma yang kuat sehingga
dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan
mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf dan
sistem vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
ETIOLOGI
1. Cedera olahraga
2. Trauma yang tidak berhubungan
dengan olahraga
3. Terjatuh
4. Patologis
Manifestasi klinis
1. Nyeri
2. Perubahan kontur sendi
3. Kehilangan mobilitas normal
4. Kekakuan
5. Pembengkakan
6. Deformitas
PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu
karena kelainan kongenital yangmengakibatkan kekenduran pada
ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya
traumatik akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari
patologik karenaadanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan
struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi.
Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang,
penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas
sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi
kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya
reposisi dengan cara dibidai
Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti
tidak melakukan pemanasan sebelum olahraga memungkinkan
terjadinya dislokasi, Dimana cedera olahraga menyebabkan
terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga
dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya
terjadinya kompresi jaringan tulang yang terdorong ke depan
sehingga merobek kapsul dan menyebabkan tepi glenoid teravulsi
akibatnya tulang berpindah dari posisi normal. keadaan tersebut
dikatakan sebagai dislokasi. Trauma kecelakaan karena kurang
kehati-hatian dalam melakukan suatu tindakan atau saat
berkendara tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman
Pemeriksaan penunjang
1. Sinar X (Rontgen)
2. Ct-scan
3. MRI
Komplikasi
Komplikasi Dini Komplikasi lanjut
1. Cedera saraf 1. Kekakuan sendi
2. Cedera pembuluh darah 2. Dislokasi yang berulang
3. Fraktur dislokasi 3. Kelemahan otot
Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Pemeriksaan fisik
a. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang
mengalami dislokasi.
b. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang
mengalami dislokasi.
c. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi.
d. Tampak adanya lebam pada dislokasi sendi
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen penyebab cedera (fisik).
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskletal.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan panjang
ekstremitas ditandai dengan perubahan postur tubuh
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakit
Dx:Nyeri Akut Dx: Gangguan Mobilitas Fisik
Tujuan:Pain level, Pain control, Comfort Tujuan:Joint movement: active, mobility
level. level, self care: ADLs, transfer
Kriteria hasil: mampu mengontrol performance.
nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu Kriteria hasil: klien mampu meningkat
menggunakan teknik nonfarmakologi dalam aktivitas, mengerti tujuan dari
untuk mengurangi nyeri, mencari peningkatan mobilisasi,
bantuan), melaporkan bahwa nyeri memverbalisasikan perasaan dalam
berkurang dengan menggunakan meningkatkan kekuatan dan kemampuan
manajemen nyeri, mampu mengenali berpindah, memperagakan penggunaan
nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan alat, bantu untuk mobilisasi (walker).
tanda nyeri), manyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang.
Intervensi
Intervensi -Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi.
-Lakukan pengkajian nyeri -Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan
secara komprehensif termasuk ADLs secara mandiri sesuai kemampuan.
-Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi
lokasi, karateristik, durasi,
dan bantu penuhi kebutuhan ADLs pasien.
frekuensi, kualitas dan fraktor -Berikan alat bantu jika klien memerlukan.
presipitasi). -Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi
-Observasi reaksi nonverbal dari dan berikan bantuan jika diperlukan.
ketidaknyamanan. -Monitoring vital sign sebelum atau sesudah
latihan dan lihat respon pasien saat
-Ajarkan tentang teknik non
berpindah.
farmakologi (terapi musik).
-Berikan analgesik untuk
mengurangi nyeri.
Dx: Gangguan citra tubuh Dx: Ansietas berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang
Tujuan: Pasien bisa
penyakit
mengatasi body image pasien
Tujuan: anxiety self control, coping,
Kriteria hasil: mampu anxiety level
mengidentifikasikan kekuatan Kriteria hasil: klien mampu
personal, mempertahankan mengungkapkan kecemasan,
interaksi sosial menunjukan teknik dan mengontrol
cemas
Intervensi Intervensi
- Kaji verbal dan non verbal - Jelaskan semua prosedur
respon klien terhadap dan pengobatan
tubuhnya - Dorong klien untuk
- Monitor frekuensi mengkritik mengungkapkan perasaan
dirinya - Anjurkan klien untuk
- Jelaskan tentang relaksasi
pengobatan, perawatan, dan - Pahami persektif klien
prognosis penyakit terhadap stress
- Dorong klien untuk - Dengarkan klien untuk
mengungkapkan mengungkapkan perasaa
perasaannya
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 9. 2009.
Jakarta. EGC
Nanda Internasional. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2012-
2014. 2012. Jakarta ECG
Muttaqin.A , (2008) , Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskletal,Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai