Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK


DENGAN KECACATAN (TUNANETRA)

JUSRIANI (A.19.11.057)
MALIDA (A.19.11.072)
NUR TASBI RAMADHANI (A.19.11.058)
OKTAFIANI SILPANI P. (A.19.11.059)
RAUDAH NOFAYANTI (A.19.11.060)
RHOYFATUL RIZQI (A.19.11.061)
RISMAWATI (A.19.11.063)
RISKI NORRIANI (A.19.11.062)
Definisi
 Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian tunanetra ialah
tidak dapat melihat, buta. Sedangkan menurut Direktorat Pembinaan
Sekolah Luar Biasa yang dimaksud dengan tunanetra adalah
seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak
berfungsinya indera penglihatan. Karena adanya hambatan dalam
penglihatan serta tidak berfungsinya penglihatan (Heward &
Orlansky, 1988 cit Akbar 2011).
Etiologi
A. Pre-natal
1. Keturunan
2. Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan
B. Post-natal
1. Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat benturan alat-
alat atau benda keras.
2. Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe, sehingga baksil
gonorrhoe menular pada bayi, yang pada ahkirnya setelah bayi lahir mengalami
sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan.
3. Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan
3. Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti masuknya benda
keras atau tajam
Klasifikasi
 Tunanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama sekali
tidak memiliki pengalaman penglihatan.
 Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; mereka telah memiliki
kesan-kesan serta pengalaman visual tetapi belum kuat dan mudah
terlupakan.
 Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka telah
memiliki kesan-kesan visual dan meninggalkan pengaruh yang
mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.
 Tunanetra pada usia dewasa; pada umumnya mereka yang dengan
segala kesadaran mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.
 Tunanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti
latihan-latihan penyesuaian diri.
 Tunanetra akibat bawaan (partial sight bawaan)
Klasifikasi anak tunanetra berdasarkan kemampuan
daya penglihatan, yaitu:

