Anda di halaman 1dari 82

Pengkajian

pada anak
dan
keluarga
E L I L U S I A N I . S , . K E P. N E R S . M . K E P
MATERI SARJANA
1.Komunikasi dan wawancara kepada anak dan keluarga
2. Konsep pengkajian anak sehat/keluarga (resume)
3.Pengkajian nutrisi pada anak/status nutrisi
4. konsep hospitalisasi (kelompok 1)
5. konseo bermain (kelompok 2)
6.Atraumatic care
7. pengkajian nyeri pada anak
1. Mahasiswa mampu
menerapkan Komunikasi
dan wawancara kepada
anak dan keluarga
2. Mahasiswa mampu

Tujuan melakukan Pengkajian


nutrisi pada anak/status

Pembelajaran
nutrisi
3. Mahasiswa mampu
menerapkan Atraumatic
care pada anak
4. Mahasiswa Mampu
melakukan pengkajian
nyeri pada anak
Komunikasi dan
wawancara kepada
anak dan keluarga
KOMUNIKASI
Proses dimana informasi di sampaikan kepada orang lain melalui symbol-
symbol , tanda tanda atau tingkah laku.
Yaitu hubugan interpersonal dimana perawat
klien memperoleh pengaaman belajar bersama
serta memerbaiki pengalaman emosional klien .

Komunikasi
terapeutik
Komunikasi terapeutk mempunyai tujuan
spesifik , saling membagikan pikiran, perasaan
dan berorientasi pada masa sekarang (here and
now) berfokus pada klien dalam memenuhi
kebutuhan.
Anak adalah pribadi yang unik , bukan miniature orang dewasa
pribadi dengan haknya sendiri dan kapasitas untuk menjadi orang
Anak desawa yang lebih unik.
Kemampuan komunikasi pada anak dipengaruhi oleh orang tua ,
tingkat pekembangan dan intelektual.
Tujuan Komnikasi pada bayi
1. Memberian rasa aman kepada bayidan anak

2. Memenuhi kebutuhan bayi dan anak akan kasih saying

3. Melatih bayi mengembangkan kemampuan bicara, mendengar dan menerima rangsangan

4. Mempermudah pemberian asuhan keperawatan kepada bayi atau anak


Membantu anak utk memperjelas dan mengurangi beban perasaan

Tujuan dan pikiran serta dapat mengambil Tindakan utk merubah situasi
yang ada bila anak percaya pada hal hal yang di perlukan
komunikasi Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil Tindakan
pada anak yang efektif dan mempertahankan egonya
Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan dirinya sendiri
Esensi
komunikasi pada
anak
Menggunakan bentuk Bahasa yang
bermakna bagi orang yang mereka
ajak utk berkomunikasi

Anak harus memahami Bahasa yang


digunakan oleh orang lain
Bentuk
komunikasi pra
bicara
1. Tangisan

2. Celoteh

3. Isyarat

4. Ekspresi emosioal
Teknik orang ketiga : bisa di gunakan pada bayi/toddler
Teknik Fasilitasi (melibatkan Teknik mendengar dengan penuh perhtian dan
komunikasi cerminkan Kembali pada pasien perasaan dan maksud mereka)

kreatif Storytelling (cerita ) gunkan Bahasa anak untuk masuk ke area


berpikir mereka
pada anak ; Saling bercerita , tunjukan pikiran anak dan upayakan utk
Teknik mengubah persepsi anak atau rasa takutnya dengan menceritakan
verbal Kembali suatu cerita yang brbeda dalam situasi yang sama
Biblioterapi (proses
terapeutik dan suportif)

1. kaji perkembagan emosi dan kognitif anak utk


memahami kesiapan memahami pesan dari buku, kenali
isi buku pesan yang di sampaikan dan tujuannya dan usia
yang sesuai dengan buku itu,

2. Bacakan pada anak bila anak belum bisa membaca

3. Gali buku itu dengan cara (menceritakan Kembali isi


buku itu, membaca bagian khusus dengan perwat dan
orang tua, melukis gambar yang berhubungan dengan
cerita tersebut, membicarkan tentang karakter, meringkas
moral arti dari certa)
Teknik non verbal

