Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Kelas 2A
Dosen Pembimbing :
Ns. Lenni Sastra, S.Kep.,MS
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya dan semoga sholawat beserta salam yang
senantiasa tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Dengan begitu penulis dapat menyusun laporan asuhan keperawatan yang berjudul
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Sistem
kendala dan hambatan yang penulis hadapi, namun penulis menyadari kelancaran
dalam penyusunan laporan asuhan keperawatan ini tidak lain berkat dorongan,
bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala dan hambatan yang penulis
hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ns. Lenni Sastra, S.Kep., MS selaku dosen mata kuliah Keperawatan
keperawatan ini
keperawatan ini
i
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu
kritik dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.
Harapan dan tujuan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat bermanfaat untuk semua pihak termasuk penulis, dan semoga apa yang
telah penulis pelajari diberkahi oleh Allah SWT, Aamiin allahhuma aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………...iv
DAFTAR DIAGRAM……………………………………………………………….v
BAB I PENDAHULUAN..………………………………………………………......1
B. Tujuan Penulisan....………………………………………………...................4
1. Tujuan Umum………………………………………………………...4
1. Defenisi ………………………………………………………............6
2. Klasifikasi ……………………………………………......................14
3. Etiologi ……………………………………………………………...20
5. Patofisiologi ………………………………………………………...23
6. WOC………………………………………………………………...27
7. Penatalaksanaan…………………….………………………….........27
9. Komplikasi ………………………………………………….............34
iii
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS………………………………37
A. Kesimpulan………………………………………………………………..54
B. Saran……………………………………………………………………....55
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..…………..57
iv
DAFTAR TABEL
47
v
DAFTAR DIAGRAM
27
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga orang dengan jenis penyakit ini akan mengalami nyeri sendi dan
sendi dan nyeri. Nyeri dapat muncul apabila adanya suatu rangsangan yang
belum diketahui secara pasti, tetapi biasanya hanya kombinasi dari genetik,
(Nugraha, 2017).
arthritis reumatoid diseluruh dunia sudah mencapai angka 335 juta, dan
sesuai umur yaitu, 55-64 tahun (45% ), 65-74 tahun (51%) dan usia 75 tahun
1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
yaitu rematik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Defenisi Rematik
kondisinya juga bisa merusak berbagai macam sistem tubuh, termasuk kulit,
artritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan
yang pada akhirnya dapat menyebabkan erosi tulang dan deformitas sendi.
2. Klasifikasi
Artritis reumatoid
Artritis juvenilis
Polimiositis (dermatomiositis)
Sindrom Sjögren
3
Sindrom overlap (penyakit jaringan ikat campuran)
Ankilosing spondilitis
Sindrom Reiter
Artritis psoriatik
Primer
Sekunder
pseudogout)
Penyakit imunodefisiensi
f. Neoplasma
Primer
4
Sekunder (metastatik, multipel myeloma, leukemia
g. Kelainan neurovaskuler
Sendi charcot
spinalis)
Osteoporosis
Osteomalasia
Osteoartropati hipertrofik
i. Kelainan ekstra-artikuler
Reumatisme polindromik
Hidrartrosis intermiten
5
Sarkoidosis
3. Etiologi
imunitas yang terkait dengan IgG dari imunolglobulin dan rheumatoid faktor.
Adapun kedua bagian lain seperti faktor metabolik dan terjadinya infeksi
akibat virus. Ada beberapa faktor dalam fisik seseorang, yang meliputi usia,
a. Usia
ada sebagian kasus tertentu reumatik bisa saja terjadi pada anak muda usia 15
menyerang pada orangtua yang sudah berusia lanjut, di usia lebih dari 60
tahun.
b. Jenis Kelamin
6
Jenis kelamin menjadi faktor penentu serangan reumtik. Khusus
c. Genetik
tiga kali lebih sering daripada pada Klien yang tidak memiliki keturunan.
d. Suku
Suku menjadi faktor risiko. Tidak banyak orang tahu bahwa suku
Terkait hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup dan perbedaan frekuensi
e. Berat
Klien reumatik yang memiliki berat badan memiliki pe- luang terkena
menanggun beban.
7
4. Tanda Dan Gejala
ketidakpastian, sedikit sekali klien dengan sakit parah yang tidak berespons
bulan dan diikuti dengan gejala sistemik, seperti anoreksia, penurunan berat
badan, kelelahan, nyeri otot dan kaku. Nyeri sendi dan pembengkakan
dan sendi PIP merupakan ciri rhemautoid arthritis. Pembengkakan pada sendi
8
pelunakan ulnar stiloid. Penurunan dorsifleksi pergelangan tangan terjadi pada
mengakibatkan perubahan bentuk tangan ; deviasi ulnar sendi MCP jari dan
seluruh sistem tubuh. Tiga dari gejala ini merupakan yang paling sering
disekitar pembuluh darah kecil dapat muncul pada 50% klien rhemautoid
benjolan padat, dapat digerakan dan tidak terasa sakit, nodulus muncul pada
permukaan sendi ekstensor, seperti siku dan jari, serta pada bagian tubuh yang
15% klien. Dapat terjadi sendiri atau bersamaan dengan penyakit lain,
sekresi kelenjer saliva dan lakrimalis. Klien menderita keluhan mata kering,
9
halotipe HLA-DR4. Sindorm felty terjadi pada klien dengan rhemautoid
lainnya antara lain masalah inflamasi mata, infeksi, penyakit paru, vasculitis,
diantaranya yaitu :
berlangsung lama.
secara berangsur-angsur.
ray.
