Anda di halaman 1dari 30

KAJIAN

PENYAKIT TROPIS

Pengajar : Devi Mediarti


Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme spt :
 Bakteri.
 Virus.
 Jamur.
 Parasit (rickettsia)

Akan ditinjau beberapa hal penting pd penyakit


infeksi
1. Mikroorganisme yg masuk ke dlm tbh.
2. Reaksi tbh thd mikroorganisme tsb.
3. Sifat umum penyakit tsb, membedakan kerusakan-
kerusakan oleh sebab lain.

Gejala klinik penyakit akan timbul :


bila terjadi kerusakan anatomik dan fungsionil tubuh.
DHF ( Dengue Haemoragic Fever )
Infeksi akut yang disebabkan oleh Arbovirus
(arthropodborn virus) dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albopictus.
Empat gejala klinis utama yaitu demam yang
tinggi, manifestasi perdarahan,
hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan
sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindroma
renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran
plasma yang dapat menyebabkan kematian
KLASIFIKASI.
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya
menjadi 4 golongan, yaitu :
1.  Derajat I.
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji
tourniquet positif.
2.  Derajat II.
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan
seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
3.   Derajat III.
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan
cepat (>120x/mnt),  tekanan nadi sempit ( ≤ 20 mmHg ), tekanan darah
menurun, (120/80 → 120/100 → 120/110 → 90/70 → 80/70 → 80/0 →
0/0 ).
4.   Derajat IV.
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung ≥ 140x/mnt),
anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
PEMERIKSAAN PENUNJANG.

1.   HB, Hematokrit / PCV meningkat sama atau lebih dari 20 %.


Normal : PCV / Hm = 3 x Hb.
Nilai normal    :           - HB                =          L : 12,0 – 16,8 g/dl.

                                                                              P : 11,0 – 15,5 g/dl.

-    PCV /Hm     =          L : 35 – 48 %.

                                                                              P : 34 – 45 %.

2.   Trombosit menurun £ 100.000 / mm3.


Nilai normal    :           L          : 150.000 – 400.000/mm3.
P          : 150.000 – 430.000/mm3.

3.   Leucopenia, kadang-kadang Leucositosis ringan.


Nilai normal    :           L/P      : 4.600 – 11.400/mm3.
4.   Waktu perdarahan memanjang.
Nilai normal    :           1 – 5 menit.
5.   Waktu protombin memanjang.
Nilai normal    :           10 – 14 detik.
 PENATALAKSANAAN.
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
1. Tirah baring atau istirahat baring.
2. Diet makan lunak.
3. Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan
beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting
bagi penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan
cairan yang paling sering digunakan.
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari..
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
10. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-
tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
11. Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam
World Health Organization (WHO)  adalah penyakit
yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium)
yang masuk ke dalam tubuh manusia yang ditularkan
oleh nyamuk malaria (Anopheles  spp) betina. 

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang


mempengaruhi angka kematian bayi, anak, dan ibu
melahirkan, serta dapat menurunkan produktivitas
tenaga kerja.
Jenis-jenis Malaria
 Malaria tropika/ falciparum malaria tropika
merupakan bentuk yang paling berat, ditandai
dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali,
parasitemia yang banyak dan sering terjadi
komplikasi. Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika
menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh
Plasmodium falciparum. Plasmodium ini berupa
Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter
eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies
yang memiliki 2 kromatin inti (Double Chromatin).
Malaria Kwartana (Plasmoduim Malariae)
 Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit

yang serupa dengan Plasmoduim vivax, lebih


kecil dan sitoplasmanya lebih kompak/ lebih
biru. Tropozoit matur mempunyai granula
coklat tua sampai hitam dan kadang-kadang
mengumpul sampai membentuk pita. Skizon
Plasmodium malariae mempunyai 8-10
merozoit yang tersusun seperti kelopak bunga/
rossete. Bentuk gametosit sangat mirip dengan
Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.
Malaria Tersiana (Plasmodium Ovale)
Bentuknya mirip Plasmodium malariae, skizonnya
hanya mempunyai 8 merozoit dengan masa pigmen
hitam di tengah. Karakteristik yang dapat di pakai
untuk identifikasi adalah bentuk eritrosit yang
terinfeksi Plasmodium Ovale biasanya oval atau
ireguler dan fibriated. Malaria ovale merupakan
bentuk yang paling ringan dari semua malaria
disebabkan oleh Plasmodium ovale. Masa inkubasi
11-16 hari, walau pun periode laten sampai 4 tahun.
Serangan paroksismal 3-4 hari dan jarang terjadi
lebih dari 10 kali walau pun tanpa terapi dan terjadi
pada malam hari.
Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax)
Biasanya menginfeksi eritrosit muda yang
diameternya lebih besar dari eritrosit normal.
Bentuknya mirip dengan plasmodium
Falcifarum, namun seiring dengan maturasi,
tropozoit vivax berubah menjadi amoeboid.
Terdiri dari 12-24 merozoit ovale dan pigmen
kuning tengguli. Gametosit berbentuk oval
hampir memenuhi seluruh eritrosit, kromatinin
eksentris, pigmen kuning
Dasar data pengkajian :
Aktivitas/ istirahat
Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum.

Tanda  : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.

Sirkulasi
Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer  

  kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis

  (diaphoresis) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso


  kontriksi), hipovolemia,penurunan aliran darah.

