DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Andi tenriola, S. Kep. Ns. M. Kes
DISUSUN OLEH :
JUSRIANI (A.19.11.057)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mah Kuasa,berkat limpahan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Askep ini dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN ARTRITIS REUMATOID”
Dalam penilisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan dan
kesulitan baik dalam pembuatan asuhan keperawatan ini. Namun berkat bimbingan dan
arahan serta bantuan berbagai pihak Asuhan keperawatan ini dapat diselesaikan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dr. Muriyati, S.Kep.,M.Kes Selaku Ketua Stikes Panrita Husada Bulukumba
2. Dr. Andi tenriola, S. Kep. Ns. M. Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah
3. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan moril maupun material,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penusunan makalah ini
4. Rekan – rekan mahasiswa/i yang telah memberikan bantuan dalam rangka penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulis Asuhan keperwatan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan tenaga keperawatan
pada khususnya dalam meningkatkan perawatan pada pasien.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………......…………….
DAFTAR ISI………………………………………….....................………….………………………..
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi …….…..…………..…………………………........……………………….......
B. Etiologi ...............................................................................................................
C. Patofisiologi ........................................................................................................
E. Komplikasi ...………………………..….…...…………………...……..…..................
G. Penatalaksanaan ……..…………..……………..…………..………….......................
A.Pengkajian ……………………………………………………………………….............
B. Diagnosa ………...........……………………………………………............................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan …..............……....…....………………………………..………………….
B. Saran………………………………..........................................................................
C. DAFTAR PUSTAKA…………….......…………………………..………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Penulis dapat melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien dengan gangguan
sistem muskuloskeletal: artritis reumatoid secara langsung dan cepat.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi artritis reumatoid
2. Untuk mengetahui etiologi artritis reumatoid
3. Untuk mengetahui patofisiologi artritis reumatoid
4. Untuk mengetahui Manifestasi klinik artritis reumatoid
5. Untuk mengetahui Komplikasi artritis reumatoid
6. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan artritis reumatoid
C. Rumusan masalah
1. Bagemana definisi artritis reumatoid ?
2. Bagemana etiologi artritis reumatoid ?
3. Bagemana patofisiologi artritis reumatoid ?
4. Bagemana Manifestasi klinik artritis reumatoid ?
5. Bagemana Komplikasi artritis reumatoid ?
6. Bagemana Pemeriksaan Diagnostik ?
7. Bagemana Penatalaksanaan artritis reumatoid ?
BAB II
Konsep medis
A. Definisi
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Kapita Selekta Kedokteran,
2001 : hal 536).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.
(Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.165)
B. Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya
merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma
dan virus (Lemone & Burke, 2001).
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh
karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe
II kolagen dari tulang rawan sendi penderita. Faktor pencetus mungkin adalah suatu bakteri,
mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara antigenis.
Biasanya respon antibodi awal terhadap mikro-organisme diperantarai oleh IgG. Walaupun
respon ini berhasil mengancurkan mikro-organisme, namun individu yang mengidap AR
mulai membentuk antibodi lain biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi IgG semula.
Antibodi yang ditujukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut faktor rematoid ( FR ). FR
menetap di kapsul sendi, dan menimbulkan peradangan kronik dan destruksi jaringan. AR
diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik terhadap penyakit autoimun. Kelainan yang
dapat terjadi pada suatu artritis rheumatoid :
C. Patofisiologi
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa
atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan
ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi
dari tulang sub chondrial bisa menyebabkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis reumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi yang lain terutama yang mempunyai faktor
reumatoid (seropositif gangguan reumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
Pada Artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan sinovial. Proses
fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah
kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial, dan akhirnya membentuk
panus. Panus akan meghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya
menghilangkan permukaan sendi yang akan mengalami perubahan generative dengan
menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.
D. Manifestasi Klinis
1. Tanda dan gejala setempat
Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan
gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat
berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.
Lambat laun membengkak, panas merah, lemah.
Poli artritis simetris sendi perifer → Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut,
pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil
tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali
terkena juga.
Artritis erosif → sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik
menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran
sinar X.
Deformitas → pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi
metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih
besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi
ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan
kemampuan bergerak yang total.
Rematoid nodul → merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien
dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau
sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan
padat.
Kronik → Ciri khas rematoid artritis.
2. Tanda dan gejala sistemik
Lemah, demam, takhikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia. Bila ditinjau dari
stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat
bergerak, bengkak, dan kekakuan.
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga
pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda
dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu
bentuk jari swan-neck.
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi
diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis
fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang.
E. Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
4. Terjadi splenomegali
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Faktor rematoid: positif pada 80%-95% kasus.
2. Fiksasi lateks: positif pada 75% dari kasus-kasus khas.
3. Reaksi-reaksi aglutinasi: Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
4. LED: Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h). Mungkin kembali normal sewaktu
gejala-gejala meningkat.
5. Protein C-reaktif: Positif selama masa eksaserbasi.
6. SDP: Meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
7. JDL: Umumnya menunjukkan anemia sedang.
8. Ig (IgM dan IgG): Peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai
penyebab AR.
9. Sinar x dari sendi yang sakit: Menunjukkan pembengkakkan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal)
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
10. Scan radionuklida: Identifikasi peradangan sinovium.
11. Artroskopi langsung: Visualisasi dari area yang menunjukkan iregularitas/degenerasi
tulang pada sendi.
12. Aspirasi cairan sinovial: Mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal; buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, perdarahan,
produk-produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP dan leukosit, penurunan
viskositas dan komplemen (C3 dan C4).
13. Biopsi membran sinovial: Menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
1. Olahraga teratur dan istirahat cukup
2. Ketahui penyebab dan tanda gejala penyakit
3. Kompres panas dapat mengatasi kekakuan kompres dingin dapat membantu
meredakan nyeri
4. Pertahankan BB yang normal
5. Mengkonsumsi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang
6. Hindari makanan yang banyak mengandung purin seperti bir dan minuman
beralkohol, ikan anchovy, sarden, herring, jeroan, bayam, jamur kacan-kacangan,
kembangkol dll
7. Mengkonsumsi makanan seperti tahu untuk pengganti daging, memakan buah
berry untuk menurunkan kadar asam urat dan mengurangi inflamasi. Juga asam
lemak tertentu seperti minyak ikan salmon, minyak zaitun
8. Banyak minum air putih untuk membantu mengencerkan asam urat yang terdapat
dalam darah sehingga tidak tertimban d sendi
9. Pemberian Obat-obatan :
Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis
yang telah ditentukan.
Obat-obat untuk Reumatoid Artitis :
Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty
Inflamatory)
Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori)
Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)
Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori)
Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)
Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)
Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)
BAB III
Konsep asuhan keperawatan
FORMAT PENGKAJIAN
Nama Preceptee : JUSRIANI NIM : A.19.11.057
No. RM :-
Ruangan :-
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : - Umur :-
Telp.
2. Alasan masuk RS : klien masuk ke klien masuk ke rumah sakit dengan keluhan
nyeri pada kaki ekstremitas bawah bagian kanan yang dirasakan sejak 1 bulan.
3. Riwayat Penyakit
Quality : Tertusuk-tusuk
4. Data Medik
B. Diagnosa Medik
Saat kecil / kanak-kanak : Klien mengatakan waktu kecil perna mengalami Tipes
Simbol genogram :
identik
: Perempuan : Berpisah
: lahir mati
genogram :
59 49 48
1 45
2. Harapan klien thd keadaan peny.-nya: klien berharap dapat sembuh dari penyakitnya
3. Faktor stressor : klien Klien mengatakan cemas dan stres jika nyerinya datang
4. Konsep diri : Klien mengatakan dirinya lemah saat nyerinya datang dan tidak
dapat beraktivitas
9. Perhatian thd org lain & lawan bicara: Klien nampak sopan saat berbicara dengan
keluarga maupun lawan bicaranya
11. Bahasa yang sering digunakan : Klien mengatakan sering menggunakan bahasa
selayar dan bahasa indonesia,di sesuaikan dengan lawan bicara
13. Kegiatan keagamaan / pola ibadah : Klien mengatakan rutin menjalankan sholat lima
waktu baik saat sakit maupun tidak
3. Tidur klien tidur siang sekitar jam klien tidur siang sekitar jam
14.00-16.00 dan tidur malam 14.00-16.00 dan tidur malam
sekitarjam 21:00 wita sekitarjam 22:00 wita sampai
sampai 05:00 wita 05:00 wita
waktu tidur ± 8 jam waktu tidur ± 7 jam
Vital sign :
TD : 140/90 mmhg
N : 72 x/menit
S : 36, 5 º C
P : 20 x/menit
2. Head to toe
o Kepala & rambut : bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, tidak ada luka,
bersih dan tidak berbauh.
o Telinga/pendengaran : simetris kanan dan kiri, daun telingah lentur, tidak ada
serumen, tidak ada peradangan
o Mulut dan gigi : membran dan mukosa lembab, tidak ada lesi pada mulut
tidak ada karang gigi
o Abdomen : bentuk datar, tidakada bunyi timpani, tidak ada nyeri takan,
tidak ada tonjolan, tidak ada tanda pembesaran hepar
o Extremitas atas & bawah : terdapat edema, kekuatan otot pada extremitas bawah
menurun, dan akral hangat.
Menginfeksi sendi
Inflamasi/peradangan
Reumatoid Artritis
Yang mengkaji,
JUSRIANI
NIM : A.19.11.057
FORMAT KLASIFIKASI DATA
Ruang / kamar : -
Fisiologis Respirasi
Sirkulasi
Eliminasi
Neorosensori
Ruang / kamar : -
Inflamasi/peradangan
Nyeri Akut
Gangguan mobilitas fisik
2. Data subjektif (DS)
- Klien mengatakan Bakteri, virus dan mikroplasma
merasa kaku pada sendi
saat jarinya kakinya di Menginfeksi sendi
gerakan.
- Klien mengatakan saat Merusak lapisan sendi yaitu
nyerinya datang klien membran synovium
tidak dapat melakukan
aktifitas Peradangan menyebar ketulang
rawan kapsul fibroma ligamentu
Data objektif (DO)
tendon
- Tidak ada bengkak pada
daerah kaki
Terdapat penimbunan sel darah
putih
Inflamasi/peradangan
Ruang / kamar : -
pada sendi
05- 08- 2021
3. Ansietas b/d bentuk tubuh pada
Ruangan :-
Ekspektasi :
Kriteria Hasil Me Cu Se Cu Me Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
Diagnosa
No nur kup da ku nin
keperawatan un menin p
ng gk
gkat me at
nin
gka
t
1. Nyeri akut b/d nyeri 1. kemampuan 5 Identifikasi Berikan teknik Jelaskan Kolaborasi
dan bengkak menuntaskan lokasi, lokal non penyebab, pemberian
aktivitas karakteristik farmakologis periode, dan analgetik
Me Cu Se Cu Me durasi, untuk pemicu nyeri jika perlu
nin ku da ku nu frekuensi, mengurangi Jelaskan
gk p ng p ru kualitas, rasa nyeri strategi
at me me intensitas (mis. TENS, meradahkan
n
nin nur nyeri hipnosis, nyeri
gka un Identifikasi akupresus, Anjurkan
t
skala nyeri terapi musik, memonitor
1. keluhan biofeedback,
5 Identifikasi nyeri secara
nyeri terapi pijat,
respon nyeri mandiri
2. meringis aroma terapi, Anjurkan
nonverbal
3. gelisah 5 teknik
Identifikasi menggunaka
4. kesulitan 5 faktor yang imajinasi n analgetik
tidur memperberat terbimbing, secara tepat
5. ketegangan 5 dan kompres Ajarkan
otot memperingan hangat atau teknik non
Me Cu
Se Cu 5 nyeri dingin, terapi farmakologis
mb ku da ku Identifikasi bermain) untuk
ur ng Me pengetahuan Kontrol mengurangi
p p
uk mb dan keyakinan lingkungan rasa nyeri
me me
mb mb aik tentang nyeri yang
uru aik Identifikasi memperberat
1. perilaku k pengaruh rasa nyeri
budaya (mis.
2. pola tidur Ruangam,
terhadap
5
respon nyeri pencahayaan,
5 Identifikasi kebisingan)
pengaruh Fasilitas
nyeri pada istirahat dan
kualitas hidup tidur
Monitor Pertimbanga
keberhasilan n jenis dan
terapi sumber nyeri
komplementer dalam
yang sudah pembilihan
diberikan strategi
Monitor efek meredahkan
samping nyeri
pengguanaan
anal getik
Menginfeksi sendi
Inflamasi/peradangan