A.
Pengertian
Malaria adalah penyakit yang bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh sporozoa
genus Plasmodium yang ditandai dengan demam, anemia, splenomegali, dan berupa
gejala yang muncul akibat pengaruhnya pada otak, hati dan ginjal.
B.
Etiologi
Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 species, yaitu Plasmodium vivax,
Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Malaria juga
melibatkan hospes perantara, yaitu manusia maupun vertebra lainnya, dan hospes
definitif, yaitu nyamuk Anopheles.
C.
PATOFISIOLOGI
Dibagi 2 :
1. Fase aseksual, dalam tubuh manusia.
Siklus dimulai ketika anopheles betina nenggigit manusia dan memasukkan
sporozoid yang terdapat pada air liurnya, kedalam darah manusia. Jasat yang
langsing dan lincah ini dalam waktu 30 menit sampai satu jam memasuki sel
parenkim hati dak berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung
ribuan merozoid. Proses ini disebut skitogani eksoeritrosit karena parasit belum
masul kedalam sel darah merah. Lama fase ini berbeda, untuk tiap spesies
plasmodium. Pada akhir fase skizon hati pecah, merozoid keluar, lalu masuk
dalam aliran darah (disebut sporulasi).
Fase eritrosit dimulai saat merozoid dalam darah menyerang sel darah
merah dan membentuk trofozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoid skizon
merozoid. Setelah dua sampai 3 generasi merozoid berubah menjadi bentuk
seksual
2.
MANIFESTASI KLINIS
1. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi)
pada malaria tertiana (P. Vivax dan P. Ovale). Pematangan skizon tiap 48 jam
maka periodisitas demamnya setiap hari ke 3, sedangkan malaria kuartania (P.
Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap
seangan ditandai dengan bebeapa serangan demam periodik. Demam khas malaria
terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit 1 jam), puncak demam (2 6
jam), dan tingkat berkeringat (2 4 jam). Demam akan mereda secara bertahan
karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon
imun.
2. Splenomegali
Merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongeori menghitam
dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang
bertambah.
3. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling kerap adalah
anemia karena P. Falciparum. Anemia disebabkan oleh :
a.
b.
c.
d.
Ikterus
KOMPLIKASI
Penderita malaria dengan komplikasi umumnya digolongkan dengan malaria berat
yang diakibatkan oleh P. Falciparum. Berikut beberapa komplikasinya :
1. Malaria serebral : coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS adalah
kurang dari sebelas yang terjadi 30 menit setelah kejang; yang tidak disebabkan
oleh penyakit lain.
2. Anemia berat, dengan Hb < 5 gr % atau hematokrit < 15 % pada keadaan hitung
parasit > 10000.
3. Gagal ginjal akut, dengan urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau < 12
ml/kg BB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, disertai kreatinin > 3 mg %
4. Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary wedge
pressure menurun. Ditandai dengan pernapasan yang dalam dan cepat yakni > 35
kali/menit.
5. Hipoglikemia : gula darah < 40 mg %. Hal ini disebabkan kebutuhan metabolik
dari parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.
6. Syok ; tekanan sistolik < 70 mmHg ( anak 1-5 tahun < 50 mmHg) yang disertai
keringat dingin dengan perbedaan temperatur kulit-mukosa > 1 derajat C.
7. Pendarahan spontan dari hidung, gusi, GIT, atau disertai kelainan laboratorik
adanya gangguan koagulasi intravaskuler
8. Kejang berulang > 2X/24 jam setelah pendinginan pada hipertermia.
9. Asidemia, ph < 7,25 atau asidosis ( plasma bikarbonat < 15 mmol/L )
10. Makroskopik hemoglobinuri karena infeksi malaria akut
11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh
kapiler pada jaringan otak.
F.
PENATALAKSANAAN
Obat anti malaria terdiri dari 5 macam :
1. Skizontizid jaringan primer yang membasmi parasit praeritrosit, yaitu proguanil,
pirimetamin.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengakajian
a. identitas klien
b. Kaji riwayat kesehatan
c. Riwayat kesehatan dahulu
Panas/dingin, berkeringat/menggigil
Sakit kepala
Demam
Mual, muntah
Pusing
Nyeri epigastrium
Poliuria
Diare
e. Pemeriksaan fisik
sianosis, pucat
kulit kering
muka merah
hipertermi, suhu 40 C
delirium
anemia
ikterik
nadi cepat
hipotensi
diuresis
respirasi meningkat
malaise
f. Pemeriksaan diagnotik
asidemia pH <7,25
hematokrit <15%
LED meningkat
Urinalisis (hemoglobinuria)
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang muncul
a. Kekurangan volume cairan
b. Kekurangan nutrisi
c. Risiko cidera
d. Gangguan rasa nyaman
Analisa masalah keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b.d hipertermia, mual-muntah
DS :
DO :
hipertermi suhu 40 C
diuresis
poliuria
hematokrit <15%
nadi cepat/takikardi
DO :
delirium
ikterik
hipoglikemi
sianosis, pucat
malaise
hb menurun
DO :
demam, suhu 40 C
nadi cepat/takikardi
respirasi meningkat
diuresis
malaise
delirium
DO :
sianosis, pucat
delirium
anemia
hipoglikemia
hipotensi
hipertermi
malaise
Rencana keperawatan
1. kekurangan volume cairan b.d hipertermi, mual-muntah
N
o
1
Rasional
suhu/demam suhu/memanjangnya
memanjang, takikardi
demam
cairan
melalui
sistemik
Indikator langsung keadekuatan
volume
cairan,
meskipun
masukukan oral
Pantau masukan dan haluaran, catat Memberikan informasi tentang
warna,
karakter
kelembaban
urin.
cairan.
cairan,
kebutuhan
menurunkan
dasar
risiko
dehidrasi
6
Kolaborasi
Beri obat sesuai indikasi
Rasional
Membantu mengidentifikasi
defisiensi makanan, kondisi fisik
mual
Membran mukosa menjadi kering
Kolaborasi
Awasi pemeriksaan labor, albumin
Rasional
Dapat menunjukan anemia untuk
perilaku
respon perilaku
Anemia menurunkan oksigenasi
istirahat
Batasi contoh vaskuler,
dan istirahat
Pengambilan contoh darah
bila mungkin
Kolaborasi
Berikan obat sesuai indikasi,
anemia
anemia