Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN MUSKULOSKELETAL PADA

Ny. S DENGAN ARTRITIS REUMATOID DI JL.


MAPPATOBA NO. 50 KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Andi tenriola, S. Kep. Ns. M. Kes

DISUSUN OLEH :
JUSRIANI (A.19.11.057)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANRITA HUSADA


BULUKUMBA

TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mah Kuasa,berkat limpahan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Askep ini dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN ARTRITIS REUMATOID”
Dalam penilisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan dan
kesulitan baik dalam pembuatan asuhan keperawatan ini. Namun berkat bimbingan dan
arahan serta bantuan berbagai pihak Asuhan keperawatan ini dapat diselesaikan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :

1. Ibu Dr. Muriyati, S.Kep.,M.Kes Selaku Ketua Stikes Panrita Husada Bulukumba
2. Dr. Andi tenriola, S. Kep. Ns. M. Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah
3. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dorongan moril maupun material,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penusunan makalah ini
4. Rekan – rekan mahasiswa/i yang telah memberikan bantuan dalam rangka penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penulis Asuhan keperwatan ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan tenaga keperawatan
pada khususnya dalam meningkatkan perawatan pada pasien.

Selayar, 02 Agustus 2021

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………......…………….

DAFTAR ISI………………………………………….....................………….………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……...…...........………………………………………..……………....

B. Rumusan masalah ….....…………...............………………..………...……………….


C. Tujuan penulisan ……..….......…......…………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi …….…..…………..…………………………........……………………….......

B. Etiologi ...............................................................................................................

C. Patofisiologi ........................................................................................................

D. Manifestasi klinik …...….....…………..…….………...…………..............................

E. Komplikasi ...………………………..….…...…………………...……..…..................

F. Pemeriksaan diagnostik ………….…………………..…………….......…………..……

G. Penatalaksanaan ……..…………..……………..…………..………….......................

BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A.Pengkajian ……………………………………………………………………….............

B. Diagnosa ………...........……………………………………………............................

C. Intervensi .......... ……………………………………………………………....………..

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan …..............……....…....………………………………..………………….

B. Saran………………………………..........................................................................

C. DAFTAR PUSTAKA…………….......…………………………..………………………………..

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan tentang asuhan keperawatan muskuloskeletal makin dibutuhkan mahasiswa


ataupun perawat selaku pemberi pelayanan kesehatan. Artritis reumatoid merupakan kasus
panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya terdapat banyak tanda-tanda fisik. Diagnosa
penyakit ini mudah ditegakkan. Tata laksananya sering merupakan masalah utama. Insiden
pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat
pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat insiden familial ( HLA DR-4
ditemukan pada 70% pasien ). Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap
antigen yang tidak diketahui. Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat
predisposisi terhadap penyakit.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Penulis dapat melakukan tindakan keperawatan terhadap pasien dengan gangguan
sistem muskuloskeletal: artritis reumatoid secara langsung dan cepat.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi artritis reumatoid
2. Untuk mengetahui etiologi artritis reumatoid
3. Untuk mengetahui patofisiologi artritis reumatoid
4. Untuk mengetahui Manifestasi klinik artritis reumatoid
5. Untuk mengetahui Komplikasi artritis reumatoid
6. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan artritis reumatoid
C. Rumusan masalah
1. Bagemana definisi artritis reumatoid ?
2. Bagemana etiologi artritis reumatoid ?
3. Bagemana patofisiologi artritis reumatoid ?
4. Bagemana Manifestasi klinik artritis reumatoid ?
5. Bagemana Komplikasi artritis reumatoid ?
6. Bagemana Pemeriksaan Diagnostik ?
7. Bagemana Penatalaksanaan artritis reumatoid ?

BAB II
Konsep medis

A. Definisi

Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Kapita Selekta Kedokteran,
2001 : hal 536).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.
(Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.165)

Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit peradangan kronik yang menyebabkan


degenerasi jaringan ikat, peradangan (inflamasi) terjadi secara terus-menerus terutama pada
organ sinovium dan menyebar ke struktur sendi di sekitarnya seperti tulang rawan, kapsul
fibrosa sendi, legamen dan tendon. Inflamasi ditandai dengan penimbunan sel darah putih,
pengaktifan komplemen, fagositosis ekstensif dan pembentukan jaringan granular. Inflamasi
kronik menyebabkan hipertropi dan penebalan membran pada sinovium, terjadi hambatan
aliran darah dan nekrosis sel dan inflamasi berlanjut. Pembentukan panus terjadi oleh
penebalan sinovium yang dilapisi jaringan granular. Penyebaran panus ke sinovium
menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut memacu kerusakan sendi dan
deformitas. Biasanya jaringan ikat yang pertama kali mengalami kerusakan adalah jaringan
ikat yang membentuk lapisan sendi, yaitu membrane sinovium

B. Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya
merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma
dan virus (Lemone & Burke, 2001).
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:

1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.


2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan

Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh
karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe
II kolagen dari tulang rawan sendi penderita. Faktor pencetus mungkin adalah suatu bakteri,
mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara antigenis.
Biasanya respon antibodi awal terhadap mikro-organisme diperantarai oleh IgG. Walaupun
respon ini berhasil mengancurkan mikro-organisme, namun individu yang mengidap AR
mulai membentuk antibodi lain biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi IgG semula.
Antibodi yang ditujukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut faktor rematoid ( FR ). FR
menetap di kapsul sendi, dan menimbulkan peradangan kronik dan destruksi jaringan. AR
diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik terhadap penyakit autoimun. Kelainan yang
dapat terjadi pada suatu artritis rheumatoid :

1. Kelainan pda daerah artikuler


- Stadium I (Stadium sinovitis)
- Stadium II (Stadium destruksi)
- Stadium III (Stadium deformitas)
2. Kelainan pada jaringan ekstra-artikuler
Perubahan patologis yang dapat terjadi pada jaringan ekstra artikuler adalah :
- Otot : terjadi miopati
- Nodul subkutan
- Pembuluh darah perifer : terjadi proliferasi tunika intima, lesi pada pembuluh
darah arteriol dan venosa
- Kelenjar limfe : terjadi pembesaran limfe yang berasal dari aloiran limfe sendi,
hiperplasi folikuler, penigkatan aktivitas sistem retikuloendotelial dan
proliferasi yang mengakibatkan splenomegali
- Saraf : terjadi nekrosis fokal, reaksi epiteloid serta infiltrasi leukosit
- visera

C. Patofisiologi

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,


eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi
membentuk panus, atau penutup yang menutupi kartilago. Panus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi
kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa
atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan
ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi
dari tulang sub chondrial bisa menyebabkan osteoporosis setempat.

Lamanya arthritis reumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi yang lain terutama yang mempunyai faktor
reumatoid (seropositif gangguan reumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

Pada Artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan sinovial. Proses
fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah
kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial, dan akhirnya membentuk
panus. Panus akan meghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya
menghilangkan permukaan sendi yang akan mengalami perubahan generative dengan
menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.

D. Manifestasi Klinis
1. Tanda dan gejala setempat
 Sakit persendian disertai kaku terutama pada pagi hari (morning stiffness) dan
gerakan terbatas, kekakuan berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan dapat
berlanjut sampai berjam-jam dalam sehari. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan osteoartritis yang biasanya tidak berlangsung lama.
 Lambat laun membengkak, panas merah, lemah.
 Poli artritis simetris sendi perifer → Semua sendi bisa terserang, panggul, lutut,
pergelangan tangan, siku, rahang dan bahu. Paling sering mengenai sendi kecil
tangan, kaki, pergelangan tangan, meskipun sendi yang lebih besar seringkali
terkena juga.
 Artritis erosif → sifat radiologis penyakit ini. Peradangan sendi yang kronik
menyebabkan erosi pada pinggir tulang dan ini dapat dilihat pada penyinaran
sinar X.
 Deformitas → pergeseran ulnar, deviasi jari-jari, subluksasi sendi
metakarpofalangea, deformitas boutonniere dan leher angsa. Sendi yang lebih
besar mungkin juga terserang yang disertai penurunan kemampuan fleksi
ataupun ekstensi. Sendi mungkin mengalami ankilosis disertai kehilangan
kemampuan bergerak yang total.
 Rematoid nodul → merupakan massa subkutan yang terjadi pada 1/3 pasien
dewasa, kasus ini sering menyerang bagian siku (bursa olekranon) atau
sepanjang permukaan ekstensor lengan bawah, bentuknya oval atau bulat dan
padat.
 Kronik → Ciri khas rematoid artritis.
2. Tanda dan gejala sistemik
Lemah, demam, takhikardi, berat badan turun, anemia, anoreksia. Bila ditinjau dari
stadium, maka pada RA terdapat tiga stadium yaitu:
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun saat
bergerak, bengkak, dan kekakuan.
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga
pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain tanda
dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan yaitu
bentuk jari swan-neck.
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap. Perubahan pada sendi
diawali adanya sinovitis, berlanjut pada pembentukan pannus, ankilosis
fibrosa, dan terakhir ankilosis tulang.
E. Komplikasi
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
4. Terjadi splenomegali
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Faktor rematoid: positif pada 80%-95% kasus.
2. Fiksasi lateks: positif pada 75% dari kasus-kasus khas.
3. Reaksi-reaksi aglutinasi: Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
4. LED: Umumnya meningkat pesat (80-100mm/h). Mungkin kembali normal sewaktu
gejala-gejala meningkat.
5. Protein C-reaktif: Positif selama masa eksaserbasi.
6. SDP: Meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
7. JDL: Umumnya menunjukkan anemia sedang.
8. Ig (IgM dan IgG): Peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai
penyebab AR.
9. Sinar x dari sendi yang sakit: Menunjukkan pembengkakkan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal)
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio.
Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
10. Scan radionuklida: Identifikasi peradangan sinovium.
11. Artroskopi langsung: Visualisasi dari area yang menunjukkan iregularitas/degenerasi
tulang pada sendi.
12. Aspirasi cairan sinovial: Mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal; buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, perdarahan,
produk-produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP dan leukosit, penurunan
viskositas dan komplemen (C3 dan C4).
13. Biopsi membran sinovial: Menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
1. Olahraga teratur dan istirahat cukup
2. Ketahui penyebab dan tanda gejala penyakit
3. Kompres panas dapat mengatasi kekakuan kompres dingin dapat membantu
meredakan nyeri
4. Pertahankan BB yang normal
5. Mengkonsumsi makanan yang bergizi lengkap dan seimbang
6. Hindari makanan yang banyak mengandung purin seperti bir dan minuman
beralkohol, ikan anchovy, sarden, herring, jeroan, bayam, jamur kacan-kacangan,
kembangkol dll
7. Mengkonsumsi makanan seperti tahu untuk pengganti daging, memakan buah
berry untuk menurunkan kadar asam urat dan mengurangi inflamasi. Juga asam
lemak tertentu seperti minyak ikan salmon, minyak zaitun
8. Banyak minum air putih untuk membantu mengencerkan asam urat yang terdapat
dalam darah sehingga tidak tertimban d sendi
9. Pemberian Obat-obatan :
 Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada dosis
yang telah ditentukan.
 Obat-obat untuk Reumatoid Artitis :
 Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty
Inflamatory)
 Indomethacin/Indocin(Analgetik, Anti Inflamatori)
 Ibufropen/motrin (Analgetik, Anti Inflamatori)
 Tolmetin sodium/Tolectin(Analgetik Anti Inflamatori)
 Naproxsen/naprosin (Analgetik, Anti Inflamatori)
 Sulindac/Clinoril (Analgetik, Anti Inflamatori)
 Piroxicam/Feldene (Analgetik, Anti Inflamatori)

BAB III
Konsep asuhan keperawatan

FORMAT PENGKAJIAN
Nama Preceptee : JUSRIANI NIM : A.19.11.057
No. RM :-

Tanggal : 04 – Agustus - 2021

Ruangan :-

I. DATA UMUM

1. Identitas Klien

Nama : Ny. S Umur : 48

Tempat/Tanggal lahir : 30 September 1973 Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Menikah Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SLTA Suku : Makassar

Pekerjaan : IRT Alamat : Mappatoba

Telp. : - Tanggal masuk RS: -

Golongan darah : - Sumber info : -

2. Penanggung jawab / pengantar

Nama : - Umur :-

Pendidikan terakhir : - Pekerjaan :-

Hubungan dengan klien : - Alamat :-

Telp.

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

1. Keluhan utama : Nyeri pada kaki ekstremitas bawah bagian kanan

2. Alasan masuk RS : klien masuk ke klien masuk ke rumah sakit dengan keluhan
nyeri pada kaki ekstremitas bawah bagian kanan yang dirasakan sejak 1 bulan.
3. Riwayat Penyakit

Provocative/Palliative : Kadang bengkak di area kaki

Quality : Tertusuk-tusuk

Region : Pergelangan kaki

Severity : skala 3 ( skala ringan)

Timing : Hilang timbul

4. Data Medik

A. Dikirim oleh : UGD Dokter Praktek

B. Diagnosa Medik

o Saat masuk : Artritis reumatoid

o Saat pengkajian : Artritis reumatoid

III.RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1. Penyakit yang pernah dialami

Saat kecil / kanak-kanak : Klien mengatakan waktu kecil perna mengalami Tipes

Penyebab : Tidak ada

Riwayat perawatan : Klien mengatakan perna di rawat di rumah sakit

Riwayat operasi : Klien mengatakan tidak perna melakukan operasi

Riwayat pengobatan : Tidak ada

2. Riwayat alergi : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi


3. Riwayat immunisasi : Klien mengatakan tidak perna di Immunisasi
4. Lain-lain : Tidak ada

I. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

(Genogram, dengan mencantumkan keterangan tentang kondisi kesehatan anggota


keluarga saat ini, nama penyakit yang diderita, penyebab meninggal dan usia. Genogram
sekurang-kurangnya mencakup kakek, nenek, orangtua, bibi, paman dan saudara
kandung klien, anak dan cucu jika ada. Singkatan harus diberikan keterangan)

Simbol genogram :

: Laki-laki : Cerai : diadopsi: kembar


non

identik

: Perempuan : Berpisah

X : Meninggal dunia tidak kawin, : kembar identik : abortus

: Klien ------ : hidup bersama

: lahir mati

genogram :

59 49 48
1 45

klien tinggal dengan sodara laki-lakinya dengan anak dan suaminya.

II. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL


1. Pola koping : Klien mengatakan bahwa penyakitnya ini bukan merupakan
masalah yang mengkawatirkan

2. Harapan klien thd keadaan peny.-nya: klien berharap dapat sembuh dari penyakitnya

3. Faktor stressor : klien Klien mengatakan cemas dan stres jika nyerinya datang

4. Konsep diri : Klien mengatakan dirinya lemah saat nyerinya datang dan tidak
dapat beraktivitas

5. Pengetahuan klien ttg penyakitnya : klien mengatakan masih mengerti tentang


penyakitnya

6. Adaptasi : Klien mampu beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya


kecuali klien nyerinya datang maka klien tidak dapat beradaptasi

7. Hubungan dengan anggota keluarga: Klien mengatakan hubungannya dengan


keluargnya sangat baik

8. Hubungan dengan masyarakat : Klien mengatakan hubungannya dengan


masyarakat sangat baik

9. Perhatian thd org lain & lawan bicara: Klien nampak sopan saat berbicara dengan
keluarga maupun lawan bicaranya

10. Aktifitas sosial : Klien mengatakan dapat beraktivitas,kecuali klien tidak


menggunakan kaca mata hal itu dapat mengganggu aktifitas sosial klien

11. Bahasa yang sering digunakan : Klien mengatakan sering menggunakan bahasa
selayar dan bahasa indonesia,di sesuaikan dengan lawan bicara

12. Keadaan lingkungan : Lingkungan klien dapat dikaji

13. Kegiatan keagamaan / pola ibadah : Klien mengatakan rutin menjalankan sholat lima
waktu baik saat sakit maupun tidak

14. Keyakinan tentang kesehatan : Klien menyakini penyakit yang diderita


merupakan cobaan dari tuhan

III. KEBUTUHAN DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


No. Kegiatan Sebelum sakit Setelah sakit
1. Makan Makan 3x/hari,porsi makan Makan 3x/hari,porsi makan
di habiskan,dengan menu di habiskan,dengan menu
makanan nasi dan lauk pauk. makanan nasi dan lauk pauk.

2. Minum kebiasaan klien minum 4- 5 kebiasaan klien minum 4- 5


gelas/hari, jenis minum air gelas/hari, jenis minum air
putih putih

3. Tidur klien tidur siang sekitar jam klien tidur siang sekitar jam
14.00-16.00 dan tidur malam 14.00-16.00 dan tidur malam
sekitarjam 21:00 wita sekitarjam 22:00 wita sampai
sampai 05:00 wita 05:00 wita
waktu tidur ± 8 jam waktu tidur ± 7 jam

4. Eliminasi BAB Klien mengatakan BABnya Klien mengatakan BABnya


lancar, kurang lebih 1 kali lancar, kurang lebih 1 kali
sehari dengan frekuensi sehari dengan frekuensi
padat. padat.

5. Eliminasi BAK Klien mengatakan BAK Klien mengatakan BAK


lancar, kurang lebih 4 -5 kali
lancar, kurang lebih 4 -5 kali sehari, berwarna kuning
sehari, berwarna kuning jerni.konsistensi cair
jerni.konsistensi cair

6. Aktifitas dan Klien dapat beraktivitas Klien mengatakan tidak bisa


latihan dengan baik melakukan aktivitas jika
nyerinya datang
7. Kebersihan diri klien mengatakan mandi klien mengatakan mandi dan
dan gosok gigi 2x gosok gigi 2x sehari,serta
sehari,serta mencuci rambut mencuci rambut sesuai
sesuai keinginan keinginan.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum : Baik

Kehilangan BB : klien mengatakan tidak kelihangan berat badan

Kelemahan : klien tidak mengalami kelemahan

Vital sign :

