Anda di halaman 1dari 25

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

PADA ANAK
Oleh:
wenny nugrahati carsita, s.kep., Ns., M.Kep
TUMBUH KEMBANG ANAK
 Menurut Jean Peuget, anak pada usia 7-11 tahun merupakan tahap konkret
operasional.
 Pada fase ini, anak sudah mulai berpikir lebih logis dan terarah, dapat memilih,
menggolongkan, mengorganisasikan fakta, di samping itu mampu berpikir dari
sudut pandang orang lain.
 Pada fase ini pula, anak belum dapat berpikir hal-hal yang abstrak. Anak telah
dapat mengatasi persoalan dengan konkret dan sistematis menurut persepsinya.
LANJUTAN…
 Sementara itu, menurut Erickson, usia 6-12 tahun adalah tahap industri vs
inferiority.
 Anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktivitas, bila diberi
tugas akan dikerjakan sampai selesai. Sudah ingin menghasilkan sesuatu,
mulai belajar aturan-aturan dan kompetisi melalui proses pendidikan belajar
dan berhubungan dengan orang lain.
 Jika harapan anak terlalu tinggi dan tidak mampu memenuhi standar maka
anak menjadi inferiority, kurang percaya diri, gangguan prestasi dan takut
berkompetisi.
KOMUNIKASI PADA ANAK
1. Harus menggunakan bentuk bahasa yang bermakna bagi orang yang mereka
ajak berkomunikasi. Contoh, bila mengunakan isyarat seperti menunjuk
pada sesuatu benda yang ingin dilihat orang lain, maka harus dalam bentuk
yang dapat dipahami. Apabila komunikasi dengan bicara maka harus
dilakukan dengan kata dan struktur tata bahasa yang dapat dipahami anak.
2. Anak harus memahami bahasa yang digunakan orang lain. Misalnya, anak
berusia 18 bulan, pembicaraan harus memantapkan kata-katanya dengan
isyarat dan pada saat anak bertambah besar pemahaman bertambah baik
sehingga isyarat kurang diperlukan.
BENTUK KOMUNIKASI PRA
BICARA
 Sebelum anak siap untuk belajar bicara, alam telah menyediakan
komunikasi tertentu yang sifatnya sementara
 Mereka akan menggunakan empat bentuk komunikasi pra bicara
yaitu tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi emosional
KOMUNIKASI SEHUBUNGAN DENGAN
PROSES BERPIKIR SESUAI TINGKAT
PERKEMBANGAN ANAK
1. MASA BAYI
 Bayi tidak mampu menggunakan kata-kata, maka dia menggunakan
komunikasi non verbal. Mereka akan tersenyum dan mendekat bila
situasi menyenangkan dan akan menangis bila tidak
menyenangkan.
 Bayi yang lebih besar memusatkan perhatian pada dirinya dan
ibunya sehingga setiap orang asing merupakan ancaman baginya.
2. MASA PRA SEKOLAH
(TODDLER)
 Anak usia bawah 5 tahun, hampir semuanya egosentris, mereka
melihat segala sesuatu hanya berhubungan dengan dirinya sendiri
dan hanya dari sudut pandang mereka sendiri.
 Waktu pemeriksaan, anak perlu menyentuh alat-alat yang akan
digunakan dalam pemeriksaan agar dia mengenal dan tidak merasa
asing, gunakan kalimat singkat dan kata-kata yang familiar bagi
anak serta batas pernyataan yang sifatnya menyatakan penyelesaian
3. MASA USIA SEKOLAH
 Anak berusia 5-8 tahun kurang mengandalkan pada apa yang
mereka lihat tetapi lebih pada apa yang mereka ketahui bila
diperhadapkan pada masalah baru. Mereka butuh penyelesaian
untuk segala sesuatu tetapi membutuhkan lebih dari itu
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
PADA PERAWATAN ANAK

