1
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 30
5.2 Saran.................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
2
Penyakit ini timbul akibat dari banyak faktor mulai dari genetik
(keturunan) sampai pada gaya hidup kita (merokok). Salah satu teori nya adalah
akibat dari sel darah putih yang berpindah dari aliran darah ke membran yang
berada disekitar sendi.
Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang
timbul, yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan
persendian dan deformitas sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas
bahkan kematian dini. Walaupun faktor genetik, hormon sex, infeksi dan umur
telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas penyakit
ini.hingga etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan pasti.
Oleh karena itu, perawat perlu memberikan asuhan keperawatan pada
lansia dengan baik sesuai konsep asuhan keperawatan gerontik.
1.2. Tujuan
3
1.4. Tempat Pelaksanaan
Asuhan keperawatan dilakukan Panti Tresna Werdah Teratai KM 6
Palembang
1.5. Manfaat
1.5.1 Untuk Mahasiswa
Untuk memenuhi persyaratan materi konsep keperawatan Gerontik, selain
itu untuk melaksanakan teori yang didapat selama mengikuti pendidikan
keperawatan dan mengaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan
pada lansia dengan Atritis Reumatoid
1.5.2 Untuk Panti Tresna Werdah Teratai Palembang
Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada anak dengan Atritis Reumatoid
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif
Mansjour. 2005)
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011).
6
kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi
kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago.
4. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana
merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.
5. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang
membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan
penyambung yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada
pergelangan tangan dan tumit.Pembungkus ini dibatasi oleh membrane
synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan
tendon.
6. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang
didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai
pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang
membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui
sebagai fasia dalam.
7. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu
tempat, dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi
pada kulit dan tulang, antara tendon dan tulang antara otot.Bursae
bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak sepaerti pada
olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit.
8. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka
tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu
letah dimana tulang berada bersama-sama. Bentuk dari persendian akan
ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakan yang memungkinkan
dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan.
7
C. Klasifikasi Artritis Reumatoid
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Reumatoid arthritis klasik
pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Reumatoid arthritis deficit
pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
8
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya
adalah 2-3:1.
2. Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun.
Namun penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak
(artritis reumatoid juvenil)
3. Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis
Reumatoid maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
4. Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis reumatoid.
9
4. Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
5. Terjadi splenomegali.
6. Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar
kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih
dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan menyimpan sel-sel darah
akan meningkat.
10
Patoflow
Reaksi faktor rheumatoid dengan anti
bodi, faktor mrtabolic, infeksi dengan
kecenderungan virus
Reaksi peradangan
Atritis reumatoid
Medulla spinalis
Hambatan nutrisi
pada kartilago
artikularis Thalamus
s. eferent
Ankilosis fibrosa
11
H. Pemeriksaan Penunjang Artritis Reumatoid
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia
dan leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (
perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil
jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar
dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon
inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration)
atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak
leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
12
yang konsisten dalam darah bisa dipertahankan sehingga keefektifan obat anti-
inflamasi tersebut dapat mencapai tingkat yang optimal (Smeltzer & Bare, 2002).
Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari,
sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari.Dengan air hangat
pergerakan sendi menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa
mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga secara
berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga asupan makanan selalu
seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan laut.
Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung
Omega 3.Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara
persendian agar tetap lentur.
13
2.2 Asuhan Keperawatan Artritis Reumatoid
14
- Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun
- Riwayat infeksi virus, bakteri, parasit dll
b. Pola Nutrisi Metabolik
- Jenis, frekuensi, jumlah makanan yang dikonsumsi (makanan yang
banyak mengandung pospor(zat kapur), vitamin dan protein)
- Riwayat gangguan metabolic
c. Pola Eliminasi
- Adakah gangguan pada saat BAB dan BAK?
d. Pola Aktivitas dan Latihan
- Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
- Jenis aktivitas yang dilakukan
- Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
- Tidak mampu melakukan aktifitas berat
e. Pola Istirahat dan Tidur
- Apakah ada gangguan tidur?
