pada anak
dan
keluarga
E L I L U S I A N I . S , . K E P. N E R S . M . K E P
MATERI SARJANA
1.Komunikasi dan wawancara kepada anak dan keluarga
2. Konsep pengkajian anak sehat/keluarga (resume)
3.Pengkajian nutrisi pada anak/status nutrisi
4. konsep hospitalisasi (kelompok 1)
5. konseo bermain (kelompok 2)
6.Atraumatic care
7. pengkajian nyeri pada anak
1. Mahasiswa mampu
menerapkan Komunikasi
dan wawancara kepada
anak dan keluarga
2. Mahasiswa mampu
Pembelajaran
nutrisi
3. Mahasiswa mampu
menerapkan Atraumatic
care pada anak
4. Mahasiswa Mampu
melakukan pengkajian
nyeri pada anak
Komunikasi dan
wawancara kepada
anak dan keluarga
KOMUNIKASI
Proses dimana informasi di sampaikan kepada orang lain melalui symbol-
symbol , tanda tanda atau tingkah laku.
Yaitu hubugan interpersonal dimana perawat
klien memperoleh pengaaman belajar bersama
serta memerbaiki pengalaman emosional klien .
Komunikasi
terapeutik
Komunikasi terapeutk mempunyai tujuan
spesifik , saling membagikan pikiran, perasaan
dan berorientasi pada masa sekarang (here and
now) berfokus pada klien dalam memenuhi
kebutuhan.
Anak adalah pribadi yang unik , bukan miniature orang dewasa
pribadi dengan haknya sendiri dan kapasitas untuk menjadi orang
Anak desawa yang lebih unik.
Kemampuan komunikasi pada anak dipengaruhi oleh orang tua ,
tingkat pekembangan dan intelektual.
Tujuan Komnikasi pada bayi
1. Memberian rasa aman kepada bayidan anak
Tujuan dan pikiran serta dapat mengambil Tindakan utk merubah situasi
yang ada bila anak percaya pada hal hal yang di perlukan
komunikasi Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil Tindakan
pada anak yang efektif dan mempertahankan egonya
Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan dirinya sendiri
Esensi
komunikasi pada
anak
Menggunakan bentuk Bahasa yang
bermakna bagi orang yang mereka
ajak utk berkomunikasi
2. Celoteh
3. Isyarat
4. Ekspresi emosioal
Teknik orang ketiga : bisa di gunakan pada bayi/toddler
Teknik Fasilitasi (melibatkan Teknik mendengar dengan penuh perhtian dan
komunikasi cerminkan Kembali pada pasien perasaan dan maksud mereka)
v Mendengarkan
v Diam
v Empati
v Meyakinkan Kembali
v Merumuskan Kembali
Bicara pelan
sekolah
Bertanya “ingin di nfus di lengan
yang ini atau yang itu, atau kamu
ingi di infus di mana ?
Anak sangat peka terhadap stimulus
Anak usia Gunakan Bahasa dan kata sederhana yang spesifik sesuai dengan
kemampuan kognitifnya
6-12 tahun Sudah mampu berkomunikasi denga orang dewasa
Tips anak sekolah
Tanyakan langsung pada anak dengan singkat
tetapi bukan dengan istilah kekanakan
Gunakan kesamaan kesukaan untuk membangun
kedekatan , misalya film atau hobi
Perlakukan mereka dengan hormat
Fase transisi, pola pikir & tingkah laku peralihan dari anak anak menjadi dewasa
Tisp remaja
1. Jangan berbohog
3. Bila memungkinkan ijinkan orang terdekat untuk menjadi pendukung social mereka
Pengkajian nutrisi
pada anak
ELI LUSIANI.M.KEP
Status nutrisi
Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang dapat dilihat untuk mengetahui apakah seseorang
tersebut itu normal atau bermasalah (gizi salah).
Gizi salah adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan dan atau
keseimbangan zat-zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, kecerdasan dan aktivitas atau
produktivitas.
Status gizi juga dapat merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang dimasukkan ke
dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menunjukan kualitas
hidup suatu masyarakat dan juga memberikan intervensi sehingga akibat lebih buruk dapat dicegah dan
perencanaan lebih baik dapat dilakukan untuk mencegah anak-anak lain dari penderitaan yang sama
Penilaian status nutrisi Secara
Langsung
Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi
antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umum dan tingkat gizi
Pengukuran melalui antropometri mempunyai kelebihan dari beberapa segi kepraktisan lapangan.
Pengukuran antropometri yang biasa dilakukan adalah Berat Badan (BB), Panjang Badan (PB), Tinggi
Badan (TB), dan Lingkar Lengan Atas (LLA). Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan
indeks dapat dilihat pada tabel
Silahkan
DOWNLOAD BUKU
PANDUAN …
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020
TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Rumus
menghitung
BB/U
TB/U
BB/TB
Rumus IMT/U
Z SCORE = IMT HITUNG-MEDIAN BAKU RUJUKAN
SIMPANGAN BAKU RUJUKAN
IMT = BB
TB
Vidio PERHITUNGAN Z-
SCORE
Kasus BB/U
Seorang anak laki –laki usia 24 bulan dating ke posyandu utk dilakukan pemeriksaan status gizi , hasil
pem di dapatkan TB 90 CM , BB 12 KG, BERAPA NILAI Z SCORE ?
Jawaban
KASUS TB/U
Seorang anak perempuan 36 bulan dating ke posyandu utk dilakukan pemeriksaan status gizi , hasil
pem di dapatkan TB 100 CM , BB 15 KG, BERAPA NILAI Z SCORE ?
Jawaban
Kasus BB/TB
Seorang anak perempuan 36 bulan dating ke posyandu utk dilakukan pemeriksaan status gizi , hasil
pem di dapatkan TB 100 CM , BB 15 KG, BERAPA NILAI Z SCORE ?
Jawaban
Kasus IMT/U
Seorang anak perempuan 36 bulan dating ke posyandu utk dilakukan pemeriksaan status gizi , hasil
pem di dapatkan TB 100 CM , BB 15 KG, BERAPA NILAI Z SCORE ?
Jawaban
Pengkajian
nyeri pada
anak
E LI LU SI A N I . M.K E P
DEFINISI NYERI
Nyeri adalah ketidak nyamanan dan pengalaman seseorang yang mendalam yang dikatakan oleh orang
yang mengalaminya dan tidak dapat dirasaakan orang lain dan terjadi pada setiap bagian dari
kehidupan seseorang (Berman & Synder, 2012; Hockenberry &Wilson, 2009). Dan nyeri merupakan
suatu kondisi yang lebih dari ekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu dan
subjektif individu (Potter & Perry, 2005).
KESIMPULAN
Dari definisi diatas menempatkan seorang
pasien sebagai seorang yang ahi di bidang
nyeri, karena hanya pasienlah yang tahu
tentang nyeri adalah sesuatu yang sangat
subjektif, tidak ada ukuran objektif
padanya, sehingga hanya orang yang
merasakannya yang paling akurat dan
tepat dalam mendefinisikannya
(McCaffery, 1980 dikutip dari Prasetyo,
2010).
1. Teori Specificity
Teori yang paling populer dan dipercaya adalah teori pintu gerbang
yang dikenalkan oleh Melzack danWall (1988). Adapun bunyi teori
pintu gerbang adalah: keberadaan (eksistensi) dan intensitas
pengalaman nyeri tergantung pada pengiriman system syaraf yang
mengontrol pengiriman rangsang nyeri; jika pintu terbuka
rangsangan yang dihasilkan dari sensori nyeri dapaat dirasakan
secara sadar, jika pintu tertutup, rangsang nyeri tidak dapat
mencaapai batas kesadaran dan sensori yang dialami.
Faktor yang
mempengaruhi
persepsi dan reaksi
terhadap nyeri
4. Pola koping
Respon Perilaku Anak terhadap
Nyeri
Megel, Houser & Gleaves(1998) menjelaskan bahwa respon nyeri terdiri dari tiga elemen yaitu
perilaku yang jelas terlihat (overt behaviours), perilaku yang tersembunyi (covert behaviours) dan
responfisiologis.
Perilaku yang jelas terlihat bisa diamati misalnya menangis,menyeringai,menendang, berteriak dan
menarik diri. Guyton (1999) bahwa perubahan fisiologis dalam tekanan darah , kecepatan pernafasan,
tekanan darah, telapak tangan berkeringat diobservasi sebagai respon anak terhadap stimulus yang
menyakitkan.
Neonatus
Cara terbaik mengkaji nyeri pada neonates adalah dengan penggunaan indeks perilaku. Mimik wajah,
perubahan nada suara dan aktivitas, serta menangis adalah indikator nyeri yang paling banyak dipakai.
Neonatus prematur dan yang sakit kritis mungkin tidak berespon terhadap nyeri seperti neonatus yang
sehat dan cukup bulan.
Indeks perilaku juga merupakan indikator nyeri berguna pada bayi setelah masa neonatus. Selain
mimik wajah, perubahan nada dan aktivitas, serta menangis, bayi ini menunjukkan sikap menjauh dari
stimulus nyeri dan aneka vokalisasi
Anak usia 1-3 tahun
Anak usia 1 sampai 3 tahun (toddler) tetap harus diperhatikan respon perilaku pada saat mengkaji
nyeri. Meskipun begitu, macam perilakunya bertambah, termasuk menggosok tempat nyeri dan
perilaku agresif (menggigit, memukul, menendang). Sebagian toddler bisa mengutarakan bila ia sakit,
namun tidak dapat menggambarkan intensitas nyeri.
usia prasekolah (3-6 tahun),
Pada anak usia prasekolah (3-6 tahun), psikoseksual anak pada kelompok usia ini membuatnya sangat
rentan terhadap ancaman cedera tubuh. Prosedur intrusive, baik yang menimbulkan nyeri maupun yang
tidak, merupakan ancaman bagi anak usia prasekolah yang konsep integritas tubuhnya belum
berkembang baik. Anak prasekolah dapt bereaksi terhadap injeksi sama khawatirnya dengan nyeri saat
jarum dicabut. Mereka takut intrusi atau pungsi tubuh tidak akan menutup kembali dan “isi tubuh”
mereka akan bocor keluar (Wong, 2008).
Anak prasekolah malah mendorong orang yang akan melakukan prosedur agar menjauh, mencoba
mengamankan peralatan, atau berusaha mengunci diri di tempat yang aman. Ekspresi verbal secara
khusus menunjukkan kemajuan perkembangan mereka dalam berespon terhadap stress. Anak dpat
menganiaya perawat secara verbal dengan menggunakan kata-kata, “pergi dari sini” atau “ saya benci
kamu”.
Anak usia sekolah
Anak usia sekolah mengkomunikasikan secara verbal nyeri yang mereka alami berkaitan dengan letak,
intensitas, dan deskripsinya. Tidak seperti anak yang lebih kecil, yang mengalami kesulitan memilih
kata-kata untuk menggambarkan nyeri, anak-anak yang berusia 8 tahun atau lebih menggunakan
berbagai kata dan frase, seperti “menyakitkan”, “luka”, “terbakar”, “tersengat”, “sakit”, “seperti pisau
tajam” (Tesler dkk, 1991 dalam Wong, 2008).
Lanjutan
Anak usia sekolah juga menggunakan kata-kata yang mengendalikan reaksi mereka terhadap nyeri.
Misalnya anak-anak ini dapat meminta perawat untuk berbicara dengannya selama prosedur,
sedangkan yang lainnya memilih menjauhkan diri dengan tidak melihat pada apa yang sedang terjadi.
Sebagian besar menghargai penjelasan prosedur yang diberikan dan tampak tidak terlalu takut jika
mereka mengetahuinya.