Menulis menggambar Play


Cara
berkomunikasi
dengan orang
tua anak
v Anjurkan orangtua untuk berbicara

v Arahkan ke focus pembicaraan

v Mendengarkan

v Diam

v Empati

v Meyakinkan Kembali

v Merumuskan Kembali

v Memberikan petunjuk kemungkinan yang terjadi

v Menghindari hambatan dalam berkounikasi


Tahapan
komunikasi
dengan anak
vPrainteraksi
vPerkenalan
vTahap kerja
vTahap terminasi
Komunikasi terapeutik pada anak
sesuai tumbuh kembang
Bayi (0-1 tahun)

Toddler (1-3 tahun)

Pra sekolah ( 3- 5 tahun)

Sekolah (6 -12 tahun)

Remaja (12-18 tahun)


BAYI TIPS

Bahasa yang digunakan nonverbal : Menggunkan komuikasi non verbal(ekspresi


wajah dan nada suara)
1. Menggunakan Gerakan tangan, kaki dan
badan (< 6 bulan) Orangtua lebih senang kepada perawat yang
memperlakukan anaknya sebagai bayi , bukan
2. Stranger anxiety (> 6 bulan)
pasien(buatlah wajah seperti bayi dan
berbicaralah menggunakan Bahasa bayi)
Toddler dan
pra sekolah
Anak belum mampu bicara secara
fasih , sangat egosentris
Kata-kata sederhana, singkat dan
familiar
Memberitahu apa yangterjadi pada
dirinya
Pandangan sejajar

Bicara pelan

Bergambar atau bercerita


Menggunakan benda
stimuasi untuk
mendapatkan perhatian
Tisp toddler
saat pengkajian
Menggunakan pendekatan
head to toe
Tips pra Jangan mengancam anak akan di
suntik atau mengunjungi rumah
sakit bila anak tidak bersikap baik

sekolah
Bertanya “ingin di nfus di lengan
yang ini atau yang itu, atau kamu
ingi di infus di mana ?
Anak sangat peka terhadap stimulus

Anak sering bertanya dan ingin ada alasan

Jelaskan fungsi dan prosedur Tindakan

Anak usia Gunakan Bahasa dan kata sederhana yang spesifik sesuai dengan
kemampuan kognitifnya
6-12 tahun Sudah mampu berkomunikasi denga orang dewasa
Tips anak sekolah
Tanyakan langsung pada anak dengan singkat
tetapi bukan dengan istilah kekanakan
Gunakan kesamaan kesukaan untuk membangun
kedekatan , misalya film atau hobi
Perlakukan mereka dengan hormat

Jangan membuat malu merekan di depan


temannya
Apabila akan melakukan Tindakan perawat bisa
mendemonstrasikan kepada mainan terlebih
dahulu
Usia remaja (Adolecence)
Berdiskusi atau curah pendpat Bersama teman sebaya

Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu

Jaga kerahasiaan dalam berkomunikasi

Fase transisi, pola pikir & tingkah laku peralihan dari anak anak menjadi dewasa
Tisp remaja
1. Jangan berbohog

2. Bila masalah remaja obat, kehamilan jangan menghakimi

3. Bila memungkinkan ijinkan orang terdekat untuk menjadi pendukung social mereka
Pengkajian nutrisi
pada anak
ELI LUSIANI.M.KEP
Status nutrisi
Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat dilihat untuk mengetahui apakah seseorang
tersebut itu normal atau bermasalah (gizi salah).
 Gizi salah adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan dan atau
keseimbangan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, kecerdasan dan aktivitas atau
produktivitas.

Status gizi juga dapat merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang dimasukkan ke
dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menunjukan kualitas
hidup suatu masyarakat dan juga memberikan intervensi sehingga akibat lebih buruk dapat dicegah dan
perencanaan lebih baik dapat dilakukan untuk mencegah anak-anak lain dari penderitaan yang sama
Penilaian status nutrisi Secara
Langsung
Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi
antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umum dan tingkat gizi

Pengukuran melalui antropometri mempunyai kelebihan dari beberapa segi kepraktisan lapangan.
Pengukuran antropometri yang biasa dilakukan adalah Berat Badan (BB), Panjang Badan (PB), Tinggi
Badan (TB), dan Lingkar Lengan Atas (LLA). Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan
indeks dapat dilihat pada tabel
Silahkan
DOWNLOAD BUKU
PANDUAN …
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Rumus
menghitung
BB/U
TB/U
BB/TB
Rumus IMT/U
Z SCORE = IMT HITUNG-MEDIAN BAKU RUJUKAN
SIMPANGAN BAKU RUJUKAN

IMT = BB

TB
Vidio PERHITUNGAN Z-
SCORE
Kasus BB/U
Seorang anak laki –laki usia 24 bulan dating ke posyandu utk dilakukan pemeriksaan status gizi , hasil
pem di dapatkan TB 90 CM , BB 12 KG, BERAPA NILAI Z SCORE ?
Jawaban
KASUS TB/U
Seorang anak perempuan 36 bulan dating ke posyandu utk dilakukan pemeriksaan status gizi , hasil
pem di dapatkan TB 100 CM , BB 15 KG, BERAPA NILAI Z SCORE ?
Jawaban
Kasus BB/TB
Seorang anak perempuan 36 bulan dating ke posyandu utk dilakukan pemeriksaan status gizi , hasil
pem di dapatkan TB 100 CM , BB 15 KG, BERAPA NILAI Z SCORE ?
Jawaban
Kasus IMT/U
Seorang anak perempuan 36 bulan dating ke posyandu utk dilakukan pemeriksaan status gizi , hasil
pem di dapatkan TB 100 CM , BB 15 KG, BERAPA NILAI Z SCORE ?
Jawaban
Pengkajian
nyeri pada
anak
E LI LU SI A N I . M.K E P
DEFINISI NYERI
Nyeri adalah ketidak nyamanan dan pengalaman seseorang yang mendalam yang dikatakan oleh orang
yang mengalaminya dan tidak dapat dirasaakan orang lain dan terjadi pada setiap bagian dari
kehidupan seseorang (Berman & Synder, 2012; Hockenberry &Wilson, 2009). Dan nyeri merupakan
suatu kondisi yang lebih dari ekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu dan
subjektif individu (Potter & Perry, 2005).
KESIMPULAN
Dari definisi diatas menempatkan seorang
pasien sebagai seorang yang ahi di bidang
nyeri, karena hanya pasienlah yang tahu
tentang nyeri adalah sesuatu yang sangat
subjektif, tidak ada ukuran objektif
padanya, sehingga hanya orang yang
merasakannya yang paling akurat dan
tepat dalam mendefinisikannya
(McCaffery, 1980 dikutip dari Prasetyo,
2010).
1. Teori Specificity

Teori ini mengatakan bahwa ujung syaraf spesifik berkolerasi dengan


Teori Nyeri sensasi seperti sentuhan, hangat, dingin dan nyeri. Sensasi nyeri
berhubungan dengan pengaktifan ujung-ujung syaraf bebas oleh
rangsangan mekanik, kimia dan temperature yang berlebihan
(Kozier, 1996)
2. Teori Intensity

Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap


rangsangan sensori mempunyai potensi untuk menimbulkan nyeri
jika menggunakan intensitas yang cukup (Kozier, 1996)
3. Gate Control Theory (Teori Pintu Gerbang)

Teori yang paling populer dan dipercaya adalah teori pintu gerbang
yang dikenalkan oleh Melzack danWall (1988). Adapun bunyi teori
pintu gerbang adalah: keberadaan (eksistensi) dan intensitas
pengalaman nyeri tergantung pada pengiriman system syaraf yang
mengontrol pengiriman rangsang nyeri; jika pintu terbuka
rangsangan yang dihasilkan dari sensori nyeri dapaat dirasakan
secara sadar, jika pintu tertutup, rangsang nyeri tidak dapat
mencaapai batas kesadaran dan sensori yang dialami.
Faktor yang
mempengaruhi
persepsi dan reaksi
terhadap nyeri

Usia merupakan faktor yang sangat penting


dalam mempengaruhi nyeri pada individu.
Anak yang masih kecil belum dapat
mengucapkan kata-kata untuk
mengungkapkan nyeri secara verbal. Secara
umum pria dan wanita tidak berbeda secara
signifikan dalam berespon terhadap nyeri.
Lainnya ….
1. Ansietas

2. Pengalaman masa lalu dengan nyeri

3. Keluarga dan Support Sosial

4. Pola koping
Respon Perilaku Anak terhadap
Nyeri
Megel, Houser & Gleaves(1998) menjelaskan bahwa respon nyeri terdiri dari tiga elemen yaitu
perilaku yang jelas terlihat (overt behaviours), perilaku yang tersembunyi (covert behaviours) dan
responfisiologis.

Perilaku yang jelas terlihat bisa diamati misalnya menangis,menyeringai,menendang, berteriak dan
menarik diri. Guyton (1999) bahwa perubahan fisiologis dalam tekanan darah , kecepatan pernafasan,
tekanan darah, telapak tangan berkeringat diobservasi sebagai respon anak terhadap stimulus yang
menyakitkan.
Neonatus
Cara terbaik mengkaji nyeri pada neonates adalah dengan penggunaan indeks perilaku. Mimik wajah,
perubahan nada suara dan aktivitas, serta menangis adalah indikator nyeri yang paling banyak dipakai.
Neonatus prematur dan yang sakit kritis mungkin tidak berespon terhadap nyeri seperti neonatus yang
sehat dan cukup bulan.

Indeks perilaku juga merupakan indikator nyeri berguna pada bayi setelah masa neonatus. Selain
mimik wajah, perubahan nada dan aktivitas, serta menangis, bayi ini menunjukkan sikap menjauh dari
stimulus nyeri dan aneka vokalisasi
Anak usia 1-3 tahun
Anak usia 1 sampai 3 tahun (toddler) tetap harus diperhatikan respon perilaku pada saat mengkaji
nyeri. Meskipun begitu, macam perilakunya bertambah, termasuk menggosok tempat nyeri dan
perilaku agresif (menggigit, memukul, menendang). Sebagian toddler bisa mengutarakan bila ia sakit,
namun tidak dapat menggambarkan intensitas nyeri.
usia prasekolah (3-6 tahun),
Pada anak usia prasekolah (3-6 tahun), psikoseksual anak pada kelompok usia ini membuatnya sangat
rentan terhadap ancaman cedera tubuh. Prosedur intrusive, baik yang menimbulkan nyeri maupun yang
tidak, merupakan ancaman bagi anak usia prasekolah yang konsep integritas tubuhnya belum
berkembang baik. Anak prasekolah dapt bereaksi terhadap injeksi sama khawatirnya dengan nyeri saat
jarum dicabut. Mereka takut intrusi atau pungsi tubuh tidak akan menutup kembali dan “isi tubuh”
mereka akan bocor keluar (Wong, 2008).

Anak prasekolah malah mendorong orang yang akan melakukan prosedur agar menjauh, mencoba
mengamankan peralatan, atau berusaha mengunci diri di tempat yang aman. Ekspresi verbal secara
khusus menunjukkan kemajuan perkembangan mereka dalam berespon terhadap stress. Anak dpat
menganiaya perawat secara verbal dengan menggunakan kata-kata, “pergi dari sini” atau “ saya benci
kamu”.
Anak usia sekolah
Anak usia sekolah mengkomunikasikan secara verbal nyeri yang mereka alami berkaitan dengan letak,
intensitas, dan deskripsinya. Tidak seperti anak yang lebih kecil, yang mengalami kesulitan memilih
kata-kata untuk menggambarkan nyeri, anak-anak yang berusia 8 tahun atau lebih menggunakan
berbagai kata dan frase, seperti “menyakitkan”, “luka”, “terbakar”, “tersengat”, “sakit”, “seperti pisau
tajam” (Tesler dkk, 1991 dalam Wong, 2008).
Lanjutan
Anak usia sekolah juga menggunakan kata-kata yang mengendalikan reaksi mereka terhadap nyeri.
Misalnya anak-anak ini dapat meminta perawat untuk berbicara dengannya selama prosedur,
sedangkan yang lainnya memilih menjauhkan diri dengan tidak melihat pada apa yang sedang terjadi.
Sebagian besar menghargai penjelasan prosedur yang diberikan dan tampak tidak terlalu takut jika
mereka mengetahuinya.
NRS
Numerical Rating Scale (NRS) hampir sama dengan Visual Analog Scale, tetapi memiliki angka-angka
sepanjanggarisnya. Angka 0-10 atau 0-100 dan anak diminta untuk menunjukkan rasa nyeri yang
dirasakannya. Skala Numerik ini dapat digunakan pada anak yang lebih muda seperti 3 -18 .
Keterangan skala
Dari skala diatas, tingkatan nyeri yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Skala 1 : tidak ada nyeri

Skala 2-4 : nyeri ringan, dimana klien belum mengeluh nyeri, atau masih dapat ditolerir karena masih
dibawah ambang rangsang.

Skala 5-6 : nyeri sedang, dimana klien mulai merintih dan mengeluh, ada yang sambil menekan pada
bagian yang nyeri

Skala 7-9 : termasuk nyeri berat, klien mungkin mengeluh sakit sekali dan klien tidak mampu
melakukan kegiatan biasa

Skala 10 : termasuk nyeri yang sangat, pada tingkat ini klien tidak dapat lagi mengenal dirinya.
Wong Baker Faces Pain Rating
Scale
Faces Pain Rating Scale terdiri dari 6 gambar skala wajah yang bertingkat dari wajah yang tersenyum
untuk “no pain” sampai wajah yang berlinang air mata. Penjelasan Faces Pain Rating Scale yaitu:
Keterangan
Nilai 0 : nyeri tidak dirasakan oleh anak

Nilai 2 : nyeri dirasakan sedikit saja

Nilai 4 : nyeri agak dirasakan oleh anak

Nilai 6 : nyeri yang dirasakan anak lebih banyak

Nilai 8 : nyeri yang dirasakan anak secara keseluruhan

Nilai 10: nyeri sekali dan anak menjadi menangis


FALCC
Penjelasan
Digunakan pada pasien bayi dan anak < 5 tahun yang tidak dapat di nilai menggunakan NRS ataupun
Wong Baker face scale

Keterangan :

Nyeri ringan :1-3

Nyeri sedang : 4-6

Nyeri berat : 7-10


FLACC
Skala ini digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada anak usia 1 bulan-3 tahun (Glasper
&Richardson, 2006) atau 2 bulan - 7 tahun (Hockenberry & Wilson, 2009).
NIPS
Skala nyeri ini mengkaji intensitas nyeri pada bayi dengan rata-rata umur kehamilan 33,5 minggu.
Skala terdiri 6 variabel penilaian dengan total skor 0 untuk tidak ada nyeri sedangkan 7 nilai nyeri
hebat. Adapun variabel yang dinilai adalah ekspresi wajah (0-1), tangan (0-1), menangis (0-2), kaki (0-
1), pola pernafasan (0-1), dan kepekaan terhadap rangsangan 0-1. (Glesper & Richarson, 2006)
Pain Ranting Scale (PRS)
Skala digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri pada bayi umur 1-36 bulan. Skala ini terdiri dari 6
penilaian dengan skor total 0 untuk tidak nyeri dan 5 untuk nyeri hebat. Adapun penilaian tersebut
adalah tersenyum, tidur tidak ada perubahan ketika digerakan maupun disentuh 0, membutuhkan
sedikit kata-kata, gelisah bergerak, menangis (1), perubahan prilaku, tidak mau makan/minum,
menangis dengan periode pendek, Mengalihkan perhatian dengan bergoyang atau dot (2), peka
rangsang tangan dan kaki bergerak-gerak, wajah meringis (3), mengapai-gapai, meratap dengan nada
tinggi, orang itu meminta obat untuk mengurangi nyeri, tidak dapat mengalihkan perhatihan (4), tidur
yang lama terganggu sentakan, menangis terus menerus, pernafasan cepat dan dangkal (5),
(Hockenberry & Wilson, 2009).
Manajemen nyeri pada anak Non
Farmakologi

Strategi
Intervensi
prilaku
Biofisik
kognitif
Strategi prilaku kognitif

Strategi perilaku kognitif untuk manajemen nyeri melibatkan tindakan yang meminta anak untuk fokus
pada area khusus dan bukan focus pada nyerinya.

