Anda di halaman 1dari 18

KOMUNIKASI PADA USIA

PRA SEKOLAH

Kelompok 3:

Beta Martanto
Fiana Tri Lestari
Kholisatun Ni’mah
Lia Ratnasari
Rezky Larasati bahar
ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 th)

Anak belum mampu bicara secara fasih,


sangat egosentris
Kata-kata sederhana, singkat, istilah familiar
Memberitahu apa yang terjadi pada dirinya.
Pandangan sejajar
Reinforcement positif
Memberi kesempatan untuk bereksplorasi
Bicara pelan
Bergambar atau bercerita.
• Masa prasekolah atau masa kanak-kanak awal
adalah periode pada saat anak berusia 2-6
tahun. Pada masa ini, anak mulai mandiri dan
mengembangkan keterampilan dirinya untuk
berinteraksi dengan orang lain.
• Pada masa ini, kemampuan panca indra telah
dianggap sempurna walaupun ketrampilan
berbahasa, baik dari cara pengucapan maupun
perbendaharaan kata belum memadai
sepenuhnya
• Namun anak mampu menerima bentuk-bentuk
rangsangan dari orang lain. Informasi yang disampaikan
kepada anak secara verbal dapat di pahami sebatas
perkembangan kognitif mereka. Anak belum memiliki
kemampuan berpikir abstrak secara optimal sehingga
kadang kala pembicaraan yang abstrak tidak dapat
mereka mengerti.
• Perkembangan indra pada tahap ini telah meningkat
cukup pesat. Pada usia satu setengah tahun (18 bulan),
visus penglihatan telah menjadi 20/70 dan pada usia dua
tahun menjadi 20/40.
• Kemampuan akomodasi telah meningkat dengan baik
pada usia 18 bulan dan semakin matang seiring
pertambahan usia. Pada usia tiga tahun, anak telah
mampu melihat sesuatu dari lubang yang ada dalam
mainannya. Keterampilan ini memerlukan kemampuan
akomodasi dan mekanisme neuromuskular yang
terkoordinasi. Indra pendengaran, penciuman, dan
pengecap meningkat pesat. Kemampuan pendengaran
pada usia tiga tahun telah berkembang seperti indra
orang dewasa, indra pengecap telah sensitif terhadap rasa
alami makanan dan telah mampu mengenal rasa dan bau.
• Indra peraba merupakan indra yang penting pada
masa satu hingga tiga tahun karena sensasi sentuhan
memiliki makna yang penting bagi bayi.
• Pada masa prasekolah, anak masih bersifat
egosentris. Mereka memandang sesuatu hanya dalam
hubungannya dengan diri mereka dan dari sudut
pandang mereka sehingga komunikasi yang dilakukan
hendaknya difokuskan pada diri mereka. Misalnya,
anda dapat membicarakan aktivitas bermainnya,
kemampuan makan mereka, dan sebagainya.
• Pada masa ini, anak ingin ditanyai tentang hal-hal yang
telah dapat mereka lakukan. Salah satu barier komunikasi
pada anak ini adalah bahwa sebagian anak mengalami
“stranger anxiety” yaitu bahwa anak menjadi cemas dan
takut bila berhadapan dengan orang yang tidak di kenalnya.
Pada situasi ani anak akan sangat sensitif terhadap
berbagai bentuk perilaku orang yang tidak di kenalnya, baik
secara verbal maupun non verbal. Adakalanya, perilaku dan
gerak-gerik yang di lakukan orang lain sangat di
perhatikannyauntuk mengambil kesimpulan, apakah orang
tersebut mengancam integritas dirinya atau tidak.
• Selain itu anak juga mengalami peningkatan kecemasan bila ia
mendengar informasi yang membingungkan atau tidak
diketahuinya. Anak menjadi terancam dengan komunikasi yang
dilakukan mana kala ia merasa gagal mendiskripsikan pesan
yang diterimanya. Untuk itu, dalam menerapkan komunikasi
hendaknya gunakan kata-kata yang sederhana, kalimat pendek,
pengulangan kata yang familiar, dan memberi keterangan
dengan penjelasan yang konkret.
• Dalam mengembangkan komunikasi pada anak, perlu
diperhatikan bahwa anak tidak hanya memperhatikan pesan
yang diucpkan saja, tetapi juga memperhatikan situasi
nonverbal yang disampaikan.
Perkembangan Anak Pada masa Prasekolah :