Eliminasi
Gejela  : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine
Tanda  : Distensi abdomen.

Makanan dan cairan


Gejala : Anoreksia mual dan muntah

Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan  

  Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi


  urine.

Neuro sensori
Gejala  : Sakit kepala, pusing dan pingsan.

Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau

  koma.
Pernapasan.
 Tanda : Tackipnea dengan penurunan

kedalaman pernapasan.
 Gejala  : Napas pendek pada istirahat dan

aktivitas.
Penyuluhan/ pembelajaran
 Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya

hati, ginjal, keracunan


  alkohol, riwayat splenektomi, baru saja
menjalani operasi/ prosedur invasif, luka
traumatik.
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan
malaria 
berdasarkan dari tanda dan gejala yang timbul dapat diuraikan seperti dibawah ini:

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan


makanan yang tidak adekuat ; anorexia; mual/muntah
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem

kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasive.


Hipertermia berhubungan dengan perubahan pada regulasi temperatur.

Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen dan nutrisi dari kebutuhan.


Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.

Kurang pengetahuan, mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat


kesalahan interprestasi informasi, keterbatasan kognitif.
TYPHOID
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang
menimbulkan gejala-gejala sistemik yang
disebabkan oleh salmonella typhosa,
salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara
pecal, oral melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi
Tanda dan Gejala
Masa tunas typhoid 10 – 14 hari
Minggu I

Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore


hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam,
nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk,
epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut.
Minggu II

Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam,


bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya
hiperemi), hepatomegali, meteorismus, penurunan
kesadaran.
Pemeriksaan Laboratorium :
Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan
antibodi (aglutinin).
Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O

(berasal dari tubuh kuman).


Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H

(berasal dari flagel kuman).


Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi

(berasal dari simpai kuman).


SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali
meningkat tetapi dapat kembali normal setelah
sembuhnya typhoid.
Perawatan
Pasien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari
untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya

tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.


Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.

Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.

Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.

Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam

selama 7 hari.
Pengobatan
Klorampenikol

Tiampenikol

Kotrimoxazol

Amoxilin dan ampicillin


FILARIASIS
Disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan
oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini
bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak
mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan
cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan
dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-
laki
Penyebab
Filariasis disebabkan oleh cacing filarial yang
menyerupai benang yang hidup didalam tubuh manusia.
  Cacing ini dapat bertahan hidup selama 4-6 tahun

dalam kelenjar getah bening ( bagian tubuh yang


melindungi kita dari penyakit)
 Cacing ini berkembang biak di dalam tubuh dan

menghasilkan jutaan anak cacing yang beredar dalam


darah.
 Filariaais disebabkan oleh tiga jenis cacing filarial

yaitu : Wuchereria Bancrofli, Brugia Malayi dan


Brugia Tintori.
Cara penularan
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila
orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang
mengandung larva stadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut mendapat cacing
filarial kecil ( mikrofilaria ) sewaktu menghisap darah penderita
mengandung microfilaria atau binatang reservoir yang mengandung
microfilaria. Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini melalui dua
tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vector ) dan tahap
kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.
Filariasis di tularkan dari seseorang yang dalam darahnya terdapat

anak cacing (microfilaria) kepada orang lain melalui gigitan nyamuk.


Orang tersebut mungkin menjadi sakit mungkin juga tidak.
 Pada waktu nyamuk menghisap darah microfilaria akan terhisah dan

masuk kedalam badan nyamuk.


Dalam 1 sampai 2 minggu kemudian mukrofilaris berubah menjadi

larva dan  dapat ditularkan kepada orang lain sewaktu nyamuk


menggigitnya.
Daur Penularan Filaria Gejala klinis Filariais Akut :
1. Demam berulang-ulang selama 3 - 5 hari, Demam dapat hilang
bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat
2.Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah
lipatan paha, ketiap (lymphadenitis) yang tampak kemerahan,
panas dan sakit ;
3. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan
sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah
ujung (retrograde lymphangitis) ;
4.Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar
getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah ;
5. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat
agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema).
6.Gejala klinis yang kronis ; berupa pembesaran yang menetap
(elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar
(elephantiasis skroti).
Diagnosis
 Filariasis dapat ditegakkan secara Klinis ;

yaitu bila seseorang tersangka Filariasis


ditemukan tanda-tanda dan gejala akut
ataupun kronis ; dengan pemeriksaan darah
jari yang dilakukan mulai pukul 20.00 malam
waktu setempat, seseorang dinyatakan sebagai
penderita Filariasis, apabila dalam sediaan
darah tebal ditemukan mikrofilaria.
Pengobatan    
 Secara massal dilakukan didaeah endemis dengan

menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate


(DEC) dikombinasikan dengan Albenzol sekali
setahun selama 5 - 10 tahun, untuk mencegah reaksi
samping seperti demam, diberikan Parasetamol ; dosis
obat untuk sekali minum adalah, DEC 6 mg/kg/berat
badan, Albenzol 400 mg albenzol (1 tablet ) ;
pengobatan missal dihentikan apabila Mf rate sudah
mencapai < 1 % ; secara individual / selektif;
dilakukan pada kasus klinis, baik stadium dini maupun
stadium lanjut, jenis dan obat tergantung dari keadaan
kasus.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai