DI SUSUN OLEH
NAMA : IRMA
DIII KEPERAWATAN
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukir saya panjatkan atas kehadirat allah swtkarena atas berkat rahmat
“komunikasi terapeutik pada bayi”. Tugas makalah dibuat untuk memenuhi kuliah
antropologi kesehatan.
Saya sebagai pemula menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak
masih banyak kekurangan ,o oleh sebab itu saya sangat ,membutuhkan kritik dan
saran yang membangun. Saya harap makalah ini dapat bermanfaat bagi individu
ataupun kelompok yang membaca untuk dijadikan bahan untuk menambah ilmu.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
a. Bagaimana perkembangan komunikasi pada bayi dan anak
b. Bagaimana bentuk prabicara
c. Apa peran bicara dalam komunikasi
d. Bagaimana teknik komunikasi dengan bayi : teknik verbal dan verbal
BAB 2
PEMBAHASAN
Nilai coleteh :
- Bercoleteh adalah praktek verbal sebagai dasar perkembangan gerakan
terlatih yang dikehendaki dalam bicara.
- Bercoleteh mempercepat keterampilan berbicara.
- Bercoleteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain.
- Bercoleteh membantu bayi merasakan bahwa dia merupakan kelompok
sosial.
c. Isyarat
Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti
atau pelengkap berbicara. Bahasa isyarat bayi dapat mepercepat komunikasi
dini pada anak.
Contoh :
1) Mendorong puting susu dari mulut artinya kenyang atau tidak
lapar.
2) Tersenyum dan mengancungkan tangan yang berarti ingin
digendong.
3) Menggeliat,meronta, menangis pada saat ibu mengenakan
pakaiannya atau memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka
akan pembatasan gerak.
4) Ungkapan emosiona Adalah melalui perubahan tubuh dan roman
muka.
5) Tubuh yang mengejang atau gerakan -gerakan tangan atau kaki
disertai jeritan dan wajah tertawa adalah bentuk ekspresi
kegembiraan pada bayi.
6) Menengangkan badan, gerakan membanting tangan atau
kaki,roman muka tegang dan memangis adalah bentuk ungkapan
marah atau tidak suka. (kemenkes.2013).
1.4 Teknik komunikasi dengan bayi dan anak : teknik verbal dan non
verbal
a) Teknik verbal
1) Melalui orang atau pihak ketiga
Khususnya menghadapi anak usia bayi dan todler, hindari
berkomunikasi secara lengasung pada anak, melainkan gunakan
pihak ketiga yaitu dengan cara berbicara terlebih dahulu dengan
orang tuanya yang sedang disampingnya, mengomentari pakaian
yang sedang dikenakanya. Hal ini pada dasarnya adalah untuk
menanamkan rasa percaya perawatan terlebih dahulu sebelum
melakukan tindakan yang menjadi tujuan. ( yuni supartini,
2004:86).
2) Bercerita sebagai alat komunikasi
Dengan bercerita kita bisa menyampaikan pesan tertentu pada anak
misalnya, bercerita tentang anak pintar dan saleh yang sedang sakit
yang mematuhi nasihat orang tua dan perawat sehingga diberi
kesembuhan oleh allah yang mahaesa. Jadi, ini cerita harus
disesuaikan dengan kondisi anak dan pesan yang ingin kita
sampaikan kepada anak. Selama bercerita gunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti anak. Penggunaan gambar-
gambar yang menarik dan lucu sat bercerita akan membuat
penyampaian cerita lebih menarik bagi anak sehingga pesan yang
ingin disampaikan dapat diterima anak secara efektif. (yupi
supartini, 2002 86:87).
3) Fasilitasi anak untuk beresposns
Satu hal yang penting yang harus diingat, selama berkomunikasi
jangan menimbulkan kesan bahwa kita yang dominan berbicara
pada anak, tetapi fasilitasi juga anak untuk berespons terhadap
pesan yang kita sampaikan. Dengarkan ungkapannya dengan baik,
tetapi hati-hati dalam merefleksikan ungkapan yang negatif.
4) Meminta anak untuk nyebut keinginanya untuk berespons
Untuk mengetahui apa yang sedang dikeluhkan anak, minta anak
untuk menyebutkan keinginanya. Katakan apabila suster itu.
Keinginan yang diungkapan akan meningkatkan perasaan dan
pikirannya saat itu sehingga dapat mengetahui masalah dan
potensial yang terjadi pada anak. (yupi supartini, 2002:87).
5) Biblioterapi
Buku atau makalah dapat juga digunakan membantu anak
mengekspresikan pikiran dan perasaanya. Bantu anak
mengekspresikan perasaanya dengan menceritakan isi buku atau
makalah. Untuk itu perawat harus tahu terlebih dahulu ini dari buku
atau makalah tersebut dan disimpulkan pesan yang ada didalamnya
sebelum bercerita pada anak. (yupi supartini, 2002:87).
6) Pilihan pro dan kontra
Cara lain untuk mengetahui perasaan dan pikiran anak adalah
dengan mengajukan satu situasi, biarkan anak menyimak dengan
baik, kemudian mintalah anak untuk meumulihkan hal yang positif
dengan negatif memuat pendapat dari situasi tersebut. (yupi
supratini, 2002:88).
b) Teknik no verbal
1) Kontak mata, postur dan jarak fisik
Pembicaraan atau komunikasi akan teras lancar dan efektif jika
kitan sejajar. Saat berkomunikasi dengan anak, sikap ini dapat
dilakukan dengan cara membungkuk atau merendahkan posisi kita
sejajar dengan anak. Dengan posisi sejajar akan memungkinkan lita
dapat memungkinkan kotak mata dengan anak dan mendengarkan
secara jelas apa yang dikomunikasikan anak.
2) Ungkapan marah
Anak mengungkapkan perasaan marahnya dan dengarkanlah
dengan baik dan penuhperhatian apa yang menyebabkan ia merasa
jengkel dan amarah. Untuk memberikan ketenangan pada anak
pada saat marah, duduklah dekat dia, pegang tanganya atau
pundaknya atau peluklah dia.
3) Sentuhan
Adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memegang
sebagian tangan atau bagian tubuh anak misalnya pundak, usapan
di perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan
antaraanak dan orang tua. (kemenkes,2013).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah hubungan intrapersonal antara perawat
dengan klien, yang direncanakan secara sadar yang bertujuan dan kegiataanya
berpusatkan untuk kebutuhan pasien.perkembangan komunikasi terepeutik pada
bayi an anak sendiri dimulai pada masa bayi sampai anak usia remaja yang mana
dari perkembangan itu memiliki bentuk perkembangan yang berbeda-beda . selain
itu, didalam komunikasi terapeutik terdapat bentuk komunikasi prabicara dimana
terdiri dari tangisan,ocehan isyarat, dan ungkapan emosional seorang bayoi/anak .
disin lain dalam melakukan komunikasi kepada bayi terdapat beberapa tekniknya,
yaitu bisa menggunakan verbal atau non verbal. Setalah mempelajari semua
komunikasi terapeutik pada bayi/anak, terdapat cara menerpakan komunikasi
terapeutik tersebut pada usia bayi sampai anak usia sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:EGC.http/bnetpw.j.blogsspot.co.id/2016/09/makalah-komunikasi-
terapeutik-paa-bayi,html