NAMA:
ARYANI NURMANTO
DENIANTO .P
PRISKA N.P
A.KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa genus
plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia, dan splenomegali (Mansjoer 2001 hal 104)
Malaria adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan oleh parasit plasmodium dan
ditularkan oleh sejenis nyamuk anoples (tjay dan raharja, 2000)
Malaria adalah sejanis infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh protozoa spesies
plasmodium yang ditularkan kepada manusia melaluiair liur nyamuk (Corwin, 2000 hal 125)
B. ETIOLOGI
Menurut Harijanto (2000) ada 4 jenis plasmodium yang dapat menyebabkan infeksi yaitu:
a. Plasmodium vivax, merupakan infeksi yang paling sering dan menyebabkan malaria tertian /
vivax ( demam tiap hari ketiga).
b. Plasmodium falciparum, memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang
cukup ganas, mudah resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malariatropika / falcifarum
( demam tiap 24-48 jam)
c. Plasmodium malariae, jarang ditemukan dan menyebabkan malaria quartana (demam tiap hari
keempat)
d. Plasmodium ovale, dijumpai pada daerah afrika dan pasifik barat, di Indonesia dijumpai di nusa
tengga dan irian. Memberikan infeksi paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa
pengobatan, menyebabkan malaria ovale.
C.PATOFISIOLOGI
Daur hidup malaria pada manusia yaitu:
a. Fase seksual
Fase ini terjadi dalam tubuh manusia (skizogoni) dan didalam tubuh nyamuk (sporogoni).Setelah
beberapa siklus sebagian merozoit didalam eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk-bentuk
seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak berkembang, akan mati bila tidak dihisap oleh
nyamuk anopheles betina. Didalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametozit jantan
dan betina menjadi zygote, yang kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang
menjadi ookista. Dalam waktu 3 minggu sporozoit kecil yang memasuki kelenjar ludahnyamuk.
Fase eritrosit dimulai dan merozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk tropozoid.
Proses ini berlanjut menjadi trozoit-skizonmerozoit. Setelah 2-3 generasimerozoid dibentuk ,
sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai
ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas / inkubasi
intrinsic dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai menyadi timbulnya gejala
klinis demam.
b. Fase aseksual
Terjadi didalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit menyengat
manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan sporozoit ke dalam peredaran darah yang untuk
selanjutnya bermukin di sel-sel parenkim hati. Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan 6-9
hari kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu merozoit. Fase didalam hati ini
dinamakan pra-eritrosit primer. Terjadi didalam darah.Sel darah merah berada dalam sirkulasi
lebih kurang dari 120 hari. Sel darah mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20ml
O2 dalam 100ml darah. Eritrosit diproduksi oleh hormone eritopoitin didalam gionjal dan hati.
Sel darah dihancurkan dilimpa yang mana proses penghancuran yang dikeluarkan diproses
kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang dikeluarkan
bersamaan dari usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan
berkembang menjadi troposoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limfa atau
terdiam dihati dan disebut ekso-eritrositer sekunder. Dalam waktu 48-72 jam , sel-sel darah
merah pecah dan merozoit yang dilepaskan dapat memasuki siklus baru. Setiap saat sel darah
merah pecah, penderita merasa kedinginan dan demam.Hal ini disebabkan merosoit dan protein
yang asing yang dipisahkan. Secara garis besar semua jenis plasmodium memiliki siklus
hidupyang sama yaitu tetap sebagian ditubuh manusia (seksual) dan sebagian ditubuh nyamuk.
D.MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang ditemukan pada klien dengan malaria secara umum menurut mansjoer (1999)
antara lain:
E. KOMPLIKASI
a. Malaria otak yaitu penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi bila dibandingkan penyakit malaria
lainnya. Dimulai dari sakit kepala dan rasa ngantuk disusul gangguan kesadaran, kelainan saraf dan
kejang-kejang bersifat fekal atau menyeluruh.
b. Anemia berat: ditandai dengan hematokrit menurun secara mendadak ( kurang lebih 3mg/dl), kadang
disertai edema paru.
c. Edema paru: biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Biasanya disebabkan
kelebihan cairan dan adult respiratory distress syndrome.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan mikroskopis malaria: uji imunoserulogis dan ditemukannya parasit didalam penderita.
c. Pemeriksaan Imunoserulogis
d. Pemeriksaan Biomolekuler.
G. PENGOBATAN
a. Malaria tertiana / kuartana: klorokuin, namun jika resisten perlu ditambahkan mefloquin single dosis
500mg atau klinin 3 dct selama 4-7 hari.
b. Malaria ovale: berikan kinin dan doksikilin ( hari pertama 200mg, lalu 100mg selama 6 hari).
c. Malaria falcifarum: kina 3×650mg selama 7 hari, antibiotic seperti tetrasiklin 4×250mg/ hari selama
7-10 hari, kombinasi sulfodoksin 1000mg dan perimetamin 25mg pertablet dalam dosis tunggal
sebanyak 2-3 tablet.
KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Aktivitas / istirahat
Gejala: keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : takikardi, kelemahan oto dan penurunan kekuatan.
b. Sirkulasi
Tanda : tekanan darah normal atau sedikit menurun, kulit hangat, pucat dan lembab.
c. Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia, mual dan muntah
Tanda ; penurunan berat badan, penurunan massa otot
d. Eliminasi
Gejala : diare atau konstipasi, penurunan pengeluaran urin
Tanda : distensi abdomen
e. Neurosensori
Gejala: sakit kepala, pusing dan pingsan
Tanda: gelisah, ketakutan, disrorentasi, kacau mental.
f. Pernapasan
Tanda: takipneu dengan penurunan kedalaman pernapasan
Gejala: napas pendek pada istirahat dan aktivitas
g. Penyuluhan
Gejala; masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, dan luka traumatic.
2. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan pemecahan sel darah merah
2. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan penigkatan suhu tubuh
3. Gangguan pemenuhan nutrisi/ nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan
muntah.
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan
5. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan kelemahan
6. Resiko dehidrasi berhubungan dengan evaporasi yang berlebihan
7. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.
3. Intervensi keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan pemecahan sel darah merah
Tujuan : suhu kembali normal dalam tiga hari perawatan
Intervensi:
a. Jelaskan pada pasien dan keluarga penyebab hipertermi
R: agar keluarga dan pasien tahu penyebab hipertermi dank lien tidak cemas.
b. Monitor suhu dan nadi
R: untuk menentukan intervensi selanjutnya
c. Beri kompres hangat
R; untuk mempercepat terjadinya penguapan
d. Anjurkan pasien mengenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat
R: untuk member kenyamanan
e. Anjurkan minum air putih yang banyak
R: untuk mengganti cairan yang keluar.
2. Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya peningkatan suhu tubuh.
Tujuan; klien mengatakan tidurnya nyenyak
a. Ciptakan lingkungan yang aman dan tenang menjelang klien tidur
R:memberi situasi yang aman dan nyaman agar klien bias tidur
b. Beri kompres hangat
R;untuk mempercepat penguapan sehingga suhu badan kembali normal
c. Atur posisi senyaman mungkin
R: posisi yang nyaman dapat mempercepat tidur
d. Kolaborasi dengan pemberian antipiuretik jika klien panas
R: untuk menurunkan panas klien.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi/ nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan mual dan muntah.
Tujuan: kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam tiga hari perawatan
Intervensi:
a. Anjurkan klien untuk makan sedikit dan sering
R: meningkatkan intake makanan
b. Sajikan makanan dalam bentuk menarik
R: meningkatkan selera makan klien
c. Hindari makanan yang merangsang mual.
R: untuk mengurangi mual
d. Jaga kebersihan mulut klien
R: mulut yang bersih dapat menigkatkan nafsu makan.
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan: k;ebutuhan sehari- hari klien terpenuhi tanpa bentuan
Intervensi:\
a. Siapkan atau dekatkan perlengkapan klien untuk pemenuhan ADL nya
R: untuk membantu atau memudahkan klien untuk memenuhi ADLnya
b. Berikan bantuan pemenuhan ADL pada klien yang belum mampu
R: membantu pemenuhan ADL klien
c. Dorong klien untuk memenuhi ADL secara mandiri dan bertahap
R:memotifasi klien memenuhi ADLnya secara mandiri.
5. Gangguan personal hygene berhubungan dengan kelemahan
Tujuan: personal hygene klien terpenuhi dalam 3 hari perawatan
Intervensi:
a. Kaji pola kebersihan diri
R: sebagai data dasar dalam melakukan intervensi selanjutnya
b. Bantu klien dalam kebersihan diri
R: mempertahankan rasa nyaman klien
c. Lakukan HE tentang pentingnya perawatan diri dan kebersihan diri
R:meningkatkan pengetahuan dan membuat klien kooperatif.
↓ ↑
↓ ↑ ↓
↓ ↑ ↓
Disel hati plasmodium membelah diri peristaltic usus meningkat intoleransi aktifitas
scra berulang-ulang ↑
↓ masuk ke lambung
Peningkatan metabolisme
↓ ↓
↓ Konstipasi
dehidrasi ↑
1. IDENTITAS
A. BIODATA KLIEN
Nama :Tn”H”
Usia : 54 thn
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Bala, Mengkendek
Suku/ bangsa : Toraja, Indonesia
Status pernikahan : Menikah
Agama : Katolik
Pekerjaan ; Petani
Diagnose medic : Malaria
No. RM : 02-67-76
Tanggal masuk : 7 Mei 2010
Tanggal pengkajian ; 9 Mei 2010
Therapy medic : Infus RL 20 tts/mnt + drip novalgin 1 amp/ 12 jam
Suldox 2×1
Ranitidine 1 amp/ jam/ IV
Antasid 3×1
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama :Ny”A”
Usia ;43thn
Jenis kelamin :Perempuan
Alamat :Mengkendek
Hubungan dengan klien : Istri
2. KELUHAN UTAMA
Demam tinggi
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1 minggu sebelum bawa kerumah sakit, klien demam, menggigil, berkeringat, batuk, mual-mual,
dan muntah.Karena kondisi tersebut keluarga klien memutuskan untuk membawa klien ke
RSUD Lakipadada untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan pada tanggal 7 Mei 2010 pada
pukul 19.30.pada saat dikaji tanggal 9 Mei 2010, klien demam dengan suhu 38,7˚C. Klien
mengatakan selama dirawat klien belum pernah BAB dan mandi.Faktor yang memperberat jika
klien demam dan menggigil, faktor yang memperingan, jika klien tidak demam, klien biasa
beristirahat dengan nyaman.Karena demam yang dialami hilang timbul klien tidak dapat
melakukan aktifitasnya sebagai kepala keluarga.