NRS
Numerical Rating Scale (NRS) hampir sama dengan Visual Analog Scale, tetapi memiliki angka-angka
sepanjanggarisnya. Angka 0-10 atau 0-100 dan anak diminta untuk menunjukkan rasa nyeri yang
dirasakannya. Skala Numerik ini dapat digunakan pada anak yang lebih muda seperti 3 -18 .
Keterangan skala
Dari skala diatas, tingkatan nyeri yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Skala 2-4 : nyeri ringan, dimana klien belum mengeluh nyeri, atau masih dapat ditolerir karena masih
dibawah ambang rangsang.
Skala 5-6 : nyeri sedang, dimana klien mulai merintih dan mengeluh, ada yang sambil menekan pada
bagian yang nyeri
Skala 7-9 : termasuk nyeri berat, klien mungkin mengeluh sakit sekali dan klien tidak mampu
melakukan kegiatan biasa
Skala 10 : termasuk nyeri yang sangat, pada tingkat ini klien tidak dapat lagi mengenal dirinya.
Wong Baker Faces Pain Rating
Scale
Faces Pain Rating Scale terdiri dari 6 gambar skala wajah yang bertingkat dari wajah yang tersenyum
untuk “no pain” sampai wajah yang berlinang air mata. Penjelasan Faces Pain Rating Scale yaitu:
Keterangan
Nilai 0 : nyeri tidak dirasakan oleh anak
Keterangan :
Strategi
Intervensi
prilaku
Biofisik
kognitif
Strategi prilaku kognitif
Strategi perilaku kognitif untuk manajemen nyeri melibatkan tindakan yang meminta anak untuk fokus
pada area khusus dan bukan focus pada nyerinya.
Strategi ini membantu mengubah interpretasi stimuli nyeri, mengurangi persepsi nyeri atau membuat
nyeri lebih dapat ditoleransi. Selain itu, strategi ini membantu menurunkan perilaku dan pikiran
negatif, serta ansietas, dengan demikian memperbaiki mekanisme koping anak
Strategi prilaku kognitif
RELAKSASI DISTRAKSI
Mengisap adalah perilaku yang berasal dari kepuasan bayi. Kompres panas dan dingin mengganggu
Oleh sebab itu, mengisap yang tidak bergizi (misalnya,
mekanisme fisiologi yang berkaitan dengan nyeri.
mengisap dot) dapat digunakan untuk mengurangi perilaku
nyeri pada neonatus yang menjalani prosedur yang
Dingin menyebabkan vasokonstriksi dan
menimbulkan nyeri. Selain itu, bayi menunjukkan penurunan mengubah permeabilitas kapiler, menyebabkan
perilaku nyeri setelah ingesti sukrosa atau larutan lain yang penurunan edema pada area yang cedera.
memiliki rasa manis seperti glukosa (Stevens, Yamada, &
Ohlsson, 2010). Akibat vasokonstriksi, aliran darah berkurang dan
Menyusui juga merupakan cara nonivasif, alami, dan mudah
pelepasan zat penyebab nyeri seperti histamin dan
dikerjakan untuk menerapkan mengisap untuk mengurangi serotonin juga berkurang, selain itu, transmisi
nyeri pada bayi stimuli nyeri melalui serabut saraf perifer menurun.
MASSAGE DAN TEKANAN
Obat-obatan analgesik nonopioid yang paling Analgesik opioid biasanya digunakan untuk nyeri
umum digunakan diseluruh dunia adalah sedang hingga berat. Analgesik ini diklasifikasikan
aspirin, paracetamol. yang merupakan obat- sebagai agonis ketika opioid ini bertindak sebagai
obatan utama untuk nyeri ringan sampai neurotransmitter pada sisi reseptor atau antagonis
ketika menghambat kerja pada sisi reseptor.
sedang.
Agen opioid yang bekerja sebagai agonis, antara
lain morphine, codeine, fentanyl, meperidin,
hidromorfon, oksikodon, dan hidrokodon.