Strategi ini membantu mengubah interpretasi stimuli nyeri, mengurangi persepsi nyeri atau membuat
nyeri lebih dapat ditoleransi. Selain itu, strategi ini membantu menurunkan perilaku dan pikiran
negatif, serta ansietas, dengan demikian memperbaiki mekanisme koping anak
Strategi prilaku kognitif

RELAKSASI DISTRAKSI

Relaksasi dapat sesederahana seperti Beragam metode dapat digunakan untuk


memegang bayi atau anak kecil secara dekat distraksi, antara lain : menghitung,
dan sambil membelai anak atau berbicara mendengarkan musik atau bernyanyi, bermain
dengan cara yang menenangkan, atau meminta game, termasuk game yang ada dikomputer
anak menarik dan menghembuskan nafas dan video game, meniup gelembung atau
dalam secara perlahan menggunakan nafas meniup, mendengar cerita kesukaan,
dalam. menonton kartun atau film
Intervensi Biofisik
Intervensi biofisik fokus pada terganggunnya transmisi impuls nyeri yang mencapai otak. Intervensi
melibatkan beberapa jenis stimulasikutan dekat dengan sisi nyeri. Stimulasi ini menurunkan
kemampuan serabut delta A dan C untuk mengirimkan impuls nyeri. Contoh intervensi biofisik, antara
lain pemberian panas dan dingin, massage dan tekanan, serta Transcutaneous Electrical Nerve
Intervensi Biofisik
MENGISAP DAN SUKROSA KOMPRES PANAS DAN DINGIN

Mengisap adalah perilaku yang berasal dari kepuasan bayi. Kompres panas dan dingin mengganggu
Oleh sebab itu, mengisap yang tidak bergizi (misalnya,
mekanisme fisiologi yang berkaitan dengan nyeri.
mengisap dot) dapat digunakan untuk mengurangi perilaku
nyeri pada neonatus yang menjalani prosedur yang
Dingin menyebabkan vasokonstriksi dan
menimbulkan nyeri. Selain itu, bayi menunjukkan penurunan mengubah permeabilitas kapiler, menyebabkan
perilaku nyeri setelah ingesti sukrosa atau larutan lain yang penurunan edema pada area yang cedera.
memiliki rasa manis seperti glukosa (Stevens, Yamada, &
Ohlsson, 2010). Akibat vasokonstriksi, aliran darah berkurang dan
Menyusui juga merupakan cara nonivasif, alami, dan mudah
pelepasan zat penyebab nyeri seperti histamin dan
dikerjakan untuk menerapkan mengisap untuk mengurangi serotonin juga berkurang, selain itu, transmisi
nyeri pada bayi stimuli nyeri melalui serabut saraf perifer menurun.
MASSAGE DAN TEKANAN

Massage dan tekanan, seperti intervensi biofisik


lainnya dapat menghambat stimulasi serabut delta A
dan C. Metode ini membantu mengendurkan otot dan
mengurangi ketegangan.

Massage dapat menggosok bagian tubuh atau menekan


area yang terasa nyeri. Strategi ini juga sangat
bermanfaat karena menggunakan lotion atau salep
selama massage memberikan efek nyaman. Metode
pemberian tekanan yang lebih formal adalah akupresur
Manajemen Farmakologi
Intervensi farmakologi melibatkan pemberian obat untuk meredakan nyeri. Pemberian dapat terjadi
menggunakan beragam metode. Pemilihan metode ditentukan oleh yang diberikan, status anak,
intensitas, lokasi nyeri, dan semua faktor yang mungkin mempengaruhi nyeri anak. Medikasi yang
digunakan untuk manajemen nyeri sering disebut analgesik. Analgesik dibagi menjadi 2 yaitu
analgesik opioid dan nonopioid.
ANALGESIK NONOPIOID ANALGESIK OPIOID

Obat-obatan analgesik nonopioid yang paling Analgesik opioid biasanya digunakan untuk nyeri
umum digunakan diseluruh dunia adalah sedang hingga berat. Analgesik ini diklasifikasikan
aspirin, paracetamol. yang merupakan obat- sebagai agonis ketika opioid ini bertindak sebagai
obatan utama untuk nyeri ringan sampai neurotransmitter pada sisi reseptor atau antagonis
ketika menghambat kerja pada sisi reseptor.
sedang.
Agen opioid yang bekerja sebagai agonis, antara
lain morphine, codeine, fentanyl, meperidin,
hidromorfon, oksikodon, dan hidrokodon.

Anda mungkin juga menyukai