CIPTO MANGUNKUSUMO
Goes to Joint Commission International
Ketua Panitia
Standardisasi
Kamar Bedah
ANGGOTA Sekretaris
A. Kepala instalasi kamar bedah pusat Panitia Standardisasi
B. Kepala ruangan lantai 3 IGD Kamar Bedah
C. Kepala ruangan lantai 4 IGD
D. Penanggung Jawab OK PJT
E. Penanggung Jawab OK Urologi
F. Penanggung Jawab OK Kraniofasial dan ULB
G. Penanggung Jawab OK Mata.
H. Penanggung Jawab OK Stereotaktik .
I. Ketua cluster OK.
J. Perwakilan Tim PPIRS,
K. Perwakilan CSSD
L. Perwakilan Radiologi
M. Perwakilan Patologi Anatomi.
Time Table ASC in 2011
Agustus Sept Oktober November Desember
Deskripsi
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pembentukan Tim
Rapat Mingguan Tim
Pembuatan dan Revisi
Dokumen
Legalisasi Dokumen
Menyiapkan Materi
Sosialisasi & TOT
Sosialisasi ASC
Departemen ,FKUI
Training of the Trainer
(ToT)
Gap Analysis
Initial Assesment
Penggunaan Dokumen
dan Form yang baru
Time Table ASC in 2012-13
November Desember Januari Februari
Deskripsi
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Tracer
Rapat Tim
Legalisasi
Dokumen
Closed Medical
review
Sosialisasi Unit
kerja, Departemen
Training of the
Trainer
PDSA
ASC Fokus Area
Pelayanan Sedasi
Pelayanan Anestesi
Pelayanan Operasi
Ringkasan Elemen Pengukuran ASC
ASC 1
• Layanan anestesia yang memenuhi standar dan kebutuhan
• Layanan oleh staf luar
ASC 2
• Layanan Anestesi yang seragam oleh individu kompeten
ASC 3
• Kebijakan / Prosedur untuk memandu layanan sedasi;
• Kunjungan pra anestesia
Ringkasan Elemen Pengukuran
ASC 4
• Penilaian pra induksi
ASC 5
• Perencanaan anestesia .
• Edukasi pasien dan keluarga
• Dokumentasi dalam rekam medis
ASC 6
• Layanan Pasca Anestesia dan Sedasi
Ringkasan Elemen Pengukuran
ASC 7
1. Pemeriksaan pra bedah
2. Perencanaan pra bedah
3. Dokumentasi proses pra bedah ;
4. Edukasi pasien dan keluarga
5. Laporan operasi
6. Pemantauan selama tindakan bedah.
7. Tatalaksana pasca bedah
Terdiri dari 7 standar dan 51 elemen pengukuran.
Dokumen Jumlah
Kebijakan 11
SPO 26
Intruksi Kerja 9
Form 15
Kebijakan
Dokumentasi 1.Layanan sedasi
SOP:
Utama 1 Layanan Sedasi Dewasa.
2 Layanan Sedasi Pediatri
Layanan Form:
Anestesia & 1
2
Form Pra-Anestesia/Sedasi.
Form Edukasi tindakan Anestesia
Bedah dan Sedasi.
3 Form Persetujuan tindakan
kedokteran.
4 Form Penolakan tindakan
kedokteran.
SOP
1.Pemantauan Selama Anestesia
dan Sedasi
Form:
1.Status Sedasi
SOP
1.Pengelolaan pasien pasca anestesia di
ruang pulih
Form:
1.Status Sedasi
2.Form evaluasi pasien pasca operatif di
rumah via telepon.
Patient Safety di Kamar Operasi
Perencanaan
Pembedahan
Prosedur :
1. DPJP merencanakan
tindakan bedah beserta
alternatifnya.
Stempel 1. Pemeriksaan Pra bedah
2. Catat dalam Laporan
DPJP 2. Perencanaan Teknik Bedah
Perkembangan
Terintegrasi
Perencanaan Anestesia
Prosedur :
1. Pertimbangan perencanaan dan
pemilihan teknik anestesi oleh
DPJP
2. DPJP merencanakan tindakan
anestesi dan sedasi beserta
alternatifnya.
3. DPJP menjelaskan mengenai
rencana tindakan anestesi dan
sedasi beserta alternatifnya
4. Pencatatan dalam Formulir Pra
Anestesia dan Status Anestesia.
Form penting : FORMULIR PRA-ANESTESIA
Form penting : FORM EDUKASI TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI
INFORMED CONSENT
Formulir Persetujuan
Tindakan Kedokteran
DPJP &
PPDS
INFORMED CONSENT
Formulir Penolakan
Tindakan Kedokteran
Saya bertanggung jawab secara penuh atas segala akibat yang mungkin
timbul sebagai akibat tidak dilakukannya tindakan kedokteran yang
direncanakan oleh dokter.
Halaman selanjutnya…
Pengisian Laporan
Pembedahan meliputi :
Status Anestesia
Hal 5:
Dibawa pulang oeh
pasien
FORMULIR CEK LIST KESELAMATAN OPERASI
4
Prosedur
Invasif
PRA SEDASI
Kebijakan
1.Layanan sedasi
SOP ; INTRASEDASI
1 Layanan Sedasi Dewasa.
2 Layanan Sedasi Pediatri SOP
Form: 1.Pemantauan Selama PASCASEDASI
1 Form Pra-Anestesia/Sedasi. Anestesia dan Sedasi SOP
2 Form Edukasi tindakan Form: 1.Pengelolaan pasien
Anestesia dan Sedasi. 1.Status Sedasi pasca anestesia di ruang
3 Form Persetujuan tindakan
pulih
kedokteran.
Form:
4 Form Penolakan tindakan
1.Status Sedasi
kedokteran.
2.Form evaluasi pasien
pasca operatif di rumah via
telepon.
Status Sedasi (Moderat-Dalam) ; Hal 1
Status Sedasi (Moderat-Dalam) Hal 1
Status Sedasi (Moderat-Dalam) Hal 2
Status Sedasi (Moderat-Dalam) Hal 2
Daftar Lokasi Prosedur Sedasi
1. RSCM Kencana ; endoskopi & Yasmin.
2. RSCM Kirana.
3. Gedung A.
4. PJT; CathLab.
5. MRI dan CT Scan.
6. Radioterapi.
7. Pusat Endoskopi Saluran Cerna (PESC) & ERCP.
8. Departemen Anak ; Rawat Jalan.
9. Gigi dan Mulut (khusus pedodontia)
10.Ruang Prosedur Pulmonologi
11.Ruang Prosedur Hepatologi
Temuan Batasan Area Kuning -
Area Hijau di IBP
TEMUAN: di area kuning, masih ada
pertemuan antara pengunjung dengan baju
bebas dgn pengunjung dengan baju OK.
TINDAK LANJUT : Semua pengunjung dengan
baju bebas yang akan memasuki area kuning
harus menggunakan barack scort + topi.
Area ruang makan, serbaguna, s.d ruang
kendali sudah termasuk area kuning.
NO AREA DAFTAR RUANGAN
1 Area 1. Ruang tunggu keluarga pasien.
Hijau 2. Pusat Informasi pelanggan.
3. R. Konsultasi.
4. R Administrasi IBP (Tata Usaha).
5. R Loker luar dan Penjadwalan
6. R Pantry.
7. Ruang loker / ganti baju
2 Area 1. Area dan R. Penerimaan Pasien 9. R. Kepala IBP
Kuning 2. R. Pemulihan Bedah Rawat Sehari 10. R. Ka Sub Operasional IBP
3. R. Makan 11. R. Istirahat Dokter
4. R. Serbaguna 12. R. Penyimpanan Linen
5. R. Kendali Layanan 13. R. Teknik
6. R. Patologi Anatomi
7. R. Dekontaminasi.
8. R. Pengemasan dan Sterilisasi.
3 Area 1. R pulih / R. Persiapan Pasien 8. R persiapan OK
Merah 2. R Depo obat. 9. R. Endoskopi
3. Koridor Utama. 10.R. Resusitasi Bayi
4. R Instrumen steril 11.Kamar Operasi 1 s.d. 15
5. R. Istirahat dokter. 12.Area nuclei steril
6. R. Pengetikan 13.R Alat / Teknik Medik
7. Area Scrub up 14.R House keeping area steril
Dari arah R.kendali menuju
Dari arah R. Penerimaan menuju
Koridor Utama
Koridor Utama
Gaun panjang /
Barack Scort
Rak penyimpanan
instrumen steril
Tekanan positif lebih tinggi 10 % dari ruangan lain
seperti koridor, Scrub Area
Perawat instrumen
membelakangi meja steril
Prosedur :
• Staf petugas di pusat kendali layanan akan mengaktifkan sistem
peringatan menggunakan lampu kuning yang akan menyala.
• Selama lampu kuning di koridor utama menyala, staf OK dan staf di
ruang penyimpanan alat steril harus menjaga agar tidak ada troley
instrumen steril yang keluar dan melintas di koridor utama.
• Selama lampu kuning menyala di koridor utama, staf OK termasuk
peserta didik dan staf Depo obat harus menjaga agar tidak ada
kontainer obat, bahan medis melintas di koridor kecuali pada
kondisi kedaruratan.
• Staf penerimaan pasien dan peserta didik yang bertugas, harus menjaga
agar tidak ada pasien yang melintas kecuali pada kondisi kedaruratan.
TEMUAN: isi safety
box overload dan
tidak tergantung di
trolley (hanya
tergeletak di lantai).
IBP
1. Alat cleaning di pisahkan antara area
merah ( 2 set) dg area kuning dan area
hijau.
BEFORE AFTER
SEHARUSNYA
Jam Propofol
di buka
TEMUAN: belum
terdapat sign aid
untuk APAR
TINDAK LANJUT: telah
dipasang sticker
di 21 unit APAR
khusus arae OK
TEMUAN: tabung-tabung gas tidak ada
pengikatnya.
TINDAK LANJUT : telah terdapat pengikat
dan troley khusus
Ruang Penyimpanan B3
Wadah
Penyimpan
an B3 di OK
FAQ ; ASC
Penyedia
Standar JCI Elemen Pengukuran Daftar Pertanyaan Jawaban
layanan
1 Mengenai organisasi dan bentuk layanan.
1.1 Layanan Anestesi Mohon di jelaskan standar, Standart layanan anestesia dan sedasi diatur dalam: DPJP dan PPDS
(termasuk sedasi sedang pedoman yang di gunakan oleh 1. Kebijakan layanan anestesia dan sedasi
dan dalam) memenuhi departemen anestesi/ bedah 2. SOP layanan Anestesia
standar lokal, nasional, sesuai dengan aturan yg di anut
hukum dan ketentuan yang oleh ikatan / profesi.
ada.
1.2 Layanan Anestesi yang 1 Bagaimana cara departemen 1. Dengan membuat jadwal jaga konsulen disetiap DPJP dan PPDS
cukup, teratur dan nyaman anestesi/ bedah memberikan tempat layanan.
(termasuk sedasi sedang layanan anestesi/ bedah 2. Kebutuhan pasien, sejawat dan RS
dan dalam) tersedia untuk berjalan teratur dan nyaman 3. ??
memenuhi kebutuhan untuk dapat memenuhi
pasien. kebutuhan.
2 Kebutuhan fihak mana saja
yang harus diperhatikan
dalam memberikan layanan
anestesi.
3 Apakah departemen
anestesiologi sudah dapat
memberikan layanan sesuai
kebutuhan baik pasien, RS
maupun sejawat? Bila belum
bgmn cara mengatasinya?
1.3 Layanan Anestesi Mohon dijelaskan bila diperlukan Standart layanan anestesia pada kedaruratan diatur dalam: DPJP dan PPDS
(termasuk bius sedang dan layanan anestesi di luar jam kerja 1. Kebijakan layanan anestesia pada kedaruratan
dalam) tersedia untuk termasuk untuk kasus gawat 2. SOP layanan anestesia pada kedaruratan
keperluan gawat darurat darurat, termasuk didalamnya
diluar jam kerja. prosedur sedasi sedang dan
sedasi dalam.
1.4 Rekanan kerja dipilih Bila dokter spesialis anestesi SOP penjadwalan tenaga outsourcing untuk membantu DPJP dan PPDS
berdasarkan persetujuan sedang ada acara ilmiah/ layanan anestesi (dalam proses pengajuan)
direktur, kompetensi yang konferensi sehingga tidak dapat
dimiliki dan kesesuaian melakukan pelayanan anestesia
dengan hukum dan di RS, bagaimana cara
peraturan yang ada. mengatasinya?
2 Kualifikasi staf (layanan anestesi yang seragam oleh individu
yang kompeten)
2.1 Layanan Anestesi seragam Bagaimana cara anda membuat Standar kompetensi dokter anestesi diatur dalam kebijakan DPJP dan PPDS
diantara seluruh unit dalam layanan anestesi berjalan kompetensi pelayanan dokter anestesia dan kebijakan
“Mock Survey JCI”
• Tanggal 4 – 8 Juni 2012
• Tempat- tempat yang dikunjungi:
– Instalasi Bedah Pusat (IBP)
– Endoskopi
– Kamar Operasi IGD lt.4
HASIL TEMUAN ‘MOCK SURVEY’ ASC
TEMUAN
COP 3.1 Staff in ICU did not know the safe process for
checking the defibrilator
ASC 3 Policy does not address all required elements
Criteria for discharge from sedation not
specified in policy
ASC 4 Incomplete pre-anesthesia assessment found
in close record review
ASC 5.3 Monitoring criteria for anesthesia not specified
Kegiatan Pasca “Mock Survey JCI”
Rencana Tindak Lanjut (RTL) Hasil
Temuan Mock Survey
Dead-
Standar Temuan Rencana Tindak lanjut PIC
line
Kebijakan Revisi kebijakan Koyanm Sudah
layanan sedasi layanan sedasi dan as
ASC 3 tidak mencakup kebijakan pelaku sedasi
semua elemen selain dokter anestesi
Rencana Tindak Lanjut (RTL) Hasil
Temuan Mock Survey
Rencana Tindak Dead-
Standar Temuan PIC
lanjut line
Kriteria Revisi kebijakan POKJA sudah
discharge tidak layanan sedasi
ASC 3 spesifik pada
kebijakan
Layanan Sedasi
Penilaian pre Dilakukan sosialisasi POKJA sudah
anestesia ulang,monev
ASC 4 ditemukan tidak kelengkapan
lengkap dalam pengisian formulir
status pasien pra anestesia.