- Kebiasaan tidur sehari
- Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
- Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
f. Pola Persepsi Kognitif
- Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
- Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
- Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?
h. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
- Bagaimana hubungan dengan keluarga?
- Apakah ada perubahan peran pada klien?
i. Pola Reproduksi Seksualitas
- Adakah gangguan seksualitas?
j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
- Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
k. Pola Sistem Kepercayaan
15
- Agama yang dianut?
- Adakah gangguan beribadah?
- Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan
16
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan Setelah dilakukan Kaji keluhan nyeri, catat lokasi Membantu dalam menentukan
dengan agen tindakan keperawatan dan intensitas (skala 0-10). Catat kebutuhan manajemen nyeri dan
pencedera, distensi selama 3x24 jam faktor-faktor yang mempercepat keefektifan program
jaringan oleh diharapkan tidak ada dan tanda-tanda rasa sakit non Matras yang lembut/ empuk, bantal
akumulasi cairan/ Keluhan nyeri, dengan verbal yang besar akan mencegah
proses inflamasi, kriteria : Berikan matras/ kasur keras, pemeliharaan kesejajaran tubuh yang
destruksi sendi. Menunjukkan nyeri bantal kecil,. Tinggikan linen tepat, menempatkan stress pada sendi
hilang/ terkontrol tempat tidur sesuai kebutuhan yang sakit. Peninggian linen tempat
Terlihat rileks, dapat Tempatkan/ pantau penggunaan tidur menurunkan tekanan pada sendi
tidur/beristirahat dan bantl, karung pasir, gulungan yang terinflamasi/nyeri
berpartisipasi dalam trokhanter, bebat, brace. Mengistirahatkan sendi-sendi yang
aktivitas sesuai Dorong untuk sering mengubah sakit dan mempertahankan posisi
kemampuan. posisi,. Bantu untuk bergerak di netral. Penggunaan brace dapat
Mengikuti program tempat tidur, sokong sendi yang menurunkan nyeri dan dapat
farmakologis yang sakit di atas dan bawah, hindari mengurangi kerusakan pada sendi
diresepkan gerakan yang menyentak. Mencegah terjadinya kelelahan
Menggabungkan Anjurkan pasien untuk mandi air umum dan kekakuan sendi.
keterampilan hangat atau mandi pancuran pada Menstabilkan sendi, mengurangi
relaksasi dan waktu bangun dan/atau pada waktu gerakan/ rasa sakit pada sendi
aktivitas hiburan ke tidur. Sediakan waslap hangat Panas meningkatkan relaksasi otot,
dalam program untuk mengompres sendi-sendi dan mobilitas, menurunkan rasa sakit
kontrol nyeri. yang sakit beberapa kali sehari. dan melepaskan kekakuan di pagi hari.
Pantau suhu air kompres, air mandi, Sensitivitas pada panas dapat
dan sebagainya. dihilangkan dan luka dermal dapat
Berikan masase yang lembut disembuhkan
Ajarkan teknik non farmakologi Meningkatkan relaksasi/ mengurangi
17
(relaksasi, distraksi, relaksasi nyeri
progresif) Meningkatkan realaksasi,
Beri obat sebelum aktivitas/ mengurangi tegangan otot/ spasme,
latihan yang direncanakan sesuai memudahkan untuk ikut serta dalam
petunjuk. terapi
Kolaborasi: Berikan obat-obatan Sebagai anti inflamasi dan efek
sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) analgesik ringan dalam mengurangi
Berikan kompres dingin jika kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
dibutuhkan Rasa dingin dapat menghilangkan
nyeri dan bengkak selama periode akut
C. Intervensi/Perencaaan Artritis Reumatoid
Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Evaluasi/ lanjutkan pemantauan Tingkat aktivitas/ latihan tergantung
fisik berhubungan tindakan keperawatan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada dari perkembangan/ resolusi dari
dengan deformitas selama 3x24 jam sendi peoses inflamasi
skeletal, nyeri, diharapkan mobilitas Pertahankan istirahat tirah Istirahat sistemik dianjurkan selama
penurunan, kekuatan fisik baik dengan kriteria baring/ duduk jika diperlukan eksaserbasi akut dan seluruh fase
otot. : jadwal aktivitas untuk memberikan penyakit yang penting untuk mencegah
Mempertahankan periode istirahat yang terus kelelahan mempertahankan kekuatan
fungsi posisi dengan menerus dan tidur malam hari yang Mempertahankan/ meningkatkan
tidak hadirnya/ tidak terganmggu. fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina
pembatasan Bantu dengan rentang gerak umum. Catatan : latihan tidak adekuat
kontraktur. aktif/pasif, demikiqan juga latihan menimbulkan kekakuan sendi,
Mempertahankan resistif dan isometris jika karenanya aktivitas yang berlebihan
ataupun memungkinkan dapat merusak sendi
meningkatkan Ubah posisi dengan sering Menghilangkan tekanan pada
18
kekuatan dan fungsi dengan jumlah personel cukup. jaringan dan meningkatkan sirkulasi.
