Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING

SKENARIO 4 BLOK 3.1

" Anak ibu sepertinya mengalami Keterlambatan"

Nama Tutor : dr. Aprilia Karen Mandagie, Sp.KK

Disusun oleh:

Gabriel Meinrad Abhisa Devinto (19.P1.0003)

Rafida Rahmasari (19.P1.0005)

Altamirano Reza Pahlevi Handoko (19.P1.0019)

Fransiska Ingka Pratiwi (19.P1.0025)

Daniel Aryo Wibowo (19.P1.0029)

Maria Goreti Sara Triwidianingsih (19.P1.0030)

Ezra Clement Lie (19.P1.0031)

Catharine Fabiola Samirahayu. B (19.P1.0038)

La Venice Tarakanita Teurah (19.P1.0044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2020
Anak ibu sepertinya mengalami Keterlambatan

Koko, , 12 bulan di bawa oleh ibunya ke puskesmas karena ibunya kuatir anaknya kok blm mau berbicara.
Setelah diperiksa kondisi kesehatan normal. Diketahui anak belum bisa manggil mama. Kurang mau
menirukan bunyi sederhana. Sang dokter bilang sepertinya si Kokok mengalami keterlambatan ya. Coba
kita cek.

I. TERMINOLOGY
1. Puskesmas
2. Pertumbuhan
3. Perkembangan
4. Denver II

Definisi
1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.1
2. Pertumbuhan adalah proses normal pertambahan ukuran organisme disebabkan oleh pertambahan
jaringan lokal dengan yang telah ada sebelumnya.2
Pertumbuhan adalah bertambahnha ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Jadi bersifat
kuantitatif swhingga dengan demikian dapat diukur dengan menggunakan sayuan panjang atau
satuan berat.3
3. Perkembangan adalah suatu proses perubahan sebagai akibat dari kematangan individu seiring
berjalannya pertumbuhan.2
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh ang lebih kompleks
jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit daripada pengukuran pertumbuhan.3.
4. Tes Denver II merupakan alat skrining untuk menemukan penyimpangan perkem- bangan pada
anak pasca kelahiran hingga usia 6 tahun. Tes Denver II bukan merupakan tes IQ sehingga tidak
dapat meramal kemampuan intelektual, adaptif atau perkembangan anak dimasa mendatang.
Tujuannya adalah menilai tingkat perkembangan anak sesuai kelompok seusianya, serta
digunakan untuk memonitor dan memantau perkembangan bayi atau anak dengan resiko tinggi
terjadinya penyimpangan perkembangan secara berkala.4
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sajakah perkembangan yang normal di usia anak yang ke-12 bulan?
2. Hal apa sajakah (faktor) yang dapat mempengaruhi proses perkembangan dan pertumbuhan
anak, khususnya di usia 12 bulan?
3. Pemeriksaan seperti apakah yang akan dilakukan oleh dokter untuk menilai perkembangan
anak tersebut?
4. Apakah yang menyebabkan Koko tidak dapat berbicara dengan baik seperti anak seusianya?
5. Apakah tanda anak yang mengalami speech delay (keterlambatan dalam berbicara?
6. apakah gangguan yg di alami oleh koko termasuk gangguan motorik kasar atau halsu?
III. HIPOTESIS
1. Usia 0-12 bulan itu adalah masa penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
a. Terjadi pertumbuhan fisik yang pesat
b. Awal mula perkembangan kemampuan berpikir
c. Mulai muncul kemampuan berkomunikasi
d. Masa belajar untuk dapat berteman
Untuk permasalahan pada scenario terutama pada komunikasi, pada umur 1 bulan itu bayi
sudah mulai bereaksi terhadap bunyi, umur 2 bulan sudah bersuara oooo…/aaaa…, umur 3
bulan sudah bisa tertawa atau mungkin juga berteriak, umur 5 bulan sudah mulai menoleh jika
ada suara, umur 7 bulan bersuara ma..ma../da..da… , umur 11 bulan sudah dapat mengatakan
mama/papa dengan lancer.
2. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Proses Perkembangan dan Pertumbuhan Anak,
khusus nya Anak Usia 12 bulan ialah
a. Faktor genetik: faktor genetik merupakan penilaian dasar dalam pencapaian hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini merupakan bawaan dari sifat orangtua
yang diturunkan kepada anak. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai
faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau negara.
b. Nutrisi dan gizi yang diberikan: Anak membutuhkan nutrisi yang harus dicukupi
untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Seperti memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan full pasca melahirkan dan asupan makanan yang diberikan
dengan kandungan yang dibutuhkan oleh anak saat masa pertumbuhan.
c. Faktor lingkungan: faktor lingkungan ini dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor
yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal)
yang meliputi gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin/zat kimia seperti obat-
obatan, endokrin (hormonal), radiasi, infeksi, stress, dan imunitas tubuh. Yang kedua
yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir
(faktor postnatal). Faktor postnatal secara umum digolongkan menjadi lingkungan
biologis meliputi ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan,
kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormonal.
d. Faktor Pola Asuh Orangtua: Pola asuh ini akan memberikan dampak kepada anak
sacara psikologis bukan hanya saat anak-anak tetapi akan terus terbawa hingga
dewasa. Oleh karena itulah para orangtua harus memperhatikan faktor pola asuh ini
dengan baik sehingga ketika pola asuh orangtua yang baik saat kecil, akan menjadi
dasar bagaimana anak tersebut bersikap dan berpikir untuk kedepannya
3. Pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai perkembangan anak:
Anamnesis komprehensif antara lain riwayat kehamilan, persalinan dan perinatal,riwayat
penyakit heriditer, riwayat keluarga (maturasi delayed, bilingual, kurang stimulasi,
psikososial) riwayat penyakit sebelumnya (trauma dan infeksi intrakranial, otitis media)
Pemeriksaan fisik
a. Tes pendengaran pada anak bertujuan untuk mendeteksi apakah bayi memiliki
gangguan pendengaran, sehingga dapat ditentukan langkah penanganannya. Tes ini
perlu dilakukan sedini mungkin, mengingat indra pendengaran berperan penting
dalam menunjang kemampuan berkomunikasi serta tumbuh kembang anak.
b. Tes genetik Tujuannya jelas, untuk mengetahui atau mengidentifikasi kemungkinan
kelainan genetik, sehingga dapat diobati sejak dini.
c. MRI scan berfungsi untuk mencari kelainan pada sistem saraf dan otak
d. Tes neurologis seperti elektro encephalogram (EEG), yang merekam aktivitas
gelombang otak listrik.

