Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN JIWA

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah bahasa Indonesia yang diampu

oleh Ade Kusnan Afandi, M.Pd.

oleh

Amelia Sahdiatun Nisya ( R.21.01.005)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU

YAYASAN INDRA HUSADA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan hasil karya tulis ilmiah yang berjudul Keperawatan jiwa.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah bahasa indonesia. Selain itu,
penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang
keperawatan jiwa.

Penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Ade Kusnan Afandi,M.Pd selaku dosen
mata kuliah bahasa Indonesia. Berkat tugas yang diberikannya,dapat menambah pengetahuan
penulis tentang kebutuhan dasar manusia. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Eric
Nurfauzi yang telah membantu menyusun makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih banyak kesalahan. Oleh
karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca
temukan dalam makalah ini. Penulis juga berharap adanya kritik dan saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Indramayu, 09 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................................2
D. Manfaat ...............................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar keperawatan


jiwa...........................................................................................3
B. Sejarah perkembangan keperawatan
jiwa............................................................................4
1. Zaman Mesir kuno..............................................................................................................4
2. Zaman Yunani.....................................................................................................................4
3. Zaman Vesalius...................................................................................................................5
C. Proses keperawatan
jiwa......................................................................................................6
D. Gangguan
jiwa.....................................................................................................................7
1. Pengertian gangguan jiwa...................................................................................................7
2. Sumber penyebab gangguan jiwa.......................................................................................7
3. Klasifikasi gangguan jiwa...................................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Simpulan .............................................................................................................................9
B. Saran ...................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................10


ii

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut KBBI jiwa adalah roh manusia (yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang
hidup) atau bisa disebut nyawa.

Sedangkan menurut American Nurses Associations (ANA) Keperawatan jiwa adalah area khusus
dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan
menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan
kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada (American Nurses
Associations).

Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966.Keperawatan jiwa adalah kondisi yg memungkinkan


perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari seseorang dan perkebangan ini
selaras dgn orang lain.

Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri
sendiri secara terapeutik. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan
merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien,
dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh
Keliat,1991).

Keperawatan Jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan
teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai
kiatnya. Praktik keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan. Perawat jiwa
menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan
perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan praktik
keperawatan.Dari definisi diatas, penulis tertarik menulis makalah ini.
1

B. Rumusan masalah
1. Apa konsep dasar keperawatan jiwa?
2. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan jiwa ?
3. Bagaimana proses keperawatan jiwa?
4. Apa gangguan jiwa?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan konsep keperawatan jiwa
2. Untuk menjelaskan sejarah perkembangan keperawatan jiwa
3. Untuk menjelaskan proses keperawatan jiwa
4. Untuk menjelaskan gangguan jiwa

D. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang konsep keperawatan jiwa
2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentabf sejarah perkembagan keperawatan
jiwa
3. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang proses keperawatan jiwa
4. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang gangguan jiwa
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar keperawatan jiwa


Untuk menjadi individu yang produktif dan mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar, kita
harus memiliki jiwa yang sehat. Individu dikatakan sehat jiwa apabila berada dalam kondisi
fisik, mental, dan sosial yang terbebas dari gangguan (penyakit), tidak dalamkondisi tertekan
sehingga dapat mengendalikan stres yang timbul. Kondisi ini akan memungkinkan individu
untuk hidup produktif, dan mampu melakukan hubungan sosial yang memuaskan. Dalam
melakukan peran dan fungsinya seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus
memandang manusia sebagai mahluk biopsikososiospiritual sehingga pemilihan model
keperawatan dalam menerapkan asuhan keperawatan sesuai dengan paradigma keperawatan
jiwa.

Manusia sebagai mahluk biopsikososiospiritual mengandung pengertian bahwa manusia


merupakan makhluk yang utuh dimana didalamnya terdapat unsur biologis,psikologis, sosial,
dan spiritual.Sebagai makluk biologi, manusia tersusun dari berjuta-juta sel-sel hidup yang akan
membentuk satu jaringan, selanjutnya jaringan akan bersatu dan membentuk organ serta sistem
organ.

Sebagai makhluk psikologi,setiap manusia memiliki kepribadian yang unik serta memiliki
struktur kepribadianyang terdiri dari id, ego, dan super ego dilengkapi dengan daya pikir dan
keceredasan, agar menjadi pribadi yang selalu berkembang. Setiap manusia juga memiliki
kebutuhan psikologis seperti terhindar dari ketegangan psikologis, kebutuhan akan kemesraan
dan cinta, kepuasan alturistik (kepuasan untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan
imbalan), kehormatan serta kepuasan ego.Sedangkan sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat
hidup sendiri, manusia selalu ingin idup dengan orang lain dan membutuhkan orang lain. Selain
itu manusia juga harus menjalin kerja sama dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan hidup.

3
4

Manusia juga dituntut untuk mampu bertingkah laku sesuai dengan harapan dan norma yang
berlaku dilingkungan sosialnya. Sebagai makhluk spiritual manusia mempunyai keyakinan dan
mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pandangan hidup, doronngan hidup yang
sejalan, dengan sifat religius yang dianutnya.

B. Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa


1. Zaman Mesir kuno
Pada zaman ini, gangguan jiwa dianggap disebabkan karena adanya roh jahat yang bersarang
di otak. Oleh karena itu, cara menyembuhkannya dengan membuat lubang pada tengkorak
kepala untuk mengeluarkan roh jahat yang bersarang di otak tersebut.

Hal ini terbukti dengan ditemukannya lubang di kepala pada orang yang pernah mengalami
gangguan jiwa. Selain itu, ditemukan pada tulisan Mesir Kuno tentang siapa saja yang pernah
kena roh jahat dan telah dilubangi kepalanya. Tahun-tahun berikutnya, pasien yang mengalami
gangguan jiwa diobati dengan dibakar, dipukuli, atau dimasukkan dalam air dingin dengan cara
diajak jalan melewati sebuah jembatan lalu diceburkan dalam air dingin dengan maksud agar
terkejut, yakni semacam syok terapi dengan harapan agar gangguannya menghilang. Hasil
pengamatan berikutnya diketahui ternyata orang yang menderita skizofrenia tidak ada yang
mengalami epilepsi (kejang atau hiperplasia). Padahal penderita epilepsi setelah kejangnya
hilang dapat pulih kembali. Oleh karenanya, pada orang skizofrenia dicoba dibuat hiperplasia
dengan membuat terapi koma insulin dan terapi kejang listrik (elektro convulsif theraphy).

2. Zaman Yunani
Pada tahun 1841, Dorothea Line Dick melihat keadaan perawatan gangguan jiwa. Ia tersentuh
hatinya, sehingga berusaha memperbaiki pelayanan kesehatan jiwa. Bersamaan dengan itu,
Herophillus dan Erasistratus memikirkan apa yang sebenarnya ada dalam otak, sehingga ia
mempelajari anatomi otak pada binatang. Khale kurang puas hanya mempelajari otak, sehingga
ia berusaha mempelajari seluruh sistem tubuh hewan (Notosoedirjo, 2001).

3. Zaman Vesalius
Vesalius tidak yakin hanya dengan mempelajari anatomi hewan saja, sehingga ia ingin
mempelajari otak dan sistem tubuh manusia. Namun, membelah kepala manusia untuk dipelajari
merupakan hal yang mustahil, apalagi mempelajari seluruh sistem tubuh manusia.

Akhirnya, ia berusaha mencuri mayat manusia untuk dipelajari. Sayangnya kegiatannya tersebut
diketahui masyarakat, sehingga ia ditangkap, diadili, dan diancam hukuman mati (pancung).
Namun, ia bisa membuktikan bahwa kegiatannya itu untuk kepentingan keilmuan, maka
akhirnya ia dibebaskan. Versailus bahkan mendapat penghargaan karena bisa menunjukkan
adanya perbedaan antara manusia dan binatang. Sejak saat itu dapat diterima bahwa gangguan
jiwa adalah suatu penyakit. Namun kenyatannya, pelayanan di rumah sakit jiwa tidak pernah
berubah. Orang yang mengalami gangguan jiwa dirantai, karena petugasnya khawatir dengan
keadaan pasien.

C. Proses Keperawatan Jiwa

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja
sama antara perawat dengan klien, keluarga, dan masyarakatuntuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal (Carpenito,1989 dikutip oleh Keliat, 1991).Penggunaan proses keperawatan
membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan
klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi.

Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang
bersifat rutin ,intuisi, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan merupaken
sarana/wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih
besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih
besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai.

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik
karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung, seperti pada masalah
kesehatan fisik yang memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal.
Kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang
berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya
bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. Hubungan saling percaya
antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada
klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa
adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Klien mungkin menghindar atau menolak berperan serta dan perawat mungkin
cenderung membiarkan, khususnya terhadap klien yang tidak menimbulkan keributan dan tidak
membahayakan.

D. Gangguan Jiwa
1. Pengerian gangguan jiwa
Gangguan jiwa menurut PPDGJ III adalah sindrom pola perilaku seseorang yang secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment) di dalam satu
atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, dan
gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara orang itu tetapi juga dengan
masyarakat (Maslim, 2002; Maramis, 2010).

Gangguan jiwa merupakan deskripsi sindrom dengan variasi penyebab. Banyak yang belum
diketahui dengan pasti dan perjalanan penyakit tidak selalu bersifat kronis. Pada umumnya
ditandai adanya penyimpangan yang fundamental, karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta
adanya afek yang tidak wajar atau tumpul (Maslim, 2002).
7

2. Sumber penyebab gangguan jiwa


Manusia bereaksi secara keseluruhan—somato-psiko-sosial. Dalam mencari penyebab gangguan
jiwa, unsur ini harus diperhatikan. Gejala gangguan jiwa yang menonjol adalah unsur psikisnya,
tetapi yang sakit dan menderita tetap sebagai manusia seutuhnya (Maramis, 2010).
a. Faktor somatik (somatogenik), yakni akibat gangguan pada neuroanatomi, neurofsiologi, dan
neurokimia, termasuk tingkat kematangan dan perkembangan organik, serta faktor pranatal dan
perinatal.
b. Faktor psikologik (psikogenik), yang terkait dengan interaksi ibu dan anak, peranan ayah,
persaingan antarsaudara kandung, hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permintaan masyarakat.
Selain itu, faktor intelegensi, tingkat perkembangan emosi, konsep diri, dan pola adaptasi juga
akan memengaruhi kemampuan untuk menghadapi masalah. Apabila keadaan ini kurang baik,
maka dapat mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu, dan rasa bersalah yang berlebihan.
c. Faktor sosial budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga, pola mengasuh anak, tingkat
ekonomi, perumahan, dan masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas
kesehatan, dan kesejahteraan yang tidak memadai, serta pengaruh rasial dan keagamaan.

3. Klasifikasi gangguan jiwa


Klasifkasi diagnosis gangguan jiwa telah mengalami berbagai penyempurnaan. Pada tahun 1960-
an, World Health Organization (WHO) memulai menyusun klasifkasi diagnosis seperti
tercantum pada International Classifcation of Disease (ICD). Klasifkasi ini masih terus
disempurnakan, yang saat ini telah sampai pada edisi ke sepuluh (ICD X). Asosiasi dokter
psikiatri Amerika juga telah mengembangkan sistem klasifkasi berdasarkan diagnosis dan
manual statistik dari gangguan jiwa (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder—
DSM). Saat ini, klasifkasi DSM telah sampai pada edisi DSM-IV-TR yang diterbitkan tahun
2000. Indonesia menggunakan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ),
yang saat ini telah sampai pada PPDGJ III (Maslim, 2002; Cochran, 2010; Elder, 2012; Katona,
2012).