Rencana Tindak Lanjut (RTL) Hasil
Temuan Mock Survey
Rencana Tindak Dead-
Standar Temuan PIC
lanjut line
Kriteria Kriteria monitoring : POKJA sudah
monitoring tekanan darah, nadi,
ASC 5.3 dalam napas, EKG, dan
anestesia tidak saturasi oksigen.
spesifik
Hasil indikator Tambahkan Koyanm Dalam
JCI (IAK 06) rata indikator lain: as Dep. Pengaj
QPS – rata diatas Admisi ICU tidak uan
standar terencana pada
bedah elektif
Kegiatan Lain Pasca Mock Survey
• Merevisi kebijakan, buku pedoman dan dokumen
– dokumen seperti SPO dan IK
• Melakukan Closed Medical Record Review
• Menjalankan program P-D-S-A (Plan Do Study
Act). Evaluasi kelengkapan pengisian status
anestesi di IBP
• Evaluasi kelengkapan pengisian laporan
pembedahan.
• Tracer internal.
SEBELUM OPERASI
Beberapa Hal yang Penting diingat
Before Sign In Please Check:
1. Identifikasi pasien
2. Form Edukasi Anestesia
3. Form Persetujuan Tindakan
Anestesia
4. Form persetujuan transfusi
NO TIME OUT
NO SCAPEL
SESUDAH OPERASI
Beberapa Hal yang Penting diingat
Before sent your patient out, Please
check:
1. Status Anestesia.
2. Kriteris Discharge.
3. Form Transfer Pasien antar
Ruangan.
Metode • Hardcopy Kebijakan Layanan Sedasi dan Pelaku Sedasi tersedia di semua
untuk unit yang melakukan sedasi.
mencegah • Evaluasi pelaksanaan ceklist keselamatan tindakan invasif (endoskopi)
terulangnya • Ada perawat khusus yang bertugas di unit masing-masing untuk
peristiwa memantau dokumentasi yang dilakukan (status terintegrasi, form
serupa Praanestesia & Sedasi, Status Anestesia)
Indikator Persentase Kelengkapan Pengisian Status Anestesi/Sedasi di Pusat
X 100%
evaluasi Endoskopi.
efektivitas Jumlah sampel Tindakan Sedasi di Endoskopi.
rencana Standard ; 80 %.
perbaikan
Standard & ME ASC 3 M.E. 4: The qualified practitioner responsible for the sedation is qualified in
at least elements g through k in the intent statement.
Temuan The personnel files of two gastroenterologists that performed endoscopic
procedures did not contained evidence of the required competence to provide
such services.
PIC Dr. Aries Perdana, SpAn
Rencana Perbaikan • What ;
(5 W 1 H)
1. Review & revisi kebijakan Layanan Sedasi.
2. Mapping kebutuhan layanan sedasi dan pelaku sedasi di
RSCM
3. Sosialisasi dan Re-edukasi staf
4. Meningkatkan koordinasi dan supervisi
5. Melengkapi personal file pelaku sedasi dan asisten
pelaku sedasi sedang dan dalam.
6. Memberikan pelatihan dan/atau sertifikat ke seluruh
pelaku sedasi sedang dan dalam di RSCM.
7. Melengkapi kewenangan klinik
8. Indikator perbaikan.
Standard & ME ASC 3 M.E. 4: The qualified practitioner responsible for the sedation is qualified in
at least elements g through k in the intent statement.
Temuan The personnel files of two gastroenterologists that performed endoscopic
procedures did not contained evidence of the required competence to provide
such services.
PIC Dr. Aries Perdana, SpAn
Rencana Perbaikan • When ;
(5 W 1 H)
• Where ; di unit kerja yg melayanani sedasi.