Untuk tata laksana lanjutan sepertinya di arahkan ke dokter spesialis Kedokteran Fisik
Rehabilitasi (spKFR) untuk diketahui lebih dahulu apakah etiologinya, yang nantinya akan di
arahkan ke terapi wicara (speech therapy). Berikut beberapa pemeriksaan yang biasanya
akan dilakukan oleh terapis wicara:

a. Pemeriksaan Mekanisme Mulut dan Sekitarnya. Dalam pemeriksaan ini, terapis akan
melihat bentuk, kekuatan, dan pergerakan dari bibir, langit-langit, gigi, lidah, dan
gusi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa faktor yang menjadi penyebab
kelainan dalam berbicara bukan disebabkan oleh struktur dari alat berbicara tersebut.
b. Pemeriksaan Artikulasi (Pengucapan) Anak. Tujuan pemeriksaan ini untuk menilai
kemampuan anak dalam mengucapkan huruf-huruf konsonan dalam bahasa
Indonesia. Biasanya terapis akan menggunakan gambar atau tulisan yang mewakili
konsonan tertentu.
c. Pemeriksaan Kemampuan Pemahaman dan Pengungkapan secara Verbal (Ekspresif)
.
4. Penyebab Koko tidak dapat berbicara dengan baik seperti anak seusianya:
a. Gangguan pendengaran dan infeksi telinga. Ketika anak mengalami masalah
pendengaran, ia kesulitan memahami pembicaraan di sekitarnya dan suara dirinya
sendiri. Inilah yang membuat anak sulit memahami dan menguasai kata-kata dan
menirukannya dengan lancar. Selain itu, anak terlambat bicara juga dapat disebabkan
karena infeksi telingA. Infeksi telinga yang kronik dan peradangan di bagian telinga
tengah paling umum menjadi penyebab. Oleh karena itu, jangan anggap sepele infeksi
telinga yang terjadi pada balita, karena dapat menyebabkan balita telat bicara.
b. Gangguan bicara pada balita digolongkan menjadi dua: fungsional dan non-
fungsional yaitu gangguan bicara digolongkan menjadi dua yaitu fungsional dan non-
fungsional. Gangguan fungsional masih dirasa wajar, sementara gangguan non-
fungsional perlu diwaspadai karena merujuk pada ketidaknormalan fungsi organ
lainnya. Keterlambatan bicara fungsional sangat sering terjadi, apalagi di era digital
ini. Gangguan fungsional tidak menyerang sistem syaraf pendengaran secara
permanen, dan tidak mengindikasikan adanya gangguan mental atau penyakit serius.
Anak yang mengalami gangguan bicara fungsional, hanya terganggu dalam proses
mengekspresikan sesuatu secara verbal. Tapi fungsi motorik dan visualnya masih
berjalan baik. Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan bicara fungsional adalah, ia
tetap memperhatikan ketika orang lain mengajaknya berbicara. Pandangan matanya
terfokus pada lawan bicara, dan responnya cepat. Ia peka terhadap benda bergerak,
menoleh ketika dipanggil, bisa mengekspresikan rasa kesal atau senang dengan
tindakan. Gangguan ini bisa di atasi dengan terapi, ketelatenan dan keaktifan orang
tua dalam mendidik anaknya.
5. Tanda-tanda Anak mengalami Gangguan Bicara dan Bahasa, menurut teori, seorang anak
mengalami gangguan bicara dan bahasa jika:
a. Perkembangannya tertinggal dari teman sebayanya.
b. Masalah yang muncul dapat berupa masalah pada bentuk perkembangan bicara dan
bahasa, muatan dan isi bahasa, serta penggunaan bahasa.
c. Masalah yang muncul bukan hanya berupa masalah pada produksi bahasa tetapi juga
pemahaman bahasa.
d. Masalahnya dapat muncul dalam berbagai tingkat keparahan.
e. Perkembangan bicara dan bahasa menunjukkan bukan hanya lebih lambat namun juga
menunjukkan perkembangan yang berbeda.
f. Anak belum dapat mengucapkan kata ringan seperti papa mama
g. Anak belum merespon ketika namanya dipanggil dan tidak merespon beberapa
perintah sederhana seperti ajakan
h. Belum menunjukan keinginannya dalam menyatakan sesuatu misalnya menunjuk,
merentangkan tangan keatas ketika ingin digendong
6. Gangguan yang dialami koko juga termasuk kedalam motoric kasar dan motoric halus karena
keduanya juga berhubungan dan juga merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan bahasa pada anak antara lain: Perkembangan otak dan kecerdasan, jenis
kelamin, Kondisi fisik, Lingkungan keluarga, kondisi ekonomi, setting sosial/lingkungan-
budaya, dan bilingualism. Potensi kemampuan berbicara anak juga dipengaruhi oleh
kematangan alat berbicara, dan kesiapan berbicara, serta adanya model yang baik untuk
dicontoh, kesempatan berlatih, motivasi dan bimbingan. Penyebab gangguan bicara dan
bahasa sangat banyak dan luas, semua gangguan mulai dari proses pendengaran, penerus
impuls ke otak,otot atau organ pembuat suara.
IV. SKEMA

Tumbuh kembang
anak

Umur 0-12 bulan

Internal
Faktor Tumbuh
Kembang Anak

Eksternal

Gangguan Tumbuh
Kembang
Denver II

Penyebab

Motorik Motorik Kemampua Personal


Kasar Halus n Bahasa Social
V. SASARAN BELAJAR
1. Mengetahui proses tumbuh kembang anak normal menurut Denver II(usia 0-12bulan)
2. Mengetahui factor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
3. Mengetahui gangguan tumbuh kembang anak dan penyebabnya (usia 0-12bulan)
4. Mengetahui proses pemeriksaan Denver II