TD : 140/90 mmhg

N : 72 x/menit

S : 36, 5 º C

P : 20 x/menit

Tingkat kesadaran : Compesmentis (kesadaran normal)

2. Head to toe

o Kulit/integumen : warna sawo matang, tekstur kering, tidak ada lesi

o Kepala & rambut : bentuk kepala simetris, warna rambut hitam, tidak ada luka,
bersih dan tidak berbauh.

o Kuku : Tidak ada tanda inflamasi pada kuku

o Mata/penglihatan : simetris kiri dan kanan, alis simetris, konjungtiva anemis


sklera ikterik, klien dapat mengikuti jari ke segala arah.

o Hidung/penghiduan : hidung simetris kiri dan kanan ,spotum terletak ditengah,


tidak ada sekret,dapat membedakan bau, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan.

o Telinga/pendengaran : simetris kanan dan kiri, daun telingah lentur, tidak ada
serumen, tidak ada peradangan
o Mulut dan gigi : membran dan mukosa lembab, tidak ada lesi pada mulut
tidak ada karang gigi

o Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis,


tidak ada nyeri tekan

o Dada : Simetris kiri dan kanan, bergerakan dada normal

o Abdomen : bentuk datar, tidakada bunyi timpani, tidak ada nyeri takan,
tidak ada tonjolan, tidak ada tanda pembesaran hepar

o Perineum & genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

o Extremitas atas & bawah : terdapat edema, kekuatan otot pada extremitas bawah
menurun, dan akral hangat.

3. Pemeriksaan diagnostik (meliputi no, tanggal , hasil pemeriksaan, Nilai normal)


Tidak dilakukan pengkajian

4. Penatalaksanaan Medis/Terapi (uraikan sesuai dengan anjuran medis)

Tidak dilakukan pengkajian


VIII. PATOFISIOLOGI KEPERAWATAN (rangkum dalam bentuk skematis)

Bakteri, virus dan mikroplasma

Menginfeksi sendi

Merusak lapisan sendi yaitu membran synovium

Peradangan menyebar ketulang rawan kapsul fibroma ligamentu tendon

Terdapat penimbunan sel darah putih

Membran sivovium hiperatropi menebal

Menghambat aliran darah ke sendi

Merusak jaringan sendi

Inflamasi/peradangan

Reumatoid Artritis

Yang mengkaji,

JUSRIANI

NIM : A.19.11.057
FORMAT KLASIFIKASI DATA

Nama / umur : Ny. S/48

Ruang / kamar : -

Karegori dan Subkategori Data Subjektif dan Objektif

Fisiologis Respirasi

Sirkulasi

Nutrisi dan Cairan

Eliminasi

Aktivitas dan Istirahat DS :


- klien mengatakan sulit
menggerakkan
ekstremitas
- klien mengatakan nyeri
saat bergerak
- klien mengatakan merasa
cemas saat bergerak
DO :
- kekuatan otot menurun
- rentang gerak (ROM)
menurun
- sendi kaku
- gerakan tidak
terkoordinasi

Neorosensori

Reprodukdi dan Seksualitas

Psikologis Nyeri dan Kenyamanan DS :


- klien mengatakan tidak
nyaman pada kakinya
- klien mengatakan
nyerinya tertusuk- tusuk
pada kaki
DO :
- Tampak meringis
Integritas Ego DS :
- klien mengatakan
khawatir akibat dari
kondisi yang dihadapi
DO :
- tampak gelisah

Pertumbuhan dan Perkembangan

Perilaku Kebersihan Diri

Penyuluhan dan Pembelajaran

Relasional Interaksi Sosial

Lingkungan Keamanan dan Proteksi


FORMAT ANALISA DATA

Nama / umur : Ny. S/48

Ruang / kamar : -

Tanda dan Gejala Penyebab Masalah

1. Dasa subjektif (DS) : Bakteri, virus dan mikroplasma Nyeri akut

- Klien mengatkan nyeri Menginfeksi sendi


pada persendian kaki
- Klien mengatakan Merusak lapisan sendi yaitu
kadang kakinya bengkak membran synovium
Data objektif (DO) :
Peradangan menyebar ketulang
- P : Kadang bengkak di
rawan kapsul fibroma ligamentu
area kaki tendon
- Q : Tertusuk-tusuk
- R : Pergelangan kaki
Terdapat penimbunan sel darah
- S : skala 3 ( skala ringan)
putih
- T : Hilang timbul

Membran sivovium hiperatropi


menebal

Menghambat aliran darah ke sendi

Merusak jaringan sendi

Inflamasi/peradangan

Nyeri dan bengkak

Nyeri Akut
Gangguan mobilitas fisik
2. Data subjektif (DS)
- Klien mengatakan Bakteri, virus dan mikroplasma
merasa kaku pada sendi
saat jarinya kakinya di Menginfeksi sendi
gerakan.
- Klien mengatakan saat Merusak lapisan sendi yaitu
nyerinya datang klien membran synovium
tidak dapat melakukan
aktifitas Peradangan menyebar ketulang
rawan kapsul fibroma ligamentu
Data objektif (DO)
tendon
- Tidak ada bengkak pada
daerah kaki
Terdapat penimbunan sel darah
putih

Membran sivovium hiperatropi


menebal

Menghambat aliran darah ke sendi

Merusak jaringan sendi

Inflamasi/peradangan

Gangguan mekanis dan fungsional


pada sendi

Memecah tulang sendi

Gangguan stabilitas sendi

Gangguan mobilitas fisik Ansietas

3. Data subjektif (DS)


- Klien mengatakan Bakteri, virus dan mikroplasma
cemas jika nyerinya
datang karena klien Menginfeksi sendi
tidak dapat
beraktifitas
Merusak lapisan sendi yaitu
Data objektif (DO) membran synovium
FORMAT DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama / umur : Ny. S/48

Ruang / kamar : -

Diagnosis Keperawatan Tgl Ditemukan Tgl Teratasi

1. Nyeri akut b/d nyeri dan bengkak 05- 08- 2021

2. Gangguan mobilitas fisik b/d 05- 08- 2021


gangguan mekanisme dan fungsional

pada sendi
05- 08- 2021
3. Ansietas b/d bentuk tubuh pada

tulang dan sendi


FORMAT INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama / umur : Ny. S/48

Ruangan :-

Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan

Ekspektasi :
Kriteria Hasil Me Cu Se Cu Me Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
Diagnosa
No nur kup da ku nin
keperawatan un menin p
ng gk
gkat me at
nin
gka
t
1. Nyeri akut b/d nyeri 1. kemampuan 5  Identifikasi Berikan teknik  Jelaskan  Kolaborasi
dan bengkak menuntaskan lokasi, lokal non penyebab, pemberian
aktivitas karakteristik farmakologis periode, dan analgetik
Me Cu Se Cu Me durasi, untuk pemicu nyeri jika perlu
nin ku da ku nu frekuensi, mengurangi  Jelaskan
gk p ng p ru kualitas, rasa nyeri strategi
at me me intensitas (mis. TENS, meradahkan
n
nin nur nyeri hipnosis, nyeri
gka un  Identifikasi akupresus,  Anjurkan
t
skala nyeri terapi musik, memonitor
1. keluhan biofeedback,
5  Identifikasi nyeri secara
nyeri terapi pijat,
respon nyeri mandiri
2. meringis aroma terapi,  Anjurkan
nonverbal
3. gelisah 5 teknik
 Identifikasi menggunaka
4. kesulitan 5 faktor yang imajinasi n analgetik
tidur memperberat terbimbing, secara tepat
5. ketegangan 5 dan kompres  Ajarkan
otot memperingan hangat atau teknik non
Me Cu
Se Cu 5 nyeri dingin, terapi farmakologis
mb ku da ku  Identifikasi bermain) untuk
ur ng Me pengetahuan  Kontrol mengurangi
p p
uk mb dan keyakinan lingkungan rasa nyeri
me me
mb mb aik tentang nyeri yang
uru aik  Identifikasi memperberat
1. perilaku k pengaruh rasa nyeri
budaya (mis.
2. pola tidur Ruangam,
terhadap
5
respon nyeri pencahayaan,
5  Identifikasi kebisingan)
pengaruh  Fasilitas
nyeri pada istirahat dan
kualitas hidup tidur
 Monitor  Pertimbanga
keberhasilan n jenis dan
terapi sumber nyeri
komplementer dalam
yang sudah pembilihan
diberikan strategi
 Monitor efek meredahkan
samping nyeri
pengguanaan
anal getik