dari dan/ atau Demonstrasikan/ bantu tehnik Mempermudah perawatan diri dan
kompensasi bagian pemindahan dan penggunaan kemandirian pasien. Tehnik
tubuh bantuan mobilitas, mis, trapeze pemindahan yang tepat dapat
Mendemonstrasikan Posisikan dengan bantal, kantung mencegah robekan abrasi kulit
tehnik/ perilaku yang pasir, gulungan trokanter, bebat, Meningkatkan stabilitas (
memungkinkan brace mengurangi resiko cidera ) dan
melakukan aktivitas Gunakan bantal kecil/tipis di memerptahankan posisi sendi yang
bawah leher. diperlukan dan kesejajaran tubuh,
Dorong pasien mempertahankan mengurangi kontraktor
postur tegak dan duduk tinggi, Mencegah fleksi leher
berdiri, dan berjalan Memaksimalkan fungsi sendi dan
Berikan lingkungan yang aman, mempertahankan mobilitas
misalnya menaikkan kursi, Menghindari cidera akibat
menggunakan pegangan tangga kecelakaan/ jatuh
pada toilet, penggunaan kursi roda. Berguna dalam memformulasikan
Kolaborasi: konsul dengan program latihan/ aktivitas yang
fisoterapi. berdasarkan pada kebutuhan individual
Kolaborasi: Berikan matras busa/ dan dalam mengidentifikasikan alat
pengubah tekanan. Menurunkan tekanan pada jaringan
Kolaborasi: berikan obat-obatan yang mudah pecah untuk mengurangi
sesuai indikasi (steroid). risiko imobilitas
Mungkin dibutuhkan untuk menekan
sistem inflamasi akut
Gangguan Citra Setelah dilakukan Dorong pengungkapan mengenai Berikan kesempatan untuk
Tubuh / Perubahan tindakan keperawatan masalah tentang proses penyakit, mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan
19
Penampilan Peran selama 3x24 jam harapan masa depan. konsep dan menghadapinya secara
berhubungan dengan diharapkan gangguan Diskusikan arti dari kehilangan/ langsung
perubahan citra tubuh berkurang perubahan pada pasien/orang Mengidentifikasi bagaimana
kemampuan untuk dengan criteria: terdekat. Memastikan bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri
melaksanakan tugas- Mengungkapkan pandangaqn pribadi pasien dalam dan interaksi dengan orang lain akan
tugas umum, peningkatan rasa memfungsikan gaya hidup sehari- menentukan kebutuhan terhadap
peningkatan percaya diri dalam hari, termasuk aspek-aspek seksual. intervensi/ konseling lebih lanjut
penggunaan energi, kemampuan untuk Diskusikan persepsi Isyarat verbal/non verbal orang
ketidakseimbangan menghadapi pasienmengenai bagaimana orang terdekat dapat mempunyai pengaruh
mobilitas. penyakit, perubahan terdekat menerima keterbatasan. mayor pada bagaimana pasien
pada gaya hidup, dan Akui dan terima perasaan memandang dirinya sendiri
kemungkinan berduka, bermusuhan, Nyeri konstan akan melelahkan, dan
keterbatasan ketergantungan. perasaan marah dan bermusuhan umum
Menyusun rencana Perhatikan perilaku menarik diri, terjadi
realistis untuk masa penggunaan menyangkal atau Dapat menunjukkan emosional
depan. terlalu memperhatikan perubahan ataupun metode koping maladaptive,
Susun batasan pada perilaku mal membutuhkan intervensi lebih lanjut
adaptif. Bantu pasien untuk Membantu pasien untuk
mengidentifikasi perilaku positif mempertahankan kontrol diri, yang
yang dapat membantu koping dapat meningkatkan perasaan harga
Ikut sertakan pasien dalam diri
merencanakan perawatan dan Meningkatkan perasaan harga diri,
membuat jadwal aktivitas mendorong kemandirian, dan
Bantu dalam kebutuhan mendorong berpartisipasi dalam terapi
perawatan yang diperlukan Mempertahankan penampilan yang
Berikan bantuan positif bila dapat meningkatkan citra diri
perlu. Memungkinkan pasien untuk merasa
Kolaborasi: Rujuk pada senang terhadap dirinya sendiri.