VI. BELAJAR MANDIRI


1. Proses tumbuh kembembang anak normal menurut Denver II:
a. Anak Usia 0-1 Bulan. Pada anak usia 0-1 bulan, sebanyak 90 persen anak setidaknya
sudah bisa memberikan reaksi terhadap suara bel. Jika anak belum bisa melakukan
hal tersebut, ini berarti kemungkinan ada keterlambatan perkembangan , karena 90
persen anak lain telah bisa melakukannya.
b. Anak Usia 1-2 Bulan. Pada anak usia 1-2 bulan, ada beberapa perkembangan yang
seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak, yaitu:
1. Membalas senyuman. Sebanyak 90 persen bayi di usia 1,5 bulan, sudah
bisa melakukan hal ini.
2. Tersenyum spontan. Sebanyak 90 persen bayi di usia 2,1 bulan, sudah
bisa melakukan hal ini.
3. Mengoceh. Sebanyak 90 persen bayi di usia 2,7 bulan, sudah bisa
melakukan hal ini.
4. Mengangkat kepala 45 derajat ketika tengkurap. Sebanyak 90 persen
bayi di usia 2,7 bulan sudah bisa melakukan hal ini.
5. Mata mengikuti benda yang digerakkan. Sebanyak 90 persen bayi di
usia 2,8 bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
c. Anak Usia 2-3 Bulan. Pada anak usia 2-3 bulan, ada beberapa perkembangan yang
seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak, yaitu:
1. Tertawa. Sebanyak 90 persen bayi di usia 3,1 bulan, sudah bisa melakukan
hal ini.
2. Berteriak. Sebanyak 90 persen bayi di usia 4,3 bulan, sudah bisa
melakukan hal ini.
3. Tangan saling berpegangan. Sebanyak 90 persen bayi di usia 4 bulan,
sudah bisa melakukan hal ini.
4. Mengangkat kepala 90 derajat ketika tengkurap. Sebanyak 90 persen
bayi di usia 3,6 bulan sudah bisa melakukan hal ini.
d. Anak Usia 3-4 Bulan. Pada anak usia 3-4 bulan, ada beberapa perkembangan yang
seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak, yaitu:
1. Kepala tegak ketika didudukkan. Sebanyak 90 persen bayi di usia 3,7
bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
2. Memandang tangannya sendiri. Sebanyak 90 persen bayi di usia 4 bulan,
sudah bisa melakukan hal ini.
3. Memegang mainan. Sebanyak 90 persen bayi di usia 3,9 bulan, sudah bisa
melakukan hal ini.
4. Menoleh ke kanan dan ke kiri. Sebanyak 90 persen bayi di usia 4,5 bulan
sudah bisa melakukan hal ini.
e. Anak Usia 4-5 Bulan. Pada anak usia 4-5 bulan, ada beberapa perkembangan yang
seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak, yaitu:
1. Mengangkat dada ketika tengkurap. Sebanyak 90 persen bayi di usia 4,6
bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
2. Tengkurap sendiri, terlentang sendiri. Sebanyak 90 persen bayi di usia
5,4 bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
3. Mengamati benda-benda kecil dan gambar. Sebanyak 90 persen bayi di
usia 5,2 bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
4. Menoleh suara kerincingan. Sebanyak 90 persen bayi di usia 5,6 bulan
sudah bisa melakukan hal ini.
f. Anak Usia 5-6 Bulan. Pada anak usia 5-6 bulan, ada beberapa perkembangan yang
seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak, yaitu:
1. Berusaha meraih mainan. Sebanyak 90 persen bayi di usia 5,9 bulan,
sudah bisa melakukan hal ini.
2. Menoleh saat dipanggil namanya. Sebanyak 90 persen bayi di usia 6,6
bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
3. Memasukkan tangan atau biskuit ke mulut. Sebanyak 90 persen bayi di
usia 6,5 bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