Verbal

Non Verbal
TEKNIK VERBAL
1. TEKNIK ORANG KETIGA
 Teknik ini mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga, seperti “dia atau
mereka".
 Teknik tersebut mengurangi perasaan terancam daripada langsung bertanya
pada anak bagaimana perasaannya?
 Misalnya Perawat mengatakan, “kadang-kadang bila seseorang jatuh sakit,
perasaan-perasaan marah dan sedih karena dia tidak mampu berbuat seperti
apa yang orang lain perbuat." Kemudian diam sebentar untuk menunggu
responsnya atau mendorong timbulnya jawaban dan berkata lagi, “Apakah
Anda pernah merasakan seperti itu?”
LANJUTAN…
Teknik pendekatan seperti ini memberi kesempatan pada anak dalam
tiga pilihan :
a. Menyetujui, penuh harapan dan mengungkapkan perasaannya.
b. Tidak setuju
c. Tetap diam, mungkin mempunyai suatu perasaan tetapi tidak
mampu mengekpresikannya pada saat itu
2. FACILITATIVE RESPONDING
 Facilitative Responding adalah mendengarkan secara seksama dan
membayangkan kembali perasaan-perasaan pasien dan isi pernyataan anak.
Seperti : Respons yang empati, Tidak menghakimi dan mengesahkan perasaan-
perasaan seseorang
 Rumus untuk fasilitative responding adalah; "Engkau merasa”
 Contoh: Bila seseorang anak mengatakan: Saya benci ke RS dan mendapatkan
suntikan, dan fasilitatife respons adalah “engkau merasa tidak bahagia karena
semua dilakukan padamu"
3. BERCERITA (STORY
TELLING)
 Respons anak terhadap teknik-teknik bercerita bervariasi.
 Bercerita menggunakan bahasa anak, dan menyelidiki perasaannya, yang paling sederhana
adalah meminta anak menceritakan tentang sesuatu kejadian/peristiwa spesifik "Berada di
Rumah Sakit". Selain itu, dapat menggunakan gambaran dari suatu peristiwa dan meminta
anak untuk menceritakannya.
 Dongeng bersama lebih mengembangkan pendekatan terapeutik. Dongeng tidak saja
membantu membuka pikiran anak, juga mencoba mengubah persepsi anak atau perasaan
takutnya. Kita mulai dengan meminta anak bercerita tentang suatu kejadian, diikuti cerita lain
oleh perawat yang sebabnya sama dengan cerita anak hanya bedanya di sini bertujuan
membantu anak masuk ke dalam masalahnya.
LANJUTAN…
 Contohnya, anak bercerita tentang masuk Rumah Sakit dan tidak
dapat melihat orang tuanya lagi. Cerita perawat hampir sama dan
menggunakan nama orang lain bercerita bahwa sewaktu anak itu
berada di Rumah sakit tetap dapat bertemu orang tuanya setiap hari
setelah selesai bekerja. Dengan cara ini dapat mengurangi perasaan
takutnya akan terpisah dari orang tuanya.
4. BIBLIOTHERAPY
 Bibliotherapy melibatkan penggunaan buku-buku dalam rangka proses
terapeutik dan suportif.
 Sasarannya adalah membantu anak mengungkapkan perasaan-perasaan dan
perhatiannya melalui aktivitas membaca
 Cara ini dapat memberi kesempatan pada anak untuk menjelajahi suatu
kejadian yang sama dengan keadaannya
LANJUTAN…
Petunjuk umum dalam menggunakan Bibliotherapy:
a. Jajaki perkembangan emosi dan pengetahuan anak
b. Hayati isi buku dan sesuaikan isinya dengan tingkat usia anak
c. Bersama-sama memakai buku itu seperti kita membaca untuknyab)
d. Menyelidiki bersama anak tentang arti dari isi buku dengan cara
menceritakan kembali cerita itu, baru kembali pada bagian-bagian khusus,
gambar sesuatu yang berkaitan dengan cerita itu dan diskusikan gambar
tersebut, bicarakan tentang karakter atau simpulkan pengertian dari cerita
tersebut.
5. MIMPI
 Mimpi sering diartikan sebagai ungkapan sesuatu sasaran tidak sadar dan akan
menekan kembali perasaan dan pikiran seseorang.
 Salah satu cara pada Psychoterapi dapat menggunakan interpretasi dari mimpi
dengan menanyakan pada anak dan orang tua tentang mimpi. Kemudian
jelajahi perasaan bersalah yang sangat mengganggu.
6. PERTANYAAN "BAGAIMANA
BILA"
 Pertanyaan “Bagaimana Bila" mendorong anak untuk menjelajahi situasi dan
menentukan berbagai pemecahan masalah.
 Contoh, perawat dapat bertanya, "bagaimana bila Engkau sakit dan harus
masuk Rumah Sakit?". Anak akan mengatakan perasaan-perasaannya yang
telah dia ketahui dan tentang apa yang dia anggap aneh dan ingin dia ketahui.
 Jenis komunikasi yang baik akan membantu anak mempelajari keterampilan
pertahanan diri, khususnya pada situasi-situasi yang berbahaya.
TEKNIK NON VERBAL
1. MENULIS
 Menulis adalah suatu alternatif pendekatan komunikasi bagi anak,
remaja muda dan pra remaja. Untuk memulai suatu percakapan
perawat dapat memeriksa/ menyelidiki tentang tulisan dan mungkin
juga meminta untuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis
anak-anak lebih riil dan nyata.
2. MENGGAMBAR
 Mengambar adalah salah satu bentuk komunikasi yang berharga melalui pengamatan gambar.
 Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak mengungkapkan
tentang dirinya.
 Untuk mengevaluasi sebuah gambar utamakan/fokuskan pada unsur-unsur berikut:

a. Ukuran dari bentuk badan individu, ini mengekspresikan orang penting.


b. Urutan bentuk gambar, mengekspresikan prioritas kepentingan.
c. Posisi anak terhadap anggota keluarga lainnya, mengekspresikan perasaan anak terhadap
status dalam keluarga atau ikatan keluarga.
d. Bagian adanya hapusan, bayangan atau gambar silang, mengekspresikan
ambivalen/pertentangan, keprihatinan atau kecemasan pada hal-hal tertentu
3. BERMAIN
 Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat
menjadi teknik yang paling efektif untuk berhubungan dengan mereka.
 Melalui kegiatan bermain dapat dikumpulkan petunjuk mengenai tumbuh
kembang fisik, intelektual, dan sosial.
 Therapeutic play sering digunakan untuk mengurangi trauma akibat sakit atau
masuk rumah sakit atau untuk mempersiapkan anak sebelum dilakukan
prosedur medis/perawatan.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai