Anda di halaman 1dari 42

Komunikasi pada

Bayi dan Anak


Tahapan tumbuh kembang
Usia Bayi (0-1 tahun)
Usia Toddler (1-3 tahun)
Prasekolah (3-5 tahun)
Usia Sekolah (5-12 tahun)
Orientasi pada keluarga
• Komunikasi segitiga : perawat, orang tua, anak
• Ditambah sdr kandung & sanak saudara yang
lain
• Fokus penting : orang tua
Langkah – langkah komunikasi dengan
keluarga
1. Mendorong ortu berbicara :
“ Ibu, bisa dijelaskan bagaimana kondisi putra
ibu sebelum dibawa ke RS ini …? “

2. Mengarahkan pada pokok permasalahan


3. Mendengarkan
• Unsur yg paling penting
• Mengarahkan perhatian dengan sungguh2
pada klien
• Konsentrasi dan perhatian ditujukan pada
semua aspek per cakapan : baik verbal / non
verbal
4. Diam sejenak
• Diam sebagai satu respon
• Bertujuan untuk mengalihkan pikiran
perasaan dan saling memahami emosi
5. Bersikap empati
• Ikut merasakan perasaan orang lain secara
obyektif
“ Kami bisa merasakan apa yang ibu rasakan ibu
saat ini, mudah2 an ibu sabar dan mendapat
kekuatan dari Allah SWT …”
6. Meyakinkan
• Semua ortu ingin menjadi ortu yang baik dan
ingin menunjukkan kemampuannya dlm
perannya
• Ortu membutuhkan perawat yang
menghargainya
“ Kami makan berusaha mengatasi masalah
putra ibu dan semoga teratasi”
7. Menentukan masalah
• Perawat dan ortu harus sepakat bahwa
masalah itu ada
“ kalau saya perhatikan mata putra ibu
cowong,mukosa bibirnya dan turgor kulitnya
menurun saya kira kok putra ibu dehidrasi “
8. Memecahkan masalah
• Pemahaman dan pengenalan masalah harus
disepakati ortu untuk merencanakan
pemecahan nya
• Perawat harus mendiskusikan resikonya thd
keluarganya dan mencari solusinya
“ ini dehidrasi sebaiknya … “
9. Mengadaptasi bimbingan
• Setelah masalah terpecahkan dan teratasi
ortu berpartisipasi dalam proses perawatan
• Perawat fasilitator
10. Menghindari hambatan komunikasi karena
• Sosialisasi sasaran yg tidak tepat
• Nasehat yg tidak terkait masalah
• Dorongan sepintas
• Banyak bicara daripada intervensi
2) Berorientasi pada anak

