MALARIA
Oleh :
Dosen Pembimbing :
2. ETIOLOGI
Plasmodium sebagai sebab malaria terdiri dari 4 spesies, yaitu plasmodium vivax,
plasmodium falciparum, plasmodium malariae, plasmodium ovale. Plasmodium memiliki
hostpes perantara yaitu manusia dan vertebra lain. Hostpes definitifnya yaitu nyamuk
Anopheles.
3. KLASIFIKASI
Subordo haemosporina terdiri dari tiga famili, yaitu Plamodiidae, Haemoproteidae
dan Leucocytozoonidae. Macrogametocyt dan microgametocyst berkembang secara
terpisah. Bentuk zygot adalah motil disebut ookinet, sedangkan sporozoit berada dalam
dinding spora. Protozoa ini adalah heteroxegenous, dimana merozoit diproduksi di dalam
hospes vetebrata dan sporozoit berkembang dalam hospes invertebrata, dan merupakan
suatu protozoa.
darah yang klasifikasinya :
Filum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoa
Sub kelas : Cocidiidae
Ordo : Eucoccidiidae
Sub ordo : Haemosporidiidae
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae
Plasmodium ovale
4. MANIFESTASI KLINIS
Secara klinis, gejala malaria infeksi tunggal pada pasien non-imunterdiri atas
beberapa serangan demam dengan interval tertentu(paroksisme), yang diselilingi oleh
suatu periode (periode laten) bebasdemam. Sebelum demam pasien biasanya merasa
lemas, nyeri kepala,tidak ada nafsu makan, mual atau muntah.Pada pasien dengan infeksi
majemuk/campuran (lebih dari satu jenis plasmodium tetapi infeksi berulang dalam
waktu berbeda), maka serangandemam terus-menerus (tanpa interval), sedangkan pada
pejamu yang imungejala klinis minimal.
5 Tanda dan gejala yang di temukan pada klien dngan malaria secaraumum menurut
Mansjoer dkk. (2001) antara lain sebagai berikut :
5. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagaimacam teori dan
hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada malaria terutama
berhubungan dengan gangguan aliran darahsetempat sebagai akibat melekatnya eritrosit
yang mengandung parasit pada endotelium kapiler.Perubahan ini cepat reversibel pada
mereka yang dapat tetap hidup(survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum
pasti, tetapimungkin terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan
peradangan.Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaski leukosit
danfagosit, sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan perubahan
patofisiologi
6. KOMPLIKASI
1. Anemia parah
Komplikasi ini terjadi karena banyaknya sel darah merah yang hancur atau rusak
(hemolisis) akibat parasit malaria.
2. Malaria otak
Komplikasi ini terjadi saat sel darah dipenuhi parasit, sehingga menghambat
pembuluh darah kecil pada otak. Akibatnya, otak menjadi bengkak atau rusak.
Gejalanya berupa kejang dan koma.
3. Gagal fungsi organ tubuh
Ada beberapa organ yang dapat terganggu karena parasit malaria, antara lain ginjal,
hati, atau limpa. Kondisi tersebut dapat membahayakan nyawa penderita.
4. Gangguan pernapasan
Komplikasi ini terjadi saat cairan menumpuk pada paru-paru (edema paru), sehingga
membuat penderita sulit bernapas.
5. Hipoglikemia
Malaria yang parah bisa menyebabkan hipoglikemia atau kadar gula darah rendah.
Gula darah yang sangat rendah bisa berakibat koma atau bahkan kematian.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
tetes darah tebal/tipis ditemukan parasit malaria dalam eritrosit.
b. Pemeriksaanzserologis Titer 1 : 64 pada indirect immunofluroscence
c. Pemeriksaan khusus
PCR (polymerase chain reaction)
ELISA (Enzyme Linked Immonosorben Assay)
Radiommunoassay (RIA)
d. Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat
Hb dan Ht
e. hitung jumlah lekosit dan trombosit
f. Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkalifosfatase,
albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium,anaIisis gas darah
g. EKG
h. Foto toraks
i. Analisa cairan cerebrospinal.
j. Biakan darah dan uji serologi
k. Urinalisis
l. Darahzrutin
8. PENATALAKSANAAN
2. Antipiretik
3. resusitasi cairan
4. anticonvulsan
9. PHATWAY
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditemukan, yaitu:
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denganasupan
makanan yang tidak adekuat ; anorexia; mual/muntah
b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistemkekebalan
tubuh; prosedur tindakan invasive.
c. Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur.
d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antarasuplai oksigen
dan nutrisi dari kebutuhan.
e. Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingatkesalahan interprestasi
informasi, keterbatasan kognitif.
( Intervensi keperawatan )