2. Gangguan mobilitas Kriteria hasil Me Cu Se Cu Me  Identifikasi  Fasilitasi  Jelaskan


fisik b/d gangguan nu ku da kup nin adanya nyeri aktivitas tujuan dan
mekanisme dan ru p ng me gk atau keluhan mobilisasi prosedur
fungsional pada sendi n me nin
at fisik lainnya dengan alat mobilisasi
nur gka  Identifikasi bantu (mis.  Anjurkan
1. pergerakan un t
toleransi fisik Pagar tempat melakukan
ekstremitas 5 melakukan tidur) mobilisasi
2. kekuatan pergerakan  Fasilitasi dini
otot 5
 Monitor melakukan  Ajarkan
3. rentang 5 pergerakan,
frekuensi mobilisasi
gerak jantung dan jika perlu sederhana
(ROM) tekanan darah  Libatkan yang harus
Me Se sebelum keluarga dilakukan
Me
nin da memulai untuk (mis. Duduk
Cu nu
gk kup ng Cu mobilisasi membantu di tempat
ru
at me kup  Monitor pasien dalam tidur, duduk
n
nin me kondisi umum meningkatka di sisi tempat
gka nur
1. nyeri t un selama n pergerakan tidur, dan
melakukan pindah dari
2. kecemasa 5 mobilisasi tempat tidur
5 ke kursi)
3. kaku sendi
5
4. gerakan
tidak 5
terkoordina
si
 Kolaborasi
3. Ansietas b/d bentuk pemberian
Me
tubuh pada tulang dan Se obat
nin Me  Ciptakan
sendi da  Identifikasi antiansietas
gka nur suasana  Jelaskan
t Cu ng saat tingkat terapeutik prosedur, , jika perlu
kup un
1. verbalisasi
me
Cu ansietas untuk termasuk
nin berubah (mis. menumbuhka
kebingungan kup sensasi yang
gka 5
2. perilaku t
me Kondisi, n mungkin
nur waktu, kepercayaan
gelisah un dialami
3. perilaku 5 stressor)  Temani  Informasikan
tegang 5  Identifikasi pasien untuk secara
4. keluhan kemampuan mengurangi faktual
pusing 5 mengambil kecemasan, mengenai
keputusan jika diagnosa,
Me Se  Monitor tanda- memungkink pengobatan,
mb da Me tanda ansietas a dan
uru ng mb
k Cu (verbal dan  Pahami progronis
kup aik nonverbal) situasi yang
me
 Anjurkan
1. pola tidur Cu membuat keluarga
mb
2. orientasi kup
5 ansietas untuk tetap
uru me
k  Dengarkan bersama
mb 5 dengan
aik pasien jika
penuh perlu
perhatian  Anjurkan
 Gunakan melakukan
pendekatan kegiatan
yang tenang yang tidak
dan komeptitif,
meyakinkan sesuai
 Tempatkan kebutuhan
barang  Anjurkan
pribadi yang mengungkap
memberikan kan perasaan
kenyamanan dan persepsi
 Motivasi  Latih
mengidentifi kegiatan
kasi situasi
yang memicu pengalihan
kecemasan untuk
 Diskusikan mengurangi
perencanaan ketegangan
relaistis  Latih
tentang penggunaan
peristiwa mekanisme
yang akan pertahanan
datang diri yang
tepat
 Latih teknik
relaksasi
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Inisial klien : Ny S Ruangan: -


No. RM :-

No DX. Kep Implementasi Tindakan Keperawatan


Waktu
1. Nyeri akut b/d nyeri Rabu, 11 1. Mengidentifikasi lokasi, lokal karakteristik
dan bengkak agustus durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2021/14.00 Hasil :
(hari Ke I) P : Ny S mengatakan nyerinya muncul
jika penyakitnya datang dan jika terlalu
banyak gerak dapat menyebabkan
bengkak pada kaki.
Q : kualitas nyeri klien tajam seperti
Tertusuk-tusuk .
R : nyeri pada Pergelangan kaki
S : skala 3 ( skala ringan)
T : nyeri muncul Hilang timbul
2. Mengidentifikasi respon nyeri nonverbal
Hasil : klien terlihat menahan nyerinya
sambil memengang bagian kaki.
3. Memberikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil : klien mampu melakukannya secara
mandi seperti melakukan terapi pijat pada
kakinya.
4. Mengonrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Ruangam, pencahayaan,
kebisingan)
Hasil : lingkungan klien lebih tenang
5. Menjelaskan strategi meradahkan nyeri
Hasil : klien mengatakan nyerinya agak
berkurang
6. Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
hasil : klien minum obat
7. mengnjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Hasil : klien mengatakan kontrol nyeri
berguna meskipun tidak langsun
menurunkan secara signifikan
Nyeri akut b/d nyeri Kamis, 12 1. Mengidentifikasi lokasi, lokal
karakteristik durasi, frekuensi, kualitas,
2. dan bengkak Agustus
intensitas nyeri
2021/14.00
Hasil :
(Hari ke II) P : Ny S mengatakan nyerinya muncul
jika penyakitnya datang dan jika terlalu
banyak gerak dapat menyebabkan
bengkak pada kaki.
Q : kualitas nyeri klien tajam seperti
Tertusuk-tusuk .
R : nyeri pada Pergelangan kaki
S : skala 3 ( skala ringan)
T : nyeri muncul Hilang timbul
2. Mengidentifikasi respon nyeri nonverbal
Hasil : klien terlihat memengang bagian
kaki saat nyeri timbul
3. Memberikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil : klien mampu melakukannya secara
mandi seperti melakukan terapi pijat pada
kakinya.
4. Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
hasil : klien minum obat
5. mengnjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Hasil : klien mengatakan kontrol nyeri
berguna jika klien mengalami nyeri lagi.