1. Menggunakan bahasa yang bermakna bagi


anak
2. Komunikasi sesuai dengan perkembangan
anak
3. Mudah dipahami oleh anak / dengan
isyarat anak
KOMUNIKASI PADA BAYI
Komunikasi pada
umumnya dapat
dilakukan
dengan melalui
gerakan-
gerakan bayi
yang merupakan
alat komunikasi
yang efektif.
• Belum dapat mengekspresikan perasaan dan
pikirannya dengan kata-kata,sehingga bahasa
nonverbal sering digunakan.
• Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah
laku dan bersuara yang dapatdiinterpretasikan
oleh orang sekitar
Tujuan berkomunikasi pada bayi
• Memberi rasa aman kepada bayi
• Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih saying
• Melatih bayi mengembangkan kemampuan
bicara, mendengar, dan menerima rangsangan
Bayi usia < 6 bulan
• Merespon positif terhadap kontak fisik yang lembut
• Perilaku menggerak-gerakan tangan, kaki, menendang yang
merupakan rangsanganuntuk memperoleh perhatian.Untuk
bayi yang lebih tua (umur > 6 bulan)
• Cemas dengan orang asing yang belum dikenalnya,
merupakan ciri perilaku yang ering muncul.
• Perhatiannya berpusat pada diri dan ibunya.
• Perhatikan saat berkomunikasi dengannya
• Lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan ibunga dan atau
mainan didekatnya
• Kerjakan dengan lembut
• Tanpa gerak isyarat
• Bayi dalam pengawasan orang tua.
• Berikan obyek yang aman
Karakter
• Perkembangan komunikasi pada bayi dimulai
dengan kemampuan bayi melihat benda-benda yang
menarik, biasanya pada minggu ke delapan.
• Pada minggu kedua belas bayi dapat tersenyum.
• Pada usia 16 minggu bayi dapat menoleh kearah
suara yang asing baginya.
• Pada pertengahan tahun bayi dapat mengucapkan
kata-kata awal seperti ba-ba, da-da dan lain-lain.
• Pada bulan ke sepuluh bayi dapat berespon saat
dipanggil namanya, mampu melihat beberapa
gambar yang terdapat dalam buku,
• Pada akhir tahun pertama dapat mengatakan kata-
kata yang spesifik sekitar dua atau tiga kata.
Komunikasi yang efektif
• Komunikasi nonverbal seperti mengusap,
menggendong, memangku, membelai
• Komunikasi verbal dengan bahasa yang
sederhana dan jelas
KOMUNIKASI PADA TODDLER
• Pada tahun pertama anak sudah mampu memahami
sekitar sepuluh kata.
• Pada tahun kedua memahami sekitar 200-300 kata.
• Pada usia 3 tahun, anak sudah mampu menguasai
skitar 900 kata.
• Komunikasi pada usia ini bersifat egosentris, rasa
ingin tahu dan inisiatifnya tinggi, kemampuan
bahasa meningkat, mudah merasa kecewa dan
merasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap
komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut
trhadap ketidaktahuan, dan perlu diingat pada usia
ini anak masih belum fasih berbicara
Komunikasi pra bicara
Ada 4 ( empat ) bentuk pra bicara :
1. Tangisan
2. Celoteh
3. Isyarat
4. Expresi emosional
Tangisan
• Menangis merupakan komunikasi bayi dg
dunia luar
• Ekspresi lapar, dingin, panas, lelah dengan
menangis
• Frekuensi menangis menurun sejalan dg
meningkatnya kemampuan berbicara
Celoteh ( ocehan )
• Ocehan ( cooing ) : merengek, menjerit,
menguap, bersin, menangis, mengeluh ( seni
suara )
• Celoteh ( babling ) : praktek verbal sbg
perkembangan komunikasi anak
• Celoteh bagian dari kelompok sosial
Isyarat
• Gerakan angg badan sbg
pelengkap bicara
• Mendorong puting susu dari
mulut artinya kenyang
• Tersenyum & mengacungkan
tangan artinya ingin
digendong
Expresi emosional
• Ungkapan emosional melalui perubahan tubuh
& muka
• Gembira : mengangkat tangan / kaki, tersenyum
• Marah : gerakan membanting tangan/kaki,
muka tegang / cemberut / menangis
KOMUNIKASI PADA ANAK PRASEKOLAH
• Hampir mirip dengan usia toddler
• Komunikasi pada usia ini bersifat
egosentris, rasa ingin tahu dan
inisiatifnya tinggi, kemampuan
bahasa meningkat, mudah merasa
kecewa dan merasa bersalah karena
tuntutan tinggi, setiap komunikasi
harus berpusat pada dirinya, takut
terhadap ketidaktahuan, dan perlu
diingat pada usia ini anak masih
belum fasih berbicara
Komunikasi nonverbal
• memberikan dorongan penerimaan dan
persetujuan jika diperlukan
• jangan sentuh anak tanpa persetujuannya
• salaman dengan anak merupakan cara untuk
menghilangkan rasa cemas
• Menggambar, menulis atau bercerita dalam
menggali perasaan dan fikiran anak saat
komunikasi.
Cara berkomunikasi
• memberitahu apa yang terjadi pada dirinya
• memberi kesempatan untuk menyentuh alat pemeriksaan yang
digunakan
• menggunakan nada suara
• bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan
pengarahan yang sederhana
• hidarkan sikap mendesak sikap mendesak untuk dijawab seperti
kata-kata “jawab dong”
• mengalihkan aktifitas saat komunikasi
• memberikan mainan saat berkomunikasi dengan maksud anak
mudah diajak berkomunikasi
• mengatur jarak saat berkomunikasi
• adanya kesadaran diri di mana kita harus menghindari konfrontasi
langsung
• duduk yang terlalu dekat dan berhadapan
KOMUNIKASI PADA ANAK SEKOLAH
Dimulai dengan kemampuan anak mencetak,
menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar
dan apa yang dilaksanakan anak mencerminkan
fikiran anak dan kemampuan anak untuk membaca di
sini sudah dapat dimulai.
Pada usia delapan tahun anak sudah dapat membaca
dan sudah mulai berfikir terhadap kehidupan.
Teknik
• Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah
tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa
anak yaitu gunakan kata sederhana yang spesifik
• jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada
anak atau sesuatu yang tidak diketahui.
• pada usia ini keingintahuan pada aspek fusngsional dan
prosedural dari objek tertentu sangat tinggi maka
jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan
dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas
• jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan
membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara
efektif.
Cara komunikasi pada anak
• Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara komunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam
menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan menghindari
secara langsung berkomunikasi dan melibatkan orang tua
yang duduk di sampingnya
• Bercerita
Melalui cara ini pesan yang ingin disampaikan kepada anak
akan mudah diterima, tetapi cerita yang disamapikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan,
yang dapat diekspresikan melalui tulisan dan gambar.
• Memfasilitasi
Dalam memfasilitasi, kita harus mampu mengekspresikan
perasaan dan tidak boleh dominan tetapi anak harus
diberikan respon terhadap pesan yang disampaikan melalui
mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
merefleksikan ungkapan negative yang menunjukkan kesan
yang jelek buat anak.
• Biblioterapi
Dengan pemberian buku atau majalah dapat
digunakan untuk mengekspresikan perasaan,
dengan menceritakan isi buku yang sesuai dengan
pesan yang disampaikan.
• Meminta untuk menyebutkan keinginan
Hal ini penting untuk mengetahui keluhan anak dan
keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan
dan fikiran pada saat itu
• Pilihan pro dan Kontra
Penting untuk menentukan atau mengetahui
perasaan dan fikiran anak, dengan mengajukan
pada situasi yang menunjukkan pilihan positif dan
negative sesuai pendapat anak
• Penggunaan Skala
Penggunaan skala atau peringkat dalam mengungkapkan perasaan
sakit pada anak, seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih
dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan
sakitnya
• Menulis
Melalui ini anak mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih,
marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang
jengkel, marah dan diam. Dilakukan jika anak sudah mempunyai
kemampuan untuk menulis.
• Menggambar
Seperti halnya menulis, dapat digunakan untuk mengekspresikan,
perasaan jengkel marah bisanya dapat diungkapkan melalui gambar
dan anak akan mengungkapkannya apabila gambar yang ditulisnya
ditanya tentang maksudnya.
• Bermain
Sebagai alat yang efektif pada anak dalam membantu
berkomunikasi. Melalui ini hubungan interpersonal antara anak,
perawat dan orang sekitarnya dapat terjalin dan pesan-pesan dapat
tersampaikan
Faktor yang mempengaruhi
komunikasi
• Pendidikan
• Pengetahuan
• Sikap
• Usia tumbuh kembang
• Status kesehatan anak
• Sistem social
• Saluran
• Lingkungan
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PADA REMAJA
Latar Belakang
• Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini
ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau
berdebat dan sudah mulai berfikir secara
konseptual, sudah mulai menunjukkan rasa malu,
pada usia ini anak sering kali merenung kehidupan
masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi.
• Pada usia ini pola fikir mulai menunjukkan kearah
yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat
masa ini adalah masa peralihan anak menjadi
dewasa.
• Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini
adalah dengan berdiskusi atau curah pendapat pada
teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang
dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan
dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya
kepercayaan anak dan merupakan masa transisi
dalam bersikap dewasa.
• Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku
peralihan dari anak ke dewasa. Bila stress, diskusi
tentang masalahnya dengan teman sebaya dan
keluarganya.
• Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga
dirinya dengan memberi support penuh perhatian
HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI

1) Cenderung lebih banyak bicara dari pada


mendengarkan,
2) Merasa tau lebih banyak dari pada remaja,
3) Cenderung memberi arahan dan nasihat,
4) Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang
sebenarnya terjadi dan yang dialami remaja,
5) Tidak memberikan kesempatan agar remaja
mengemukakan pendapat,
6) Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang
dialami remaja dan memahaminya,
7) Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak
tahu lagi apa yang harus dilakukan terhadap remaja.
Kunci pokok berkomunikasi dengan
remaja
1) Mendengar supaya remaja mau berbicara,
2) Menerima dahulu perasaan remaja,
3) Bicara supaya didengar.
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan
berubah dalam cara berbicara dan cara
mendengar
4) Mengenal Diri Remaja
Membuat Remaja Mau Berbicara Pada
Orang Tua
1). Pesan kamu dan pesan saya
2). Menentukan masalah siapa
3). Apa yang harus dilakukan ?
• Beberapa karekteristik pada remaja
 Pola pikir dan tingkah laku
 Peralihan dari anak ke dewasa
 Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan
teman sebaya, orang dewasa Diluar keluarga dan
terbuka terhadap perawat.
 Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga
dirinya
Tahapan Komunikasi Pada Remaja
1. Tahap Prainteraksi
• Mengumpulkan data tentang klien dengan
mempelajari status atau bertanya kepada orang
tua tentang masalah yang ada.
2. Tahap Perkenalan
• Memberi salam dan senyum pada klien,
melakukan validasi, mencari kebenaran data
yang ada, megobservasi, memperkenlakan nama
dengan tujuan, waktu dan menjelaskan
kerahasiaan klien.
3. Tahap Kerja
• Memberi kesempatan pada klien untuk
bertanya, karena akan memberitahu tentang hal
yang kurang dimengerti dalam komunikasi,
menanyakan keluhan utama.
4. Tahap Terminasi
• Menyimpulkan hasil wawancara meliputi
evaluasi proses dan hasil, memberikan
reinforcement positif, tidak lanjut, kontrak, dan
mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.

Anda mungkin juga menyukai