Secara umum, klasifkasi gangguan jiwa menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 dibagi
menjadi dua bagian, yaitu (1) gangguan jiwa berat/kelompok psikosa dan (2) gangguan jiwa
ringan meliputi semua gangguan mental emosional yang berupa kecemasan, panik, gangguan
alam perasaan, dan sebagainya. Untuk skizofrenia masuk dalam kelompok gangguan jiwa berat.
Klasifkasi diagnosis keperawatan pada pasien gangguan jiwa dapat ditegakkan berdasarkan
kriteria NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) ataupun NIC (Nursing
Intervention Classifcation) NOC (Nursing Outcame Criteria). Untuk di Indonesia menggunakan
hasil penelitian terhadap berbagai masalah keperawatan yang paling sering terjadi di rumah sakit
jiwa. Pada penelitian tahun 2000, didapatkan tujuh masalah keperawatan utama yang paling
sering terjadi di rumah sakit jiwa di Indonesia, yaitu:
a. perilaku kekerasan;
b. halusinasi;
c. menarik diri;
d. waham;
e. bunuh diri;
f. defsit perawatan diri (berpakaian/berhias, kebersihan diri, makan dan aktivitas sehari-hari);
g. harga diri rendah
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Jiwa adalah unsur manusia yang bersifat nonmateri, tetapi fungsi dan manifestasinya sangat
terkait pada materi. Manifestasi jiwa antara lain tampak pada kesadaran, afek, emosi,
psikomotor, proses berpikir, persepsi, dan sifat kepribadian. Kesadaran dalam hal ini lebih
bersifat kualitatif, diukur dengan memperhatikan perbedaan stimulus (stressor) dan respons
(perilaku yang ditampilkan), serta tidak diukur dengan Glasgow Coma Scale (GCS).

Perawat sebagai tenaga profesional turut memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan
keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun
bekerjasama dengan anggota kesehatan lainnya. Profesi merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesehatan dan menjadi kunci dalam keberhasilan pelayanan kesehatan.

B. Saran
Perawat harus menciptakan rasa percaya (trust) agar pasien dapat mempercayai perawat sebagai
tempat berkeluh kesah tentang masalah kesehatannya. Perawat mengkaji data secara verbal dan
nonverbal sehingga dapat dirumuskan masalah keperawatan untuk diselesaikan bersama dengan
pasien. Dengan demikian, perawat dapat menggunakan dirinya sebagai seorang penolong.
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya.Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini.
9

DAFTAR PUSTAKA

Murhayati,Atiek, dkk. 2021. Keperawatan jiwa mengenal kesehatan mental. Malang: Ahli media
press.
Yusuf,AH. Rizky Fitryasari PK, dkk. 2015. Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:
Salemba medika.

Ma'rifatul Azizah,Lilik. Zainuri imam dkk. 2016. Buku ajar keperawatan kesehatan jiwa teori
dan aplikasi praktik klinik. Yogyakarta: Indomedia pustaka.

Risnasari,Norma. 2014. Bahan ajar keperawatan jiwa. Kediri : Universitas Nusantara PGRI.

Nurhalimah. 2016. Keperawatan jiwa. Jakarta : Kementrian kesehatan republik Indonesia.

FIK UI & WHO, 2006. Modul Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa (MPKP), Jakarta:

Keliat, B.A., dkk. 2005. Modul Basic Course Community Mental-Psychiatric Nursing. Jakarta:

Keliat, B.A., dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic Course).
Jakarta: EGC.

Sitorus,E. 2019. Keperawatan jiwa. Jakarta: Repository universitas kristen Indonesia.

Satrianto,Anang. 2012. Konsep dasar kesehatan dan keperawatan jiwa. Banyuwangi: Slide
shere.net.
10

Anda mungkin juga menyukai