1. Mengidentifikasi lokasi, lokal


Nyeri akut b/d nyeri Jumat, 13 karakteristik durasi, frekuensi, kualitas,
dan bengkak Agustus intensitas nyeri
3. 2021/15.00 Hasil :
(Hari Ke P : Ny S mengatakan nyerinya muncul
III) jika penyakitnya datang dan jika terlalu
banyak gerak dapat menyebabkan
bengkak pada kaki.
Q : kualitas nyeri klien tumpul
R : nyeri pada Pergelangan kaki
S : skala 2 ( skala ringan)
T : nyeri muncul Hilang timbul
2. Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
hasil : klien minum obat
3. mengnjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Hasil : klien mengatakan kontrol nyeri
berguna jika klien mengalami nyeri lagi.
Pathway

Bakteri, virus dan mikroplasma

Menginfeksi sendi

Merusak lapisan sendi yaitu membran synovium

Peradangan menyebar ketulang rawan kapsul fibroma ligamentu tendon

Terdapat penimbunan sel darah putih

Membran sivovium hiperatropi menebal

Menghambat aliran darah ke sendi

Merusak jaringan sendi

Inflamasi/peradangan

Nyeri dan bengkak Gangguan mekanis dan perubahan bentuk tubuh


fungsional pada sendi pada tulang dan sendi
Nyeri
memecah tulang sendi ansietas

gangguan stabilitas sendi

gangguan mobilitas fisik


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Kapita Selekta
Kedokteran, 2001 : hal 536).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris.
(Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.165)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada An. T selama satu hari danmelakukan
pengkajian kembali baik secara teoritis maupun secara tinjauan
1. Pada pengkajian secara umum ditemukan kendala yang berarti, pada Ny S dengan,
suhu tubuh 36,5 C º dan nyeri pada ekstremitas bawah
2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul tiga diagnosa pada pasien.
diagnosa yang pertama Nyeri akut b/d nyeri dan bengkak.Gangguan mobilitas
fisik b/d gangguan mekanisme dan fungsional pada sendi, Ansietas b/d bentuk
tubuh pada tulang dan sendi
3. Intervensi yang muncul pada diagnosa pertama ;Manajemen nyeri,
kedua ;dukungan mobilisasi, ketiga; reduksi ansietas
B. Saran
Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai proses keperawatan/asuhan
keperawatan khususnya tentang asuhan keperawatan pada pasien Artritis Reumatoid,
dapat menunjang kita dalam proses pembelajaran pada mata kuliah KMB II serta
menjadi pedoman dan bahan pembelajaran dalam melaksanakan profesi kita sebagai
perawat nantinya. Oleh karena itu, dengan adanya bahan materi ini diharapakan kita
sebagai mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit artritis reumatoid, etiologinya,
anatomi dan fisiologi, patofisiologi dan patoflow artritis reumatoid, manifestasi klinik,
pemeriksaan diagnosis, terapi penyakit, komplikasi dari penyakit artritis reumatoid,
prognosis dan pencegahan yang dapat dilakukan dalam proses keperawatan, dapat
mengidentifikasi tujuan dalam proses keperawatan, serta dapat mengetahui contoh
bentuk asuhan keperawatan sebelum kita turun ke lapangan/masyarakat.
Daftar pustaka

Padilla, Hari. 2017; STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN INDONESIA. Jakart


selatan :Dewan pengurus pusat. Sabtu ,07 Agustus 2021.

Padilla, Hari. 2018 ; STANDAR INTERENSI KEPERAWATAN INDONESIA. Jakarta


selatan; Dewan pengurus pusat. Sabtu,07 Agustus 2021.

Padilla, Hari. 2019 ; STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA. Jakarta selatan;


Dewan pengurus pusat. Sabtu,07 Agustus 2021
Julfa. 2015 ; “ASKEP ARTRITIS REUMATOID”
https://id.scribd.com/document/286386108/ASKEP-ARTRITIS-REUMATOID. Sabtu, 07
Agustus 2021

Anda mungkin juga menyukai