Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP ANAK DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI

Disusun Oleh :

WIWICE ARIANTI

PO7120220021

(2A)

Keperawatan Anak

Suparno,SST,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN BATURAJA

TAHUN AJARAN 2021/2022


KONSEP DASAR

A. Pengertian
Komunikasi merupakan suatu proses timbal balik yang terjadi antara pengirim dan
penerima pesan. Proses komunikasi terdiri dari orang yang mengirim pesan, isi pesan,
sertaorang yang menerima pesan. Antara si pengirim pesan maupun si penerima pesan
salingmempengaruhi. Orang yang menerima pesan akan menjawab atau memberi reaksi
terhadap pengiriman pesan, sehingga terjadi interaksi antara pengirim pesan dan
penerima pesan

Gangguan komunikasi meliputi berbagai lingkup masalah, yaitu gangguan bicara,


bahasa, dan mendengar. Gangguan bahasa dan bicara melingkupi gangguan
artikulasi,gangguan mengeluarkan suara, afasia ( kesulitan manggunakan katakata,
biasanya karenaada memar atau luka di otak ! dan keterlambatan di dalam berbicara
atau berbahasa. "asingmasing gangguan ini mempengaruhi fungsi akademik, atau
pekerjaan, atau kemampuan untuk berkomunikasi secara sosial. Penanganan pada
gangguan komunikasi umumnya dilakukanmelalui terapi bicara dan koseling psikologis
untuk kecemasan social dan masalah-masalah emosional lainnya. Keterlambatan bicara
dan bahasa tergantung dari beberapa penyebabtermasuk di dalamnya adalah faktor
lingkungan atau gangguan pendengaran
B. Etiologi

Pada kebanyakan kasus, penyebab gangguan komunikasi tidak diketahui. Gangguan komunikasi
dapat berupa kondisi perkembangan atau kondisi yang telah didapat. 

Penyebabnya dapat meliputi:

a) perkembangan otak abnormal


b) lpaparan penyalahgunaan zat atau racun sebelum lahir
c) bibir sumbing atau langit-langit mulut
d) faktor genetic
e) cedera otak traumatis
f) kelainan saraf
g) stroke
h) tumor di area yang digunakan untuk komunikasi

Gangguan komunikasi sering terjadi pada anak-anak. Menurut Institut Nasional Ketulian dan
Penyakit Komunikasi lainnya (NIDCD), 8 hingga 9 persen anak-anak memiliki gangguan suara
bicara.

Selain itu, gangguan komunikasi juga bisa terjadi pada orang dewasa. Di Amerika Serikat,
sekitar 7,5 juta orang memiliki masalah dalam penggunaan suara. Pasien dengan riwayat cedera
otak juga memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan ini.

Namun, banyak kondisi ini yang terjadi secara spontan. Ini dapat mencakup timbulnya afasia,
yang merupakan ketidakmampuan untuk menggunakan atau memahami bahasa.

.
C. Tanda dan gejala

 suara berulang
 penyalahgunaan kata-kata
 ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan cara yang dimengerti
 ketidakmampuan untuk memahami pesan
D. Patofisiologi

E. Pemeriksaan diagnostic
1. Perhatikan perkembangan komunikasi pada anak, apakah anak mampu
berkomunikasi dengan normal atau tidak.
2. Melihat bagaimana kesulitan proses komunikasi anak.
3. Lakukan tes saat menemukan permasalahan gangguan bicara pada anak.
Tes atau skrining awal dilakukan menggunakan kuesioner guna mengetahui
perkembangan anak, seperti Language Development Survey (LDS), MacArthur
Communicative Development Inventories (CDIs), Ages and Stages Questionnaire
(ASQ).
F. Penatalaksanaan
Apabila ahli tersebut menyatakan bahwa anak anda memerlukan terapi bicara maka
keterlibatan orangtua sangat berperan. Suatu tim yang terdiri dari guru, terapis bicara
dan bahasa, audiologis, dan orangtua diperlukan untuk menangani gangguan
komunikasi pada anak. Amplifikasi mungkin dibutuhkan pada anak dengan gangguan
pemdengaran. Anak yang tidak dapat dibantu dengan hearing aid memerlukan terapi
yang dini, seperti penggunaan bahasa isyarat dan membaca bibir yang dapat membantu
komunikasi mereka. Orangtua dapat membantu untuk mengevaluasi dan mengamati
perkembangan komunikasi anak dengan cara memiliki waktu untuk berkomunikasi
dengan anak, meskipun anak masih bayi, berbicara dan menyanyi pada anak dapat
merangsang peniruan suara dan bahasa tubuh, gunakan kehidupan sehari-hari untuk
melatih bicara anak, yang berarti berbicaralah sepanjang hari seperti sebutkan nama-
nama makanan di supermarket, jelaskan apa yang anda lakukan ketika anda memasak
atau membersihkan ruangan, tunjuk benda-benda di sekitar rumah, dan yang terakhir
adalah tanyakan kembali pengetahuan yang sudah anda berikan atau lihat respon anak
anda.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Tanggal masuk: 29 juli 2020
Ruang: Poliklinik tumbuh – kembang anak
Pengkajian: 29 juli 2020 jam 11.00
No.Register Medik:

