DISUSUN OLEH :
M. RIFARDI : 616080718013
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang “Asuhan Keperawatan pada Artritis
Reumatoid” Tepat pada waktunya. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena
pengetahuan yang saya miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, saya berharap kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini, atas
kerjasamanya penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT, karena telah melancarkan penulis dalam penyusunan makalah ini.
3. Bapak Dr.H. Mawardi Badar, MM, selaku Ketua STIKES MITRA BUNDA PERSADA
BATAM
4. Ibu Ns. Savitri Gemini, M.Kep, selaku Dosen Keperawatan Medikal Bedah
5. Seluruh teman-teman STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM yang ikut serta
memberikan saran inspirasi, dan motivasi dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan sistematis agar dapat mempermudah pembaca dalam penggunaan
makalah ini. Harapan dengan adanya makalah ini akan membantu para pembaca dalam
memahami materi yang berikan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak demi keberhasilan makalahini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh (Kapita Selekta
Kedokteran, 2001 : hal 536).Artritis Reumatoid adalah gangguan autoimun
kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 :
1248).Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi sertajaringan ikat sendi secara simetris.
(Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, hal.165)
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang
mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.(Susan Martin
Tucker.1998).Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama mengenai
membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku
sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan ( Diane C. Baughman. 2000 ).Artritis
Reumatoid adalah suatu penyakit peradangan kronik yang menyebabkan degenerasi
jaringan ikat, peradangan (inflamasi) terjadi secara terus-menerus terutama pada organ
sinovium dan menyebar ke struktur sendi di sekitarnya seperti tulang rawan, kapsul
fibrosa sendi, legamen dan tendon. Inflamasi ditandai dengan penimbunan sel darah putih,
pengaktifan komplemen, fagositosis ekstensif dan pembentukan jaringan granular.
Inflamasi kronik menyebabkan hipertropi dan penebalan membran pada sinovium, terjadi
hambatan aliran darah dan nekrosis sel dan inflamasi berlanjut. Pembentukan panus
terjadi oleh penebalan sinovium yang dilapisijaringan granular. Penyebaran panus ke
sinovium menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut memacu kerusakan
sendi dan deformitas. Biasanya jaringan ikat yang pertama kali mengalami kerusakan
adalahjaringan ikat yang membentuk lapisan sendi, yaitu membrane sinovium.
2.2 Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti. Biasanya
merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor sistem
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus. 2. Endokrin
3. Autoimun 4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh
karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen
tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita. Faktor pencetus mungkin adalah suatu
bakteri, mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara
antigenis. Biasanya respon antibodi awal terhadap mikro-organisme diperatarai oleh IgG.
Walaupun respon ini berhasil mengancurkan mikro- organisme, namun individu yang
mengidap AR mulai membentuk antibodi lain biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi
IgG semula. Antibodi ynng ditujukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut faktor
rematoid ( FR ). FR menetap di kapsul sendi, dan menimbulkan peradangan kronik dan
destruksi jaringan AR diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik terhadap penyakit
autoimun.
Fungsi sistemMuskular
Pergerakan
Penopang tubuh dan mempertahankanpostur
Produksipanas.
Ciri-ciriotot
Kontraktilitas
Eksitabilitas
Ekstensibilitas
Elastisitas
Klasifikasi JaringanOtot
Otot diklasifikasikan secara structural berdasarkan ada tidaknya striasi
silang (lurik), dan secara fungsional berdasarkan kendali konstruksinya,
volunteer (sadar) atau involunter (tidak sadar), dan juga berdasarkan
lokasi,seperti otot jantung, yang hanyaditemukan di jantung.
Jenis-jenisOtot
Ototrangkaadalahototlurik,volunter,danmelekatpadarangka.
Otot polos adalah otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini
dapat ditemukan pada dinding organ berongga seperti
kandungkemihdanuterus,sertapadadindingtuba,sepertipada sistem
respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dansistem
sirkulasidarah.
Ototjantungadalahototlurik,involunter,danhanyaditemukan
padajantung.
2.4 PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi
artikularkartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk panus,
atau penutup yang menutupi kartilago.Panus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi
kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.Tingkat erosi dari kartilago
menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.Bila kerusakan kartilago sangat
luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau
tulang bersatu
(ankilosis).Kerusakankartilagodantulangmenyebabkantendondanligamenjadile
mah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi
dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.Lamanya
artritis reumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.Yang lain terutama yang
mempunyai faktor rheumatoid gangguan akan menjadi kronis yang
progresif.PadaArtritisreumatoid,reaksiautoimunterutamaterjadipadajaringan
sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-
enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi
membran sinovial, dan akhirnya membentuk panus. Panus akan meghancurkan
tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya
menghilangkanpermukaan sendi yang akan mengalami perubahan generative
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksiotot.
2.5 Pathway
Faktor Pencetus: Bakteri, mikroplasma, virus, Gender, Usia, Gaya hidup
Autoimun
menyerang sendi
Deformitas skeletal
2.7 PemeriksaanDiagnostik
Faktor rematoid : positif pada 80%-95% kasus.
Fiksasi lateks: positif pada 75% dari kasus-kasuskhas.
Reaksi-reaksi aglutinasi: Positif pada lebih dari 50% kasus-kasus khas.
LED:Umumnyameningkatpesat(80-100mm/h).Mungkinkembalinormal
sewaktu gejala-gejalameningkat.
Protein C-reaktif : Positif selama masa eksaserbasi.
SDP:Meningkatpadawaktutimbulprosesinflamasi.
JDL: Umumnya menunjukkan anemia sedang.
Ig (IgM dan IgG): Peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai
penyebab AR.
Sinar x dari sendi yang sakit: Menunjukkan pembengkakkan pada jaringan
lunak,erosisendi,danosteoporosisdaritulangyangberdekatan(perubahan awal)
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi
dansubluksasio.Perubahanosteoartristikyangterjadisecarabersamaan.
Scan radionuklida: Identifikasi peradangan sinovium.
Artroskopilangsung: Visualisasi dari area
yangmenunjukkaniregularitas/degenerasi tulang
padasendi.
Aspirasi cairan sinovial: Mungkin menunjukkan volume yang lebihbesar
darinormal;buram,berkabut,munculnyawarnakuning(responinflamasi,perdarah
an, produk-produk pembuangan degeneratif); elevasi SDP dan leukosit,
penurunan viskositas dan komplemen (C3 dan C4).
Biopsi membran sinovial: Menunjukkan perubahan inflamasidan
perkembanganpanas.
2.10 Prognosis
Perjalanan penyakit artritis reumatoid sangat bervariasi,
bergantungpada ketaatan pasien untuk berobat dalam jangka waktu
lama. Sekitar 50%pasien artritis reumatoid akan mengalami prognosis
yang lebih buruk. Golongan ini umumya meninggi 10 – 15 tahun lebih
cepat dari pada orang tanpa artritis reumatoid. Penyebab kematiannya
adalah infeksi, penyakit jantung, gagal pernapasan, gagal ginjal,
danpenyakit saluran cerna.
Umumnyamerekamemilikikeadaanumumyangburuk,lebihdari30buah
sendiyangmengalamiperadangan,denganmanifestasiekstraartikuler,dan
tingkat pendidikan yang rendah. Golongan ini memerlukan terapi secara
agresif dan dini karena kerusakan tulang yang luas dapat terjadi dalam 2
tahunpertama.
2.11 Pencegahan
Selain dengan menggunakan obat-obatan, untuk mengurangi
nyeri jugabisadilakukantanpaobat,misalnyadenganmenggunakankompre
ses.
Kompresesbiasmenurunkanambangnyeridanmenggurangifungsienzim.
Kemudian banyak jenis sayuran yang dapat di konsumsi oleh penderita
rematik, misalnya jus seledri, kubis dan wortel yang dapat
mengurangigejala rematik. Beberapa jenis herbal juga dapat melawan
nyeri rematik, misalnya jahe, kunyit, biji seledri, daun lidah buaya atau
minyak juniper yang bisa menghilangkan bengkak padasendi.Menjaga
berat badan ideal juga perlu. Kelebihan berat badan dapat membebani
sendi di bagian ekstermitas bawah. Selain itu bobot tubuh berlebih dapat
memperbesar resiko terkena penyakit rematik.
Olahragaringansepertijalankakibermanfaatbagipenderitarematik.Inikaren
aJalan kakidapat membakar kalori, memperkuat otot, dan membangun
tulang yangkuattanpamenggangupersendianyangsakit.Selama periode
bebas gejala, ini pedoman diet dapat membantu melindungi terhadap
serangan penyakit rematik masadepan:
a. Jaga asupan cairan tubuh anda tinggi. Sekitar 8 sampai 16 gelas(sekitar
2 sampai 4 liter) air setiaphari.
b. Batasi atau menghindarialcohol
c. Makandietseimbang.Makanansehari-hariAndaharusmenekankan buah-
buahan,sayuran,biji-bijian,danbebasataurendahlemaksusu produk-lemak.
d. Dapatkanproteindarilemaksusuproduk-rendah.
e. Batasi konsumsi daging, ikandan unggas.
f. Menjagaberatbadanyangdiinginkan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
I. PENGKAJIAN DATADASAR
I. Identitas DiriKlien
Nama pasien : Ny.JW
Tanggal masukRS : 04 April2011
Tempat/Tgl.Lahir : Manado, 20 Juni1959
SumberInformasi :Keluarga
Umur : 55 tahun
JenisKelamin : Laki-laki
Alamat :Kec.Tuminting
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : IRT
Identitas Penanggungjawab :
Pasien Atritis
reumatoid
V. RiwayatLingkungan
Kebersihan : lingkungan temapat tinggal di daerah
kumuh yang sistem sanitasinya tidakbaik
Bahaya : rentan terhadap penyakit kulit dandiare
Polusi : terhadapair
VI. AspekPsikososial
1. Pola pikir &persepsi
a. Alatbantuyangdigunakan: ( ) Kacamata( ) alat bantu
pendengaran
b. Kesulitan yang dialami :
( )sering pusing
( ) menurunnya sensitifitas terhadap sakit
( ) menurunnya sensitiftas terhadap
panas/dingin ( )membaca/menulis
2. PersepsiDiri
Hal yang amat dipikirkan saat ini :pasien berharap segera
sembuh agar dapat kembali beraktivitas secara normal
Harapan setelah menjalani perawatan:lebih memperhatikan
kebersihanlingkungan
Perubahan yang dirasa setelah sakit :badan terasa lemah,
nyeri saat tangan digerakan dan merasa tidak nyaman.
3. Suasana Hati :gelisah
Rentang perhatian : Suami, anak dan cucu menjadi lebih
perhatian
4. Hubungan/komunikasi
2. Bicara BahasaUtama: BahasaIndonesia( ) jelas(
)relevan
3. Bahasa Daerah: dialekManado
4. Tempat Tinggal ()sendiri( ) bersama orang lain, yaitu
Suami
VII. PengkajianFisik
Tanda-tanda Vital Saat Pasien Masuk Rumah Sakit
- Suhutubuh : 370C
- DenyutNadi : 60 kali/menit
- Pernafasan : 18 kali/menit
- TekananDarah : 90/70mmHg
DO :
- P: Faktor penyakit Merusak tulang dan mendesak cairan
atritis reumathoid sinovial
- Q: seperti ditusuk-
tusuk
- R: Di daerah sendi
jari-jari tangan Nyeri
- S:skala 7
- T: 5 menit kadang
jika cuaca dingin
nyerinya akan
kambuh
Deformitas skletal
Terbentuknya panus
Deformitas skletal
Defisit pengetahuan
DS: Faktor pencetus Defisit perawatan
- pasien mengatakan diri
tangan nya sulit di Autoimun
gerakkan dan sulit untuk
merawat dirinya
- Klien mengatakan tidak Antibodi salah mendeteksi benda asing (sel,
jaringan,organ)
mampu untk mengganti
pakaian nya sendri
DO:
Antibodi berubah jadi antigen
- klien tampak di bantu
berpakaian oleh kluarga
nya. Tampak di bantu Menyerang sendi
untuk ke kamar mandi
oleh keluarga.
- Inflamasi membran sinovial
Terbentuknya panus
Deformitas skletal
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
DX.
1 - Melakukan pengkajian nyeri secara S :
komperehensif Pasien mengatakan masih
- Menggunakan teknik komunikasi terasanyeri dan kaku
teraupeutiik untuk mengetahui Pasien belum merasa nyaman
pengalaman nyeri pasien
- Menganjurkan klien dengan posisi O :
yang nyaman KU lemah
- Memberikan lingkungan yang TTV:
nyaman - Suhu tubuh: 370 C
- Menyarankan untuk meningkatkan - Nadi: 60 x /menit
rileksasi - Pernafasan: 18 x /menit
- Memonitor tekanan darah, nadi, dan - TD: 90/70mmHg
status pernafasan dengan tepat. Edema pada sendi dan
- Mengidentifikasi kemungkinan pergelanggan tangan, nyeri dan
penyebab perubahan tanda-tanda kaku masih terasa,
vital. Skala nyeri 7,
- Berkolaborasi dengan tenaga medis Pasien anemia sedang
lainnya untuk pemberian obat A :
analgesik sesuai indikasi Masalah belum teratasi
P:
Intervensi lanjut
2 - Mengevaluasi/lanjutkan pemantauan S :
tingkat inflamasi /rasa sakit pada
Pasien mengatakan sulit untuk
sendi.
- Mempertahankan istirahat tirah istirahat dan tidur.
baring/duduk jika diperlukan . buat
Pasien belum merasa nyaman.
jadwal aktifitas sesuai dengan
toleransu untuk memberikan periode O :
istirahat yang terus menerus dan
TTV:
tidur malam hari yang tidak
terganggu. - Suhu tubuh: 370 C
- Membantu klien latihan rentang
gerak pasif atau aktif. - Nadi: 60x /menit
- Mengubah posisi klien setiap dua - Pernafasan: 18 x /menit
jam dengan bantuan personel yang
cukup. Demontrasikan atau bantu - T D : 90/70mmHg
teknik pemindahan dan penggunaan Pasien anemia sedang, rentang
bantuan mobilitas.
- Memposisikan sendi yang sakit gerak terbatas, tidak bisa tidur
dengan bantal. nyenyak, obat yang diberikan
- Memberikan obat-obatan sesuai
indikasi untuk mengatasi rematik dan
- Memberikan matras busa menekan inflamasi.
steroid
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi lanjut
3 - Mendorong klien mengungkapkan S:
perasaannya mengenai proses Pasien mengatakan ingin segera
penyakit dan harapan masa depan. sembuh.
- Mendiskusikan arti perubahan pada Pasien ingin dapat
klien atau orang terdekat. Pastikan beraktivitassecara mandiri.
bagaimana pandangan pribadi klien
dalam berfungsi dalam gaya hidup O:
sehari-hari, termasuk aspek seksual. Aktivitas Pasien masih
- Mendiskusikan presepsi klien bergantung pada orang lain
mengenai bagaimana orang terdekat (Keluarga).
menerima keterbatasan klien. Pasien membatasi rentang
- Mengakui dan menerima perasaan geraknya.
berduka, bermusuhan dan serta A:
ketergantungan Masalah belum teratasi
- Mengobersvasi perilakuklien P:
terhadap kemungkinan menraik diri, Intervensi lanjut
menyangkal atau terlalu
memperhatikan perubahan tubuh.
4 - Mempertahankan mobilitas, kontrol S:
terhadap nyeri dan program latihan. Pasien mengatakan aktifitas dibantu
- Mengkaji hambatan klien dalam oleh keluarga
partisipasi perawatan diri. Identifikasi O:
atau buat rencana untuk modifikasi Pasien masih bergantung pada
lingkungan. orang lain (Keluarga).
- Mengkonsultasi dengan ahli terapi Pasien membatasi rentang
okupasi geraknya.
- Mengatur evaluasi kesehatan di A:
rumah sebelum dan setelah Masalah belum teratasi
pemulangan P:
Intervensi lanjut
5 - Meninjau proses penyakit, prognosis S:
dan harapan masa depan. Pasien mengatakan bahwa dirinya
- Mendiskusikan kebiasaan klien dalam sudah mengerti dengan penyakitnya
penatalaksanaan proses sakit melalui O:
diet, obat-obatan serta program diet Pasien terlihat sudah mengetahui
seimbang, latihan dan istirahat setelah di penkes oleh perawat tentang
- Membantu klien dalam merencanakan penyakitnya
jadwal aktivitas yang realistis, A:
periode istirahat, perawatan diri, dan Masalah teratasi
manajemen stress P:
- Menekankan pentingnya melanjutkan Intervensi lanjut
manajemen farmakoterapeutik.
5.1 Kesimpulan
B BV
A PENUTUP
5.2 Saran
Pemakalah menyadari bahwa penjelasan di atas masih terdapat kekurangan, baik
dari segi isi maupun dari segi penulisan. maka dari itu, diharapkan kepada pembaca kritik
dan saran sebagai masukan yang membangun demi perbaikan makalah ini dan
selanjutnya.