MALARIA
Dosen Pembimbing :
(Herman, S.kep,.Ns,.M.Kes)
Di Susun Oleh :
Indah Fitria Aryanti (D.0019.P. 015)
Ana Danianingsih (D.0021.P.009)
Febriyanto (D.0021.P.005)
Husnul Khatima Roma (D.0021.P.006)
Irma (D.0021.P.007)
Irma Febrianti (D.0021.P.008)
Jumaldin (D.0021.P.009)
Rispiana Anjelita (D.0021.P.017)
Tasnin (D.0021.P.020)
D III KEPERAWATAN
STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronik, di sebabkan oleh
protozoa genus plasmodium di tandai dengan demam,anemia,dan splenomegaly. Malaria
adalah infeksi parasite pada sel darah merah di sebabkan oleh suatu protozoa spesies
plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui air liur nyamuk.
2. Etiologi
Plasmodium memiliki hostpes perantara yaitu manusia dan vertebra lain. Hostpes definisinya
yaitu nyamuk anopheles.
3. Patofisiologi
Patafisiologi pada malaria masih belum di ketahui dengan pasti. Perubahan pada
malaria terutama mungkin berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat sebagai
akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasite pada endothelium kapiler. Peran
beberapa mediantor humoral masih belum pasti, tetapi mungkin terlibat dalam pathogenesis
demam dan peradangan. Patofisiologi malaria adalah multi faktoral dan mungkin berhungan
dengan hal-hal berikut:
Penghancuran erittrosit. Eritrosit di hancurkan tidak saja oleh pecahnya eritrosit yang
mengandung parasite, tetapi juga oleh fagositosis eritrosis yang mengandung parasite dan
yang tidak mengandung parasite, sehingga mengakibatkan anemia dan anoksia jaringan.
TNF adalah suatau monokin, di temukan dalam peredaran darah manusia dan hewan
yang terinfeksi parasite malaria. TNF dan sitokin lain yang berhubungan, menimbulkan
demam, hipoklikemia, dan sindrom penyakit pernapasan pada orang dewasa (ARDS= Adult
Respiratory Disease Sindrom) dengan sekuestrasi sel neutrophil dalam pembuluh darah
paru.TNF dapat juga menghanjurkan p.falciparum in vitro dan dapat meningkatkan
perlekatan eritrosit yang di hinggapi parasite pada endothelium kapiler. Konsentrasi TNF
dalam serum pada anak dengan malaria falciparum akut berhubungan langsung dengan
mortalitas, hipoklikimea, hiperpasitemia dan beratnya penyakit.
Sekuestrasi eritrisit yang terinfeksi. Eritrosit yang terinfeksi dengan stadium lanjut.
falciparum dapat membentuk tonjolan-tonjolan (knobs) pada permukaannnya. Tonjolan
tersebut mengandung antigen malaria dan berreaksi dengan anti bodi malaria dan
berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung p.falciparum terhadap endotelium
kapiler darah dalam organ tubuh, sehingga skizogoni berlangsung disirkulasi organ tubuh,
bukan disirkulasi perifer.
Eritrosit yang terinfeksi menempel pada endotelium kapiler darah dan membentuk
gumpalan (sludge) yang membendung kapiler dalam organ tubuh. Protein dan cairan
merembes melalui membrane kaoiler yang bocor (menjadi lebih permeable) dan
menimbulkan anoksia dan edema jaringan. Anoksia jaringan yang cukuup meluas dapat
menyebabkan kematian. Protein kaya hastidin p.falciparum di temukan pada tonjolan-
tonjolan tersebut.
4. Pathway
5. Pemerikasaan Penunjang
Diagnosa malaria di dasarkan atas manisfestasi klinis (termasuk anamesis) uji
imunoserologis dan menemukan parasitt (plasmodium) malaria dalam darah penderita.
Penengakan diagnosis melalui pemeriksaaan laboratorium memerlukan persyaratan tertentu
agar memepunyai nilai diagnostic yang tinggi yaiyu: waktu mengambil sampel harus tepat
yaitu pada akhir periode demam memasuki periode berkeringat, karena pada periode ini
jumlah trophozoite dalam sirkulasi mencapai maksimal dan cukup matur sehingga
memudahkan identivikasi spesises parasite.
Volume darah yang di ambil sebagai sampel cukup, yaitu darah kapiler. Kualitas preparat
harus baik untuk menjamin identifikasi spesies plasmodium yang tepat (purwaningsih,2000).
Diagnose malaria di bagi dua (Departemen keseehatan RI;2000),yaitu:
1. Secara laboratorium ( dengan pemeriksaan sediaan darah )
2. Tes antigen: p-f test
3. Tes serologi
4. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) - pemeriksaan infeksi
6. Komplikasi
1. Acidemia/ acidosis : PH darah <>respiratory distress
2. Anemia berat
3. Gagal ginjal akut
4. Edema paru non-kardiogenik
5. Hipoglikemia
6. Gagal sirkulasi atau syok
7. Perdarahan spontan dari hidung atau gusi, saluran cerna dan di sertai kelainan
laboratorik adanya gangguan juagulasi intrafaskuler
8. Kejang berulang lebih dari dua kali/24 jam
9. Makrostopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut (bukan karena obat anti
malaria/kelainan eritrosit (kekurangan G-6-PD)
10. Diagnose post-morterm dengan di temukannya parasite yang padat pada pembuluh
kapiler jaringan otak.
6. Penatalaksanaan
a. Non-farmakologi
The center for disease control and prevention (CDC) merekomendasikan hal berikut
untuk membantu menegah merebaknya malaria:
A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian :
a. Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
Tanggal masuk
Diagnose medis
c. Keluhan utama
d. Riwayat penyakit
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Pemeriksaan fisik
B. ANALISIS DATA
|
peningkatan
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi
- Amjurkan tirah
baring
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit intravena
jika perlu
-
2 hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen hypovolemia
Tindakan dalam Observasi:
keperawatan selama 2x24 - periksa tanda dan
jam maka keseimbangan gejala hypovolemia
cairan meningkat dengan - monitor intake dan
kriteria hasil: output cairan
- Asupan cairan,
terapeutik
meningkat
- Keluaran urin, - hitung kebutuhan
meningkat cairan
- Kelembaban - berikan posisi
membrane mukosa modified
mningkat Trendelenburg
- berikan asupan
cairan oral
edukasi
- anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
- anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
kolaborasi:
- kolaborasi pemberian
cairan intravena
isotonis
- kolaborasi pemberian
intravena hipotonis
- kolaborasi pemberian
cairan koloid
- kolaborasi pemberian
produk darah.
Edukasi:
- Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara
rutin
- Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok, aktivitas
bermain atau
aktivitas lainnya.
- Anjurkan Menyusun
jadwal aktivitas dan
istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikasi
target dan jenis
aktivitas sesuai
kemampuan.