1. Identitas
Nama Klien: An. Ilham Sadewo
Tgl Lahir/umur: 26 Agustus 2017 / 3,9 thn
Suku/bangsa: Jawa/Indonesia
Agama: Islam
Pendidikan: -
Pekerjaan: -
Alamat: -
Nama Orang Tua: Tn. Moh.Najib
Umur: 30 tahun
Suku/bangsa: Jawa/Indonesia
Agama: Islam
Pendidikan: SLTA
Pekerjaan: Swasta
Alamat: Krembangan bakti/Surabaya

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Alasan datang ke rumah sakit
Anak sudah umur 2 tahun belum bisa bicara. Dan pada umur 3 tahun 9 bulan saat ini anak
baru bisa mengucapkan kata : “mama” “papa”

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Anak belum bisa bicara, hanya bisa mengucapkan kata “mama” “papa” . lain-lain tidak
bisa.Menyebut nama benda tidak bisa. Kalau dipanggil atau ada bunyi suara, anak tidak
berespon terhadap sumber bunyi. Saat ini anak bisa berlari,berjalan, menendang bola,
menggosok gigi dengan bantuan, berpakaian dengan bantuan, dan menggambar.

c. Riwayat Kehamilan
Selama kehamilan ibu tidak pernah menderita penyakit, Ibu tidak menderita penyakit
demam, campak, atau perdarahan serta mules yang berlebihan. Ibu juga tidak pernah
mengalami trauma fisik selama kehamilan.
Selama kehamilan ibu selalu memeriksakan dirinya ke Puskesmas dan mendapatkan obat
tambah darah. Ibu tidak pernah dianjurkan oleh petugas kesehatan untuk menjalani
pengobatan khusus selama hamil. Ibu tidak mengkonsumsi jamu atau obat-obatan selama
hamil kecuali yang didapatkan dari Puskesmas.
d. Riwayat Persalinan
Persalinan spontan di rumah sakit ditolong oleh dokter, Bayi menangis spontan, tidak ada
biru. Berat badan lahir 4000 gram, Panjang badan tidak diketahui (+ 45 – 50 Cm). Berat
placenta tidak diketahui.

e. Riwayat Penyakit Sebelumnya


Menurut ibu waktu lahir kepala anak membesar tetapi setelah di periksa dokter dan di
periksa dokter dan di foto kesimpulan dokter tidak apa-apa. Anak tidak pernah jatuh dari
tempat tidur atau mengalami trauma serius.

f. Riwayat Penyakit Keluarga


Orang tua tidak ada yang menderita penyakit jantung, paru, penyakit kencing manis,
penyakit gondok atau penyakit kronis lainnya. Dari keluarga tidak ada riwayat keturunan
yang mengalami Epilepsi atau menderita penyakit seperti klien.

g. Riwayat Perkembangan
Kemampuan untuk :
- tersenyum:1 bulan
- Menggerakkan kepala: 1 bulan
- Mengangkat kepala 45O: 2 bulan
- Mengangkat kepala 90O :3 bulan
- Telungkup :1 ½ bulan
- Mengambil mainan: usia 5 bulan
- Duduk dengan bantuan tangan:6 bulan
- Berdiri : umur 8 bulan
- Berjalan: umur 2 tahun
- Umur 2 tahun belum bisa mengucapkan kata, pada umur 3 tahun 9 bulan baru bisa
mengucapkan kata mama dan papa.

