Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan plasmodium yang hidup dan berkembang biak
dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui
gigitan nyamuk anopheles. Malaria merupakan salah satu penyakit yang
tersebar di beberapa wilayah di dunia, di Indonesia Malaria merupakan
masalah penyakit endemik khususnya bagian timur.
Malaria disebabkan oleh parasit dari genus plasmodium. Ada empat jenis
plasmodium yang dapat menyebabkan malaria, yaitu plasmodium falciparum
dengan masa inkubasi 7-14 hari, plasmodium vivax dengan masa inkubasi 8-
14 hari, plasmodium oval dengan masa inkubasi 8-14 hari, dan plasmodium
malaria dengan masa inkubasi 7-30 hari. Parasit-parasit tersebut ditularkan
pada manusia melalui gigitan seekor nyamuk dari genus anopheles.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa Definisi Penyakit Malaria?
b. Apa Etiologi Penyakit Malaria?
c. Bagaimana Patofisiologi Penyakit Malaria?
d. Bagaimana Gejala Klinis Penyakit Malaria?
e. Bagaimana Pencegahan Penyakit Malaria?
f. Bagaimana Hasil Data Penyakit Malaria di Indonesia?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum

Setelah dibuatnya makalah ini diharapkan kita mampu mengetahui dan


memahami tentang penyakit malaria.

1
B. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Definisi Penyakit Malaria
b. Mengetahui Etiologi Penyakit Malaria
c. Mengetahui Patofisiologi Penyakit Malaria
d. Mengetahui Gejala Klinis Penyakit Malaria
e. Mengetahui Pencegahan Penyakit Malaria
f. Mengetahui Data Penyakit Malaria di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Malaria


Malaria adalah infeksi penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles dan dan berkembang biak di dalam sel
darah manusia. Secara global, penyebarannya sangat luas yaitu di wilayah antara
garis bujur 60° di utara dan 40° di selatan, meliputi lebih dari 100 negara beriklim
tropis dan sub tropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sckitar
2,3 miliar atau 41% dari penduduk dunia.

2.2 Etiologi Malaria


Etiologi Penyakit malaria ini disebabkan oleh parasit plasmodium. Species
plasmodium pada manusia adalah :

1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika.


2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana.
3. Plasmodium malariae, penyebab malaria malariae (quartana)
4. Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale.

Kini plasmodium knowlesi yang selama ini dikenal hanya ada pada
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), ditemukan pula ditubuh manusia.
Penelitian sebuah tim internasional yang dimuat jurnal Clinical Infectious
Diseases memaparkan hasil tes pada 150 pasien malaria di rumah sakit Serawak,
Malaysia, Juli 2006 sampai Januari 2008, menunjukkan, dua pertiga kasus malaria
disebabkan infeksi plasmodium knowlesi Plasmodium falciparum merupakan
penyebab infeksi yang berat dan bahkan dapat menimbukan suatu variasi
manisfestasi-manifestasi akut dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan
kematian. Seorang dapat menginfeksi lebih dari satu jenis plasmodium, dikenal
sebagai infeksi campuran / majemuk (mixed infection). Pada umumnya lebih
banyak dijumpai dua jenis plasmodium, yaitu campuran antara plasmodium
falciparum dan plasmodium vivax atau plasmodium malariae. Kadangkadang
dijumpai tiga jenis plasmodium sekaligus, meskipun hal ini jarang terjadi. Infeksi

3
campuran biasanya terdapat di daerah dengan angka penualaran tinggi. Nyamuk
anophelini berperan sebagai vektor penyakit malaria.

2.3 Patofisiologis Malaria


Patofisiologi Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang
mengandung parasit. Demam mulai timbul bersamaan pecahnya skizon darah
yang mengeluarkan macam-macam antigen. Antigen ini akan merangsang
makrofag, monosit atau limfosit yang selanjutnya menjadi sporozoit ini bersifat
infektif dan siap ditularkan ke manusia.