g. Anak Usia 6-7 Bulan. Pada anak usia 6-7 bulan, ada beberapa perkembangan yang
seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak, yaitu:
1. Duduk tanpa dipegang. Sebanyak 90 persen bayi di usia 6,8 bulan, sudah
bisa melakukan hal ini.
2. Mencari benda jatuh/disembunyikan. Sebanyak 90 persen bayi di usia
7,2 bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
3. Mengucapkan satu suku kata (ba, pa, ma). Sebanyak 90 persen bayi di
usia 7,7 bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
h. Anak Usia 7-8 Bulan. Pada anak usia 7-8 bulan, ada beberapa perkembangan yang
seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak, yaitu:
1. Memegang 2 mainan dengan tangan kanan-kiri. Sebanyak 90 persen
bayi di usia 9,1 bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
2. Mengucapkan suku kata bersambung (babababa). Sebanyak 90 persen
bayi di usia 10,1 bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
3. Berdiri dipegang. Sebanyak 90 persen bayi di usia 8,5 bulan, sudah bisa
melakukan hal ini.
i. Anak Usia 9-12 Bulan. Pada anak usia 9-12 bulan, ada beberapa perkembangan yang
seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak, yaitu:
1. Berdiri sendiri tanpa dibantu. Sebanyak 90 persen bayi di usia 9,7 bulan,
sudah bisa melakukan hal ini.
2. Melambaikan tangan (bye-bye). Sebanyak 90 persen bayi di usia 14
bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
3. Menunjuk untuk minta sesuatu. Sebanyak 90 persen bayi di usia 12,9
bulan, sudah bisa melakukan hal ini.
4. Memanggil mama-papa. Sebanyak 90 persen bayi di usia 13,3 bulan
sudah bisa melakukan hal ini. 4
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak:
a. Faktor Internal:
1. Ras/Etnik, Bangsa
2. Keluarga : berhubungan dengan postur tubuh, tinggi atau pendek, gemuk atau kurus.
3. Umur : kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
4. Jenis Kelamin : Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada anak laki-laki namun setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak
laki-laki akan lebih cepat.
5. Genetik : bawaan anak yang berpotensi memiliki ciri khas seperti orangtuanya.
6. Kelainan kromosom : umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti
Down Syndrom , Turner Syndrom.
b. Faktor Lingkungan (Eksternal)
1. Lingkungan Prenatal:
a. Gizi
b. Posisi fetus yang abnormal
c. Toksin/zat kimia
d. Endokrin
e. Radiasi
f. Infeksi
g. Kelainan imunologi
h. Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta)
i. Psikologi ibu
2. Lingkungan Natal adalah komplikasi saat persalinan pada bayi seperti trauma kepala,
asfiksia (kerusakan jaringan otak), BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah),
Hiperbilirubinemia (peningkatan kadar plasma bilirubin), Hipoglikemia (kekurangan
glukosa), dan infeksi.
3. Lingkungan Postnatal:
a. Faktor biologis adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin, nutrisi, perawatan
kesehatan, penyakit kronis.
b. Faktor fisik adalah cuaca/demografi, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
c. Faktor psikososial adalah stimulasi, motivasi belajar, hukuman/ganjaran,
kelompok sebaya, stres, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi orangtua dan
anak.
d. Faktor keluarga adat istiadat yaitu pendapatan dan pekerjaan orangtua, pendidikan
ibu dan bapak, jumlah saudara, jenis kelamin. 5

3. Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang Yang Sering Ditemukan:


1. Gangguan Bicara dan Bahasa Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh
perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan
atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor,
psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurang stimulasi akan dapat
menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral Palsy merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak
progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel
motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai
pertumbuhannya .
3. Sindrom Down Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya
jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang
normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat,
masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan
perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri. 6
4. Proses pemeriksaan Denver II
1. Sapa orang tua/ pengasuh dan anak dengan ramah
2. Jelaskan tujuan dilakukan tes perkembangan, jelaskan bahwa tes ini bukan untuk
mengetahui IQ anak.
3. Buat komunikasi yang baik dengan anak.
4. Hitung umur anak dan buat garis umur
a. Instruksi umum: catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan pada
formulir.
b. Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir.
Bila anak lahir prematur, koreksi faktor prematuritas
5. Untuk anak yang lahir lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan dan berumur
kurang dari 2 tahun, maka harus dilakukan koreksi.
6. Tarik garis umur dari garis atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada
ujung atas garis umur.
7. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor
yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak di sebelah
kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur
8. Beri skor penilaian atau skor dari tiap ujicoba ditulis pada kotak segi empat yaitu:
a. P: Pass/ lulus yaitu anak melakukan ujicoba dengan baik, atau ibu/ pengasuh
anak memberi laporan anak dapat melakukannya.
b. F: Fail/ gagal yaitu anak tidak dapat melakukan ujicoba dengan baik atau
ibu/pengasuh anak memberi laporan anak tidak dapat melakukannya dengan baik
c. No: No opportunity/ tidak ada kesempatan yaitu Anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh
dipakai pada ujicoba dengan tanda R
d. R: Refusal/ menolak yaitu anak menolak untuk melakukan ujicoba. 7

VII. KESIMPULAN
Anak-anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan seiring bertambahnya usia. Tumbuh
kembang anak meliputi motorik kasar, motorik halus, kemampuan bahasa, personal sosial berdasarkan
Denver II. Pertumbuhan dan perkembangan anak, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik
(internal) dan lingkungan (eksternal). Berdasarkan skenario, Koko anak usia 12 bulan mengalami
keterlambatan dalam berbicara. Keterlambatan ini termasuk dalam tumbuh kembang anak yaitu
kemampuan bahasa. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu kemampuan kognitif,
motorik, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak tersebut. Untuk menilai tumbuh kembang anak,
kita dapat menilai perkembangannya berdasarkan Tes Denver II sehingga perkembangan anak dengan
resiko tinggi terjadinya penyimpangan perkembangan dapat terpantau secara berkala.

VIII. DAFTAR P USTAKA


1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Kesehatan Pusat Kesehatan
Masyarakat (2014).
2. Tarmapalan.2013.Kamus Saku Kedokteran Dorland.singapura.Elesevier.
3. Narendra, M.S, dkk. 2002. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama IDAI.
Jakarta : Sagung Seto.
4. Ivantoni, R. dan Muhimmah, I., 2015. Aplikasi Penentuan Tingkat Tumbuh Kembang Anak
Menggunakan Tes Denver II. In Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed).
5. Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2013.
6. Kemenkes RI (2012). Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbang Balita. Jakarta :
Kemenkes RI
7. Nurlaili Muzayyanah, Departemen IKA FK UII. KPSP dan Pemeriksaan Denver II. Fakultas
Kedokteran.Universitas Islam Indonesia

Anda mungkin juga menyukai