3. POLA – POLA KESEHATAN


1. Pola Manajemen Kesehatan
Anak biasanya dibawa ke Puskesmas atau ke rumah sakit bila mengalami sakit.
2. Pola Kebutuhan Nutrisi
Anak mendapatkan minuman ASI mulai umur O bulan hingga umur satu tahun. Anak
mendapatkan makanan selain ASI mulai umur 3 bulan (diberi pisang dan bubur). Umur
15 bulan baru mendapatkan nasi biasa. Ibu memberikan makanan nasi biasa tiga kali
sehari dengan lauk sama dengan keluarga. Lauk tersering adalah tempe, tahu dan krupuk.
3. Pola Eliminasi
Jika klien b.a.b atau b.a.k klien masih mengompol. Klien belum pernah diajari untuk
berak (toilet training). Saat ini klien b.a.b kurang lebih sehari sekali, konsistensi biasa dan
b.a.k kurang lebih 4-6 kali sehari.
4. Pola Aktivitas Latihan
Anak biasanya diajak ibunya untuk berjalan disekitar rumah dengan digendong dan sejak
sekitar dua bulan yang lalu ibunya melatih anaknya. Frekuensi latihan tidak pasti (sekitar
2-3 kali seminggu). Lama latihan sekitar 5- 10 menit. Untuk belajar bicara atau
mengucapkan kata atau kalimat sudah dicoba oleh keluarga tetapi anak tetap tidak bisa
bicara. Saat pemeriksaan ibu tampak cemas dari ekspresi non verbalnya. Ibu banyak
bertanya tentang kemampuan bicara anaknya, ibu mengatakan cemas dengan masa depan
anaknya bila tidak sembuh dan ingin langsung penanganan anaknya oleh dokter ahli.
5. Pola Isitirahat – Tidur
Klien biasanya tidur siang dari pukul 11.00- 15.00 WIB dan malam hari dari pukul 19.30
– 06.00 WIB. Klien tidak sering terbangun saat tidur.

4. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: Composmentis
Nadi: 96 X/menit
Pernafasan: 24X/ menit
Suhu tubuh: 36,8O C
Panjang Badan: 104 Cm
Berat Badan: 13 Kg
Kulit:
Tidak terdapat lesi, hiper/hipopigmentasi tidak ada, cyanosis tidak ada, icterus tidak ada,
tumor dan oedema tidak ditemukan.
Kepala:
Penyebaran, lingkar kepala 54 Cm, bentuk kepala simetris, rambut merata, sutura dan
fontanella menutup. Tidak terdapat tumor. Break vase sign tidak ditemukan.

Mata:
Posisi simetris,sunset sign tidak ditemukan, kornea jernih, iris simetris ukuran 10 mm,
reflek pupil pisitif simetris, conjungtiva ananemis, sclera anicteric, hifema tidak
ditemukan, ptosis, nigtagmus tidak ditemukan. Koordinasi gerak bola mata simetris dan
mampu mengikuti pergerakan benda. Visus tidak diketahui.

Hidung:
Simetris, bersih, Conchae tidak membesar, tidak ada pernafasan cuping hidung

Telinga:
Simetris, bersih, tidak ada tanda radang telinga/mastoid. Membrana timphani utuh.
Refleks terhadap suara atau bunyi kurang.

Mulut:
Bibir tidak cyanosis, mukosa mulut lembab, bibir tremor tidak ditemukan, tonsil tidak
membesar, oropharing tidak hiperemis. Kemampuan bicara kurang, suara tidak jelas,
tangisan kuat. Tidak dapat mengikuti suara satu suku kata.

Leher:
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid dan kelenjar submandibular. Tidak ditemukan
distensi vena jugularis.
Dada:
Lingkar dada 51 Cm, bentuk simetris, trhill apex tidak ditemukan, gerak dada simetris,
focal fremitus simetris. Tidak ditemukan pekak abnormal, Suara napas lapang paru
vesikuler tanpa wheezing dan ronchii. Suara jantung S1S2 tanpa split/ suara jantung
tambahan.

Perut:
Bentuk simetris, tidak ditemukan massa, kulit supel, distensi vena abdominal tidak
ditemukan, nyeri tekan tidak terindikasi, Bising usus tidak meningkat, abdominal bruits
tidak ditemukan, Tidak ditemukan pembesaran limfe / hepar.

Ekstremitas
Lingkar lengan kiri 14 Cm, bentuk simetris tanpa ada lesi/bekas lesi. Tidak ditemukan
deformitas, krepitasi, artikulasi sendi patella – femur kaku, Artikulasi sendi tangan tidak
kaku.

Genital
Testis sudah turun, simetris, tidak terdapat pembesaran abnormal, tidak terdapat fimosis.

5. Tes tumbuh kembang berdasar DDST menurut umur 3 tahun 9 bulan


Hubungan sosial : Sudah dappat mengambil makan, menggosok gigi dengan
bantuan, berpakaian dengan bantuan.
Motorik halus : Dapat memilih garis yang lebih panjang, dapat mencontoh dan
menggambar di kertas.
Bahasa : Hanya bisa mengucapkan kata “mama”, “papa”dan tidak bisa menyebut
empat warna.
Motorik kasar : Dapat berdiri, berjalan dan berlari. Dapat menendang bola dan dapat
berdiri dengan satu kaki lebih dari satu detik.
Pemeriksaan Penunjang : Sedang dianjurkan untuk dilakukan keluarga.
Diagnosa Medik: Speech Delayed
Analisa Data

Data ETIOLOGI MASALA


H
DS (allo) : Menurunnya fungsi Kerusakan
- Usia anak 3 tahun 9 bulan pendengaran komunikasi verba
- Keluarga mengatakan anak Pada umur 2 tahun belum
dapat mengucapkan kata dan pada umur 3 tahun 9
bulan baru bisa mengucapkan kata mama dan papa,
serta tidak bisa mengucapkan kata-kata yang lain
seperti empat warna.
DO :
- Anak rewel
- Anak tidak pernah menjawab bila ditanya, ada bunyi
atau suara anak tidak berespon ke sumber bunyi.
Reflek pendengaran terhadap bunyi atau suara kurang.
DS (allo) : Kurang pengetahuan Cemas
- Ibu menanyakan apakah kemampuan bicara anaknya tentang
dapat kembali normal. gangguan
- Ibu mengatakan cemas dengan masa depan anaknya perkembangan
bila tidak bisa sembuh. bicara yang dialami
DO : anaknya.
- Ekspresi non verbal ibu tampak cemas dengan
kondisi anaknya.

B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan perkembangan bicara : kerusakan komunikasi verbal berhubungan
dengan menurunnya fungsi pendengaran pada anak.
2. Cemas pada keluarga ( ibu ) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
gangguan perkembangan bicara yang dialami anaknya.
C. PLANING:
1. Gangguan perkembangan bicara : kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan
menurunnya fungsi pendengaran pada anak.
Goal : Dalam waktu 6 bulan kemampuan komunikasi verbal anak akan kembali normal.
Kriteria : Anak dapat mengucapkan kata-kata kurang lebih 1500 – 2100 kosa kata dan
dapat berbicara 4 hingga 5 kalimat dengan jelas dan memiliki arti.
Tindakan:
1. Kaji tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dengan DDST.
R/ : Mengetahui kesesuaian tugas perkembangan yang dicapai anak dengan tugas-tugas
yang seharusnya sudah tercapai sesuai perkembangan usianya.

2. Ukur : TB, BB, Lingkar kepala, Lingkar dada dan lingkar lengan.
R/ : Gambaran dari status gizi anak yang berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang
anak dan ukuran kepala anak dapat memberi gambaran dari perkembangan dari sel-sel
otak.Anak usia lebih dari 2 tahun lingkar kepala sedikit lebih kecil dari lingkar dada.

3.Ajarkan orang tua untuk sementara tetap melatih anak untuk berkomunikasi secara
verbal dan juga bisa menggunakan alternatif komunikasi non verbal yang lebih sering dan
efektif, misalnya menulis pesan di kertas yang mudah dimengerti.
R/ : Penggunaan teknik komunikasi yang efektif akan menghasilkan penyampaian pesan
yang mudah dimengerti dan sebagai stimulasi terhadap otak sehingga terjadi suatu
memori. Latihan bicara yang sesuai dengan perkembangan anak akan menghindari
eksplorasi yang berakibat penekanan fungsi mental anak.