Masa inkubasi yaitu rentan waktu sejak sporozoit masuk sampai


timbulnya gejala klinik yang ditandai denagan demam. Masa inkubasi bervariasi
tergantung species plasmodium mengeluarkan berbagai macam sitokin,
diantaranya Tumor Necrosis Factor (TNF). TNF akan dibawa aliran darah ke
hipothalamus, yang merupakan pusat pengatur suhu tubuh manusia. Sebagai
akibat demam terjadi vasodilasi perifer yang mungkin disebabkan oleh bahan
vasoaktif yang diproduksi oleh parasit.Limpa merupakan organ retikuloendotelial.
Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadi peningkatan jumlah eritrosit yang
terinfeksi parasit, teraktifasinya sistem retikuloendotelial untuk memfagositosis
eritrosit yang terinfeksi parasit dan sisa eritrsit akibat hemolisis. Anemia terutama
disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan fagositosis oleh sistem retikuloendotetial.
Hebatnya hemolisis tergantung pada jenis plasmodium dan status imunitas
penjamu. Anemia juga disebabkan oleh hemolisis autoimun, sekuentrasi oleh
limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun yang normal dan gangguan
eritropoisis. Hiperglikemi dan hiperbilirubinemia sering terjadi. Hemoglobinuria
dan Hemoglobinemia dijumpai bila hemolisis berat. Kelainan patologik pembuluh
darah kapiler pada malaria tropika, disebabkan kartena sel darah merah terinfeksi
menjadi kaku dan lengket, perjalanannya dalam kapiler terganggu sehingga
melekat pada endotel kapiler karena terdapat penonjolan membran eritrosit.
Setelah terjadi penumpukan sel dan bahan-bahan pecahan sel maka aliran kapiler
terhambat dan timbul hipoksia jaringan, terjadi gangguan pada integritas kapiler
dan dapat terjadi perembesan cairan bukan perdarahan kejaringan sekitarnya dan
dapat menimbulkan malaria cerebral, edema paru, gagal ginjal dan malobsorsi
usus.

4
2.4 Gejala Klinis
Gejala malaria terjadi dari beberapa serangan demam dengan interval
tertentu (disebut peroksisme), diselingi oleh suatu periode yang penderitanya
bebas sama sekali dari demam (di sebut periode laten). Gejala yang khas tersebut
biasanya ditemukan pada penderita non imun. Sebelum timbulnya demam,
biasanya penderita merasa lemah, mengeluh sakit kepala, kehilangan nafsu
makan, merasa mual di ulu hati, atau muntah (semua gejala awal disebut gejala
prodolmal). Beberapa pasien kadang mengeluh nyeri dada, batuk, nteri perut,
nyeri sendi dan diare. Sakit biasanya berkembang menjadi panas dingin berat
dihubungkan dengan panas hebat disertai takikardi, mual, pusing, orthostatis dan
lemas berat. Dalam beberapa jam mereda, pasien berkeringat dan sangat lelah.
Pada penderita anak, kenaikan panas badan cendrung lebih tinggi sering disertai
dengan muntah-muntah dan berkeringat. Anak-anak yang mempunyai lebih
sedikit kekebalan kadang-kadang juga dapat menderita demam, nyeri sendi, sakit
kepala. Paroksisme demam pada malaria mempunyai interval tertentu, ditentukan
oleh waktu yang diperlukan oleh siklus aseksual/sizogoni darah untuk
menghasilkan sizon yang matang, yang sangat dipengaruhi oleh spesiec
plasmodium yang menginfeksi.

Diagnosis Diagnosis malaria dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan


laboratorium (mikroskopik, tes diagnostik cepat) dan tanpa pemeksaan
laboratorium. Sampai saat ini diagnosis pasti malaria berdasarkan ditemukanya
prasit dalam sendian darah secara miskrokopik. Kasus malaria yang didiagonis
hanya berdasarkan gejala dan tanda klinis disebut kasus tersangka malaria atau
malaria klinis.

Anamnesis Keluhan Utama :

 deman ,mengilgil,dan dapat disertai sakit kepala,mual,


 Muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal
 Riwayat tinggal di daerah endemic malaria
 Riwayat sakit malaria
 Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir
 Riwayat mendapat tranfusi darah

5
 Riwayar berkunjung kedaerah endemic malaria
Untuk penderita tersangka malaria berat,dapat disertai satu atau lebih gejala
berikut :
 Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.
 Kelemahan umum (tidak bisa duduk/bediri).
 Kejang-kejang, Panas sangat tinggi .
 Mata atau tubuh kuning .
 Pendarahan gusi, hidung atau saluran cerna.
 Nafas cepat dan atau sesak nafas .
 Muntah terus menerus .
 Tidak dapat makan dan minum .
 Warna air seni seperti teh tua.
 Jumlah air seni kurang (oliguria )sampai tidak ada (anuria )
 Telapak tangan sangat pucat
Pemeriksaan Fisik
 Deman (peraan atau pengukuran dengan thermometer )
 Pucat pada kojugtiva palpebra atau telapak tangan .
 Pembesaran limpa (splenomegali).
 Pembesaraan hati (hepatomegali).
 Pada tersangka malaria berat dapat ditemukan satu atau lebih tanda
klinis Berikut ; Temperatur aksila >40 C.
 Tekanaan darah sistolik 35 x per menit pada orang dewasa atau 40
x per menit pada balita, anak dibawah 1 tahun > 50 x per menit.
 Penurunan derajat kesadaran
 Manifesstasi perdarahan (petekie, purpura, hematom).
 Tanda dehidrasi (mata cekung, tugor dan elastisitas kulit berkurang,
bibir kering, produksi air seni kurang).
 Tanda-tanda anemia berat (konjuntiva pucat, telapak tangan pucat,
lidah pucat). Terlihat mata kuning/ ikterik.
 Adanya ronki pada kedua paru.
 Pembesaran limpa dan atau hepar.

6
 Gagal ginjal ditandai dengan oliguria sampai dengan anuria.
 Gejala neurologi (kaku kuduk, reflek patologi)

2.5 Pencegahan Malaria


Penyakit dapat dicegah dengan melakukan pemotongan rantai penularan
dengan cara :

a. Mencegah gigitan vector


 Membunuh nyamuk dengan insektisida.
 Tidur dengan mengunakan kelambu.
 Menghilangkan kesempatan nyamuk berkembang biak.
b. Kemoprofolaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria,
dan apabila terinfeksi gejala klinisnya tidak berat.

2.6 Data Hasil Penyakit Malaria di Indonesia


Sejak tahun 2000 kematian akibat malaria secara global telah menurun
sekitar 60%, dimana 65% terjadi pada anak usia Balita. Sekitar 3,2 Milyar
penduduk (setengah dari populasi dunia) tinggal di daerah berisiko tertular
malaria. Pada tahun 2015, diperkirakan terdapat 214 juta kasus malaria, dimana
400 ribu kasus diantaranya menjadi penyebab kematian. Di Indonesia sendiri
terdapat 417.819 kasus positif malaria pada tahun 2012 dan menurun hampir
setengahnya pada tahun 2016 menjadi 218.450 kasus. Indonesia mengalami
kemajuan dalam pemberantasan malaria, terlihat bahwa dari total 258,9 juta
penduduk Indonesia pada tahun 2016 sejumlah 178,7 juta penduduk (69%) telah
hidup di daerah bebas penularan malaria, namun masih terdapat 16,5 juta
penduduk tinggal di daerah risiko tinggi dan sedang. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya terjadi peningkatan persentasi, seiring dengan jumlah daerah
kabupaten/kota yang telah mencapai eliminasi pada tahun 2016 sebanyak 247
kab/kota. Berikut adalah jumlah kab/kota dan penduduk yang tinggal di daerah
endemis dan bebas penularan.

7
8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Malaria adalah infeksi penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles dan dan berkembang biak di dalam sel
darah manusia. Ada empat jenis plasmodium yang dapat menyebabkan malaria,
yaitu plasmodium falciparum dengan masa inkubasi 7-14 hari, plasmodium vivax
dengan masa inkubasi 8-14 hari, plasmodium oval dengan masa inkubasi 8-14
hari, dan plasmodium malaria dengan masa inkubasi 7-30 hari. Parasit-parasit
tersebut ditularkan pada manusia melalui gigitan seekor nyamuk dari genus
anopheles. Secara global, penyebarannya sangat luas yaitu di wilayah antara garis
bujur 60° di utara dan 40° di selatan, meliputi lebih dari 100 negara beriklim
tropis dan sub tropis.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator/article/viewFile/
2965/2150

http://eprints.undip.ac.id/29789/2/4_pendahuluan.pdf

www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/download/3469/3231

https://yuesuf.wordpress.com/2013/04/16/makalah-penyakit-malaria/

11

Anda mungkin juga menyukai