G1
=LAKI-LAKI
=PEREMPUAN
5. Riwayat spiritual
Klien taat beribadah dan menjalankan ajaran agamanya
Keluarga klien senantiasa mendoakan agar klien cepat sembuh
Tidak ada ritual yang biasa dijalankan
D. Daerah dada
Inspeksi: ukuran anterior-posterior: transversal (1:2), simetris kiri dan kanan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
a. Paru-paru
Inspeksi; gerakan dada mengikuti pernapasan, tidak ada penggunaan otot tambahan
pernapasan.
Palpasi; tidak ada nyeri tekan
Perkusi: resonance
Auskultasi: tidak ada suara nafas tambahan
b. Jantung
Palpasi: tidak ada nyeri dada
Auskultasi; suara jantung
Bunyi jantung :S1: Intercosta 4 dan 5 : “LUP”
S2: Intercosta 1 dan 2 ; “DUP”
E. Daerah Abdomen
Inspeksi; tidak ada edema, perut simetris kiri dan kanan
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: bunyi timpani
F. Ginjal
Inspeksi: BAK lancar
Palpasi: tidak ada nyeri tekan renal
G. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Inspeksi dan palpasi: tidak ada edema, turgor kulit elastis, ada reflex bisep dan trisep,
ROM baik, tidak ada sianosis pada kuku
b. Ekstremitas bawah
Inspeksi dan palpasi: tidak ada edema, turgor kulit elastis, ROM baik, ada reflex patella
H. Daerah genetalia
Inspeksi; tidak adapemasangan kateter
NUTRISI
CAIRAN
ISTIRAHAT TIDUR
PERSONAL HYGIENE
No. RM:02-67-76
ANALISA DATA
(CP 1b)
Nama : Tn”H”
No.RM: 02-67-76
(CP 2)
Nama :Tn”H”
No.RM :02-67-76
(CP 3)
Nama : Tn” H”
No. RM :02-67-76
IMPLEMENTASI
(CP 4 dan 5)
Nama :Tn”H”
No.RM: 02-67-76
P: lanjutkan
intervensi 1,2
3. 20.00 1. Mengkaji kemampuan klien dlm beraktifitas S: Klien
H: klien bisa beraktifitas mengatakan
2. Membantu klien melakukan perawatan diri sesuai Belum mandi
kebutuhan O:klien tanpak
H; klien melakukan sendiri kotor
3. Libatkan keluarga dalam menjagakebersihan diri A:masalah
klien belum teratasi
H: Keluarga mau dilibatkan P: lanjutkan
4. Memberikan HE ttg pentingnya perawatan diri intervensi
H: klien mengerti
11/05/1 1 07.00 1. Mengkaji TTV S: Klien
0 H: S:36,3˚C mengatakan
tidak panas
O: S; 36,3˚C
A; Masalah
teratasi
P: pertahankan
intervensi
2. 09.00 1.Mengkaji pola BAB klien S:klien
H:Klien blm BAB mengatakan sdh
2.Menganjukan klien minum air yg banyak BAB
H;Klien minum banyak air putih O;klien sdh
BAB
A:masalah
teratasi
P:Pertahankan
intervensi
3. 11.10 1. Mengkaji kemampuan klien dlm beraktifitas S: Klien
H: klien bisa beraktifitas mengatakan
2. Membantu klien melakukan perawatan diri sesuai Belum mandi
kebutuhan O:klien tanpak
H; klien melakukan sendiri kotor
3. Libatkan keluarga dalam menjaga kebersihan diri A:masalah
klien belum teratasi
H: Keluarga mau dilibatkan P: lanjutkan
4. Memberikan HE ttg pentingnya perawatan diri intervensi
H: klien mengerti 1,2,3,4
RESUME KEPERAWATAN
(CP 6)
Alamat: mengkendek
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marlyan.E, Rencana Asuhan keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasi
perawatan pasien edisi 3, Jakarta. EGC
Price,Sylvia, patofisiologi. Konsep klinis proses-proses penyakit Edisi 6.Volume 1, 2006, Jakarta. EGC