20
konseling psikiatri, mis: perawat Menguatkan perilaku positif.
spesialis psikiatri, psikolog. Meningkatkan rasa percaya diri
Kolaborasi: Berikan obat-obatan Pasien/orang terdekat mungkin
sesuai petunjuk, mis; anti ansietas membutuhkan dukungan selama
dan obat-obatan peningkat alam berhadapan dengan proses jangka
perasaan. panjang/ ketidakmampuan
Mungkin dibutuhkan pada sat
munculnya depresi hebat sampai pasien
mengembangkan kemapuan koping
yang lebih efektif
Defisit perawatan Setelah dilakukan Diskusikan tingkat fungsi umum Mungkin dapat melanjutkan aktivitas
diri berhubungan tindakan keperawatan (0-4) sebelum timbul awitan/ umum dengan melakukan adaptasi
dengan kerusakan selama 3x24 jam eksaserbasi penyakit dan potensial yang diperlukan pada keterbatasan saat
musculoskeletal, diharapkan klien dapat perubahan yang sekarang ini
penurunan kekuatan, mengatur kegiatan diantisipasi. Mendukung kemandirian
daya tahan, nyeri sehari-hari, dengan Pertahankan mobilitas, kontrol fisik/emosional
pada waktu bergerak, criteria hasil: terhadap nyeri dan program latihan. Menyiapkan untuk meningkatkan
depresi. Melaksanakan Kaji hambatan terhadap kemandirian, yang akan meningkatkan
aktivitas perawatan partisipasi dalam perawatan diri. harga diri
diri pada tingkat Identifikasi /rencana untuk Berguna untuk menentukan alat
yang konsisten modifikasi lingkungan bantu untuk memenuhi kebutuhan
dengan kemampuan Kolaborasi: Konsul dengan ahli individual. Mis; memasang kancing,
individual terapi okupasi. menggunakan alat bantu memakai
Mendemonstrasikan Kolaborasi: Atur evaluasi sepatu, menggantungkan pegangan
perubahan teknik/ kesehatan di rumah sebelum untuk mandi pancuran
gaya hidup untuk pemulangan dengan evaluasi Mengidentifikasi masalah-masalah
memenuhi kebutuhan setelahnya. yang mungkin dihadapi karena tingkat
perawatan diri. Kolaborasi : atur konsul dengan kemampuan actual
21
Mengidentifikasi lembaga lainnya, mis: pelayanan Mungkin membutuhkan berbagai
sumber-sumber perawatan rumah, ahli nutrisi. bantuan tambahan untuk persiapan
pribadi/ komunitas situasi di rumah
yang dapat
memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
22
BAB II]I
LAPORAN KASUS
2. RIWAYAT KESEHATAN
Dikirim dari : Keluarga / Keponakan.
Alasan dating kepanti werdha : karena tidak ada yang mengurus di rumah
Riwayat medik : pasien mengatakan tidak ada keluhan sakit sebelumnya, pasien
hanya menggunakan minyak kayu putih jika merasa nyeri
didaerah pinggang.
21
4. POLA AKTIVITAS / LATIHAN.
AKTIVITAS KEMPUAN MELAKUKAN AKTIVITAS
Mandiri Bantuan Bantuan keterangan
minimal total
Makan √
minum
Mandi √
Berpakaian √
Ke wc √
Pindah √
tempat
Ambulasi
5. POLA NUTRISI
Diet : klien makan 3x1 sehari, tidak ada perubahan pada nafsu makan klien,
selama hidup di panti klien mengatakan tidak penurunan berat badan.
Gigi :gigi klien tidak utuh dikarnakan faktor usia.
6. POLA ELIMINASI :
- klien mengtakan kebiasaan BAB 1x1 sehari, sedangkan kebiasaan BAK klien
3 X 1 sehari.
22
8. PENGKAJIAN FISIK.
- Data klinik :
Umur : 83 Tahun
Suhu : 36,5 oc
Nadi : 80 x/menit (teratur)
Tekanan darah : 130/80 mmHg
RR : 20 x/m
Batuk : klien mengtakan tidak ada batuk.
- Metabolok/integument
Kulit :
Warna : Normal
Temperature : normal
Turgor : mengalami penurunan
Mulut :
gusi : normal
gigi : tidak utuh lagi
Neurosensory
Status mental : klien tampak sadar, tetapi pada saat ditanya sering lambat
mejawab pertanyaan.
Mata : normal
Muskulosketal
ROM : klien tidak dapat melakukan ROM dengan penuh, hanya bisa
dilakukan sebagian oleh klien, seperti mengangkat tangan,
menggerakan kepala, dan memutar pergelangan tangan.
Kesimbangan jalan : klien berjalan membungkukan badan karena faktor
umur, klien masih tampak kuat menggenggam, dan
kekuatan otot sudah lemah.
23
9. POLA PERSEPSI
Pendenganaran : pendengaran klien masih normal, penglihatan klien masih
tampak jelas.
24
1. Analisa Data
No Data Diagnosa
25
2. Intervensi keperawatan
26
3. Implementasi Keperawatan
27
4. Evaluasi Keperawatan
28
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Pengkajian
Pada Tn “W” didapatkan pemeriksaan umum: kesadaran
komposmetis, pasien mengatakan nyeri daerah pinggul jika ingin
duduk dan berdiridan terlihat meringis pada saat ingin berdiri. Pasien
juga mengatakan susah untuk bangun dari tempat duduk dan mudah
merasa lemah serta tampak nenek tidak kuat untuk berdiri terlalu lama
3. Diagnosa
Secara konsep terdapat 2 diagnosa yang timbul pada Tn ”W”
- Nyeri berhubunghan dengan proses inflamasi.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.
4. Implementasi keperawatan
Pada saat perencanaan dan tindakan keperawatan menurut diagnosa
keperawatan yang muncul pada Tn “W” disesuaikan dengan kondisi,
situasi, dan kemampuan pasien serta disesuaikan dengan sarana dan
prasarana yang tersedia di ruangan.
- Nyeri berhubunghan dengan proses inflamasi, Implementasi: pada
implementasinya semua intervensi dapat dilaksanankan dengan
baik sesuai dengan sarana, prasarana kebutuhan pasien.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
Implementasi: pada implementasinya semua intervensi dapat
dilaksanankan dengan baik sesuai dengan sarana, prasarana
kebutuhan pasien.
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn “W” di Panti Tresna
Werdah Teratai KM 5 Palembang. Dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, maka diambil kesimpulan dari tiap proses keperawatan yaitu:
30
5. Tahap evaluasi keperawatan berdasarkan diagnosa dari 2 diagnosa yang
yang dilakukan asuhan keperawatan semua dapat teratasi.
5.2 Saran
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan, maka penyusun
memberikan saran atau menanggapi kesimpulan diatas, dimana masih ada
yang memerlukan perhatian dan penanganan untuk tercapai keadaan dan
kondisi yang memadai, maka kelompok mencoba mengungkapkan sarana
yang sekiranya dapat bermanfaat demi tercapai asuhan keperawatan
diantaranya:
31
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI
KEDOKTERAN Edisi 11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007.BUKU AJAR PATOLOGI Edisi
7.Jakarta : EGC
Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit bag 2. Jakarta: EGC
32