10
5. Patofisiologi
penyakit, namun bergantung pada organ yang terlibat. Lesi sendi melibatkan
antigen atau protein asing yang harus dihancurkan. Produk makrofag dan
11
pembuluh darah yang disusun oleh limfosit, makrofag, histiosit, fibroblast,
dan sel mast. Tidak diragukan lagi, bahwa elemen paling merusak pada
kista tulang, fisura dan pertumbuhan tulang taju, dan osteofit. Penelitian
Jane, 2014)
6. WOC
Diagram 2.1
Rheumautoid Arthritis
Sinovitis Tenosinovilis Kelainan pada tulang Kelainan pada jaringan Gambaran khas
ekstra-artikular nodul subcutan
Hambatan Kelenjar
Gangguan mekanis dan splenomegali
mobilitas fisik fungsional pada sendi limfe
Nyeri
12
Perubahan bentuk tubuh pada
Saraf Neuropati perifer
Gambaran khas
tulang dan sendi
nodul subkutan
Inflamasi keluar Perikarditis, miokarditis,
ekstra artikular dan radang katup jantung
Ansietas Gangguan konsep diri,
citra diri
Kegagalan fungsi jantung
Kebutuhan
informasi
Sumber:
7. Penatalaksanaan
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah tepi
9. Komplikasi
13
BAB III
sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada pada klien sangat penting
2016 ).
14
a. Data Biografi Pasien
dan lupus. Untuk pria yang mengidap asam urat juga lebih rentan
rematik biasanya terjadi di usia paruh baya, tetapi anak muda juga bisa
b. Riwayat Kesehatan
biasanya
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
mengalami
c. Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum
2. Tanda-Tanda Vital
15
Nadi :
Suhu :
RR :
a) Ruam/lesi
b) Peningkatan memar
d) Penipisan
e) Panas/hangat (kafor)
f) Fotosensitivitas
a) Alopesia/penipisan
a) Kering/kasar
c) Katarak
e) Konjungtivitis/uveitis
d. Telinga (tanyakan)
a) Tinnitus
16
a) Lesi pada pip//sublingual
c) Kering
. d) Disfagia
e) Kesulitan mengunyah
a) Nyeri pleuritik
b) Pulsus perifer
b) Mual/vomitus/meteorismus/nyeri
a) Kering/gatal-gatal
d) Higiene
e) Uretritis, disuria
f) Lesi
17
j. Neurologik (lakukan inspeksi dan tanyakan)
a) Parestesia ekstremitas
c) Sakit kepala
l. Pemeriksaan Penunjang
Nilai Laboratorium:
rate)
c) Hitung trombosit
d) Kadar salisilat
1. Aktivitas / Istirahat
18
Gejala: nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan,
keletihan.
2. Kardiovaskuler
3. Integritas ego
lain:
ketidakmampuan).
4. Makanan/cairan
19
Tanda: penurunan berat badan; kekeringan pada membran
mukosa.
5. Hygiene
6. Neurosensori
7. Nyeri/kenyamanan
8. Keamanan
9. Interaksi sosial
20
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
atau depresi.
21
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, kaku, dan
perubahan sendi.
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan peniliaan klinis untuk
Tabel 3.1
DIAGNOSIS
N KEPERAWATA
SLKI SIKI
O N
(SDKI)
1. Risiko Infeksi Setelah Manajemen imunisasi/vaksinasi
berhubungan dilakukan Observasi :
dengan leukopenia. intervensi - Identifikasi riwayat kesehatan dan
keperawatan riwayat alergi
selama 1x24 jam - Identifikasi kontraindikasi pemberian
diharapkan imunisasi(mis, reaksi anafilakssis
tingkat infeksi terhadaap vakssin sebelumnya dan
22
membaik dengan atau sakit parah dengan ataupun
kriteria hasil: tanpaa demam)
- Kebersihan - Identifikasi status imunisasi setiap
tangan kunjungan ke pelayanan kesehatan.
meningkat Teraupeutik :
- Demam - Berikan suntikan pada bayi di bagian
menurun paha anterolateral.
- Kemerahan - Dokumentasi informasi
menurun vaksinasi(mis,namaprodusen,tanggaa
- Nyeri l kadaluawarsa).
menurun - Jadwalkan imunisasi pada interval
- Periode waktu yang tepat.
menggigil Edukasi :
menurun - Jelaskan tujuan,manfaaat ,reaksi
- Kadar sel yang terjadi,jadwal,dan efek
darah putih samping.
membaik - Informasikan imunisasi yang
- Kultur darah diwajibkan pemerintah ( mis,
membaik hepatitis B,BCG,
- Kultur area difteri,tetanus,pertutuis ,H.influenza ,
luka palio,campak ,measles, rubelaa)
membaik - Informasikan imunisasi yang
melindungi terhadaap penyakit
namun saat ini tidak di wajibkan
pemerintah
(mis,influenza,pneumokokus)
- Informasikan vakssinasi untuk
kejadian khusus (mis, rabies,tetanus).
- Informasikan penundaan pemberian
imunisasi tidak berarti mengulang
23
jadwal imunisasi Kembali
- Informasikan penyediaan layanan
pecan imunisasi nasional yang
menyediakan vaksin gratis.
24
Refill Time posisi nyaman
(CPT) - Berikan diet jantung yang sesuai (mis.
membaik Batasi asupan kafein, natrium,
- Pulmonary kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
artry wedge - Gunakan stocking elastis atau
pressure pneumatic intermiten, sesuai indikasi
(PAWP) - Berikan terpai relaksasi untuk
membaik mengurangi stress, jika perlu
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen
>94%
Edukasi :
- Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
toleransi
- Anjurkan beraktifitas fisik secara
bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
- Anjurkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan
hairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
- Rujuk ke program rehabilitasi jantung
25
3. Keletihan Setelah Edukasi Aktivitas/Istirahat
berhubungan dilakukan Observasi :
dengan efek intervensi - Identifikasi kesiapan dan
samping keperawatan kemampuan menerima informasi
pengobatan, kadar selama 1x24 jam Terapeutik :
Hb rendah, nyeri, diharapkan - Sediakan materi dan media
kurang tidur, atau tingkat keletihan pengaturan aktivitas dan istirahat
penyebab lainnya. membaik dengan - Jadwalkan pemberian pendidikan
kriteria hasil : kesehatan sesuai kesepakatan
- Verbalisasi - Berikan kesempatan kepada pasien
kepulihan dan keluarga untuk bertanya
energi Edukasi :
meningkat - Jelaskan pentingnya melakukakan
- Tenaga aktivitas fisik/ olahraga secara rutin
meningkat - Anjurkan terlibat dalam aktivitas
- Kemampua kelompok, aktivitas bermain atau
n aktivitas lainnya
melakukan - Anjurkan Menyusun jadwal aktivitas
aktivitas dan istirahat
rutin - Snjurkan mengidentifikasi kebutuhan
meningkat istirahat (mis. Kelelahan, sesak nafas
- Verbilisasi saat aktivitas)
menurun - Ajarkan cara mengidentifikasi target
- Lesu dan jenis aktivitas sesuai
menurun kemampuan.
- Pola
istirahat
membaik
4. Risiko disfungsi Setelah Edukasi Seksualitas
26
seksual yang dilakukan Observasi :
berhubungan intervensi - Identifikasi kesiapan dan
dengan pengaruh keperawatan kemampuan menerima informasi
kemoterapi atau selama 1x24 jam Terapeutik :
terapi radiasi pada diharapkan - Sediakan materi dan media
organ reproduksi. fungsi seksual Pendidikan kesehatan
membaik dengan - Jadwalkan pendidikan kesehatan
kriteria hasil : sesuai kesepakatan
- Kepuasan - Berikan kesempatan untuk bertanya
hubungan - Fasilitasi kesadaran keluarga
seksual terhadap anak dan remaja serta
meningkat pengaruh media
- Verbalisasi Edukasi :
aktivitas - Jelaskan anatomi fisiologi sistem
seksual reproduksi laki-laki dan perempuan
berubah - Jelaskan perkembangan seksualitas
menurun sepanjang siklus hkeidupan
- Verbalisasi - Jelaskan perkembangan emosi masa
eksitasi anak dan remaja
seksual - Jelaskan resiko trtular penyakit
berubah menular seksual dan AIDS akibat
menurun seks bebas
- Verbalisasi - Anjurkan orang tua menjadi educator
peran seksualitas bagi anak-anak
seksual - Ajarkan keterampilan komunikasi
berubah asertif untuk menolak tekanan teman
menurun sebaya dan social dalam aktivitas
- Hasrat seksual
seksual
27
membaik
- Orientasi
seksual
membaik
mengakibatkan infeksi.
28
subjektif dan objektif untuk menilai sejauh mana tujuan yang telah
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
30
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan leukopenia.
trombositopenia sekunder.
penyebab lainnya.
reproduksi.
B. Saran
31
pembuahan hingga menjelang ajal dan meninggal yang
yang komprehensif.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
34