Ada beberapa respon nonverbal yang bisa ditunjukkan bayi, misalnya menggerakkan badan,
tangan, dan kaki. Hal ini terutama terjadi pada bayi usia kurang dari enam bulan sebagai cara
menarik perhatian orang. Stranger anxiety atau cemas dengan orang asing yang tidak
dikenalnya adalah ciri perilaku pada bayi usia lebih dari enam bulan., dan perhatiannya
berpusat pada ibunya. Oleh karena itu, perhatikan saat berkomunikasi dengannya. Jangan
langsung ingin menggendong atau memangkunya karena bayi aakan merasa takut. Lakukan
komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya, dan/atau mainan yang dipegangnya. Tunjukkan
bahwa kita ingin membina hubungan yang baik denganya dan ibunya.
( Yupi Supartini, 2004 : 81-82)
1. Tangisan
Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian, membuat sebaris senyum kesyukuran
terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan seorabng bayi merupakan bentuk komunikasi
dari seorang bayi kepada orang dewasa dimana dengan tangisan itu, bayi dapat memberikan
pasan dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi.
Pada awal kehidupan paska lahir, menangis merupakan salah satu cara pertama yang dapat
dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Melalui tangisan dia memberi tahu
kebutuhannya seperti lapar, dingin, panas, lelah, dan kebutuhan untuk diperhatikan. Bayi
hanya akan menangis bila yia merasa sakit atau tertekan. Bayi yang sehat dan normal
frekuensi tangisan menurun pada usia enam bulan karena keinginan dan kebutuhan mreka
cukup terpenuhi. Frekuensi tangis seharusnya menurun sejalan dengan meningkatnya
kemampuan bicara.
Perawat harus banyak berlatih mengenal macam – macam arti tangisan bayi untuk memenuhi
kebutuhannya dan mengajarkan kepada ibu, karena ibu muda memerlukan bantuan ini.
Nilai celoteh.
a) Berceloteh adalah praktek verba sebagsi dasar perkembangan gerakan terlatih yang
dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat ketrampilan berbicara.
b) Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Berceloteh
membantu bayi merasakan bahwa dia merupakan kelompok sosial.
3. Isyarat
Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap
bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat komunikasi dini pada anak.
Contoh :
a) Mendorong puting susu dari mulut artinya kenyang atau tidak lapar.
b) Tersenyum dan mengacungkan tangan yang berarti ingin digendong
c) Menggeliat, meronta, menangis pada saat ibu mengenakan pakaiannya atau
memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka akan pembatasan gerak.
4. Ungkapan emosional
Adalah melalui perubahan tubuh dan roman muka.
Contoh :
a) Tubuh yang mengejang atau gerakan – gerakan tangan atau kaki disertai jeritan dan
wajah tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada bayi.
b) Menegangkan badan, gerakan membanting tangan atau kaki, roman muka tegang dan
menangis adlah bentuk ungkapan marah atau tidak suka.(Kemenkes,2013).
1. Pada Bayi
a) Merupakan ungkapan sayang pada bayi
b) Mengajak bicara bayi akan merangsang kinerja saraf otak dan merangsang
dendengaran
untuk merangsang pada indra pendengaran
c) Membuat rasa nyaman pada bayi sehingga bayi tidak merasa diabaikan dan merasa
selalu diperhatikan.
d) Melatih bayi untuk mengucapkan kata-kata sederhana, sehingga lambat laun bayi akan
menirukanya
2. Pada Anak
a) Persiapan Fisik
Persiapan ini tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam
kematanganan mekanisme bicara. Pertumbuhan organ-organ bicara yang kurang sempurna
sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak.
b) Persiapan Mental
Tergantung pada kematangan otak ( asosiasi otak), yang berkembang 1-18 bulan, saat yang
tepat diajak bicara. Meskipun bayi tidak bisa merespon dengan kata-kata, namun suara atu
bicara yang kita tunjukkan pada bayi bayi akan menjadi stimulus bayi dan akan direspon
dengan bahasanya sendiri, misalnya dengan senyum atau tertawa.
c) Motivasi dan Tantangan
Ajaran dan dorongan bayi untuk mengucapkan dan apa yang bisa diucapkan oleh bayi. Dalam
hal ini perlu disadari bahwa yang diucapkan bayi belum sempurna, mungkin yang keluar baru
berupa suara-suara atau kata-kata yang belum jelas sehingga butuh kesabaran dan ketelatenan
dalam mengajarkan bicara kepada bayi atau anak.
d) Model Untuk Ditiru
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemapuan bicara adalah stimulus suara. Ucapan-
ucapan yang sering kita sampaikan kepada bayi menjadi model yang bisa ditiru oleh bayi
pada perkembangan bicara selanjutnya. Dengan demikian ucapan yang kita sampaikan
hendaknya ucapan yang baik dan mendidik.
e) Bimbingan
Upaya untuk membantu ketrampilan bicara anak dapat dilakukan dengan cara : menyediakan
model yang baik, mengatakan dengan perlahan dan jelas, serta membetulkan kesalahan yang
diucapkan anak.
f) Kesempatan Praktek Atau Untuk Berlatih
Agar bayi atau anak dapat segera bicara, maka bayi perlu diajarkan atau diberikan untuk
meniru kata-kata yang sering kita ucapkan.
1. Teknik Verbal.
a) Melalui orang atau pihak ketiga
Khususnya mengahadapi anak usia bayi dan todler, hindari berkomunikasi secara langsung
pada anak, melainkan gunakan pihak ketiga yaitu dengan cara berbicara terlebih dahulu
dengan orang tuanya yang sedang berapa disampingnya, mengomentari pakaian yang sedang
dikenakanya. Hal ini pada dasarnya adalah untuk menanamkan rasa percaya anak pada
perawatan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan yang menjadi tujuan.
(Yupi Supartini, 2004 : 86).
e) Biblioterapi
Buku atau majalah dapat juga digunakan untuk membantu anak mengekspresikan pikiran dan
perasaanya. Bantu anak mengekspresikan perasanya dengan menceritakan isi buku atau
majalah. Untuk itu perawat harus tahu terlebih dahulu ini dari buku atau majalah tersebut dan
simpulkan pesan yang ada didalamnya sebelum bercerita pada anak.
(Yupi Supartini, 2002 : 87).
f) Pilihan pro dan kontra
Cara lain untuk mengetahui perasaan dan pikiran anak adalah dengan mengajukan satu
situasi, biarkan anak menyimak dengan baik, kemudian mintalah anak untuk memulihkan hal
yang positif dan negatif memuat pendapatnya dari situasi tersebut. (Yupi Supartini, 2002 :
88)
b) Menggambar
Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan sesuatu terkait
dengan dirinya, misalnya perasaan, apa yang dipikirkan, keinginan. Pengembangan dari
teknik menggambar ini adalah anak dapat menggambarkan keluarganya dan dilakukan secara
bersama antara keluarga (ibu/ayah) dengan anak.
d) Ungkapan marah
Anak mengungkapakan perasaan marahnya dan dengarkanlah dengan baik dan penuh
perhatian apa yang menyebabkan ia merasa jengkel dan marah. Untuk memberikan
ketenangan anak pada saat marah, duduklah dekat dia, pegang tangannya atau pundaknya
atau peluklah dia.
e) Sentuhan
Adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memegang sebagian tangan atau bagian
tubuh anak misalnya pundak, usapan di kepala, berjabat tangan atau pelukan, bertujuan untuk
memberikan perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan antara anak dan
orang tua. (Kemenkes, 2013)
2. Penerapan komunikasi pada kelompok todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-6 tahun).
Pada usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Ciri khas
kelompok ini adalah egosentris, dimana mereka melihat segala sesuatu hanya berhubungan
dengan dirinya sendiri dan melihat segala sesuatu dengan sudut pandangnya sendiri.