4. Anjurkan ibu/keluarga untuk selalu mengajak anak berkomunikasi di rumah


atau ajak bermain ke tetangga.
R/ Keikutsertaan keluarga atau lingkungan sosial secara langsung akan banyak membantu
perkembangan bicara anak.

2. Cemas pada anak keluarga (ibu) berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
gangguan perkembangan bicara yang dialaminya.
Goal : Dalam waktu 1 jam, orang tua ( ibu ) dapat menerima keadaan putranya.

Kriteria : Ibu tidak tampak cemas, ibu dapat menguraikan hal-hal yang positip yang dapat
dikembangkan yang berkaitan dengan keadaan anaknya seperti mau melatih anaknya
dirumah, mengajak anak bermain, setuju untuk melakukan suatu pemeriksaan yang
lengkap yang dianjurkan pihak medis dalam penanganan masalah kemampuan bicara
anaknya.

D.. INTERVENSI
a. Terangkan bahwa anak mengalami keterlambatan perkembangan bicara dan dapat di
perbaiki secara maksimal dalam batas waktu tertentu dengan usaha yang keras.
R/ Peningkatan pemahaman dan kesadaran orangtua untuk bisa menerima keadaan
anaknya dan menggali koping yang positip terhadap kemampuan yang ada pada anaknya.
b. Dorong keluarga untuk mau melakukan pemeriksan yang lengkap terhadap gangguan
perkembangan bicara yang di alami anaknya.
R/ Membantu di dalam proses penegakan penyebab gangguan yang lebih pasti dan
mempercepat proses penanganan yang lebih cepat dan tepat.
c. Support keluarga dalam melakukan stimulasi pada anak
R/ : Meningkatkan harapan dan kemauan keluarga dalam melakukan stimulasi.
d. Kuatkan koping keluarga dalam menerima kondisi anak.
R/ Meningkatkan penerimaan keluarga terhadap kondisi anak.

E. IMPLEMENTASI
Tanggal 29 juli 2002 jam 11.00
1. Mengukur : nadi : 96 x/menit, RR : 24x/menit, suhu : 36,8oC.
2. Mengukur PB : 104 cm, BB : 13 kg, LK : 54 cm, L D : 51 cm, LL : 14 cm
3. Mengisi lembar DDST
4. Mengisi kurva TB/BB
5. Mengisi kurva lingkar kepala
6. Menjelaskan tentang perkembangan anak yang harus sudah dilalui untuk anak usia 3
tahun 9 bulan.
7. Memberikan penjelasan tentang perkembangan anaknya dan program pemeriksaan
selanjutnya yang telah dianjurkan dokter.
8. Melatih anak untuk mengucapkan kata sederhana ( “mama” “papa” ).
9. Menganjurkan ibu untuk selalu melatih anak bicara dan memancing anak untuk
menyebut benda atau warna yang diinginkan.
10. Mendiskusikan upaya orang tua melatih anak berkomunikasi : ibu selalu mengajarkan
anak menyebut benda di rumah.
11. Menyarankan ibu untuk sabar dan rajin dalam melakukan pemeriksaan dan
pengobatan terhadap anaknya.

F. Evaluasi
Tanggal 29 juli jam 13.00 untuk diagnosa keperawatan no. 1.
S:-
O : Anak lebih banyak rewel, tidak respon terhadap bunyi atau suara.
A : Masalah belum teratasi
P : Dorong orang tua untuk terus melatih anaknya dirumah baik secara verbal atau
dengan alternatif lain seperti menggambar, menulis pesan di kertas dengan mudah di
mengerti dan kontrol anak yang teratur ke poli anak.
Tanggal 29 juli jam 13.00 untuk diagnosa keperawatan no. 2.
S : Ibu mengungkapkan mengerti keadaan anaknya, ibu mengungkapkan akan selalu
melatih kemampuan bicara anaknya dan akan membawa anaknya ke dokter ahli untuk
pengobatan lanjutan.
O : Ibu tampak tenang.
A : Ibu mulai menerima dan mengerti apa yang harus dilakukan demi perkembangan
anaknya.
P : Anjurkan ibu untuk tetap sabar di dalam penanganan anaknya.

Anda mungkin juga menyukai