OSTEOMYELITIS
Kelompok 2
Ai Nunung S - Aldy Satia N - Hafita Siti M – M. Dega A - Rina Siti M - Susi Lestari - Tsania N Bilqis - Virgian Aditya
DEFINISI
Akut
Subakut Kronis
Kondisi Akut Kondisi Subakut Kondisi Kronis
Terjadi dalam
beberapa bulan,
Terjadi pada infeksi Terjadi dalam minggu ditandai dengan
baru (beberapa hari pertama sampai kondisi inflamasi
sampai minggu beberapa bulan, lokal kronis dengan
pertama) dimana dimana kondisi perubahan warna
tanda- tanda radang inflamasi lokal kulit, jaringan parut,
akut terlihat jelas terlihat ringan dan
disertai demam, bengkak hilang
tidak terdapat gejala timbul, dan
malaise, dan sistemik yang jelas.
iritabilitas pasien keluarnya cairan
pada neonates. dari lubang di kulit
(draining sinus)
berulang.
ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOMIELITIS
Pengkajian
1. Pasien yang datang dengan awitan gejala akut (mis. Nyeri lokal, pembengkakan, eritema,
demam) atau kambuhan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam
sedang.
2. Kaji adanya faktor risiko (mis. Lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan
cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.
3. Pasien selalu menghindar dari tekanan didaerah tersebut dan melakukan gerakan
perlindungan.
4. Pada osteomielitis akut, pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi sistemik
infeksi.
5. Pemeriksaan fisik memperlihatkan adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, hangat
yang nyeri tekan. Cairan purulen dapat terlihat. Pasien akan mengalami kelemahan umum
akibat reaksi sistemik infeksi.
6. Pasien akan mengalami peningkatan suhu tubuh.
7. Pada osteomielitis kronik, peningkatan suhu mungkin minimal, yang terjadi pada sore dan
malam hari.
Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan pasien dengan
osteomielitis dapat meliputi :
1. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, alat
imobilisasi dan keterbatasan beban berat badan.
3. Risiko terhadap penyebaran infeksi, pembentukan abses tulang.
4. Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan.
Intervensi Keperawatan
Peredaan Nyeri massage, distraksi, relaksasi, hipnotik untuk
a. Imobilisasikan bagian yang terkena dengan mengurangi persepsi nyeri dan kolaborasi dengan
bidai untuk mengurangi nyeri dan spasme medis untuk pemberian analgetik.
otot.
Perbaikan Mibilitas Fisik.
b. Sendi diatas dan dibawah bagian yang terkena
a. Program pengobatan dengan membatasi aktivitas.
harus dibuat sedemikian sehingga masih
b. Lindungi tulang dengan alat imobilisasi dan
dapat digerakkan sesuai rentangnya namun
hindarkan stres pada tulang karena Tulang
dengan lembut.
menjadi lemah akibat proses infeksi.
c. Tinggikan bagian yang terkena untuk
c. Berikan pemahaman tentang rasional pembatasan
mengurangi pembengkakan dan
aktivitas.
ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.
d. Partisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari
d. Pantau Status neurovaskuler ekstremitas yang dalam batas fisik tetap dianjurkan untuk
terkena. mempertahankan rasa sehat secara umum.
e. Lakukan Teknik manajemen nyeri seperti
Mengontrol Proses Infeksi. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan
b. Observasi tempat pemasangan infus tentang medis dan telah termotivasi, dan keluarga
upaya untuk meyakinkan adanya peredaran b. Pasien dan keluarganya harus memahami
imobilitas Yang dibutuhkan, dan untuk c. Ajarkan cara teknik balutan secara steril dan
d. Pantau kesehatann urnum dan nutrisi pasien. d. Pantau dengan cermat mengenai
e. Berikan diet protein seirnbang, vitamin C dan bertambahnya daerah nyeri atau peningkatan
penyembuhan.
Evaluasi