Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

OSTEOMYELITIS PADA TN. K DI RUANG BEDAH 14

RUMAH SAKIT Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Bedah

Oleh

Heni Atiqah (1914314901008)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

OSTEOMYELITIS PADA TN. K DI RUANG BEDAH 14

RUMAH SAKIT Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

DEPARTEMEN BEDAH

Disusun Oleh : Heni Atiqah

NIM : 1914314901008

Program Studi : Profesi Ners

Instansi : STIKes Maharani Malang

Malang, September 2019

Disetujui Oleh:

Pembimbing Instansi Pembimbing Klinik

(………………………) (……………………..)
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN OSTEOMYELITIS

I. Konsep Dasar
a. Pengertian

Osteomielitis adalah infeksi tulang, lebih sulit di sembuhkan dari pada


infeksi jaringan lunak, karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum
(Pembentukan tulang baru disekeliling jaringan tulang mati).

Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi


kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas nfeksi disebabkan
oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fukos infeksi di tempat lain
(misalnya : tonsil yang terinfeksi, lepuh,gigi terinfeksi, infeksi saluran nafas).

Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi di tempat di


mana terdapat trauma atau di mana terdapat resistensi rendah, kemungkinan
akibat trauma subklinis. infeksi dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi
jaringan lunak (misalnya : ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler)
atau kontaminasi langsung tulang (misalnya : fraktur terbuka, cedera traumatic
seperti luka tembak, pembedahan tulang).

b. Etiologi

Osteomyelitis disebabkan karena adanya infeksi yang disebabkan oleh


penyebaran hematogen (melalui darah) biasanya terjadi ditempat dimana terdapat
trauma atau dimana terdapat resistensi rendah, kemungkinan akibat trauma
subklinis (tak jelas). Selain itu dapat juga berhubungan dengan penyebaran
infeksi jaringan lunak, atau kontaminasi langsung tulang. Infeksi ini dapat
ditimbul akut dan kronik. Adapun faktor penyebab adalah:
a). Bakteri: staphylococcus aureus (70-80%), selain itu juga bisa disebabkan
oleh Escherichia coli, pseudomonas, klebsiella, salmonella, dan proteus
b). Virus, jamur dan mikroorganisme lain
c). Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun
manifestai lokal yng berjalan dengan cepat
d). Osteomyelitis kronik adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak
ditangani dengan baik, dan akan mempengaruhi kualitas hidup atau
mengakibatkan kehilangan ekstremitas
c. Patofisiologi

Proses mikroorganisme untuk menempel dan membentuk koloni dalam


tulang dipengaruhi virulensi mikroorganisme, daya tahan tubuh, dan kondisi
lokal jaringan. Virulensi mikroorganisme ditentukan oleh kemampuan untuk
melekat pada matriks tulang, bertahan terhadap mekanisme fagositosis
pertahanan tubuh,dan kemampuan untuk menembus jaringan. Kemampuan
melekat dibentuk oleh polisakarida yang diproduksi oleh mikroorganisme.
Penghindaran terhadap mekanisme pertahanan tubuh dilakukan melalui
produksi protein, sedangkan kemampuan invasi kuman dilakukan melalui
enzim hidrolase. Staphylococcus aureus, juga memiliki kemampuan untuk
hidup intrasel, dan membentuk biofilm sehingga mempersulit mekanisme
pertahanan tubuh alami untuk membunuh mikroorganisme tersebut. Biofilm
adalah lapisan koloni mikroorganisme patogen yang saling terhubung dalam
membrane dengan metabolism lebih rendah. Hubungan antar sel tersebut
memudahkan distribusi nutrisi, dan metabolism yang rendah menjadikan
antibiotika kurang efektif. Lapisan membrane tersebut juga menghambat difusi
antibiotika dan mekanisme fagositosis tubuh. Infeksi kuman ke dalam darah
terjadi melalui abrasi kulit, trauma benda tajam, penyakit gigi, melalui tali
pusat yang terinfeksi pada neonatus, maupun pemasangan IV line terutama
pada neonates. Pada osteomielitis hematogenik, bersarangnya kuman pada
metafisis tulang panjang anak diduga akibat melambatnya aliran darah yang
disebabkan melengkungnya (looping) pembuluh darah saat mendekati dan
menjauhi lempeng epifisis, serta tiadanya lapisan membranosa di bagian itu.
Sehingga menimbulkan kondisi yang bersifat relatif avaskular di dekat lempeng
epifisis dan mungkin ditambah dengan adanya trauma lokal di daerah tersebut.
Aliran yang lambat ini memungkinkan kuman melekat dan berproliferasi di
daerah metafisis tersebut.

Tanda dan gejala.

Gejala umum akut :


a). Demam
b). Toksemia
c). Dehidrasi pada tempat tulang yang terkena panas dan nyeri, berdenyut
karena nanah yang tertekan kemudian terdapat tanda-tanda abses dengan
pembengkakan
d. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

1) Peningkatan laju endap eritrosit


2) Lukosit dan LED meningkat
3) Rontgen
Menunjukkan pembengkakan jaringan lunak sampai dua minggu
kemudian tampak bintik-bintik dekalsifikasi pada batang tulang, yang
kemudian dapat meluas dan diikuti oleh tanda-tanda pembentukan involukrom
4) Scan tulang, biasanya sebelum rontgen
5) Biopsi tulang, mengidentifikasi organisme penyebab.
e. Penatalaksanaan
1) Imobilisasi area yang sakit : lakukan rendam salin noral hangat selama 20
menit beberapa kali sehari. Kultur darah : lakukan smear cairan abses untuk
mengindentifikasi organisme dan memilih antibiotik. Terapi antibiotik
intravena sepanjang waktu.
2) Berikan antibiotik peroral jika infeksi tampak dapat terkontrol : teruskan
selama 3 bulan. Bedah debridement tulang jika tidak berespon terhadap
antibiotic pertahankan terapi antibiotik tambahan.
f. Klasifikasi
1) Osteomielitis hematogenik akut pada anak, keluhan awal berupa nyeri di
ujung tulang
2) panjang yang persisten dengan intensitas yang semakin berat, diikuti oleh
demam, rewel, Biasanya anak memiliki kecenderungan untuk tidak
menggunakan atau menggerakan ekstremitas yang terinfeksi, dan tidak
membiarkan area yang terinfeksi disentuh. Bisa didapatkan adanya riwayat
cedera muskuloskeletal beberapa hari sebelumnya, sehingga kadang keluarga
3) nampak seperti edema, kemerahan, hangat, nyeri tekan pada jaringan tulang
sekitar sendi.
4) Tanda- tanda lokal tersebut biasanya mereda setelah 5 sampai 7 hari,
sehinggakadang disangka infeksi sudah membaik.
5) Pada osteomielitis hematogenik subakut, gambaran klinis yang ditunjukkan
bersifat lebih ringan, bisa diakibatkan virulensi rendah dari patogen atau daya
tahan tubuh pasien yang lebih resisten atau kombinasi keduanya dengan
lokasi predileksi yang sama dengan osteomyelitis hematogenik akut.
Gambaran klinis bisa berupa nyeri pada area mendekati sendi untuk beberapa
minggu. Dari pemeriksaan fisik bisa didapatkan terlihat lemas, bengkak
minimal, atrofi otot, dan
6) nyeri tekan lokal. Suhu tubuh biasanya normal.
g. Komplikasi
komplikasi yang sering ditemukan berupa suppurative arthritis, sepsis, Pada
anak, dapat terjadi gangguan pertumbuhan tulang bila infeksi mengenai lempeng
epifise dan fraktur patologis. Dapat terjadi abses paravertebral yang menekan
persarafan pada osteomielitis vertebral, dan dapat terjadi loosening implant.
Penanganan yang tepat merupakan kunci dalam pencegahan terjadinya
komplikasi, sedangkan keterlambatan penanganan dari osteomielitis kronis juga
meningkatkan risiko meluasnya kerusakan tulang dan merupakan sumber dari
septikemia berulang yang dapat menyebabkan infeksi ke bagian tubuh lain.terapi
antibiotik spesifik sedini mungkin merupakan kunci untuk mencegah terjadinya
komplikasi dari osteomyelitis

g. Manifestasi Klinis

a) Fase akut Fase sejak infeksi sampai 10-15 hari. Makin panas tinggi, nyeri
tulang dekat sendi, tidak dapat menggerakan anggota tubuh. B
b) Fase kronik Rasa sakit tidak begitu berat, anggota yang terkena merah dan
bengkak dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami
periode berulang nyeri, inflamasi, dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah
dapat terjadi pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah
II. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas : nama umur jenis kelamin dan nyeri
Gejala akut : nyeri akut, pembangkakan, eritema, demam atau keluarnya pus
dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam. Hal-hal yang dikaji
meliputi umur, pernah tidaknya trauma, luka terbuka, tindakan operasi
khususnya operasi tulang, dan terapi radiasi. Faktor-faktor tersebut adalah
sumber potensial terjadinya infeksi.
b. Riwayat kesehatan masa lalu: Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur
terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi
gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa lalu. Tanyakan mengenai riwayat
pembedahan tulang.
c. Riwayat kesehatan sekarang: Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya
nyeri dan demam.
d. Riwayat kesehatan keluarga: Adakah dalam keluarga yang menderita
penyakit keturunan
e. Riwayat psikososial: Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
f. Kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi : anoreksia, mual, muntah.
b) Pola eliminasi : adakah retensi urin dan konstipasi.
c) Pola aktivitas : pola kebiasaan
g. Pemeriksaan fisik:
a) Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri.
b) Kaji adanya faktor resiko (misalnya lansia, diabetes, terapi kortikosteroid
jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.
c) Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi (pada
osteomielitis akut)
d) Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya
cairan purulen. e) Identisikasi peningkatan suhu tubuh f) Area sekitar
tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi

2. Diagnosa keperawatan

a Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.


b Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri

3. Intervensi

No Diagnosa Noc Nic


Keperawatan
1 Nyeri Tujuan : Setelah 1. Tidak ada nyeri, klien
berhubungan dilakukan tindakan tampak rileks, tidak ada
dengan inflamasi keperawatan selama 3 x mengerang dan perilaku
dan 24 jam diharapkan melindungi bagian yang
pembengkakan nyeri dan nyeri.
ketidaknyamanan 2. Frekuensi pernapasan 12-
berkurang, serta tidak 24 per menit, suhu klien
terjadi kekambuhan dalam batas normal (36ºC-
nyeri dan komplikasi 37ºC) dan tidak adanya
Kriteria hasil : komplikasi.

1. Nyeri berkurang
2. Tanda-tanda vital
dalam batas normal

2 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Kaji derajat mobilitas


mobilitas fisik tindakan keperawatan 3 yang dihasilkan adalah
berhubungan x 24 jam, diharapkan cedera atau pengobatan
dengan nyeri mobilitas fisik yaitu dan perhatikan persepsi
klien mampu pasien terhadap mobilisasi
beradaptasi dan 2. Bantu atau dorong
mempertahankan perawatan diri atau
mobilitas kebersihan diri
fungsionalnya (mandi,mencukur)
Kriteria hasil : 3. Awasi tekanan darah
klien dengan melakukan
1. Meningkatkan atau aktivitas fisik, perhatikan
mempertahankan keluhan pusing
mobilitas, 4. Tempatkan dalam posisi
mempertahankan terlentang atau posisi
posisi fungsional nyaman dan ubah posisi
2. Meningkatkan secara periodic
kekuatan atau fungsi 5. Awasi kebiasaan
yang sakit dan eliminasi dan berikan
mengkompensasikan ketentuan defekasi rutin
bagian tubuh 6. Berikan atau bantu
mobilisasi dengan kursi
roda, kruk, tongkat
sesegera mungkin
7. Konsul dengan ahli terapi
fisik atau rehabilitasi
spesialis
8. Rujuk ke perawat spesialis
psikiatrik klinik atau ahli
terapi sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda


Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 2.2015

Lokarjana, Lukmana. Gambaran Pasien Osteomyelitis Kronis Di Bagian Bedah


Ortopedi RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung. 2016. Fakultas Kedokteran
Unjani Cimahi. KTI

Anda mungkin juga menyukai