 Tunanetra ringan (defective vision/low vision); yakni


mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan
tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program
pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan/kegiatan yang
menggunakan fungsi penglihatan.
 Tunanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka
yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan
menggunakan kaca pembesar mampu mengikuti pendidikan
biasa atau mampu membaca tulisan yang bercetak tebal.
 Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama
sekali tidak dapat melihat.
Karakteristik anak tunanetra
1. Fisik (Physical), Keadaan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya
lainnya. Perbedaan nyata diantara mereka hanya terdapat pada organ
penglihatannya. Gejala tunanetra yang dapat diamati dari segi fisik diantaranya,
Mata juling, Sering berkedip, Menyipitkan mata.(kelopak) mata merah
2. Perilaku, Ada beberapa gejala tingkah laku yang tampak sebagai petunjuk dalam
mengenal anak yang mengalami gangguan penglihatan secara dini : Menggosok
mata secara berlebihan.
3. Psiki, Secara psikis anak tunanetra dapat dijelaskan sebagai berikut :
Mental/intelektual dan Sosial
 Hubungan sosial yang pertama terjadi dengan anak adalah
4. Akademis
 Karakteristik Anak Tunanetra dalam Aspek Akademis Tilman & Osborn (1969)
menemukan beberapa perbedaan antara anak tunanetra dan anak awas.
5. Low Vision, Beberapa ciri yang tampak pada anak low vision antara lain: Menulis
dan membaca dengan jarak yang sangat dekat.
Pemeriksaan penunjang
 Tonometri (dengan schiøtz pneumatic atau tonometer aplanasi)
mengukur tekanan intraokuler dan memberikan nilai dasar untuk
perujukan.
 Pemeriksaan slit lamp memperlihatkan efek glaucoma pada stuktur
mata anterior, meliputi kornea, iris dan lensa.
 Gonioskopi menentukan sudut ruang anterior mata
 Oftalmoskopi mempermudah visualisasi fundus.
 Perimetrik atau pemeriksaan lapang pandang menentukan keluasaan
kehilangan penglihatan perifer
 Fotografi fundus memantau dan mencatat perubahan pada discus
optikus.
 Pemeriksaan ketajaman penglihatan memastikan derajat kehilangan
penglihatan.
STUDI KASUS PASIEN ANAK DENGAN
TUNANETRA
 Disebuah SLB terdapat 15 anak berkebutuhan khusus dengan
rentang umur 9-12 tahun. Berdasarkan pengkajian yang telah
dilakukan oleh kelompok, diketahui bahwa 15 orang anak
dengan tunanetra. Selain itu lantai di lingkungan terlihat basah,
licin, dan banyak barang yang disimpan tidak pada tempatnya.
lingkungan terlihat kotor, saat ditanya mereka jarang mencuci
tangan sebelum makan saat selesai beraktivitas disekolah.
 Asuhan keperawatan ini menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang meliputi: pengkajian status kesehatan
masyarakat, perumusan diagnosa keperawatan, dan perencanaan
keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini melibatkan
pendamping pada komunitas SLB tersebut
Pengkajian
1. Inti/core
a. Sejarah Timbulnya Komunitas, SLB Distribusi menurut umur :
Berdasarkan tabel diketahui bahwa
Negeri Selayar didirikan pada
tahun 1889 oleh pemerintah dan dari 15 orang, sebanyak 7 orang
masih beroperasi sampai sekarang. berada pada rentang umur kanak-
b. Demografi, Jumlah anggota : 15 kanak dengan persentase 46,6% dan
orang, Distribusi anak menurut: sebanyak 8 orang berada dalammasa
umur remaja awal dengan persentase 53.
 dari 15 orang siswa SLB sebanyak c. Nilai/keyakinan
Nilai , Siswa SLB sangat menhormati
10 orang berjenis kelamin
dan patuh terhadap guru mereka
perempuan dengan persentase 66%
disekolah, mereka menganggap guru
dan 5 orang adalah lakilaki dengan
adalah pengganti orangtua disekolah.
persentase 34%. Keyakinan, Seluruh siswa SLB
beragama islam.
 Keamanan dan Transportasi
2. sub sistem  Keamanan dan keselamatan: keamanan terjaga
Lingkungan dengan adanya tembok pembatas, pos satpam
 Penerangan yang digunakan yaitu yang dijaga 24 jam
 Halaman dan lantai di ruangan licin, banyak
lampu dan jendela yang biasa dibuka ditumbuhi lumut
sehingga udara biasa masuk pada  Di ruangan tidak ada keset
 Transportasi: mobil dan angkutan kota
siang hari
 Pelayanan Kesehatan yang Tersedia
 Sirkulasi dalam keadaan baik dengan
 Pelayanan kesehatan: terdapat poliklinik yang
adanya dua buah jendela dan beberapa mengadakan pemeriksaan kesehatan setiap satu
ventilasi bulan sekali.
 Keadaan got penuh saat turun hujan  Sistem Komunikasi
 Beberapa siswa yang mengalami keterbatasan
 Keadaan taman disekitar ruangan/
komunikasi karena keterbatasan yang mereka
wisma kurang terawat alami.
 Fasilitas kamar mandi/WC licin
 Sarana komunikasi: telepon, surat kabar, fax, dan
email
 Pendidikan  Sistem Ekonomi
 Pendidikan keagamaan yang biasanya  Tidak ada sistem ekonomi yang berlangsung di
didapatkan oleh siswa SLB Negeri sekolah
 Tidak terdapat fasilitas ekonomi di sekolah.
Selayar Biasanya disampaikan oleh  Rekreasi
penceramah atau Ustadz yang sengaja  Rekreasi yang biasa dilakukan di sekolah adalah
didatangkan oleh pihaksekolah. bermain bersama di lapangan sekolah
 Fasilitas rekreasi: lapangan dan bola-bola
Bahasa yang digunakan: bahasa
isyarat.
A. ANALISA DATA
Analisa data
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DM A Ketidak efektifa n Perilaku kesehatan
1. Anak mengatakan memelihar a kesehatan cenderung beresiko
jarang mencuci
tangan sebelum
makan saat selesai Kurangnya upaya
beraktivitas perubahan perilaku
disekolah
kesehatan
DM I
1. Lingkunga n terliha t
kotor. Kurang pengetahua n
2. Masalah kesehatan
yang lebih banyak Perilaku kesehatan
di derita di SLB rendah
adalah diare 46,6%,
kemudian ISPA
33,3% dan Perilaku kesehatan

Dermatitis 20%. cenderung beresiko


3. Keadaan got tampak
penuh saat turun
hujan.
4. Terdapat poliklinik
yang mengadakan
pemeriksaan
kesehatan setiap
satu bulan sekali.
DM A Anak kebutuhan khusus Resiko cedera
1. (tidak terkaji)
DM I Gerak aktif/aktivitas
1. Lingkunga n terliha t
basah, licin, dan Lingkunga n kurang aman
banyak barang yang
Diagnosa keperawatan
 Perilaku kesehatan cenderung beresiko
berhubungan dengan pemilihan gaya hidup
tidak sehat dan kurang nya terpapar informasi.
 Risiko Cedera berhubungan dengan
berhubungan dengan lingkungan tidak aman,
gangguan mental, pendengaran dan
penglihatan
Intervensi keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko  Promosi perilaku upaya kesehatan
berhubungan dengan pemilihan gaya Observasi
hidup tidak sehat dan kurang nya  identifiksi perilaku upaya kesehatn yang

terpapar informasi. dapat ditingkatkan


Tujuan Terapeutik
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan  berikan lingkkungan yang mendukung

maka Perilaku kesehatan meningkat kesehatan


 orientasi pelayanan ksehatan yang dapat
dengan
kriteria hasil: dimanfaatkan
 Penerimaan terhadap status meningkat Edukasi
 anjurkan menggunakan air bersih
 Kemampuan melakukan tindakan
 anjurkan mencuci tangan dengan air bersih
pencegahan masalah kesehatan meningkat
 Kemampuan dan sabun
peningkatan kesehatan  anjurkan menggunakan jamban sehat
meningkat  anjurkan memberantas jentik di sekolah
 Pencapaian pengendalian kesehatan
seminggu sekali
meningkat.  anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
 anjurkan melakukan aktifitas fisik setip hari
2. Risiko Cedera berhubungan  Pencegahan cedera
 Observasi
dengan berhubungan dengan  identifikasin area lingkungan yang
lingkungan tidak aman, gangguan berpotensi menyebabkan cedera
mental, pendengaran dan  identifikasi obat yang berpotensi
penglihatan menyebabkan cedera
 identifikasi kesesuaian alas kaki atau
Tujuan
stoking elastis pada ektremitas bawah
 Setelah dilkukan tindakan  Terapeutk
keperawatan maka tingkat cedera  sediakan pencahayaan yang memadai
menurun dengan  sosialisasikan pasien dan keluarga dengan
lingkungan ruang raawat atau sekolah (mis.
kriteria hasil: penggunaan alat komunikasi, tempat
 Kejadian cedera menurun
belajar, eneraangan ruangan kelas,
 Luka/lecet menurun danlokasi kamar mandi
 Iritaabilitas menurun  gunakan alas lantai jika beresiko
 Gangguan mobilitas fisik menurun mengalami cedera serius
 sediakan alas kaki anti slip
 diskusikan mengenai latihan dan terapi
fisik yang diperlukan.
 Edukasi
 Jelaskan intervensi pencegahan resiko jatuh
kepasien dan keluarga
TERIMAH
KASIH

Anda mungkin juga menyukai