• Why ; Kompetensi pelaku sedasi
What How
1. Review & revisi Manambahkan Kebijakan sedasi ringan tdd ;
kebijakan Layanan 1. Pelaku sedasi ringan
Sedasi. 2. Asesmen prasedasi
3. Pemantauan & kriteria discharge
4. Kewenangan Klinis
2. Mapping kebutuhan Mapping layanan sedasi ; lokasi, jenis, pelaku sedasi.
layanan sedasi dan
pelaku sedasi di RSCM
3. Sosialisasi dan Re- Materi ; point kebijakan, mapping layanan sedasi.
edukasi staf
4. Meningkatkan Koordinasi dg PJ unit kerja.
koordinasi dan supervisi Supervisi harian
Supervisi ronde mingguan.
5. Melengkapi personal Berisi sertifikat pelatihan sedasi, kewenangan klinis dari
file pelaku sedasi dan komite medik
asisten pelaku sedasi Dalam kewenangan klinik, ditambahkan bahwa
sedang dan dalam. kompeten melakukan sedasi ringan
What How
6. Memberikan Kompetensi yang dilatih: teknik dan macam-macam
pelatihan dan/atau sedasi, monitoring, respon terhadap komplikasi,
sertifikat ke seluruh penggunaan obat penawar, bantuan hidup dasar.
pelaku sedasi sedang Pelatihan Maret minggu ke 2.
dan dalam di RSCM.
7. Melengkapi Kewenangan klinik sedasi sedang- dalam komite medik.
kewenangan klinik
8. Indikator perbaikan. Persentase kelengkapan personel file pelaku sedasi
sedang – moderat oleh non anesthesiologist sesuai
kebijakan RS
Formula ;
Kelengkapan personel file pelaku sedasi sedang – moderat
oleh non anesthesiologist.
_____________________________ x 100 %
Seluruh pelaku sedasi sedang – moderat oleh non
anesthesiologist di pusat endoskopi.
Standard ; seluruh pelaku sadasi sedang – dalam oleh non
anesthesi memiliki kelengkapan personel file sesuai
kebijakan RS.
Standard & ME ASC 3 M.E. 4: The qualified practitioner responsible for the sedation is qualified in
at least elements g through k in the intent statement.
Metode untuk • Memastikan setiap pelaku sedasi memiliki sertifikat sebagai bukti kompetensi
mencegah dan meletakkan sertifikat tersebut di unit pelayanan sedasi.
terulangnya • Setiap ruang prosedur mencantumkan DPJP yang memiliki kewenangan
peristiwa serupa
melakukan sedasi dan diidentifikasi pada saat ceklist keselamatan dilakukan
Indikator evaluasi 1.Persentase pelaku sedasi non anestesiologi di pusat endoskopi yang memiliki
efektivitas rencana personal file yang lengkap
perbaikan Standar ; seluruh pelaku sedasi non anestsi di pusat endoskopi memiliki personal
file lengkap.
Personal file: sertifikat pelatihan sedasi dan kewenangan klinis dan kursus lain
yang terkait
Standard & ME ASC 6 ME 1: Patients are monitored according to policy during the post anesthesia
recovery period.
Temuan Three out of five (60%) of records reviewed documented post-operative clinical
monitoring as required by organizational policy.
PIC Dr. Rahendra, SpAn
Rencana Perbaikan What ;
(5 W 1 H)
1. Mapping permasalahan layanan ruang pemulihan di RSCM
2. Sosialisasi dan Re-edukasi staf.
3. Meningkatkan koordinasi dan supervisi
4. Memberikan pelatihan pelayanan pasca anestesi di runag pulih.
5. Melengkapi sertifikat pelatihan
6. Indikator perbaikan.
• When ; Januari
• Where ; di unit kerja yg memiliki ruang pemulihan
• Why ; Safety pasca operasi dan anestesi di ruang pulih
Standard & ME ASC 6 ME 1: Patients are monitored according to policy during the post
anesthesia recovery period.
Metode untuk • Ada perawat khusus yang memastikan kelengkapan status
mencegah anestesia halaman 4 sebelum pasien diijinkan meninggalkan
terulangnya ruang pulih. Bila belum lengkap, perawat meminta dokter
peristiwa spesialis anestesiologi/PPDS untuk melengkapinya.
serupa
Indikator Persentase pemantauan di ruang pemulihan (status anestesi
evaluasi halaman 4) yang lengkap di ruang pemulihan IBP.
efektivitas Total sampel status anestesi setiap minggu perbulan.
rencana Standar 90 % dari sampel lengkap status pemantauan di ruang
perbaikan pemulihan.