• Belajar membedakan jenis kelamin


• Membentuk konsep diri dari kenyataan sosial dan fisik yang
sederhana
• Belajar menghubungkan dirinya dengan orang lain : teman
bermain, orang tua, saudara
• Belajar mengembangkan kata hati, membedakan antara benar
dan salah
• Belajar keterampilan fisik dalam bentuk permainan
• Belajar bergaul dengan teman-temannya
• Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari
Tujuan komunikasi pada masa pra sekolah

• Melatih keterampilan penggunaan panca


indera
• Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif,
dan psikomotor
• Sebagai bentuk pembelajaran dan permainan
dalam melakukan hubungan dengan orang lain
• Mengembangkan konsep diri
CARA KOMUNIKASI DENGAN ANAK

1. Melalui orang ketiga : tidak langsung


bertanya pada anak.
2. Bercerita : pergunakan bahasa yang mudah
dimengerti,perlihatkan gambar
3. Bilioterapi: melalui pemberian buku/majalah
anak mengekpresikan perasaan dan
aktivitas sesuai cerita dalam buku.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan :
mengetahui apa keinginan / keluhan anak.
5. Pro / kontra :mengetahui perasaan anak dan
pikiran anak
6. Menulis : bila anak tidak dapat mengungkapkan
perasaan secara verbal.
7. Menggambar : anak akan mengungkapkannya
apabila gambar yang ditulisnya ditanya tentang
maksudnya.
8. Bermain : sangat efektif dalam membantu
berkomunikasi, dapat menjalin hub. interpersonal
dengan teman dan perawat.
CARA KOMUNIKASI
DENGAN ORTU ANAK
1. Anjurkan ortu untuk berbicara
2. Arahkan ke fokus
3. Mendengarkan
4. Diam
5. Empati
6. Menyakinkan kembali
7. Merumuskan kembali
8. Memberi petunjuk kemungkinan apa yg terjadi
9. Menghindari hambatan dalam komunikasi.
Prinsip komunikasi dengan klien anak pra
sekolah
• Prinsip penting yang dilakukan atau diperhatikan perawat ketika bersikap sebagai
perawat dengan pasien anak pra sekolah yaitu:
• Gerakan tubuh, seperti sikap tubuh, ekspresi wajah dan sikap- sikap lainya.
Misalnya tersenyum, kontak mata, sedikit membungkuk pada saat berbicara,
tidak melipat tangan, tidak menyilang kaki, tidak memasukkan tangan kekantong
• Jarak saat berinteraksi antara pasien dengan perawat
• Sentuhan, dapat digunakan dalam komunikasi terapeutik, tetapi harus dilakukan
secara tenang sambil menganalisis kondisi pasien dan respon yang mungkin akan
diberikan oleh pasien, contohnya bersalaman, menepuk bahu, mengangkat
jempol, tepuk tangan untuk memberikan pujian, memegang tangan pasien pada
saat pasien sedih dan menangis
• Berhadapan dengan lawan bicara
• Sikap tubuh terbuka
• Memposisikan tubuh kearah/lebih dekat dengan lawan bicara
• Pertahankan kontak mata sejajar dan natural
• Bersikap tenang
Tahapan Dalam Komunikasi Dengan Anak

1. Tahap Prainteraksi
- Mengumpulkan data tentang klien dgn
mempelajari status atau bertanya kepada ortu ttg
masalah yg ada.
2. Tahap Perkenalan
- Memberi salam dan senyum pada
klien,melakukan validasi , mencari kebenaran
data yg ada, mengobservasi, memperkenalkan
nama dengan tujuan, waktu dan menjelaskan
kerahasiaan klien.
3. Tahap Kerja
-Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya ,
krn akan memberitahu ttg hal yang kurang dimengerti
dlm komunikasi, menanyakan keluhan utama.
4. Tahap Terminasi
- Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi
proses dan hasil, memberikan reinforcement positif,
tindak lanjut,kontrak, dan mengakhiri wawancara dgn
cara yg baik.
Faktor-Faktor Yg mempengaruhi Komunikasi Dengan Anak

1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Usia
5. Status kesehatan anak
6. Sistem sosial
7. Saluran
8. Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai