Disusun oleh:
Hertin Dika Puspitasari
(1910206008)
A. Latar Belakang
Rematik adalah orang yang menderita arthritis atau di sebut juga radang
sendi. Tiga jenis artritis yang paling sering diderita adalah osteoarthritis,
arthritis gout, dan rheumatoid arthritis yang menyebabkan berbenjol pada sendi
atau radang pada sendi secara serentak (Utomo, 2015). Di Indonesia penyakit
suatu jaringan keras bersifat licin yang melingkupi sekitar bagian akhir tulang
antar tulang dan sebagai peredam (shock absorber) pada saat persendian
penurunan kekuatan otot, adanya nyeri yang mengakibatkan lingkup gerak sendi
terbatas, terjadi spasme pada otot, dan 2 disability yaitu terjadi ketidak
bangkit dari duduk, dan jongkok. Akibat dari menurunnya kemampuan gerak.
cukup tinggi yaitu pada laki-laki 15,5% dan pada perempuan 12,7% dari seluruh
5% sedangkan pada usia 40-60 tahun mencapai 30% dan pada usia > 60 tahun
atas 50 tahun.
pada usia lanjut. Sendi yang sering dikenai osteoarthritis adalah sendi lutut,
panggul dan beberapa sendi kecil di tangan dan kaki (Yatim, 2016). Nyeri lutut
merupakan salah satu keluhan yang sering timbul dan sering dijumpai pada
dijumpai pada pasien osteoarthritis lutut terutama saat melakukan aktifitas atau
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah pada laporan
kasus ini adalah bagaimana memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif terhadap klien dengan rematik di Wisma C BPSTW Unit Budi
Luhur Kasongan Bantul.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Didapatkannya pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
secara komprehensif pada klien dengan rematik di Wisma C BPSTW Unit
Budi Luhur Kasongan Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Profesi Ners
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian, merumuskan masalah,
mendiagnosa, merencanakan, implementasi dan mengevaluasi tindakan
asuhan keperawatan pada klien dengan rematik di Wisma Cempaka
BPSTW Unit Budi Luhur Kasongan Bantul.
b. Pasien
Mampu meningkatkan status kesehatan klien baik secara biologi,
psikologi, sosial, dan spiritual.
D. Manfaat
1. Ilmu Pengetahuan
Hasil laporan ini diharapkan mampu memberikan informasi dan menambah
pengetahuan di bidang kesehatan terutama ilmu keperawatan gerontik terkait
pemberian asuhan keperawatan pada klien lansia dengan rematik .
2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Pasien
Diharapkan dapat menjadi media informasi untuk menambah
pengetahuan dan memotivasi klien dalam melakukan tindakan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif terkait dengan kasus rematik pada
lansia.
b. Bagi Profesi Ners
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dalam meningkatkan
perkembangan dan kualitas kesehatan klien serta sebagai bahan masukan
terkait kasus rematik pada lansia .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manifestasi Klinis
Definisi 1. Pembengkakan / radang
Etiologi
2. Kekakuan pagi yang berlangsung selama lebih dari
Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit inflamasi satu jam
1. Faktor Genetik
sistemik kronik yang walaupun manifestasi utamanya 3. Kekakuan setelah lama tidak ada gerakan
2. Hormon Sex
adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini 4. Kelelahan
3. Faktor Infeksi
juga melibatkan seluruh organ tubuh. Pada umumnya 5. Daerah yang terasa hangat saat disentuh
4. Faktor Lingkungan
selain gejala artikuler, AR dapat pula menunjukan gejala 6. Sensitif terhadap rasa nyeri
5. Jenis Kelamin
konstitusional berupa kelemahan umum, cepat lelah, atau 7. Benjolan atau nodul di bawah kulit
6. Usia
gangguan organ nonartikuler lannya (Sjaifoellah, 2004). 8. Kelemahan
9. Demam ringan
REMATIK
Nyeri Kronis
Erosi Kartilago
melemah
Adhesi pada permukaan
sendi
Hilangnya kekuatan otot
Alkilosis Fibrosa
Resiko Cidera
Kekakuan Sendi
Nyeri Kronis
Kontrol Nyeri (1605) : Manajemen Nyeri (1400) :
1. Mengenali kapan nyeri terjadi 2-4 1. Melakukan pengkajian nyeri ( meliputi
2. Mengambarkan faktr penyebab 3- lokasi, durasi, frekuensi, intensitas dan
4 faktor pencetus
3. Menggunakan tindakan 2. Berikan informasi tentang penyebab
pengurangan nyeri tanpa analgesik nyeri, antisipasi dan ketidaknyamanan
2-4 akibat nyeri
4. Menggunakan analgesik yang 3. Pilih tindakan non farmakologi untuk
direkomendasikan 3-5 meredakan rasa nyeri ( tarik nafas
dalam)
4. Dorong pasien untuk menggunakan
obat-obat penurun rasa sakit yang
adekuat
5. Dukung istirahat atau tidur untuk
menurunkan rasa nyeri
Resiko Jatuh
Kejadian Jatuh (1912) Manajemen Lingkungan: Keselamatan
a. Klien tidak jatuh saat berdiri maupun (6486)
berjalan a. Identifikasi kebutuhan keamanan klien
b. Klien tidak jatuh saat ke kamar mandi berdasarkan fungsi fisik dan kognitif
serta riwayat perilaku di masa alalu
Perilaku Pencegahan Jatuh (1909) b. Identifikasi hal-hal yang
a. Klien meminta bantuan jika membahayakan di lingkungan
membutuhkan c. Modifikasi lingkungan untuk
b. Klien menggunakan pegangan tangan meminimalkan bahaya dan resiko
jika diperlukan d. Gunakan peralatan perlindungan
c. Klien mendapat pencahayaan yang (missal pegangan pada sisi, kunci pintu,
memadai pagar, dll)
d. Menyesuaikan ketinggian toilet sesuai e. Siapkan nomer telepon emergensi
yang diperlukan untuk klien (missal polisi, dinas
kesehatan, dll)
Pencegahan Jatuh (6490)
a. Identifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi resiko jatuh
b. Identifikasi karakteristik lingkungan
yang mungkin meningkatkan potensi
jatuh (misal lantai licin)
c. Ajarkan klien bagaimana jika jatuh
untuk meminimalkan cedera.
1. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pengok Blok M, Pakuningan, Jetis, Bantul
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Tanggal masuk : 18 Maret 2015
2. Status kesehatan saat ini
P : Low Back Pain
Q : Di tusuk tusuk
R : Di punggung
S : Ny. S mengatakan rasa sakit yang dialaminya menunjukan pada skala 7
T : Rasa sakit yang dirasakan Ny. S pada malam hari dan bagun tidur dipagi hari dan kadang terasa hilang dan timbul.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a. Penyakit :
Ny. S memiliki penyakit nyeri punggung dan perut terasa kram-kram sejak beberapa bulan yang lalu.
b. Alergi
Ny. S mengatakan tidak memiliki alergi makanan dan obat.
c. Kebiasaan
1. Ny. S tidak minum kopi
2. Ny. S sering bersih-bersih di sekitar area wisma.
3. Ny. S tidak merokok
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ny. S mengatakan keluarganya tidak ada keluarga yang mengalami Rematik.
5. Tinjauan sistem
Keadaan Umum Composmetis
Integumen Kulit terlihat agak keriput, warna sawo
matang
Sistem hemopietik Tidak ada tanda-tanda memar dan wajah
tidak tampak pucat
Kepala Rambut hitam putih, kulit kepala dan area
wajah terdapat bekas luka gatal.
Mata Ny. S tidak dapat melihat jelas apabila
jaraknya jauh , mata bersih.
Telinga Pendengaran tidak terganggu.
Mulut dan Teng-gorokan Memiliki gigi tetapi terdapat karies gigi,
tidak ada bau mulut
Leher dan bagian payudara Tidak terdapat benjolan.
Sistem pernafasan Pernafasan dada normal, tidak ada suara
tambahan
Sistem kardiovaskuler Tidak ada edema
Sistem gastrointestinal Pola makan 3 kali sehari dengan lauk dan
sayuran yang telah disediakan, frekuensi
BAB lancar. Setiap pagi bangun tidur
Sistem perkemihan BAK lancar minimal 3-4 kali sehari dan
tidak ada keluhan nyeri saat BAK.
- Pengkajian inkotinensia Ny. S mengatakan bahwa ia buang air
urine akut : kecil sekitar 3-5 jam
Ny. S mengatakan pada malam hari
biasanya ia bisa buang air kecil 1- 2
kali.
Ny. S mengatakan bila merasa ingin
kencing ia bisa menahannya sampai
kamar mandi dan mengeluarkannya di
kamar mandi.
Ny. S mengatakan Tidak ada masalah
ketika buang air kecil dan Ny. S mampu
melakukannya sendiri tanpa bantuan
orang lain
Ny. S mengatakan BAB setiap pagi
2. Kamis, 06 Risiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan Menejemen Lingkungan (6480)
Februari 2020 selama 1x7 jam diharapkan risiko jatuh pasien Pencegahan Jatuh (6490)
dapat diminimalsir dengan kriteria hasil: Ciptakan lingkungan yang aman untuk
Kontrol Risiko (1925) pasien
Pasien mengetahui faktor yang Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,
menyebabkan risiko jatuh (skala 2 ke 4) Jauhkan objek berbahaya dari lingkunga
Pasien mengetahui strategi untuk Manipulasi pencahayaan untuk keuntungan
mengatasi risiko cidera (skala 2 ke 4) terapeutik
Pasien mengetahui dan dapat Monitor/awasi Ny. S selama shift secara
menggunakan pengaman sesuai prosedur periodic
(skala 2 ke 4) Beri penjelasan tentang pencegahan jatuh
Pasien dapat menunjukan sikap kepada pasien dan keluarga
melindungi diri sendiri dari risiko jatuh Libatkan penghuni wisma lainnya untuk
(skala 2 ke 4) mengawasi pasien
P:
o Monitor keadaan Ny. S
o Pantau kondisi lingkungan.
P:
Klien
Melakukan relaksasi otot progresif ketika nyeri muncul
Perawat
Monitor keadaan Ny. S
P:
o Monitor keadaan Ny. S
o Pantau kondisi lingkungan.
P:
Klien
Melakukan relaksasi otot progresif ketika nyeri muncul
Perawat
Monitor keadaan Ny. S
P:
o Monitor keadaan Ny. S
o Pantau kondisi lingkungan.
Lansia yang menderita arthiritis selain pola makan yang sangat diperhatikan
dan pola istirahat maka perlu juga dilakukan tindakan nonfarmakologis yaitu terapi
massage punggung. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan klien (Ny. S) setelah
diberikan terapi relaksasi progresif, klien mengatakan badannya lebih rileks ditandai
dengan adanya penuruhan tekanan darah. Hal ini diperkuat dengan hasil evidence
based yang menerangkan tetang terapi relaksasi progresif yang secara signifikan
berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah pada lansia. Oleh karena itu, terapi
relaksasi progresif perlu dilakukan untuk mengurangi tekanan
DAFTAR PUSTAKA
Di susun oleh :
Hertin Dika P 1910206008
A. Identifikasi Masalah
Lanjut usia (lansia) merupakan periode akhir dalam kehidupan manusia
dimana seseorang mulai mengalami perubahan dalam hidupnya yang ditandai
adanya perubahan fisik, psikologis dan sosial. Sehingga terjadi penurunan,
kelemahan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit, perubahan lingkungan,
serta perubahan fisiologi yang terjadi (Maheshwari, 2016). Salah satu akibat yang
mengganggu lanjut usia karena adanya perubahan fisiologis yaitu adanya
gangguan terhadap kualitas tidur lanju tusia.
Prevalensi gangguan tidur pada lanjut usia cukup tinggi, berdasarkan data
dari National Sleep Foundation tahun 2010 menemukan bahwa orang yang lebih
tua sekitar 65 tahun ke atas dilaporkan 67 % dari 1.508 lanjut usia di Amerika
mengalami gangguan tidur dan sebanyak 7,3 % lanjut usia mengeluhkan
gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Sementara itu di Indonesia pada
usia 65 tahun terdapat sekitar 50 % mengalami gangguan tidur (Puspitosari,
2011) dalam (Sumitra, 2014).
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
gangguan tidur tanpa menggunakan obat adalah dengan teknik relaksasi otot
progresif (Saeedi, 2012). Relaksasi pertama kali diperkenalkan oleh Edmund
Jacobson sebagai teknik terapi yang dapat membantu mengurangi kecemasan
serta stres. MenurutPranata (2013) relaksasi otot progresif merupakan teknik
yang memfokuskan relaksasi dan peregangan pada sekelompok otot dalam suatu
keadaan rileks. Teknik yang digunakan berdasarkan suatu rangsangan pemikiran
untuk mengurangi kecemasan dengan menegangkan sekelompok otot dan
kemudian rileks.
B. Pengantar
Bidang studi : Keperawatan Gerontik
Topik : Terapi Relaksasi Progesif
Sub topik : Terapi Relaksasi Progesif
Sasaran : Lansia di BPSTW
Hari/tanggal : Kamis, 13 Februari 2020
Jam : 08.00- 08.30 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Wisma D BPSTW
C. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama 1 x 25 menit pada lansia di Wisma D
diharapkan Lansia mampu memahami dan melakukan Terapi Relaksasi Progesif
D. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan ini selama 1 x 10 menit, Lansia diharapkan:
a. Mampu memahami pengertian Terapi Relaksasi Progesif
b. Mampu memahami manfaat Terapi Relaksasi Progesif
c. Mampu memahami teknik Terapi Relaksasi Progesif
E. Materi
Terlampir
F. Metode
a. ceramah
b. Tanya jawab dan diskusi
G. Media
c. PPT
H. Kegiatan Pembelajaran
I. EVALUASI
1. Evaluasi Persiapan
a. Menyiapkan materi tentang Terapi Relaksasi Progesif
b. Pengaturan tempat dan waktu baik dan tepat
c. Melakukan kontrak waktu dengan peserta untuk dilakukan pendidikan
kesehatan tentang Terapi Relaksasi Progesif
d. Menyiapkan Flipchart dan leaflet tentang Terapi Relaksasi Progesif yang
digunakan sebagai media SAP
2. Evaluasi proses
a. Peserta bersikap kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan oleh
penyaji/ perawat
b. Peserta terlibat secara aktif dalam proses penyuluhan
3. Evaluasi Hasil: tes lisan pada akhir kegiatan Lansia :
a. 80 % Mampu menyebutkan pengertian Terapi Relaksasi Progesif
b. 80 % Mampu menyebutkan manfaat Terapi Relaksasi Progesif
c. 80 % Mampu menyebutkan teknik Terapi Relaksasi Progesif
J. Lembar Pengesahan
Mengetahui, Pembimbing
Praktik Lapangan
Keperawatan Komunitas